HIPERNATREMIA
Pengukuran primer yang mudah diperoleh para klinisi untuk menilai status cairan pasien adalah
konsentrasi natrium plasma. Osmolaritas plasma tidak secara rutin diukur, tapi karena natrium
dan anion yang terkait (terutama klorida) bertanggung jawab atas lebih dari 90% zat terlarut
dalam cairan ekstrasel, maka konsentrasi natrium plasma merupakan indikator yang cukup baik
bagi osmolaritas plasma pada banyak keadaan. Seseorang dikatakan hiponatremia, bila
konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa milieklivalen dibawah
nilai normal (sekitar 142 mEq/L). bila konsentrasi natrium plasma meningkat di atas normal,
maka seseorang dikatakan hipernatremia.
Kehilangan natrium klorida dari cairan ekstrasel atau penambahan air yang berlebihan pada
cairan ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium plasma. Kehilangan natrium
klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipo-osmotik dan berhubungan dengan penurunan
volume cairan ekstrasel.
Hiponatremia juga dapat terjadi pada retensi air yang berlebihan, yang akan mengencerkan
natrium dalam cairan ekstrasel, yaitu suatu kondisi yang disebut overhidrasi hipo-osmotik.
Contohnya, sekresi berlebihan dari hormone antidiuretik, yang menyebabkan tubulus ginjal
mereabsorbsi air lebih banyak, dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia dan overhidrasi.
Hiponatremia juga dapat terjadi akibat penambahan natrium klorida yang berlebihan pada cairan
ekstrasel. Hal ini sering terjadi pada overhidrasi hiperosmotik, karena kelebihan natrium klorida
ekstrasel.