Anda di halaman 1dari 24

TREATMENT AND

COMPLICATION OF DIARRHOEA
Meliannisa Afader
TATALAKSANA DIARE

Prinsip tatalaksana diare

Mencegah terjadinya dehidrasi

Mengobati dehidrasi (ORALIT)

Mempercepat kesembuhan (OBAT


ZINC)

Memberi makanan

Mengobati masala lain


MENCEGAH TERJADINYA
DEHIDRASI
Tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah tanga aika balita
mengalami diare

Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya bagi bayi yang mesih
menyusui (0-24 bulan atar lebih)

Pemberian ORALIT sampan diare berkenti

Memberikan cairan rumah tangga -> cairan/minuman yang biaas diberikan Oleh
keluarga/masyarakat stempat dan mengobati diare dan memberikamn sari makanan yang
cocok -> kuah sahur, air tajin, kuah sup. Jika tidak tersedia bisa memberikan air minus

Segera membawa balita diare ke sarana kesehatan


MENGOBATI DEHIDRASI

Oralit -> campuran garam elektrolit seperti NaCl, KCl, dan trisodium sitrat hidrat, sert glukosa anhidrit

Manfaat -> mengganti cairn dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Campuran glukosa
dan garam yang terkandung dalam ozalit dapat diserap dengen bak oleh usus penderita diare

Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan oralit dengan osmolaritas rendah. Oralit dengan
osmolaritas rendah dapat

Mengurangi volume tinjam xinga 25%

Mengurangi mual muntah hing 30%

Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena sampai 33%


MEMPERCEPAT KESEMBUHAN

ZINC

Sebagai obat pada diare


ZINC dan pengobatan diare akut
20% lebih cepat sembuh
25% mengurangi lama diare
20% risiko diare lebih dari 7 hari berkurang
ZINC dan pengobatan diare persisten
18% - 59% mengurangi jumlah tinja

Mengurangi risiko diare berikutnya 2-3 24% diare persisten berkurang


bulan ke depan
MEMBERI MAKAN
Sering kali balita yang terkena diare jika tijdvak diberikan asspan makanan yang sesuai
umur dan bergizi akan meningkatkan risiko anar terkena diare kembali. Oleh karena itu:

Dukung Ibu agar tetap menyusui bahkan meningkatkan pemberian ASI selama diare
dan selama penyembuhan

Dukung Ibu untuk memberikan ASI eksklusif

Anak berusia 6 bulan ke atas, tingkatkan pemberian MPASI

Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu nutuk
membantu pemulihan berat badan anak
TATALAKSANA DIARE

Procedur tatalaksana diare

Rencana Terapi A - untuk terapi


diare tanpa dehidrasi

Rencana Terapi B - untuk terapi


diare dehidrasi ringan/sedang

Rencana Terapi C - untuk terapi


diare dehidrasi berat
RENCANA TERAPI A

Diare tanpa dehidrasi, bila terdapat dua tanda atau lebih

Keadaan umum baik, satar

Mata tidak cekung

Minum bias, tidal haus

Cubitan Juliet perut/turgor kembali sager


RENCANA TERAPI A
Mengobati diare di rumah

Menerangkan 5 langkah terapi diare di rumah

Beri cairan lebin banyak dari biasanya

Beri obat zinc

Beri anak makanan nutuk mencegah kurang gizi

Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi

Nasihat ibu/pengasuh
RENCANA TERAPI B

Diare dehidrasi ringan/sedang, bila terdapat dua tanda tau lebih

Gelisah, rebel

Mata cekung

Ingin minut terus, ada rasa haus

Cubit Juliet perut/turgor kembali lambast


RENCANA TERAPI B

Pemberian oralit diberikan 3 jam pertama

Bila BB tidak diketahui betikan oralit sesuai tabel di bawah


RENCANA TERAPI C

Diare dehidrasi berat, bila terdapat dua tanda atau lebih

lesu, lunglai/tidak sadder

Mata cekung

Malas minus

Cubitan Juliet perut/turgor kembali sangat lambast > 2s


DIET
Jika anak mash mendapat ASI: berikan lebih sering dan lebbig lama, page, siang dan
malam

Jika anak mendapat susu selain ASI:

Kurangi pemberian susu tersebut dan tingkatkan pemberianASI

Gantikan setengah bagian susu dengen bulur nasi ditambah tempe

Jangan diberi susu kental manis

Until makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan sesuai kelompok umur
• Used safely in patients with mild to moderate acute to moderate
acute diarrhoea

ANTIDIARRHEA • Should not be used in patients with bloody diarrhoea, high fever, or
L AGENTS systemic toxicity because of the risk of worsening the underlying
condition

• Antidiarrheals are also used to control chronic diarrhoea caused by


such conditions as IBS or inflammatory bowel disease (IBD)
OPOID AGONISTS

Increase colonic phasic segmenting activity through inhibition of


presynaptic cholinergic nerves in the submucosal and myenteric plexuses

Decrease mass colonic movements and the gastrocolic reflex

although all opioids have antidiarrheal effects, CNS effects and potential
for addiction limit the usefulness of most
OPOID AGONISTS

Loperamide is a nonprescription opioid agonist that does not cross the


blood-brain barrier and has no analgesic properties or potential for
addiction

Tolerance to long-term use has not been reported

Doses -> 2 mg taken one to dour times daily


OPOID AGONISTS

Diphenoxylate is a prescription opioid agonist that has no analgesic


properties in standard doses

Higher doses have CNS effects and prolonged use can lead to opioid
dependence
BILE SALT-BINDING RESINS
Disease of terminal ileum (eg, Crohn’s disease) or surgical resection leads to
malabsorption of bile salts -> colonic secretory diarrhoea

Cholestyramine, colestipol, or colesevelam may decrease diarrhoea caused


by excess fecal bile acids

Cholestyramine and colestipol bind a number of drugs and reduce their


absorption -> they should not be given within 2 hours of other drugs

Colesevelam does not appear to have significant effects on absorption of other


drug
OSTREOTIDE
Somastostain is a 14-amino-acid peptide that is released in the GI tract and pancreas from hypothalamus.
Somatostatin is a key regulatory peptide that has many physiologic effects

Inhibit secretion of numerous hormones and transmitters (gastrin, cholecystokinin, insulin, etc)

It reduces intestinal fluid secretion and pancreatic secretion

It slows gi motility and inhibit gallbladder contraction

It reduces portal and splanchnic blood flow

It inhibits secretion of some anterior pituitary hormones

Octreotide is a synthetic octapeptide with actions similar to somatostatin.


COMPLICATIONS
• Dehydration

Malnutrition

Elctrolyte imbalance

Acid-base disturbance

Hypovolemic shock

Hypoglycaemia

Renal failure

Sepsis

Anda mungkin juga menyukai