PARENTERAL
Terapi cairan
Terapi cairan adalah suatu
tindakan pemberian air dan
elektrolit dengan atau tanpa gizi
kepada pasien-pasien yang
mengalami dehidrasi dan tidak
bisa dipenuhi oleh asupan oral
biasa melalui minum atau
makanan.
Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah pemberian
infus zat gizi (bisa asam amino,
karbohidrat dan lipid) ke dalam
pembuluh balik atau vena. Nutrisi
parenteral ini diberikan pada pasien
yang kekurangan gizi atau asupan gizi
melalui oral diperkirakan akan
terhambat oleh kondisi penyakit pasien.
Jenis-jenis larutan
Larutan Karbohidrat : D5
D10
Martos 10
Larutan elektrolit :
Sederhana
NaCl 3 %
NaCl 0,9 %
Larutan elektrolit :
Sederhana
Karbohidrat
lar 1:4
lar 1:5
lar 1:1
lar 2A
lar 1:2
larutan elektrolit : RL
komplek
Darraw Glukosa
lar 3 A
larutan maintenance :
a. KaEN 1 B
b. KAEN 3 A
c. KAEN 3 B
d. KAEN MG 3
Indikasi
NaCl:
resusitasi
kehilangan Na > Cl, misal : diare
Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan
Natrium
RL / Ringer asetat
Mengatasi kehilangan cairan ekstrasil yang
akut
Pada syok, dehidrasi diguyur
Dextran
Resusitasi
Pengganti plasma pada luka bakar
Peningkatan sirkulasi kapiler. Misal : infark
hemoragih
Ka EN
Tidak mengandung kalium
Digunakan sebagai initial solution untuk suplai air
dan elektrolit
Ka EN 3 A dan 3 B
Larutan standar untuk memenuhi kebutuhan harian
air dan elektrolit dengan K (larutan rumatan)
Ka EN MG3
Larutan rumatan dengan glukosa 10%
Suplai air dan elektrolit pada pasien dengan asupan oral
terbatas
Pan Amin 6
Tifoid
Nutrisi dini post operatif
Katabolik ringan
Dosis : dewasa : 500 ml selama 60-100 menit
Kecepatan : sebagai asam amino, 10 g dalam 60 menit
Martos 10
Suplai air dan karbohidrat secara parerental pada penderita
diabetik
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen
seperti tumor, infeksi berat, stress berat, dan defisiensi
protein
Dosis : 0,3/kgBB/jam (BB 50 kg, diberikan 500 ml larutan
10% dalam 4 jam atau lebih
Aminovel 600
Nutrisi tambahan pada gangguan saluran gastrointestinal,
mis : Short Bowel syndrome, anoreksia, dan kelainan
gastro-intestinal berat
Penderita gastro intestinal yang dipuasakan, misal
Enterokutan fistula
Kebutuhan metabolik yang meningkat, misal Luka bakar,
trauma, dan pasca operasi
Katabolik sedang
Dosis : 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tetes/menit)
Manitol
Gagal ginjal akut : diperlukan test dose 0,2 g/kg, diberikan
dalam 3-5 menit. Respon memadai jika volume urin 40
ml/jam (diukur dalam 2-3 jam). Jika ada respon dosis
dilanjutkan 100 g, diberikan daam 90 menit sampai
beberapa jam. Jika tidak ada respon, pemberian tidak
dilanjutkan
Amiparen
Luka bakar
Infeksi berat
Kwashiokor
Post operatif
Katabolik berat
Total Parenteral Nutrition (TPN)
Dosis : dewasa normal : 100 ml selama 60 menit
Kecepatan : sebagai asam amino, 10 g dalam 60
menit
Meylon
Asidosis, karena defisit bikarbonat
Penyakit meniere dan motion sickness.
Dosis : BE x 30% x BB
Biasanya diberikan 50% dari jumlah yang dihitung
Triparen
Suplai air, elektrolit, kalori melalui vena sentral
dimana intake oral maupun enteral tidak cukup
atau tidak dimungkinkan
Dosis : 1800 m/24 jam melalui vena sentral
Indikasi Mg SO4 20% / 40%
Mengontrol dan mencegah kejang pada pre
eklampsi dan eklampsi
Dosis :
Pre eklampsi : 10 ml (4 g) MgSO4 40%, IM, dapat
diulang 4 g tiap 6 jam
Eklampsi : dosis initial : 8 g dalam larutan 40%,
IM, selanjutnya 4 g/6 jam
Jumlah cairan
Waktu X 4
Jumlah cairan
Waktu X 3
15 Tetes/ ml
Infuset Makro
20 Tetes/ ml
Infuset Mikro :
60 Tetes/ ml
Jumlah cairan
Waktu
Soal
1. Berapa tetes/menit yang dibutuhkan