GLAUKOMA
Oleh:
201210330311014
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya. Semoga penyusunan referat ini dapat menjadi
wadah pengembangan diri dan kreatifitas, dimana dalam perjalanan akademik yang sedang
ditempuh dalam masa pendidikan kepaniteraan klinik yang dituntut untuk dapat
mengembangkan suatu masalah yang pada akhirnya disusun dalam suatu bacaan ilmiah
(referat), hal ini akan melatih untuk berfikir secara kritis dalam menguraikan suatu persoalan.
Dalam referat ini nantinya akan dibahas mengenai “Glaukoma”.
Demikian referat ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan
pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
membantu lebih menyempurnakan referat ini.
Hormat saya
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3.1. Kesimpulan................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa faktor resiko untuk timbulnya glaukoma akut adalah usia diatas 40 tahun, riwayat anggota
keluarga yang terkena glaukoma. Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaucoma. Tekanan bola mata > 21 mmHg berisiko
tinggi terkena glaukoma. Pemakai steroid secara rutin misalnya:pemakai obat tetes mata yang mengandung
steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi
dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.
Penyakit lain seperti riwayat penyakit katarak, diabetes, hipertensi dan migren.4
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Glaukoma merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer. Glaukoma sudut tertutup
terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokular, yang disebabkan penutupan
sudut bilik mata depan yang mendadak oleh akar iris, sehingga menghalangi sama sekali
keluarnya humor akueus melaluitrabekula, menyebabkan meningginya tekanan intraokular,
maka gejala yangditimbulkan sangat berat seperti: nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan
kabur, halo, mual dan muntah serta disertai tanda kongesti, maka disebut pula glaucoma akut
kongestif atau glaukoma akut. Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang
mempunyai sudut bilik mata yang sempit. Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi
anatomis.4,5
Gambar 1.Bilik mata depan normal ( atas ), dan sudut tertutup (bawah)
5
okuler sebelum terapi definitive iridektomi laser atau bedah dilakukan. Diagnosa pasti
ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan hasil pemeriksaan gonioskopi yang dapat
memberikan bukti bahwa sudut bilik mata tertutup.5
2.2 KLASIFIKASI
- Glaukoma sudut terbuka (glaucoma simpleks, open angle glaucoma, chronic simple
glaucoma).
2. Glaukoma sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata,disebabkan :
- Perubahan lensa.
- Kelainan uvea
- Trauma
- Bedah.
- Rubeosis.
- Steroid dan lainnya.
3. Glaukoma kongenital
- Primer atau infantile.
- Menyertai kelainan kongenital lainnya.
4. Glaukoma absolute, keadaan terakhir suatu glaucoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola
mata nyeri.2
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan dengan perjalan
penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari progresifitas tingkat awal ke
tingkat selanjutnya. Kombinasi ini dibagi sesuai dengantingkatan klinis, yaitu:
6
2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sudut bilik mata depan dibentuk oleh tautan antara kornea dan iris perifer,yang
diantaranya terdapat jalinan trabekular. Jalinan trabekular (trabecular meshwork) sendiri terdiri
dari 3 bagian yaitu:
Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow Aquos Humor. Struktur lain yang
terlibat adalah kanalis sklem. Kanalis berbentuk sirkumfensial dan dihubungkan oleh septa-
septa. Bagian dalam kanalis dilapisi olehsel-sel endotel berbentuk kumparan yang mengandung
vakuol-vakuol besar, dan di bagian luar dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung
ujung dari kanalis-kanalis kolektor. Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor.
Kanalisini meninggalkan kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera. Aquos
Humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata. Diproduksi
oleh korpus siliare dan bervariasi diurnal. Setelah memasuki bilik mata belakang, humor akuos
melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan dan kemudian ke perifer menuju ke sudut bilik
mata depan dan nantinya akan dikeluarkan melalui dua jalur outflow berbeda yaitu:
1.Outflow melalui jalur trabekulum (jalur konvensional). Yang merupakan jalur utama,
dimana sekitar 90% outflow Aquos Humor melalui jalinan trabekular menuju kanalis
sklem dan berlanjut ke sistem vena kolektor.
7
2.4 FAKTOR PREDISPOSISI
1.Bulbus okuli yang pendek, biasanya pada mata yang hipermetrop. Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya.
2.Tebalnya lensa, menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal. Pada umur 25
tahun, dalamnya bilik mata depan rata-rata 3,6 mm, sedangkan pada umur 70 tahun
3,15 mm.
4.Tebalnya iris. Makin tebal iris, makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit, letak lensa jadi lebih dekat ke iris, sehingga aliran
cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan tehambat, inilah yang disebut
dengan hambatan pupil. Hal ini dapat menyebabkanmeningkatnya tekanan di dalam bilik mata
8
belakang dan medorong iris ke depan .Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit,
adanya dorongan ini menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula, sehingga cairan bilik mata
tidak dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup.
2.5 INSIDENSI
Terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun dengan angka kejadian yang
bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan pria pada penyakit ini adalah 4:1. Sering
terjadi pada kedua mata. 2
2.6 PATOGENESIS
Sudut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada keadaan
fisiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Berdekatan dengan sudut ini
didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.
Pada sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran
descement, kanal schlemm yang menampung cairan mata ke salurannya. Sudut filtrasi berbatas
dengan akar iris berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan spur sklera yang
membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi serta
tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi
yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea. Tekanan intraokular ditentukan
oleh kecepatan terbentuknya cairan mata (Aquos Humor) bola mata oleh badan siliar dan
hambatan yang terjadi pada trabekular meshwork. Aquos Humor yang dihasilkan badan siliar
masuk ke bilik mata belakang, kemudian melalui pupil menuju ke bilik mata depan dan terus
kesudut bilik mata depan, tepatnya ke jaringan trabekulum, mencapai kanal Schlemmdan
melalui saluran ini keluar dari bola mata. Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada
jalinan trabekular,sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar. Jadi tekanan intraokuler
meningkat karena adanya hambatan outflow Aquos Humor akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular. Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan
intraokuler meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik mata,
sehingga outflow Aquos Humor terhambat saat menjangkau jalinan trabekular.Keadaan seperti
ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit (kadang-kadangdisebut dengan “dangerous
angle”).
9
Penting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas,
perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata depan tidak tertutup
dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. Ini merupakan perbedaan dasar antara
glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup. Ketika dislokasi lensa sebagai
penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup sekunder. Jika glaukoma sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya, kondisi ini
dikenal dengan glaukoma sudut tertutup primer. Apabila sudut bilik mata depan tertutup secara
cepat dan berat, ini dikenal dengan glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan
tanda. Apabila penutupan sudut bilik mata depan tidak sempurna dan kadang-kadang saja
terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup
kronik , dan disertai dengan sedikit gejala. Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten yang
tidak mempunyai gejala, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup kreeping.
Satu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata sempit akan
berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya sebagian kecil saja, terutama pada
mata yang pupilnya berdilatasi sedang (3,0 - 4,5mm) yang dapat memungkinkan terjadinya
blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup. Akibat terjadinya blok pupil, maka
tekanan intraokular lebih tinggi di bilik mata belakang daripada bilik mata depan. Jika blok
pupil semakin berat tekananintra okuler di bilik mata belakang semakin bertambah, sehingga
konveksivitas iris semakin bertambah juga, ini dikenal dengan iris bombe, yang membuat
perifer iris kontak dengan jalinan trabekuler, dan menyebabkan sudut bilik mata depan tertutup.
Jika tekanan intraokuler meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit maka akan
terjadi glaukoma akut. Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut ialah plateau
iris dan letak lensa lebih ke anterior. Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok pupil.
10
- Sakit kepala, sakit pada mata dan kelemahan akomodasi. Keadaan ini berlangsung
½-2 jam. Bila serangannya reda, mata menjadi normal kembali.
b. Fase Glaukoma Akut ( Fase Kongestif).
-Penderita tampak sangat payah, memegangi kepalanya karena sakit hebat.
Jalannya dipapah, karena tajam penglihatannya sangat turun
-Muntah-m u n t a h
- Mata hiperemis dan fotofobia. Karenanya sering disangka bukanmenderita sakit mata,
melainkan suatu penyakit sistemik.
- Visus cepat menurun, disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang
Nervus Cranial V, sakit kepala, mual muntah, tampak warna pelangi di sekitar lampu.4
2.8 PEMERIKSAAN
a. Slit-lamp Biomikroskopi
- Konjungtiva bulbi: hiperemia kongestif, kemotis dengan injeksi silier, injeksi
konjungtiva dan episclera.
- Kornea: edema dengan vesikel epithelial dan penebalan struma, keruh, tidak sensitif
karena tekanan pada saraf kornea.
- Bilik mata depan: dangkal dengan kontak iridokorneal perifer. Flare dan sel akuos
dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi.
- Iris: gambaran corak bergaris tak nyata karena edema, berwarnakelabu, dilatasi
pembuluh darah iris.
- Pupil: oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi, kadang-kadang didapat
midriasis yang total, warna kehijauan, tidak ada reaksi terhadap cahaya dan
akomodasi
b. Tonometri Schiotz
Normal TIO : 10-21 mmHg, pada glaukoma akut dapat mencapai 50-100 mmHg
c. F u n d u s k o p i
Papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi, seperti pada glaukoma simpleks.
Sehingga cup disk ratio membesar (N = <0,4) (gambar 3 dan 4). Sering juga ditemukan
optic-disk edema dan hiperemis.
11
Gambar 3 : saraf optik normal (kiri), penggaungan saraf optik pada glaukoma akibat peningkatan TIO
(kanan)
Gambar 4: Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada funduskopi (kanan)
d. Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata dengan
goniolens. Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik
sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti
benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma penderita
apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder.1 Pemeriksaan gonioskopi ditunda
sampai edem kornea berkurang, salah satunya dengan obat yang dapat menurunkan
tekanan intraocular, misalnya dengan gliserin topical atau saline hipertonik salp mata.
(gambar 5)
12
Gambar 5: Gonioskopie
Pemeriksaan lapang pandang penting, baik untuk menegakkan diagnosa maupun untuk
meneliti perjalanan penyakitnya, juga untuk menentukan pengobatan selanjutnya. Harus
selalu diteliti keadaan lapang pandangan perifer dan sentral. Pada glaukoma yang masih
dini, lapang pandangan perifer belum menunjukkan kelainan, tetapi lapang pandangan
sentral sudah menunjukkan adanya bermacam-macam skotoma. Jika glaukomanya sudah
lanjut, lapang pandangan perifer juga memberikan kelainan berupa penyempitan yang
dimulai dari bagian nasal atas. Yang kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada
ditengah yang dapat menimbulkan tunnel vision, seolah-olah melihat melalui teropong
untuk kemudian menjadi buta.
f. Tes provokasi,
13
2. Konjungtivitis akut.
3. Keratitis.
4. Skleritis.
5. Katarak senilis
6. Glaukoma sudut tertutup kronik
7. Cluster headache
8. Migraine
2.10 PENCEGAHAN
1) Deteksi dini
Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi
s e d i n i mungkin. Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya
glaukoma sudut t e r b u k a . J i k a p e n y a k i t i n i d i t e m u k a n s e c a r a
dini, maka hilangnya f u n g s i penglihatan dan kebutaan bisa
dicegah dengan pengobatan. Orang-orang yang m e m i l i k i resiko
menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya
m e n j a l a n i pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikon ya
t i n g g i s e b a i k n y a m e n j a l a n i iridotomi untuk mencegah serangan akut.
- Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yan g memiliki
riwayat keluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi
(hipermetropia), s e r t a p e n d e r i t a p e n y a k i t s i s t e m i k s e p e r t i d i a b e t e s
a t a u k e l a i n a n v a s k u l a r (jantung).
- Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakit
kepala berat.
14
2) N u t r i s i ya n g a d e k u a t ( b a n ya k m e n g a n d u n g v i t a m i n A d a n B e t a
Karoten). Faktor risiko pada seseorang ya n g bisa menderita
glaukoma adalah seperti diabetes m e l l i t u s d a n h i p e r t e n s i , u n t u k
i t u b a g i y a n g m e n d e r i t a d i a b e t e s m e l l i t u s dianjurkan untuk
mengurangi mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasiglaukoma,
sedangkan untuk penderita hipertensi dianjurkan untuk diet rendah garam
karena jika tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata.
3) Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan
olahragateratur. Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.
4) P e n c e g a h a n l a n j u t a n b a g i ya n g s u d a h m e n d e r i t a g l a u k o m a a g a r
t i d a k b e r t a m b a h parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu:
Mengurangi stress
Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi keci l
s e h i n g g a g l a u c o m a akan memblok pupil
Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan
melebar (dilatasi)
Diet rendah natrium
Pembatasan kafein
Mencegah konstipasi
Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan
k a r e n a a k a n meningkatkan TIO
Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat
m e m b a n t u p a s i e n m e r a s a nyaman dan mengurangi tekanan intra
okular. Diyakini juga bahwa dengan posisi supinasi, lensa jatuh menjauh dari
iris yang mengurangi blok pupil
2.11 PENATALAKSANAAN7
1. Terapi medikamentosa
1.1. Agen osmotik
1.2. K a r b o n i k a n h i d r a s e i n h i b i t o r
1.3. Miotik kuat (Parasimpatomimetik)
1.4. B e t a - b l o c k e r
1.5. A l p h a a d r e n e r g i c a g o n i s t
15
1.6. A n a l o g P r o s t a g l a n d i n
1.7. K o r t i k o s t e r o i d T o p i k a l
16
sendiri dapat menyebabkan mual muntah. Menurunkan tekanan intraokular dalam
waktu 30-90 menit setelah pemberian.
• Manitol
Dosis 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Aman digunakan pada pasien diabetes
karena tidak dimetabolisme. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3 jam. B i l a
tidak dapat diberikan oral (mis : pasien mual -muntah) dapat diberikan
s e c a r a intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit.
Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian IV. Pada
penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah
yang beredar m e n i n g k a t s e h i n g g a m e m p e r b e r a t k e r j a j a n t u n g y a n g t e l a h
g a g a l . P e m b e r i a n manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal
dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan
intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang
hipersensitivitas terhadap manitol.
•Ureum intravena
D o s i s 1 - 1 , 5 g / k g I V T i d a k s e e f e k t i f m a n i t o l k a r e n a b e r a t m o l e k u l n ya
l e b i h rendah sehingga lebih cepat dipenetrasi pada mata. Penggunaannya harus
dengan pengawasan ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskuler.
17
Dosis awal 100-200mg per oral, diikuti 100 mg setiap 12 jam sampai tercapai
respons yang diinginkan. Dosis pemeliharaan (maintenance) yang biasa
untuk glaukoma adalah 25-50 mg 3 atau 4 x/hari. Dosis harian total tidak melebihi 300mg.
• Brinzolamide
Brinzolamide adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata
dengan kadar 1 %. Brinzolamide digunakan untuk mengobati tekanan
yang m e n i n g k a t p a d a m a t a k a r e n a g l a u k o m a s u d u t t e r b u k a .
B r i n z o l a m i d e j u g a digunakan untuk mengatasi kondisi yang disebut hipertensi pada
mata
18
1.6.Analog Prostaglandin
• Latanoprost 0,005%
Senyawa analog prostaglandin yang dapat menurunkan tekanan intraokuler
dengan cara meningkatkan outflow Aquos Humor. Dosis 1 tetes/ hari. Tersedia dalam
bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate.
1.7.Kortikosteroid Topikal
Inflamasi merupakan bagian penting dari patofisiologi dan timbulnya gejala.
Steroid topical mengurangi reaksi inflamasi dan kerusakan
nervus optikus.
• Prednisolon asetat 1%
Digunakan selama 1 minggu pasca operasi i r i d e k t o m i . Diberikan
sebagai pengganti obat-obat antiglaukoma yang digunakan saat serangan akut
sebelumnya.
19
(1,5-3/kg BB) 20 tetes/ menit (20%) atau ureum 30% infus, 300 cc diberikan ± 2-3 jam
yang diberikan sebelum operasi dilakukan.
Ad. 3. Parasintesis
Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat d a l a m
menurunkan tekanan intraokuler ke tingat yang aman dan kadang -
kadang j u s t r u setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap
t i n g g i . S e k a r a n g i n i m u l a i diperkenalkan cara menurunkan tekanan
i n t r a o k u l e r y a n g c e p a t d e n g a n t e k h n i k parasintesis. Pada prosedur ini, mata
diberikan anestesi lokal sebelumnya, lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik mata depan
untuk mengeluarkan Aquos Humor. Cairan disedot sebanyak 0,05 ml, sehingga
secara cepat dapat mengurangi tekanan di mata. Cara ini jg dapat menghilangkan rasa
nyeri dengan segera pada pasien.
20
glaukoma sudut tertutup dengan blok pupil, iridektomi juga diindikasikan untuk
mencegah terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan
melalui evaluasi gonioskopi. Laser iridektomi juga dilakukan pada serangan
glaukoma akut dan pada mata kontra -lateral dengan potensial glaucoma akut.
Kontraindikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis karena dapat terjadi
perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada
pasien y a n g menggunakan anti-koagulan sistemik, seperti aspirin. Walaupun laser
iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma sudut tertutup yang disebabkan
oleh mekanisme blok pupil, tetapi kadang-kadang laser iridektomi perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada pasien dengan sudut bilik mata
tertutup. Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
m e l a k u k a n iridektomi laser karena kornea keruh, sudut bilik mata dangkal,
pembengkakan iris. Sebelum dilakukan laser harus diberikan inisial gliserin
topikal untuk memperbaik iedema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris.
Komplikasi
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior, katarak lokal,
meningkatnya t e k a n a n i n t r a o k u l a r , i r i t i s , l u b a n g i r i d e k t o m i l e b i h c e p a t
tertutup kembali dan terbakarnya k ornea dan retina. Pada umum n ya
k o m p l i k a s i y a n g s e r i n g t e r j a d i meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea,
ablasio retina, pendarahan, gangguan visus dan tekanan intraokular meningkat.8
21
Gambar 7: Setelah dilakukan iridektomi laser
22
m u n g k i n d e n g a n m e n g g u n a k a n m i o t i k t e t e s a t a u asetilkolin intra
kamera. Kemudian dilakukan insisi 3mm pada korneosklera 1 mm dibelakang
limbus. Insisi dilakukan agar iris prolaps. Bibir insisi bagian
posterior d i t e k a n s e h i n g g a i r i s p e r i f e r h a m p i r s e l a l u p r o l a p s l e w a t
insisi dan kemudian dilakukan iridektomi. Bibir insisi posterior
d i t e k a n l a g i d i i k u t i d e n g a n r e p o s i s i pinggir iridektomi. Luka insisi
kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih, dan b i l i k m a t a d e p a n
dibentuk kembali. Setelah operasi selesai, fluoresen sering
digunakan untuk menentukan ada tidaknya kebocoran pada bekas insisi. Oleh karena
kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata depan dangkal.
5.2. Trabekulektomi
Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru
melalui sklera. Dilakukan dengan melakukan diseksi flap ketebalan
setengah (half-tickness) sclera dengan engsel di limbus. Satu segmen jaringan
trabekula diangkat, flap sklera ditutup k e m b a l i d a n k o n j u n g t i v a d i j a h i t r a p a t
u n t u k m e n c e g a h k e b o c o r a n c a i r a n A q u o s . Trabekulektomi meningkatkan
aliran keluar Aquos Humor dengan memintas struktur p e n g a l i r a n y a n g a l a m i a h .
Ketika cairan mengalir melalui saluran baru ini, akan terb entuk
bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada pemeriksaan
konjungtiva. P e r s i a p a n sebelum operasi yaitu pembahasan
d i t u j u k a n u n t u k m e m p e r b a i k i penglihatan dan biasanya dikerjakan secara
berencana, kecuali pada kasus-kasus yang tidak biasa, misalnya lensa hipermature yang
sejak awal telah memberikan ancaman terjadinya ruptura. (Gambar 8).
23
Gambar 8: Trabekulektomi
Indikasi
Tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat
atau setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer.
Komplikasi
Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal),
hifema(darah di kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.
2.12 PROGNOSIS
Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi segera mungkin.
Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang secara
progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap. Penanganan episode akut yang
terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan
kebutaan permanen dalam 2-3 hari.
24
BAB III
KESIMPULAN
1. G l a u k o m a a d a l a h s u a t u p e n y a k i t d i m a n a g a m b a r a n k l i n i k y a n g
l e n g k a p d i t a n d a i oleh peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan
degenerasi papil saraf optik serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangan
lapangan pandang).
2. Glaukoma sudut tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari
tekanan intraokular, yang disebabkan penutupan sudut bilik mata depan
yang mendadak oleh pangkal iris, sehingga menghalangi sama sekali
keluarnya Aquos Humor melalui trabekula, menyababkan meningginya
tekanan intraokular, sakit yang sangat di mata secara mendadak dan menurunnya
ketajaman penglihatan secara tiba-tiba, disertai tanda kongesti, maka disebut pula
glaukoma akut kongestif atau glaukoma akut.
3. Glaukoma akut hanya timbul pada orang -orang yang mempunyai sudut
bilik mata yang sempit. Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis.
4. P e m e r i k s a a n glaukoma akut yaitu : pemeriksaan slit -lamp,
pemeriksaan t e k a n a n bola mata ( tonometri Schiotz, tonometri aplanasi,
tonometri digital), gonioskopi, funduskopi, pemeriksaan lapang pandang, dan tes
provokasi.
5. P e n a t a l a k s a n a a n glaukoma sudut tertutup terdiri dari
m e n g u r a n g i t e k a n a n i n t r a okular, menekan inflamasi, dan pemulihan sudut
yang tertutup.
6. L a s e r I r i d i o t o m y P e r i f e r ( L P I ) d i l a k u k a n 2 4 - 4 8 j a m s e t e l a h
t e k a n a n i n t r a o c u l a r terkontrol, yang dipertimbangkan sebagai terapi definitive
untuk glaukoma sudut-tertutup. Disaat LPI merupakan terapi definitive
terbaru, ada beberapa pendapat b a h w a Argon Laser Peripheral
I r i d o i p l a s t y ( A L P I ) d a n A n t e r i o r C h a m b e r Paracentesis (ACP) dapat
digunakan dalam manajemen glaukoma sudut-tertutup
7. Glaukoma dapat dirawat dengan obat tetes mata, tablet, operasi laser atau
operasi mata. Menurunkan tekanan pada mata dapat mencegah kerusakan
penglihatan lebih lanjut. Oleh karena itu semakin dini deteksi glaukoma
maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan mata.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidartha, dkk. Glaukoma. dalam: Ilmu Penyakit Mata, edisi 3,
Jakarta,BalaiPenerbit FKUI, 2002, hal 212-217.
2. Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. Glaukoma. dalam : Oftalmologi Umum,ed.
Suyono Joko, edisi 14, Jakarta, Widya Medika, 2000, hal : 220-230
3. Anonim. Glaukoma. Diunduh dan
http://www.oocities.com/infokeben/glaukoma.htm.Diakses Januari 2014.
4. Wijaya, Nana. Glaukoma. dalam : Ilmu Penyakit Mata, ed. Wijaya Nana, cet.6,Jakarta,
Abadi Tegal, 1993, hal : 219-232.
5. American Academy of Ophtalmology: Acute Primary Angle Closure
Glaucomain Basic and Clinical Science Course, section 10, 2005-2006, page 122-126.
6. O’brien, Chock, Opere. An Overview of Glaucoma Management for
Pharmacists.http://www.uspharmacist.com/continuing_education/ceviewtest/lessoni
d/106698/.Updated April 2010.
7. Noecker, R. J. Glaucoma, Angle Closure, Acute. Available
athttp://emedicine.medscape.com/article/1206956-diagnosis.Updated January 2011
8. Indra. Glaukoma. Available athttp://iebegtd.wordpress.com/2010/12/05/glaukoma/.
Diakses Januari 2014
26