Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEHATAN
Jalan Cendekia, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan Telepon : (021) 29307897 Fax : (021) 29307989

TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK

Etiologi
Infeksi baik itu oleh virus, bakteri dan parasit merupakan penyebab diare
tersering. Virus, terutama Rotavirus merupakan penyebab utama (60-70%) diare
infeksi pada anak, sedangkan sekitar 10-20% adalah bakteri dan kurang dari 10%
adalah parasit.

Cairan rehidrasi oral


Cairan rehidrasi oral (CRO) atau yang dikenal dengan nama ORALIT adalah
cairan yang dikemas khusus, mengandung air dan elektrolit digunakan untuk
mencegah dan mengatasi dehidrasi saat diare.

Tata laksana
Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam serangkaian
penanganan diare pada anak, terutama dalam hal menemukan derajat dehidrasi.
Adanya darah di dalam tinja harus dipikirkan adanya infeksi usus oleh bakteri
patogen. Peningkatan jumlah leukosit dalam tinja merupakan petanda adanya
infeksi bakteri.

Terapi rehidrasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah atau mengatasi
dehidrasi pada anak yang mengalami diare, yaitu (1) mengganti kehilangan cairan
yang telah terjadi, (2) mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung, dan
(3) pemberian cairan rumatan.

Tanpa dehidrasi
Pada keadaan ini, buang air kecil masih seperti biasa. ASI diteruskan, tidak perlu
membatasi atau mengganti makanan, termasuk susu formula. Dapat diberikan CRO
5-10 ml setiap buang air besar cair.

Dehidrasi ringan-sedang
Anak terlihat haus dan buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak cekung,
kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering. Pada keadaan ini, anak harus
diberikan cairan rehidrasi dibawah pengawsan tenaga medis, sehingga anak perlu
dibawah ke rumah sakit. CRO diberikan sebanyak 15-20 ml/kgBB/jam. Setelah
tercapai rehidrasi, anak segera diberi makan dan minum. ASI diteruskan.
Pemberian minuman seperti cola, gingerale, aple juice, dan minuman olah raga
(sports drink) umumnya mengandung kadar karbohidrat dan osmolaritas yang
tinggi. Minuman tersebut dapat menyebabkan diare osmotik yang lebih berat
disamping mengandung kadar Na yang rendah sehingga sering menyebabkan
hiponatremia. Teh sebaiknya tidak digunakan sebagai cairan rehidrasi karena juga
mengandung kadar Na yang rendah. Makanan tidak perlu dibatasi karena
pemberian makanan akan mempercepat penyembuhan. Pemberian terapi CRO
cukup dilaksanakan pada ruang observasi di UGD atau Ruang Rawat Sehari.

Muntah bukan larangan untuk pemberian CRO. CRO harus diberikan secara
perlahan-lahan dan konstan untuk mengurangi muntah. Keadaan anak harus
sesering mungkin direevaluasi

Dehidrasi Berat
Selain gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan-sedang, pada keadaan ini
juga terlihat napas yang cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun,
denyut nadi cepat, dan kekenayalan kulit sangat menurun. Anak harus dibawa
segera ke Rumah Sakit untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.
Dietetik
Memuasakan anak yang menderita diare akut hanya akan memperpanjang durasi
diarenya. Air susu ibu harus diteruskan pemberiannya. Pada bayi yang telah
mendapat susu formula, susu formula bebas laktosa hanya diberikan kepada bayi
yang mengalami dehidrasi berat dan bayi yang secara klinis memperlihatkan
intoleransi laktosa berat dan diarenya bertambah pada saat diberikan susu. Susu
tersebut dapat diberikan selama 1 minggu. Intoleransi laktosa umumnya bersifat
sementara akibat adanya kerusakkan mukosa usus. Aktivitas laktase akan kembali
normal begitu epitel mukosa usus mengalami regenerasi. Gejala intoleransi laktosa
mencakup diare cair profus, kembung, sering flatus, sakit perut, kemerahan di
sekitar anus dan tinja berbau asam.

Antibiotika
Antibiotika tidak diberikan secara rutin pada diare akut, meskipun dicurigai adanya
bakteri sebagai penyebab keadaan tersebut, karena sebagian besar kasus diare akut
merupakan self limiting. Pemberian antibiotika yang tidak tepat akan
memperpanjang keadaan diare akibat disregulasi mikroflora usus.

5 Lintas diare
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga

Klasifikasi Derajat Dehidrasi

Rencana Terapi bedasarkan ringan beratnya dehidrasi

1) Diare Tanpa Dehidrasi : Plan A


2) Diare Dengan Dehidrasi Ringan/Sedang : Plan B
3) Diare Dengan Dehidrasi Berat : Plan C
Pasien Diare
Tanpa Dehidrasi
masih bisa dirawat
dirumah , Edukasi
ibu/pengasuh jika
mengalami tanda
dehidrasi yang
berat segera
menemui petugas
kesehatan di
Faskes terdekat

Catatan : - Jika disertai Muntah obat


pilihan bisa diberikan Domperidone
dengan dosis 0,2-0,4 mg/KgBB/hari,
bisa diberikan setiap 4-8 jam
-pemberian probiotik juga
disarankan untuk pencegahan diare
selanjutnya dan untuk mengurangi
frekuensi diare

Pasien perlu pertolongan


medis di fasilitas
Kesehatan pertama

Catatan : Pemberian cairan


sesungguhnya diberikan sesuai
kebutuhan cairan masing masing
anak, Apabila anak menginginkan
cairan lebih dari target pemberian
cairan tanpa adanya tanda tanda
kelebihan cairan seperti edema pada
mata, maka pemberian cairan harus
dilanjutkan. Diusahakan pemberian
cairan peroral, namun apabila gagal
maka pemberian cairan pada anak
dapat dilanjutkan dengan
pemasangan NGT dan secara
intravena dengan menggunakan
ringer laktat dengan jumlah
kebutuhan tetap 75ml/kgBB dalam 4
jam. Pemberian makanan sebaiknya
tidak dilakukan dalam 4 jam pertama
rehidrasi, setelah anak kembali
terhidrasi baru pemberian makanan
dapat dilanjutkan disertai dengan
pemberian suplementasi zinc
Pasien perlu
penanganan lebih
lanjut maka rujuk
ke RS

Catatan : Pada anak diare


dengan dehidrasi berat,
pemberian cairan dilakukan
melalui intravena. Jumlah
cairan yang diberikan
sebanyak 100 ml/KgBB dapat
berupa cairan ringer laktat
ataupun cairan normal saline.
Pada anak usia dibawah 12
bulan, pemberian cairan
dilakukan dengan cara
pemberian 30 mg/KgBB
selama 1 jam pertama terlebih
dahulu kemudian dilakukan
pemberian cairan sebanyak 70
ml/kgBB selama 5 jam. Pada
anak usia diatas 12 bulan,
pemberian cairan dilakukan
dengan cara memberikan 30
mg/KgBB cairan selama 30
menit pertama kemudian
dilakukan pemberian cairan
sebanyak 70 ml/kgBB selama
2,5 jam setelahnya. Selain
pemberian cairan intravena,
pemberian oralit secara
peroral harus diberikan
apabila anak telah dapat
meminum cairan secara
peroral. Oralit diberikan
sebanyak 5 ml/kgBB/jam.
Monitoring status dehidrasi
penting dilakukan setiap 15 –
30 menit dan setelah 3 jam
apabila anak menunjukan
perbaikan. Apabila dehidrasi
berat telah teratasi, maka
dilanjutkan dengan
tatalaksana dehidrasi ringan-
sedang

Anda mungkin juga menyukai