Anda di halaman 1dari 42

Jenis Cairan Infus dan Transfusi

Darah

Girang Santika
Lubna Qatrunada
Khaerunnisa A’yunin Nur H.

Preseptor : Dr. Suwarman., dr.,Sp.AN(K)


Komposisi Cairan Tubuh

 Jumlah air pada tubuh  50% berat badan (wanita), 60% berat
badan (pria)

 Ekstrasel : Na, Cl, HCO3


 Intrasel : K dan organic phosphat
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Body
100%

Water Tissue
60 % (100) 40 %

ICS ECS
40 % (60) 20 % (40)

Interstitial space Intravascular


15 % (30) space (5%)
(mEq/L) Plasma Interstitial Intrasel
Natrium 142 114 15
Kalium 4 4 150
Kalsium 5 2,5 2
Magnesium 3 1,5 27
Klorida 103 114 1
Bikarbonat 27 30 10
Posfor 2 2 100
Sulfat 1 1 20
Asam organik 5 5 0
Protein 16 0 63
ELEKTROLIT UTAMA TUBUH
 A. NATRIUM

Kadar Na dalam tubuh : 58,5mEq/kgBB

Kebutuhan harian Na+ →100mEq (6-15 gram


NaCl).
Hipernatremia > 145 mEq/L
Hiponatremia < 135 mmol/L
• Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan
interstitial maupun ke dalam dan keluar sel.
• Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah,diare)
sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan
dehidrasi disertai kekurangan natrium.
• Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti
dengan air dan natrium dari cairan interstitial.
• Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air akan ditarik
dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak dapat
dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.
 B. KALIUM

Keseimbangan Kalium ( K+)→53 mEq/kgBB


Hipokalemia < 3.5 mmol /L.
Hiperkalemia > 5 mmol /L.

• Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter


• Kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB.
• Keseimbangan kalium sangat berhubungan
dengan konsentrasi H+ ekstraseluler.
• Ekskresi kalium lewat urin 60-90 mEq/liter,
feces 72 mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter
Hipokalemi kerena ekskresi yang
meningkat terjadi pada:
 Penyakit ginjal (pyelonefritis kronis, renal tubular
asidosis, fase diuresis dari nekrosis tubular akut)
 Asidosis diabetika
 Keadaan alkalosis metabolik
 Diare infantilitis
 Pemberian diuretika tanpa cukup pemberian kalium
Kalsium

Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama


susu
80-90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat
urine.
Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake, besarnya
tulang, keadaan endokrin.
Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-
kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, da hipofisis.
 Sebagian besar (99%) ditemukan didalam gigi dan + 1%
dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.
Magnesium

 Magnesium ditemukan di semua jenis makanan.


 Kebutuhan untuk pertumbuhan + 10 mg/hari. Dikeluarkan lewat
urine dan faeces.
Karbonat

 Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai


salah satu hasil akhir daripada metabolisme.
 Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat
yang akan dikeluarkan urine.
 Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting
peranannya dalam keseimbangan asam basa.
Jenis Cairan Infus

A. Kristaloid
B. Koloid
 Berat molekul lebih kecil
 Tekanan onkotik
 Berat molekul lebih besar
rendahcepat  Tekanan onkotik lebih tinggi
terdistribudi ke seluruh
ruang ekstrasel  Bertahan 3-6 jam di
 Hanya bertahan 20-30 intravaskuler
menit di intravaskuler  Dapat digunakan pada
 Komponen menyeru keadaan respon hemodinamik
 Digunakan untuk yang tidak adekuat, setelah
penanganan awal pemberian kristaloid 3-4L
resusitasi cairan
 Indikasi : defisit cairan
intraskular yg berat,
hypoalbuminemia yg berat
Cairan Kristaloid
Ringer laktat NaCl Dextrose 5/10%
• Cairan paling fisiologis • Digunakan untuk • Cairan pengganti pada
 digunakan untuk replacement therapy pda pure water deficit
replacement therapy kasus ( turun, RL tidak • Maintenance pada
(syok hipovolemik, dapat digunakan seperti pasien dengan
shock hemorrhagic, pada kasus alkalosis pembatasan intake
septic shock, diare, atau hiperkalemia, Natrium
trauma kepala, luka trauma kepala, • Penggantian kalori
bakar) pengencer RBC • Penggunaan
• Kandungan elektrolit sebelum transfusi) perioperatifuntuk
lebih lengkap (, , ) • Kandungan elektrolit menyediakan kebutuhan
• Kadar tidak setinggi hanya Na (154meq/L) air dan mencegah
pada cairan NaCl dan Cl (154meq/L) hipoglikemia dan
(mencegah acidosis • Dapat terjadi acidosis proteolisis
hyperchloremia) hiperchloremia atau • Tidak boleh diberikan
hipernatremia pada trauma kepala
Solution Tonicity Na Cl K Ca Glucose Lactate
mOsml/l meq/l meq/l meq/l meq/l gr/l meq/l
D5W Hypo (253)         50  
Normal saline Iso (308) 154 154        
D5 1/4NS Iso (330) 38,5 38,5     50  
D5 1/2NS Hyper (407) 77 77     50  
D5 NS Hyper (561) 154 154     50  
RL Iso (273) 130 109 4 3   28
D5 RL Hyper (525) 130 109 4 3 50 28
Cairan Koloid

 Blood-derived : digunakan sebagai pengganti volume pada pasien hipoproteinemia,


hemodilusi
1. Albumin
2. Plasma protein fraction 5% (mengandung alpha dan beta globulin)
 Synthetic
Cairan Koloid

 Synthetic :
1. dextrose starches (dextrans) : memilik efek melancarkan aliran darah, inhibisi
penempelan platelet, meningkatkan aktivitas fibrinolisis
2. gelatins : plasma expander
3. starch (hestatarch)
Terapi Cairan Pada Pembedahan

 Kebutuhan cairan Maintenance (M)


1. 4 ml/kg/jam  BB 10 kg pertama
2. 2 ml/kg/jam  BB 10 kg kedua
3. 1 ml/kg/jam  sisa BB
 Kebutuhan cairan Puasa (P)
P = MxLama puasa (dalam jam)
 Insensible Water Loss (IWL)
Perdarahan estimasi* x BB

* Abdomen >6-8, Kepala 4-6, Kecil 2-3


Kebutuhan Selama Bedah

 1 jam pertama : M+1/2 P+IWL


 1 jam kedua/ketiga : M+1/4P+IWL
 1 jam berikutnya : M+IWL
Transfusi Darah

 Transfer darah atau komponen darah dari donor ke resipien yang


bertujuan untuk mengganti komponen darah yang berkurang
Komposisi Darah
Indikasi Transfusi

 Kehilangan darah >20%


 Perdarahan hingga Hb<8gr/dL atau Ht <30% (pada orang tua,
pasien dengan kelainan paru, atau kelainan jantung  batas Hb
<10gr/dL)
Jenis-Jenis Darah untuk Transfusi

 Whole Blood
 Packed Red Cell
 Fresh Frozen Plasma
 Platelet Concentrate
 Granulocyte transfusion
Whole blood

 Komponen : eritrosit, leukosit, trombosit, plasma


 Indikasi : kasus yang membutuhkan transfusi sel darah merah dan
plasma secara bersamaan
 Kontraindikasi : anemia kronis normovolemik, pasien yang hanya
membuthkan sel darah merah saja
 1 kantung = 250 mL darah dan 37mL antikoagulan
 1 unit WB = meningkatkan Hb sebanyak 1gr/dL tau Ht sebanyak
3-4%
Packed red cell

 Komponen : eritrosit, leukosit, trombosit, sedikit plasma


 Indikasi : kasus yang membutuhkan transfusi sel darah merah
saja (pasien anemis pada gagal jantung kompensata)
 Washed PRC = PRC khusus yg sudah ‘dicuci’ sebanyak 3x
dengan NaCl Ht 70-80%, sebanyak 180mL  maksimal 6 jam
setelah pembuatan sudah ditransfusi
 1 kantung = 150-300 mL darah (eritrosit 100-200mL, Ht 60-70%)
Fresh frozen plasma

 Komponen : semua protein plasma dan faktor-faktor pembekuan


 Indikasi : pasien dengan defisiensi faktor pembekuan, koreksi
koagulopati, pengobatan terapi warfarin
 Setiap unit FFP menaikkan setiap faktor pembekuan darah
sebanyak 2-3% pada pasien dewasa
 Sebelum pemberian  Uji kompatibilitas ABO
 Dosis : 10-15ml/kg
 1 kantung = 50 mL
Trombocyte Concentrate

 Komponen : trombosit, sedikit eritrosit, leukosit, plasma


 Indikasi : kasus perdarahan akibat trombositopenia/disfungsi
platelet atau pasien dengan penyakit trombositopenia kongenital
 Transfusi profilaksis  pasien dengan trombosit 5000-
10000/u(mikro)L
 1 kantung = 50 mL
Granulosit

 Leukofaresis
 Indikasi : pasien neutropenia dengan infeksi bakteri yang tidak
responsif terhadap antibiotik
 Masa hidup pendek pada sirkulasi resipien
Estimated Blood Loss (Allowed
Blood Loss)
  
= x EBV

Sebagai indikasi transfusi


Komplikasi Transfusi Darah

• Reaksi Transfusi Hemolitik


• Reaksi Febris Transfusi
• Kerusakan Paru akut
Imunologi •

Reaksi Transfusi Alergi
Purpura Pasca Transfusi

• Kelebihan Cairan

Non
• Transfusi Masif (Metabolik, hipotermi,
pengenceran, mikroembolisasi paru)
• Hemosiderosis transfusi

Imunologi • Infeksi: Hepatitis A,B,C, HIV, EBV, CMV,


bakteri
 Reaksi Transfusi Hemolitik

 Terjadi pada aloimunisasi terhadap antigen eritrosit, Kesalahan pencatatan, ABO


mismatching

 Reaksi Hemolitik Segera


demam, menggigil, cemas, nyeri dada atau punggung, sesak nafas, takikardia,
hipotensi, Gagal ginjal akut, syok, DIC

 Reaksi Hemolitik Tertunda  2-10 hari setelah transfusi


 Reaksi Febris Transfusi
 Terjadi pada 0.5-3% pasien, multipel transfusi
 Aloimunisasi terhadap antigen leukosit dan trombosit
 Beberapa jam setelah transfusi
 Menggigil, panas, mual, muntah

 Kerusakan Paru Akut


 1 dalam 5000 transfusi
 Panas, menggigil, nyeri dada, hipotensi, cianosis
 Aloimunisasi terhadap antigen granulosit  edema paru
 Reaksi Transfusi Alergi
 Urtikaria, skin rashes, spasme bronkus, anafilaksis reaction
 Reaksi antara IgE resepien dengan protein/bahan terlarut dalam plasma protein

 Purpura Pasca Transfusi


 5-10 hari pasca transfusi
 Aloantibodi terhadap antigen khusus trombosit

Anda mungkin juga menyukai