Anda di halaman 1dari 26

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Rahmad Wahyudi
Contoh soal Kasus

• Seorang perempuan usia 38 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan


PPOK. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi
nafas 28x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak pasien menggunakan
otot nafas, hasil pemeriksaan AGD nilai pH 7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2
85 mmHg, HCO3- 22 mEq/L, Spo2 97%.
• Apakah Interpretasi hasil AGD diatas ?
A. Asidosis metabolic terkompensasi
B. Alkalosis Respiratoric
C. Asidosis Respiratoric
D. Alkalosis Metabolic
E. Asidosis Metabolic
Diharapkan Mahasiswa mampu
memahami
• Konsep Keseimbangan Asam Basa
• Gangguan Keseimbangan Asam
Basa
• Mekanisme Pengaturan Asam Basa
• Membaca dan menginterpretasikan
AGD
ASAM DAN BASA

• Asam sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain


(disebut sebagai donor proton).
• Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa
yang dapat menerima proton yang dilepaskan.
• Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang
berionasi dalam air membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion
klorida (CL-)
• asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion
H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).
ASAM DAN BASA

• Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hydrogen,


Sebagai contoh, ion bikarbonat (HCO3-),
• Dikatakan basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion
hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).
• Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa
karena beberapa asam amino yang membangun protein
dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen.
• Protein hemoglobin dalam sel darah merah dan protein dalam
sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang
paling penting
Konsep Keseimbangan Asam
Basa
• Keseimbangan asam basa keadaan dimana
konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi setara
dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan
oleh sel
• Sifat asam basa suatu larutan juga dapat
ditentukan dengan mengukur pH-nya
• Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya
berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
• Keseimbangan asam basa merupakan hal yang
penting bagi tubuh
• Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia
diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal.
• Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2)
dan ginjal berperan dalam pelepasan asam
Prinsip dalam Keseimbangan
Asam Basa
1. Asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35
sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah
yang berperan sebagai komponen asam. CO2 juga
merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya
adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen
basa dan disebut juga sebagai komponen
metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah
komponen asam atau berkurangnya jumlah
komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah
komponen basa atau berkurangnya jumlah
Pengaturan Keseimbangan Asam
Basa
1. Ginjal memainkan peranan kunci dalam
pengaturan-pengaturan ion hydrogen. pengaturan
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler yang
tepat melibatkan jauh lebih banyak daripada
eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal
2. Terdapat juga banyak mekanisme penyangga
asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan
paru-paru yang perlu untuk mempertahankan
konsentrasi ion hidrogen normal dalam cairan
ekstraseluler dan intraseluler.
3. Berbagai mekanisme yang turut membantu
mengatur konsentrasi ion hidrogen, dengan
penekanan khusus pada kontrol sekresi ion
hidrogen ginjal dan reabsorpsi, produksi, dan
Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan
Asam Basa

Sistem Buffer
• penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang
dengan segera bergabung dengan asam atau basa untuk
mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen yang
berlebihan.
• menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer dan
tidak melakukan eliminasi.
• fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan pH
yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic
pada cairan ekstraseluler
Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan
Asam Basa

Sistem Paru
• Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida,
dan karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan
ekstraseluler
• Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2)
merupakan stimulan yang kuat untuk respirasi
• Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat
sehingga menyebabkan eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk
mengurangi kelebihan asam).
• Pada keadaan alkalosis metabolik, frekuensi pernapasan diturunkan, dan
menyebabkan penahanan karbondioksida (untuk meningkatkan beban
asam).
Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan
Asam Basa

Sistem Ginjal
• Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan
reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat.
• Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem
buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion
hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus dengan
bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di
basolateral tubulus.
• Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali
ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus proksimal
adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam
Gangguan Keseimbangan Asam
Basa. ( Asidosis Respiratorik)
• Keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai
akibat dari fungsi paru-paru.
• Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah
• jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun
dan darah menjadi asam.
• Tingginya kadar karbondioksida dalam darah
merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih
dalam.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan pH darah dan pengukuran
karbondioksida dari darah arteri
Gangguan Keseimbangan Asam
Basa. ( Asidosis Metabolik)
• keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
• Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi
asam
• Menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih
dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
• Ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak
asam dalam air kemih
• Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah
dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian
Gangguan Keseimbangan Asam
Basa. ( Alkalosis Respiratorik)
• Keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah
• Pernafasan yang cepat dan dalam disebut
hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah
Gangguan Keseimbangan Asam
Basa. ( Alkalosis Metabolik)
• keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.
• Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam.
• Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah
asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung
• Alkalosis metabolik diatasi dengan
pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium). Pada kasus yang berat, diberikan
amonium klorida secara intravena
Cara Menilai Asam B

• Secara klinis gangguan keseimbangan asam-basa yang


disebabkan karena asam volatile disebut respiratorik
(asidosis/alkalosis respiratorik) dan asam nonvolatile
disebut metabolik (asidosis/alkalosis metabolik).
• Penilaian terhadap gangguan asam-basa respiratorik
didasarkan pada kadar karbondioksida
(PaCO2).Sedangkan untuk gangguan asam-basa
metabolik, terdapat tiga cara penilaian, yaitu dengan
menilai [HCO3-], SBE (standardized base excess), dan
SID (strong ions difference).
1. Ketahui Nilai Normal AGD
2. Tentukan Kondisi pH
Menentukan posisi pH. Nilai normal pH manusia yang sehat
berkisar antara 7.35 – 7.45. Dan harus diingat bahwa dalam
keadaan normal, pH tubuh selalu dalam keadaan seimbang.

•Jika pH dibawah 7.35, berarti asidosis


•Jika pH diatas 7.45, berarti alkalosis
3. Tentukan apakah kondisi tersebut
Respiratorik atau Metabolik
Jika kondisi pH sudah ditentukan, selanjutnya adalah
menentukan apakah kondisi tersebut termasuk kedalam
kondisi Respiratorik atau Metabolik.

paCO2 mengindikasikan kondisi Respiratorik


HCO3 mengindikasikan kondisi Metabolik
4. Ingatlah Aturan ROME
Aturan ROME adalah ;

Respiratorik Opposite (paCO2)


Ketika pH naik, paCO2 turun = Alkalosis
Ketika pH turun, paCO2 naik = Asidosis

Metabolik Equal (HCO3)


Ketika pH naik, HCO3 naik = Alkalosis
Ketika pH turun, HCO3 turun = Asidosis
5. Metode Tic-Tac-Toe
6. Isi dengan AGD yang
diperoleh
Misalkan,
pH: 7.26, paCO2: 32, HCO3: 18
Dengan menggunakan nilai normal AGD yang sudah dibahas
diatas, maka kita bisa menentukan bahwa ;
• pH 7.26 kurang dari normal = Asidosis. Maka simpan pH
dibawah kolom Asidosis
• paCO2 32 kurang dari normal = Alkalosis. Maka simpan
paCO2 dibawah kolom Alkalosis
• HCO3 18 kurang dari normal = Asidosis. Maka simpan HCO3
dibawah kolom Asidosis
7. Ambil Kesimpulan
8. Menentukan Tingkat
Kompesantory
Langkah terakhir dalam cara membaca hasil analisa gas darah
adalah menentukan tingkat kompensasi yang dikenal ada 3
tingkatan, yaitu;
Terkompensasi Penuh – Terkompensasi Sebagian – Tidak
Terkompensasi

Berikut aturannya ;
Jika pH NORMAL, paCO2 dan HCO3 ABNORMAL = Terkompensasi
Penuh
Jika pH ABNORMAL, paCO2 dan HCO3 ABNORMAL = Terkompensasi
Sebagian
Jika pH ABNORMAL, paCO2 atau HCO3 ABNORMAL = Tidak
Terkompensasi

Jadi, hasil analisa diatas bisa kita simpulkan sebagai Asidosis


Metabolik, Terkompensasi Sebagian
Slide Title

Product A Product B
• Feature 1 • Feature 1
• Feature 2 • Feature 2
• Feature 3 • Feature 3

Anda mungkin juga menyukai