Anda di halaman 1dari 25

Jenis – jenis Cairan

Tujuan Terapi Cairan


Mengganti cairan yang hilang

Mengganti kehilangan cairan yang sedang


berlangsung

Mencukupi kebutuhan perhari

Mengoreksi dehidrasi

Mengatasi syok

Mengatasi kelainan akibat terapi lain


Penatalaksanaaan terapi cairan
Kristaloid

RESUSITASI Untuk menghilangkan akut cairan


tubuh
Koloid

Elektrolit

Memelihara keseimbangan cairan


RUMATAN
tubuh dan nutrisi yang diperlukan
oleh tubuh
Cairan
 
Cara memilih cairan
TUJUAN

Resusitasi, rehidrasi, maintenance

ABNORMALITAS
ELEKTROLIT
Lihat komposisi cairan intravena yang akan
diberikan terutama untuk koreksi elektrolit

DISTRIBUSI CAIRAN

Apakah cairan ini akan lebih lama di


intravaskuler atau lebih cepat ke intrasel
Perbedaan Kristaloid dan Koloid
Pemilihan cairan
KRISTALOID
Komponen dari kristaloid ini adalah elektrolit
kalium, natrium dan klorida

Karakteristik Kristaloid ditandai dengan


pengaruhnya terhadap status asam basa

Cairan kristaloid dapat digunakan sebagai terapi


cairan perawatan maupun cairan pengganti

Keuntungan dari kristaloid diantarannya murah,


mudah di dapat, dan tidak menimbulkan reaksi
imun.
Sifat cairan
berdasarkan tonisitas
Hipotonis Isotonis Hipertonis

Osmolaritas < serum Osmolaritas = serum Osmolaritas > serum


(<285 mOsmol/L) (285 mOsmol/L) (>285 mOsmol/L)

Cairan bergerak dari Cairan tetap di pembuluh Cairan dalam intrasel


intravaskuler ke intrasel darah bergerak ke intravaskuler

Untuk sel yang dehidrasi Untuk hipovolemia, namun Mampu menstabilkan


beresiko terjadi overload tekanan darah
cairan

NaCl 0,45% NaCl 0,9%, Ringer lactat Dextrose 10%, aminofusin,


albumin
Komposisi cairan kristaloid
Solution Tonicity Na+ Cl- K+ Ca2+ Glucose Lactate
(mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (g/L) (mEq/L)

5% Hypo 50
Dextrose (253)
in water
(D5W)

Normal Iso (308) 154 154


Saline
D5 1/4 NS Iso (330) 38,5 38,5 50

D5 1/2 NS Hyper 77 77 50
(407)
D5 NS Hyper 154 154 50
(561)
RL Isi (273) 130 109 4 3 28
D5 RL Hyper 130 109 4 3 50 28
(525)
NaCl 0,9% RINGER LACTATE
Pemberiannya harus diwaspada
Pemberiannya harus diwaspada
terhadap adanya sikalosis
terhadap adanya edema,
metabolic
asidosis hiperkloramik

DEXTROSE 5%
Digunakan jika pasien memiliki gula yang rendah
atau memiliki kadar natrium yang tinggi, namun
penggunaannya untuk resusitasi dihindarkan
karena adanya hiperosmolaritas, hiperglikemik,
diuresis osmotic, dan asidosis serebral.
Cairan kristaloid hipotonis

NaCl 0,45%
D5W
Osmolaritas : 154 mOsm/L
Na+ : 77mmol/L Osmolaritas :525 mOsm/L
Cl- : 77mmol/L Glukosa : 50 g/L
pH : 5,6 pH: 4,5
Indikasi : dehidrasi ekstraseluler Indikasi : hipoglikemia, hyponatremia
hipertonik, hypovolemia, hypernatremia
Kontraindikasi : edema serebri,
Kontraindikasi : edema serebri, kenaikan TIK, hypernatremia,
hyponatremia, hipocloraemia, hiperglikemia.
hiperhidrasi ekstraseluler, hypervolemia.
Cairan kristaloid hipotonis
Cairan kristaloid isotonis

RINGER LACTATE
NaCl 0,9% Osmolaritas : 274 mOsm/L
Osmolaritasnya : 308mOsm/L Na+ :130 mmol/L
Na+ : 154mmol/L Cl- : 109,5 mmol/L
Cl- : 154mmol/L K+ : 4 mmol/L
Indikasi : resusitasi cairan pada
Laktat : 27,5 mmol/L
ekstraseluler, diare, luka bakar, syok Ca2+ : 2,7 mmol/l.
hypovolemia, perdarahan, gagal ginjal akut Indikasi : indikasinya, cairan ini dapat diberikan
Kontraindikasi : riwayat asidosis akibat pada pasien dengan resusitasi volume agresif dan
penggunaan natrium klorida dan retensi cairan kehilangan darah, luka bakar, hypovolemia.
seperti hypernatremia, hipokalemia, dan gagal Kontraindikasi : asidosis atau
jantung, gagal ginjal, edema paru alkalosis laktat, penyakit hati berat,
hiperkalemia.
Cairan kristaloid isotonis

RINGERFUNDIN KA-EN 3A dan 3B


Osmolaritas : 309 mOsm/L Na+ :
154mmol/L
Cl- :109mmol/L
K+ : 4 mmol/L
Asetat : 24 mmol/L
Ca2+ : 5 mmol/L
Mg2+ : 2 mmol/L
Maleat: 5mmol/L
Indikasi : untuk menggganti kehilangan
cairan ekstraseluler pada dehidrasi isotonis,
asidosis/ mendekati asidosis, DHF, brain
trauma, syok hemoragik
Kontraindikasi : hypervolemia, gagal jantung
kongestif berat, gagal ginjal dengan
oligouria/anuria, edema umum berat, hiperkalemia,
hiperkalsemia, alkalosis metabolik
Cairan kristaloid hipertonis

D5NS
D51/2NS
Osmolaritasnya :561 mOsm/L
Na+ : 154mmol/L Osmolaritas :432 mOsm/L
Cl- :154mmol/L Na+ : 77 mmol/L
Glukosa : 5000 mmol/L. Cl- : 77mmol/L
Indikasi : mengganti cairan dan kalori, Glukosa : 50mmol/L.
diare, penyakit infeksi bakteri, heart Indikasi : hypovolemia, dialy maintenance cairan
related disorders, fresh water drowning, tubuh, nutrisi dan rehidrasi post operasi
peritonitis. Kontraindikasi : glucose – galactose malabsorbsi,
Kontraindikasi: glucose – galactose koma diabetikum
malabsorbsi, koma diabetikum.
Cairan kristaloid hipertonis

NaCl 3% KA-EN MG3


Osmolaritas : 1026 mOsm/L Osmolaritasnya : 695 mOsm/L
Na+ : 513mmol/L Na+ : 50mmol/L
Cl- : 513mmol/L Cl- : 50mmol/L
K+ : 20 mmol/L
Indikasi : severe hyponatremia, hipokloremia,
terapi emergensi deplesi garam parah
Laktat : 20mmol/L
karena kelebihan keringat, muntah, diare dan Indikasi : asupan oral yang tidak adekuat misalnya
kondisi lainnya pada pasien stroke,anoreksia, kanker, malnutrisi,
Kontraindikasi : peningkatan normal atau hanya meningitis, diabetik asidosis.
sedikit penurunan konsentrasi elektrolit plasma
Kontraindikasi : asidosis laktat, hiperkalemia,
atau ketika adatif natrium dan klorida dapat
oligouria, Addison disease, aritmia
merugikan secara klinis.
Cairan Koloid
“Plasma Expander”

Mengandung zat atau bahan yang mempunyai berat molekul


tinggi dengan aktivitas osmotic dan mengandung partikel
onkotik yang menyebabkan cairan ini susah melewati kapilary
membrane sehingga dia akan bertahan lama di ruang
intravascular

Cairan ini diberikan pada pasien dengan deficit cairan berat


seperti pada syok hipovolemik/ syok hemoragik sebelum
diberikan transfuse darah ataupun pada penderita
hypoalbuminemia berat dan kehilangan protein jumblah besar
Jenis cairan coloid
Albumin Larutan koloid murni yang berasal dari manusia
Waktu paruh albumin dalam plasma = 16 jam, dengan sekitar 90% tetap
bertahan dalam intravaskular 2 jam setelah pemberian
Dextran Untuk pemakaian klinis yang tersedia adalah dalam bentuk dekstran 70 dan
dekstran 40 dicampur dengan NaCL, dekstrosa atau RL
Dekstran 70 = syok hipocolemik dan untuk profilaksis tromboembolisme dan
mempunyai paruh waktu 6 jam
Dekstran 40 = tidak bisa dipakai pada syok hipovolemik karena dapat
menyumbat tubulus ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal akut
Gelatin Gelatin dibuat dengan jalan hidrolisis kolagen sapi. Preparat yang umum
dipasaran adalah gelatin yang mengalami suksinasi seperti Gelofusin dengan
pelarut NaCL isotonic
Dipakai dalam pengganti volume primer pada hypovolemia, stabilisasi
sirkulasi perioperatif
Gelatin tidak menarik air dari ruang ekstravaskular sehingga bukan termasuk
ekspander plasma seperti dekstran
Kontraindikasi : infark miokard akut, gagal jantung kongestif
>> Reaksi alergi
HES Terapi dan profilaksis syok hipovolemi
(Hydrocylethyl Kontraindikasi : gagal jantung kongestif berat, gagal ginjal
Starch)
Cairan koloid

ALBUMIN DEXTRAN
Protein plasma : 5% Dekstran 70 dan 40 dicampur dengan NaCl, dekstrosa, atau RL.
Abumin : 5% dan 25% Berat molekul rata – rata 7000 Da 6% dalam infus glukosa 5%
intravena atau dalam infus natrium klorida 0,9% intravena
Indikasi : hypoalbuminemia, penambahan volume plasma
Indikasi : syok hipovolemik dan profilaksis tromboembolisme.
Kontraindikasi : gagal jantung, anemia berat. Kontraindikasi : gagal jantung kongestif yang berat, gagal ginjal, trombosi
dan hipofibrinogenemia.
Cairan koloid

GELATIN HYDROXYLOTHYL STARCH


Berat molekul : 130kDa Osmolaritas : 308 mOsm/L
Indikasi : penggantian volume primer pada pH :4 – 5,5 Na+ : 154mmol/l
hypovolemia, stabilisasi sirkulasi perioperative. Cl- :154mmol/l.
Kontraindikasi : infark miokard, gagal jantung indikasi :terapi dan profilaksis hypovolemia dan
kongestif, syok normovolemik. syok berkaitan dengan pembedahan, cedera,
infeksi, kombustio
Kontraindikasi : gagal jantung kongestif berat,
gagal ginjal, gangguan koagulasi berat, sepsis.
Kristaloid VS Koloid
untuk restorasi volume darah dengan
Syok Hipovolemik
cairan resusitasi ideal

Darah lengkap merupakan ekspander volume fisiologis dan komplit, namun terbatas
masa simpan yang tidak lama, fluktuasi dalam penyimpanannya, resiko kontambinasi
viral, reaksi alergi dan mahal.

Larutan koloid ini diberikan pada pasien yang sudah stabil untuk mempertahankan
hemodinamiknya. Resusitasi hemodinamik lebih cepat dilaksanakan dengan koloid
karena larutan koloid mengekspensikan volume vascular dengan lebih sedikit cairan
dari pada larutan kristaloid. Sedangkan larutan kristaloid akan keluar dari pembuluh
darah hanya ¼ bagian dan tetap tinggal dalam plasma pada akhir infus.

Pada kasus perdarahan yang cukup banyak, tetapi yang tidak memerlukan transfuse,
dapat dipakai koloid dengan paruh waktu lama misalnya HES steril 6%.
Keuntungan dan kekurangan Kristaloid vs Koloid
Pilihan cairan pengganti untuk suatu kehilangan
cairan
Kebutuhan cairan pemeliharaan
(Rumus 4-2-1)
Berat Badan Kebutuhan Cairan

10 kg pertama 4 ml/kgBB/jam

10 kg kedua 2 ml/kgBB/jam

Sisa berat badan 1 ml/kgBB/jam


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai