Anda di halaman 1dari 6

Pengertian asam dan basa

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut sebagai donor
proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor
proton). Sedangkan Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen.

Pengertian keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi setara
dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam
pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada
tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah.

Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia
mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat
berjalan optimal.

Kelainan keseimbangan asam basa

Terdapat 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis. Asidosis adalah
suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa)
dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu
banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya
pH darah. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada
penyebab utamanya.

Penyebab Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. asidosis respiratorik terjadi ketika tubuh hanya dapat membuang sedikit CO2. Asidosis respiratorik
dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berlangsung dalam jangka panjang (kronis). Sejumlah kondisi
yang bisa memicu asidosis respiratorik akut adalah

Gagal jantung

Asma

Penyakit paru obstruktif kronis

Gangguan pada sistem saraf dan otot, misalnya myasthenia gravis, sindrom Guillain-Barré, atau distrofi
otot

Gangguan pada sistem saraf atau kelemahan pada otot pernapasan akibat penggunaan obat- obatan
tertentu
Sedangkan asidosis respiratorik kronis umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi berikut : Penyakit

paru-paru, seperti asma, pneumonia, dan emfisema

Penyumbatan pada saluran pernapasan Sleep

apnea

Obesity hypoventilation syndrome (OHS)

Kelainan pada sistem otot dan saraf, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS)

2. Asidosis metabolik

Asidosis metabolik terjadi ketika ginjal hanya mampu membuang sedikit asam melalui urine. Asidosis
metabolik terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

 Asidosis ketodiabetik atau diabetic ketoacidosis

Asidosis ketodiabetik terjadi ketika kandungan keton yang bersifat asam meningkat dalam darah
akibat tubuh kekurangan insulin.

 Asidosis hiperkloremik

Asidosis hiperkloremik disebabkan oleh kurangnya kadar natrium bikarbonat dalam tubuh akibat
diare

 Asidosis laktat

Asidosis laktat terjadi ketika tubuh kelebihan asam laktat. Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi minuman
beralkohol.

3. Alkalosis respiratorik

Alkalosis respiratorik umumnya disebabkan oleh hiperventilasi, yaitu kondisi ketika seseorang
bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam. Akibatnya, CO2 akan banyak terhirup dan masuk ke dalam
aliran darah.

4. Alkalosis metabolik

Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh seseorang kekurangan asam atau kelebihan basa. Gejala

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Asidosis respiratorik

Umumnya asidosis respiratorik kronis tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun pada beberapa kasus,
penderita dapat mengalami hilang ingatan, gangguan tidur, dan perubahan kepribadian. Sedangkan
asidosis respiratorik akut awalnya menimbulkan keluhan sakit kepala,
cemas, gelisah, bingung, dan penglihatan kabur.

2. Asidosis metabolik

Gejala dari asidosis metabolik meliputi:

Pusing Sakit

kepala

Mudah lelah

Mual dan muntah Mudah

mengantuk Hilang nafsu

makan Napas cepat dan

dalam

Detak jantung meningkat

3. Alkalosis respiratorik

Gejala umum alkalosis respiratorik adalah napas yang terlalu cepat atau terlalu dalam (hiperventilasi).
Gejala lain pada alkalosis respiratorik adalah:

Pusing

Kebingungan

Tremor

Kembung Mulut

kering

Kram otot di tangan dan kaki

Kesemutan

Nyeri dada

Sesak napas
4. Alkalosis metabolik

Gejala pada penderita alkalosis metabolik meliputi:

Kulit atau kuku membiru

Napas melambat

Kram dan kejang otot

Linglung

Mudah marah Gangguan

pernapasan

Diagnosis Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Analisa gas darah

Analisa gas darah bertujuan untuk mengukur unsur-unsur yang memengaruhi keseimbangan asam basa,
yaitu:

pH darah

Bikarbonat

Saturasi oksigen

Tekanan parsial oksigen Tekanan

parsial karbondioksida

2. Tes darah metabolik

Tes darah untuk melihat kelainan metabolik dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien melalui
pembuluh darah vena di tangan atau lengan. Selain digunakan untuk mengukur kadar pH darah, tes ini
juga mengukur gula darah, protein, kalsium, dan elektrolit.

3. Pemeriksaan paru-paru

menjalankan tes fungsi paru, seperti spirometri, untuk mengukur jumlah udara yang dihirup dan
dikeluarkan.

4. Tes urine

Selain melalui pemeriksaan sampel darah, gangguan keseimbangan asam basa dapat didiagnosis melalui
tes urine (urinalisis).
Pengobatan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Asidosis respiratorik

Salah satu metode pengobatan pada asidosis respiratorik adalah dengan pemberian obat- obatan,
meliputi:

Antibiotik, untuk mengatasi infeksi

Bronkodilator, untuk melebarkan saluran pernapasan

Diuretik, untuk mengurangi kelebihan cairan di jantung dan paru-paru Kortikosteroid, guna

mengurangi peradangan

2. Asidosis metabolik

Pengobatan asidosis metabolik tergantung pada penyebab yang mendasarinya, di antaranya: Infus natrium

bikarbonat pada asidosis hiperkloremik

Suntik insulin pada penderita asidosis diabetik Pemberian

pengganti cairan tubuh melalui suntik

Detoksifikasi pada asidosis akibat keracunan obat atau alkohol

3. Alkalosis respiratorik

menyarankan pasien menghirup karbondioksida (CO2), yaitu dengan membuang napas ke dalam kantong
kertas, kemudian menghirupnya kembali. Cara tersebut harus diulang hingga beberapa kali untuk
membantu menaikkan kadar CO2 dalam darah.

4. Alkalosis metabolik

Pada sejumlah kasus, dokter dapat memberikan beberapa jenis obat di bawah ini untuk mengatasi
alkalosis metabolik:

Diuretik, seperti acetazolamide atau spironolactone ACE

inhibitor, seperti captopril dan lisinopril Kortikosteroid,

seperti dexamethasone

Pemberian suplemen kalium

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen Pemberian

cairan melalui infus


Pencegahan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

 Pencegahan asidosis respiratorik:

Berhenti merokok untuk mencegah kerusakan paru-paru

Menjaga berat badan ideal, karena berat badan berlebih dapat membuat Anda mengalami gangguan
pernapasan

 Pencegahan asidosis metabolik:

Menjaga cairan tubuh tetap cukup dengan banyakbanyak minum

Mengontrol gula darah untuk mencegah ketoasidosis, bila Anda menderita diabetes melitus Berhenti

mengonsumsi minuman beralkohol untuk mencegah penumpukan asam laktat

 alkalosis dapat dicegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menjalani pola makan yang
sehat. Memilih makanan bergizi dan tinggi kalium dapat membantu mencegah kekurangan
elektrolit. Contoh makanan berkadar kalium tinggi adalah bayam, kacang-kacangan, pisang,
dan wortel.

Anda mungkin juga menyukai