Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis

Jika terdapat dua atau lebih tanda berikut, berarti anak menderita dehidrasi berat:

 Letargis atau tidak sadar


 Mata cekung
 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥ 2 detik)
 Tidak bisa minum atau malas minum.

Penanganan Dehidrasi Berat pada Anak yang Mengalami Diare

Anak dengan dehidrasi berat membutuhkan cairan infus yang cepat


(rehidrasi) dengan monitoring cairan yang ketat (untuk memantau kelebihan
cairan yang berbahaya), diikuti dengan pemberian cairan melalui oral (ASI
atau Oralit) dan zink setelah kondisi anak membaik. Serta, tambahan
terapi antibiotik untuk diare yang disebabkan oleh kolera.
(Berikan antibiotik dengan golongan yang efektif melawan kolera.)

Pada anak yang mengalami diare, dehidrasi berat dapat didiagnosa


(ditegakkan) jika terdapat dua tanda-gejala dehidrasi berat pada anak.
Cairan infus (Intravena) terbaik untuk rehidrasi adalah cairan isotonik:
seperti Ringer laktat (hartman) dan normal salin (NaCl 0,9%). Jangan
gunakan glukosa 5% (dextros) atau 0,18% salin dengan 5 % dextrosa, karena
dapat meningkatkan reski hiponatremia, yang dapat menyebabkan odema
serebral. Berikan cairan sebanyak 100ml/Kg dengan pembagian sebagai
berikut.
Pertama berikan sebanyak 30 ml/KgBB, selanjutnya
berikan sebanyak 70 ml/KgBB
(Biar kerja jantung tidak berat berikan sesuai aturan dan waktu
pemberian!)

Kolera
Anak dengan usia > 2 tahun yang diduga mengalami kolera, biasanya
mengalami diare akut yang cair dan tanda dehidrasi berat atau shock.
Penanganannya dengan mengatasi dehidrasi dan memberikan antibiotik oral
untuk strains V. cholerae, seperti erythromycin, ciprofl oxacin,
dan cotrimoxazole, dilanjutkan dengan pemberian segera suplemen zink
setelah muntah berhenti.

Observasi

1. Kaji ulang anak setiap 15-30 menit hingga nadi radial teraba kuat. Selanjutnya kaji turgor kulit
anak dengan mencubit kulit di bagian perut, kaji tingkat kesadaran, dan kemampuan untuk
minum setiap 1 jam untuk mencek (evaluasi) apakah kondisi hidrasi mengalami perbaikan
atau tidak? Untuk penilaian atau evaluasi perbaikan dehidrasi dari cekungan pada mata
tidak dianjurkan karena tanda cekungan pada mata kembali dengan sangat lambat
dibandingkan dengan tanda gejala dehidrasi lainnya sehingga kurang tepat untuk
mengevaluasi kondisi perbaikan hidrasi.
2. Jika tanda-gejala dehidrasi berat masih ada, ulang pemberian cairan infus. Dehidrasi berat
yang menetap setelah diberikan cairan rehidrasi adalah hal yang tidak biasa dan mungkin
terjadi pada anak yang mengalami frekuensi BAB cair dalam jumlah yang sering dan banyak.
3. Jika kondisi anak mengalami perbaikan tetapi menunjukan tanda-gejala dehidrasi
ringan-sedang, hentikan pemberian cairan infus dan lanjutkan dengan pemberian oralit
(Oral rehydration Solution) selama 4 jam. Jika Anak bisa menyusui anjurkan ibu untuk
menyusui lebih sering.
4. Jika tanda dehidrasi tidak ada, dorong ibu untuk memberikan ASI lebih sering. Pantau anak 6
jam sebelum pulang, untuk mengkonfirmasi kemampuan anak memelihara hidrasi dan
pemberian Oralit oleh ibu.

Semua anak harus mulai diberikan oralit kira-kira 5ml/KgBB/jam dengan


gelas ketika anak dapat minum tanpa kesulitan biasanya dalam waktu 3-4
jam untuk infant dan 1-2 jam untuk anak yang lebih tua. Oralit memberikan
elektrolit dasar dan kalium yang tidak didapatkan dari cairan infus.
Plan (rencana) C, untuk Penatalaksanaaan Diare pada Dehidrasi Berat

Sumber:
dikutip dari , WHO. Pocket Book of Hospital Care For Children Second
Edition. 2013. Available at:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/81170/1/9789241548373_eng.pd
f

Anda mungkin juga menyukai