Anda di halaman 1dari 20

CARPAL TUNNEL SYNDROME

(CTS)
DEFINISI
CTS (carpal tunnel syndrome) adalah suatu
kondisi yang dapat menyebabkan jari-jari pada
tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa
atau nyeri. Gejala paling sering terjadi pada
jempol (ibu jari), jari telunjuk dan jari tengah
dengan intensitas muncul secara perlahan dan
memberat pada malam hari atau pagi hari hal ini
terjadi akibat kompresi pada saraf median.

Journal, I. (2017). Determination of cut-off point of cross-sectional area of median nerve at the wrist for
diagnosing carpal tunnel syndrome, 16(4), 164–167.
ETIOLOGI
CTS terjadi karena saraf median mengalami penekanan atau terhimpit. Penyebab
tertekannya saraf ini secara umum IDIOPATIK tetapi ada beberapa hal yang dapat
meningkatkan resiko terjadinta CTS :

• Faktor keturunan

• Trauma atau cedera pada pergelangan tangan

• Pekerjaan yang berat dengan posisi penggunaan tanggan yang menetap (mengetik,
menulis dan tukang pijat)

• Diabetes dan rematoid arthritis


Journal, I. (2017). Determination of cut-off point of cross-sectional area of median nerve at the wrist for
diagnosing carpal tunnel syndrome, 16(4), 164–167.
PATOFISIOLOGI

Nervus – nervus perifer berjalan melewati fibro osseus tunnel (terowongan tunnel) yang akan
beresiko terjadinya kompresi atau terjebak baik diakibatkan oleh soft tissue atau adanya suatu cidera.
Kompresi yang terjadi pada nervus ini akan menganggu aliran darah epidural dan konduksi akson
juga akan terganggu sehingga akan menimbulkan gejalan kesemutan, kebas dan neri.

Pada penekanan saraf perifer paling sering terjadi pada Saraf medianus sehingga mudah terjadi CTS.

R. (2015). Pathophysiology of carpal tunnel syndrome, 20(1), 4–9.


GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang muncul paling sering meliputi :
• Sensasi kesemutan

• Mati rasa atau kebas

• Rasa nyeri paling sering pada ibu jari, telunjuk dan


jari tengah
• Ibu jari terasa melemah

• Muncul rasa seperti tertusuk

• Muncul rasa sakit yang sampai ke tangan dan lengan

Newington, L., Harris, E. C., & Walker-bone, K. (2016). Europe PMC Funders Group CARPAL TUNNEL SYNDROME
AND WORK, 29(3), 440–453. http://doi.org/10.1016/j.berh.2015.04.026.CARPAL
DIAGNOSIS

Diagnosis CTS dapat ditegakan berdasarkan

1. Gejala klinis

2. Faktor resiko

3. Dan dengan SONOGRAPHY digunakan untuk melihat persilangan dari nervus median dan
melihat penyempitan yang terjadi
TREATMEN
• Initial management yang dapat diberikan pada CTS bersifat konservatif seperti :

• Wrist splinting

• Lokal dan sistemik cortiko steroid

• dapat diberikan Deksametasone 1-4 mg atau Hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg – 40mg
suntikan ini dilakukan 2 minggu sekali atau lebih

• NSAID (non- steroid antiinflamasi drug)

Newington, L., Harris, E. C., & Walker-bone, K. (2016). Europe PMC Funders Group CARPAL TUNNEL SYNDROME
AND WORK, 29(3), 440–453. http://doi.org/10.1016/j.berh.2015.04.026.CARPAL
TREATMEN
• Diuretik

• Ultrasoun

• Surgical dapat dilakukan apabila injeksi kortikosteroit diberikan sudah 3 kali

• Wrist splinting : untuk menahan pergelangan tangan dalam posisi netral

• Lokal dan sistemik cortiko steroid :

• Oral kortikosteroid ;jangka pendek efektif untuk mengobati CTS dalam waktu kurang lebih 2 minggu dan
dilanjutkan sampai 4 minggu tetapi efek samping toksisitas sangat tinggi sehingga tidak dianjurkan menjadi
pengobatam utama kecuali keadaan klinis yang mendukung seperti nyeri hebat

Newington, L., Harris, E. C., & Walker-bone, K. (2016). Europe PMC Funders Group CARPAL TUNNEL SYNDROME
AND WORK, 29(3), 440–453. http://doi.org/10.1016/j.berh.2015.04.026.CARPAL
Neuro CTS, CarpaltunnelsYndromeNeuro
CTS, CarpaltunnelsYndrome Neuro CTS,
TERIMA KASIH CarpaltunnelsYndrome Neuro CTS,
CarpaltunnelsYndrome Neuro CTS,
CarpaltunnelsYndrome

Find out more at the PowerPoint Getting Started Center


(Click the arrow when in Slide Show mode)
TARSAL TUNNEL
SYNDROME (TTS)
DEFINISI
Tarsal Tunnel Syndrome merupakan suatu gejala yang komplek yang mengenai bagian kaki
dan biasanya dikarenakan adanya penekanan saraf tibia posterior didalam osseous fibro
(tunnel) dan ketika saraf melewati retinaculum fleksor. Dengan gambaran klinis adanya rasa
nyeri dari medial maleolus menjalar sampai ke tumit, adanya paraparesis, disaesthesia dan
hyperesthesia yang terdistribusi dari saraf tibia posterior.

(Lam, 1967)Lam, S. J. S. (1967). the nerve , in several of the cases described here the nerve the anterior end of the
retinaculum a small bony ridge.
(Lam, 1967)Lam, S. J. S. (1967). the nerve , in several of the cases described here the nerve the anterior end of the
retinaculum a small bony ridge.
ETIOLOGI
Etiologi dari TTS :
1. Idiopatik
2. Kelainan Anatomi posisi saraf tibialis posterior atau terowongannya terlalu sempit
3. Trauma (malleolus, calcaneus)
4. Adanya soft tissue masa (menimbulkan kompresi neuropati pada saraf tibialis posterior
cth: limpoma, neoplasma tarsal canal, nerve tumor dan vena varicose)
5. Peningkatan tekanan
6. Rheumatoid arthritis, asam urat, pseudogout, amyloid, pengendapan dan proses infeks

Lam, S. J. S. (1967). the nerve , in several of the cases described here the nerve the anterior end of the retinaculum
a small bony ridge.
(Lam, 1967)Lam, S. J. S. (1967). the nerve , in several of the cases described here the nerve the anterior end of the
retinaculum a small bony ridge.
(Lam, 1967)Lam, S. J. S. (1967). the nerve , in several of the cases described here the nerve the anterior end of the
retinaculum a small bony ridge.
PATOPISIOLOGI
• TTS terjadi akibat beberapa proses yang memberikan kompresi neuropati pada nervus tibialis
dari tarsal canal. Dimana tarsal canal terdiri dari fleksor reticulum yang berada diposterior dan
distal dari malleolus medial. Terjadinya penekanan baik akibat idiopati atau trama dan lain-lain
ini dapat menyebabkan sel saraf menjadi lebih mudah mengalami kompresi pada bagian distal.
• Jika terjadi hal tersebut fungsi dari saraf akan menurun impuls aferen, eferen sepanjang saraf
akan terhenti sehingga nutrisi yang dialirkan ke bagian tersebut akan terhalangi maka jaringan
saraf bagian distal akan mengalami penurunan dari nutrisi sehinggi mudah mengalami injuri dan
gangguan seperti nyeri, kebas, mati rasa dan atropi otot.

san, B., Susan, S., & Robert, H. (2003). Obesity : Overview of prevalence , etiology , and treatment.
GEJALA KLINIS
• Rasa nyeri
• Rasa kebakar
• Parastesia di jari-jari kaki dan sepanjang telapak kaki
• Gejalanya memberat pada malam hari
• Rasa kebas pada saat kaki digantung
• Gejala menjalar ke proksima tetapi pusat sakit ada di telapak kaki
• Kelemhan pada bagian kaki yang sakit (terlihat pada saat berjalan)
• Atropi pada otot intrinsic

san, B., Susan, S., & Robert, H. (2003). Obesity : Overview of prevalence , etiology , and treatment.
DIAGNOSIS
• Gejalan
• Gejala nyeri, kebas, terbakar akan membaik jika istirahat dan memberat bila berjalan atau kakinya
bergantung
• Pemeriksaan fisik
• Ada atropi otot
• Lakukan eversi dan dorsofleksi kaki gejala akan memberat
• Penurunan sensitivitas tekanan ringan
• Tusuk dengan peniti sensasi akan berkurang atau tidak terasa
• Pemeriksaan laboratorium
• EMG (Electromyography)  NCV (nerve conduction velocity)

san, B., Susan, S., & Robert, H. (2003). Obesity : Overview of prevalence , etiology , and treatment.
Kostopoulos, D. (2004). Treatment of carpal tunnel syndrome : a review of the non-surgical approaches with
emphasis in neural mobilization, 8592, 2–8. http://doi.org/10.1016/S1360-8592(03)00068-8
TREATMEN
1. 1. Konservatif
1. Istirahatkan pergelangan tanggan
2. Lokal anastesi (mengurangi nyeri)
3. Lokal kortikosteroit (mengurangi nyeri dan inflamasi)
4. Injeksi kortikosteroit ke kanal tarsal (mengurangi nyeri)
5. Physical Therapi untuk menurunkan local soft tissue edema dan dapat menurunkan tekanan pada saraf tibialis posterior

2. Night Splints (pemasangan splin/bidai untuk menetralkan posisi dan baik dipasang pada malam hari untuk
mengurangi aktifitas pergelangan tanggan, bidai ini dipasang selama 2-3 minggu)

3. 2. Operatif (jika konservativ gagal).

san, B., Susan, S., & Robert, H. (2003). Obesity : Overview of prevalence , etiology , and treatment.
Kostopoulos, D. (2004). Treatment of carpal tunnel syndrome : a review of the non-surgical approaches with
emphasis in neural mobilization, 8592, 2–8. http://doi.org/10.1016/S1360-8592(03)00068-8
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai