Anda di halaman 1dari 15

EPILEPSI

Tn. G L 21 th Suku Bali , Kinan


KU: Kejang terakhir 3 hari SMRS 9 Juli 2021

• Pasien datang ke RS dengan keluhan kejang terakhir sejak 3 hari


yang lalu, pasien mendadak memegangi kepala dan tak lama
kemudian seluruh tubuh pasien kelojotan lalu kaku. Kejang
berlangsung kira – kira 2-3 menit.
• Saat kejang, pasien tidak sadarkan diri. Pasien sadar dan
merasakan lemas, pegal, mengantuk, dan mengalami amnesia
setelah kejang.
• Kejang terjadi setiap kali pasien mengalami stress, capek, dan
setelah mengkonsumsi banyak minuman bersoda.
Hipertensi, Diabetes militus, sakit jantung, trauma kepala, obesitas,
gastritis, sakit kepala disangkal oleh pasien.

• RPD : Pasien mengaku kejang pertama kali terjadi saat pasien


berusia 1 tahun. Kejang disertai demam yang sangat tinggi.
Kejang sering muncul hingga pasien 6 tahun. Saat umut 13 tahun
pasien tiba – tiba memegangi kepalanya di sekolah. Kemudian
pasien mengalami kejang tonik – klonik. Semenjak itu, pasien
menjadi sering marah – marah, galak, dan mudah tersinggung.
Pasien juga memiliki kebiasaan menyetel suara TV dan radio
dengan sangat kencang.
RPO: saat pasien berusia 5 - 6 tahun pasien diberikan obat
luminal, pasien menjadi tidak kejang lagi akan tetapi pasien
menjadi agak hiperaktif. Sewaktu SD, pasien menjadi lambat saat
mengikuti pelajaran, meski tak pernah tertinggal kelas.
RPK: ibu pasien memiliki riwayat hipertensi sejak umur 1 tahun
dan sembuh pada umur 5 tahun.
R. Sos: Pasien susah untuk bergaul dengan orang lain. Daya ingat
pasien menurun dan pasien menjadi suka tidak nyambung ketika
diajak ngobrol. Pasien lebih mudah curiga terhadap orang sekitar.
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL PEMERIKSAAN UMUM PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

• TD tangan kanan: 120/80 Status general: Status Neurologikus :


mmHg (MAP 93) Bruit arteri karotis (-/-) • GCS E4V5M6
• TD tangan kiri: 120/80 mmHg Pulmo ronkhi -/- wheezing -/- • Pupil bulat isokor 3mm/3mm
(MAP 93) Edema ekstremitas -/- • Meningeal sign (-)
• Kaku kuduk (-)
• Nadi kanan: 80x/menit, regular • Kernig sign (-)
• Nadi kiri: 80x/menit, regular • Fungsi Luhur
• Nafas :24 x/mnt reguler - Fungsi Bahasa : Baik
• Temp. ax : 36.2°C - Fungsi orientasi : Kurang
• NPRS: 0/10 - Fungsi memori : Kurang
- Fungsi emosi : kurang
- Fungsi kognisi/intelegensi : kurang

•RESUME
GCS E4V5M6
• Fungsi Luhur
- Fungsi Bahasa : Baik
- Fungsi orientasi : Kurang
- Fungsi memori : Kurang
- Fungsi emosi : kurang
- Fungsi kognisi/intelegensi : kurang
PLANNING
DIAGNOSIS Prognosis

Diagnosis Klinis: • Fenitoin 3 x 100 mg p.o • Ad vitam dubia ad


• Kesadaran GCS E4V5M6 • Piracetam 1 x 80 mg p.o bonam
• Fungsi Luhur • Asam folat 1 x 400 mcg
• Ad fungsionam
- Fungsi Bahasa : Baik p.o
dubia ad bonam
- Fungsi orientasi : Kurang • Ad sanasionam
Planning :
- Fungsi memori : Kurang • EEG dubia ad bonam
- Fungsi emosi : kurang • CT scan kepala/ MRI
- Fungsi kognisi/intelegensi : kurang kepala
• Lab : DL, elektrolit, gula
Diagnosis Topis : darah
• Lobus temporalis cerebri

Diagnosis Mungkin
• Epilepsi general onset tonik

Diagnosis Banding:
• Epilepsi general onset klonik
• Epilepsi general onset tonik - klonik
EDUKASI
• Edukasi pada keluarga mengenai penyakit epilepsi
• Edukasi pada keluarga mengenai pentingnya minum obat teratur dan
kontrol rutin bulanan
TERIMA KASIH
• Diagnosis klinis : Epilepsi serangan umum tipe parsial kompleks
• Diagnosis topis : Lobus temporalis cerebri
• Diagnosis etiologis : Epilepsi Psikomotor

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan :


• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Pasien laki-laki 21 tahun datang ke RS dengan keluhan kejang terakhir sejak 3
hari yang lalu.. Pasien mendadak memegangi kepala dan tak lama kemudian
seluruh tubuh pasien kelojotan lalu kaku. Kejang berlangsung kira-kira
selama 3 menit. Saat kejang, pasien tidak sadarkan diri. Pasien merasakan
lemas, pegal, mengantuk, dan amnesia sesaat setelah kejang. Kejang terjadi
setiap kali pasien merasa capek, stress, atau setelah mengkonsumsi banyak
minuman bersoda. Pasien menjadi lebih mudah marah dan tersinggung.
Daya ingat pasien menurun dan pasien menjadi tidak nyambung ketika di
ajak ngobrol. Pasien juga memiliki kebiasaan menyetel suara TV dan radio
dengan sangat kencang. Pasien selalu curiga terhadap orang sekitarnya.
• Pasien pernah mengalami kejang demam saat usai 1 tahun dan sembuh
pada usia 6 tahun. Tapi, muncul kejang lagi saat usia 13 tahun. Pasien tidak
memiliki riwayat trauma kepala. Ibu pasien pernah menderita epilepsi.
Sepanjang tahun 2015, pasien kambuh kejang 1x.
Fungsi Keterangan

Kemampuan bicara diatur pada bagian sebelah kiri temporal, terdapat zona
bahasa atau berbicara bernama Wernicke. Area ini mengontrol Diagnosa Topis
proses termasuk komprehensif dan memori verbal.

mengatur retensi memori jangka panjang berupa fakta,


Memori
kejadian, orang, dan tempat

Membaca memproses suara dan kata-kata tertulis menjadi suatu


informasi sehingga menjadi ingat.

berasal dari amygdala didalam lobus temporalis Lobus Temporal


Respon
emosi
primary auditory cortex bertanggung jawab untuk merespon
Respon frekuensi suara yang berbeda untuk lokalisasi suara. Bagian ini
auditori bertugas untuk peka terhadap suara.

Pemrosesan visual memunculkan perasaan yakin dan insight.

Fungsi penciuman tugas dari lobus olfaktori untuk identifikasi informasi.


Etiologi Epilepsi Psikomotor

• Post infeksi: herpes • Gangguan migrasi neuronal


ensefalitis, atau meningitis • Mesial temporal sklerosis
bakterialis. yang mulai masa kanak-kanak,
• Trauma mengakibatkan kemudian berkurang/hilang,
kontusio atau perdarahan tetapi muncul kembali pada
dengan akibat usia remaja atau awal dewasa
ensefalomalasia atau sikatrik muda dengan bentuk yang
kortikal. refrakter.
• Tumor glioma • Kejang demam lebih dari 15
• Angioma menit, mempunyai gambaran
• Vaskuler malformasi (cth, fokal atau terjadi berulang
arterio-venous malformasi, dalam 24 jam.
cavernous angioma)
Medikamentosa

• Asam valproat 2 x 500 mg p.o  agonis GABA,


menekan gejala manik. Efek samping gastrointestinal
lebih sedikit pada penggunaan semisodium divalproat
(depakote)
• Fenobarbital 3 x 100 mg p.o  agonis GABA,
menurunkan ambang stimulasi sel saraf di korteks
motorik .
• Fenitoin 3 x 100 mg p.o    blokade pergerakan ion
melalui kanal Na+, menghambat Ca channel, menunda
ion K+ keluar selama potensial aksi, sehingga
menurunkan cetusan ulang.
• Piracetam 1 x 80 mg p.o  meningkatkan efektifitas
dari fungsi telensefalon, tingkatkan konsumsi oksigen
pada otak, serta mempengaruhi pengaturan
cerebrovaskular dan juga mempunyai efek
antitrombotik.
• Asam folat 1 x 400 mcg p.o  vitamin b9, yang penting untuk
pemeliharan, sintesis DNA, metabolisme asam amino, pembentukkan
leukosit dan eritrosit, pertumbuhan jaringan tubuh yang telah rusak.

Anda mungkin juga menyukai