4. Antibiotik Selektif
Oralit
a. Diare tanpa dehidrasi
Umur < 1 tahun :¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 tahun : 1 – 1½ gelassetiapkali anak mencret
b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kgBB dan
selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa
dehidrasi.
c. Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke
Puskesmas untuk di infus.
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan
sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Anak yang lebih
besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu
selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok
setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare
berhenti.
Zinc
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi
volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan
berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera
saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada balita:
a. Umur < 6 bulan :½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc: Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air
matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.
Pemberian antibiotik hanya atas indikasi
Tidak semua kasus diare memerlukan antibiotic. Antibiotic hanya
digunakan jika ada insikasi seperti diare berdarah atau diare karena kolera,
atau diare yang disertai dengan penyakit lain. Selain resistensi kuman,
pemberian antibiotic yang tidak tepat bisa membunuh flora normal yang
justru dibutuhkan tubuh. Efek samping dari prnggunaan antibiotic yang
tidak rasional adalah timbulnya gangguan fungsi ginjal, hati dan diare yang
disebabkan antibiotic. Ketika terkena diare, tubuh akan memberikan reaksi
berupa peningkatan motilitas atau pergerakan usus untuk mengeluarkan
kotoran atau racun. Perut akan terasa banyak gerakan dan berbunyi. Anti
diare akan menghambat gerakan itu sehingga kotoran yang seharusnya
dikeluarkan, justru dihambat keluar. Selain itu anti diare dapat
menyebabkan komplikasi yang disebut prolapsus pada usus
(terlipat/terjepit). Kondisi ini berbahaya karena memerlukan tindakan
operasi. Oleh karena itu anti diare seharusnya tidak boleh diberikan.
Pemberian nasihat
Beri nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara
pemberian oralit, zinc, ASI/makanan dan tanda kapan harus membawa
kembali balita ke petugas kesehatan bila:
a. Diare lebih sering
b. Muntah berulang
c. Sangat haus
d. Makan/minum sedikit
e. Timbul demam
f. Tinja berdarah
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:
rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, memberikan terapi simptomatik,
dan memberikan terapi definitif.
Terapi Rehidrasi
a. Jenis cairan
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena
tersedia cukup banyak di pasaran, meskipun jumlah kaliumnya lebih
rendah bila dibandingkan dengan kadar Kalium cairan tinja. Apabila
tidak tersedia cairan ini, boleh diberikan cairan NaCl isotonik.
Sebaiknya ditambahkan satu ampul Na bikarbonat 7,5% 50 ml pada
setiap satu liter infus NaCl isotonik. Asidosis akan dapat diatasi
dalam 1-4 jam. Pada keadaan diare akut awal yang ringan, tersedia di
pasaran cairan/bubuk oralit, yang dapat diminum sebagai usaha awal
agar tidak terjadi dehidrasi dengan berbagai akibatnya. Rehidrasi
oral (oralit) harus mengandung garam dan glukosa yang
dikombinasikan dengan air.
b. Jumlah Cairan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan
jumlah cairan yang keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan
dapat dihitung dengan memakai Metode Daldiyono berdasarkan
keadaan klinis dengan skor. Rehidrasi cairan dapat diberikan dalam
1-2 jam untuk mencapai kondisi rehidrasi.
Terapi Simtomatik
Terapi Antibiotik
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian
antibiotik. Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi
dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi,
diare pada pelancong dan pasien immunocompromised. Pemberian antibiotic
dapat secara empiris, tetapi antibiotic spesifik diberikan berdasarkan kultur dan
resistensi kuman.
Komplikasi
Prognosis