Laporan Pendahuluan
A. PENGERTIAN.
Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan
parsialkarbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg. Kondisi ini terjadi akibat tidak
adekuatnya ekskresi CO2 dengan tidak adekuatnya ventilasi sehingga mengakibatkan kenaikan
B. KLASIFIKASI.
Terjadi jika komponen ginjal belum berjalan dan HCO3- masih dalam keadaan normal.Seperti
pada edema pulmonal akut, aspirasi benda asing, atelektasis, pneumutorak, syndrome tidur
apnea, pemberian oksigen pada pasien hiperkapnea kronis (kelebihan CO2 dalam darah), ARSP.
2. Asidosis Respiratorik Kronis.Jika kompensasi ginjal telah berjalan dan HCO3- telah
meningkat.Terjadi pada penyakit pulmunari seperti emfisema kronis dan bronchitis, apnea
tidur obstruktif.
C. ETIOLOGI.
e. Pneumotorak.
Metabolic.
D. MANIFESTASI KLINIS.
Tanda-Tanda Klinis Berubah-Ubah Pada Asidosis Respiratorik Akut Dan Kronis Yaitu:
1. Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat menyebabkan peningkatan frekuensi
nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust piker, dan perasaan penat pada
kepala.
2. Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai 60 mmHg atau lebih mengakibatkan :
3. juga menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis (flapping tremor)
darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial dan dapat
kompensatori dan berpindah kedalam sel, sehingga menyebabkan kalsium keluar dari sel.
E. PATOFISIOLOGI.
Gangguan pertukaran gas gas berhubungan dengan retensi CO2,penurunan asupan oksigen
hipoventilasi.
Pola napas tidak efektif yg berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal peningkatan pH
sel miokard
Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhunbungan dengan peningakatan akut
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Analisa gas darah memperlihatkan PaCO2 meningkat, lebih besar dari 45 mmHg (karena
2. Untuk asidosis yang berlangsung lebih dari 24 jam, maka kadar bikordinat plasma akan
meningkat, lebih dari 26 mEa/e, yang mencerminkan kenyataan bahwa ginjal sedang
3. Apabila kompensasi ginjal berhasil, maka PH plasma akan rendah, tetapi berada pada rentang
12. Pemeriksaan EKG : untuk mengidentifikasi segala keterlibatan jantung sebagai akibat PPOK.
H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Perawat
1) Pengubahan posisi dengan kepala tempat tidur keatas atau posisi pasien dalam posisi semi
2) Latih untuk nafas dalam dengan ekspirasi memanjang (meningkatkan ekshalosi CO2).
4) Hidrasi yang adekuat (2-3e/hari) diindikasikan untuk menjaga membrane mukosa tetap
5) Kadar O2 yang tinggi (750%) aman diberikan pada pasien selama 1-2 hari bilamana tidak ada
6) Ventilasi mekanik, mungkin diperlukan jika terjadi krisis untuk memperbaiki ventilasi
pulmonary.
7) Pemantauan gas darah arteri secara ketat selama perawatan untuk mendeteksi tanda-tanda
2. Penatalaksanaan medis
membantu menurunkan spasme bronchial, dan antibiotic yang digunakan untuk infeksi
pernafasan.
A. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
1) No. Register :
2) Nama : Ny.Cinthia
3) Jenis kelamin: Perempuan
4) Umur : 35th
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : wiraswasta
8) Agama : islam
9) Alamat : sugio_lamongan
b. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
6) Upaya mengatasi
1) Riwayat pemakaian jenis obat ………………… jumlah dosis ………… jumlah dosis terakhir …………
pemakainnya …………..
2) Riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit yang pernah dialami,
3) Lain-lain….
(penyakit dari salah seorang anggota keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien saat
ini).
e) Pola/kebiasaan
1) Pola nutrisi
· Diet khusus/suplemen :
· Nafsu makan :
2) Pola minum : -
5) Kesukaran menelan :
f) Pola eliminasi
g) Pola aktivitas
1) Pekerjaan : ibu rumah tangga
2) Jam kerja :_
h) Personal hygiene
1) Mandi : -
2) Berpakaian : -
3) Rambut : -
5) Kuku : -
i) Pola persepsi
j) Pola istirahat
1) Pekerjaan : pegawai
2) Status pekerjaan : -
3) Kemampuan bekerja : -
2) Kebutuhan rohani : -
2. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : kelelahan
b. Sirkulasi
1) Tanda : hipotensi
2) Nadi kuat, kulit hangat berkenaan dengan hivopentilasi menunjukkan vase dilatasi (asidosisi
berat)
3) Takikardia, sianosis.
c. Makanan/cairan
d. Neurosensori
e. Pernapasan
2) Tanda : peningkatan upaya pernapasan dengan pernapasan cuping hidung atau menguap
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
2. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal, peningkatan
pH sel-sel miokardium.
3. Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan peningkatan akut PaCO 2,
Rencana intervensi keperawatan pada klien adalah klien tidak mengalami gangguan gas,
tidak terjadi peningkatan TIK, tidak ada perubahan napas, dan perfusi jaringan optimal
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi CO2, penurunan asupan oksigen,
Tujuan : dalam waktu 1/24 jam setelah diberikan, gangguan pertukaran gas tidak terjadi
Intervensi Rasional
Kaji klien yang dicurigai mengalami Tujuan penanganan asidosis respiratorik akut adalah
mendasarinya
Istirahatkan klien dengan posisi Posisi fowler akan meningkatkan ekspansi paru
fowler optimal.
krisis.
berada di ruangan.
kesadaran, catat sianosis serta yang sehat dapat menggangu oksigenasi organ vital
hipoksemia
mendapat intervensi.
Pola napas tidak efektif yang berhubunagn dengan gangguan konduksi elektrikal,
Intervensi Rasional
dekompensasi jantung.
cairan.
Istirahatkan klien dengan posisi Posisi fowler akan meningkatkan ekspansi paru
elektrolit kalium.
Penurunan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan peningkatan akut PaCO 2,
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 perfusi jaringan otot dapat tercapai secara optimal.
Intervensi Rasional
Baringkan klien (bed rest) total Perubahan pada tekanan intrakranial akan dapat
dengan posisi tidur terlentang tanpa menyebabkan risiko terjadinya herniasi otak.
bantal.
dengan GCS.
nadi, suhu, respirasi, dan hati-hati mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik
untuk mengeluarkan napas apabila sewaktu bergerak atau mengubah posisi dapat
tidur.
Anjurkan klien untuk menghindari Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan
batuk dan mengejan berlebihan. intracranial dan potensial terjadi perdarahan ulang.
hemoragik/perdarahan lainnya.
Kolaborasi :
Berikan cairan per infuse dengan Meminimalkan fruktuasi pada beban vascular dan
tanda neurologis.
D. IMPLEMENTASI
5. Mengevaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis serta perubahan warna kulit,
13. Mempertahankan pemasukan total cairan 2.000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskular.
14. Membaringkan klien (bed rest) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
16. Memonitor tanda-tanda vital seperti TD, nadi, suhu, respirasi, dan hati-hati pada hipertensi
sistolik.
Kolaborasi :
1. Dx 1 :
d. Pemeriksaan gas arteri pH 7,40 ± 0,005 : HCO3 24 ± 2 mEq/L, dan PaCO2 40 mmHg
2. Dx 3 :
a. klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal 16-20 kali/menit respons batuk
berkurang.
3. Dx 4 :
a. klien tidak gelisah; tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang, GCS 4,5,6; pupil isokor;
b. Tanda-tanda vital normal (nadi : 60-100 kali per menit, suhu : 36-36,7o C, pernapasan 16-
20 kali permenit),
c. serta klien tidak mengalami deficit neurologis seperti lemas, agitasi, iritabel, hirefleksia,
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Ed. 8.
Jakarta:EGC
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
McCloskey, J.C., Bulechek, G.M., Resenberg, M.T,. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC),
Mutaqqin, Arif. 2009, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular
hhtp://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/02/0001-asidosis-respiratorik.pdf