Anda di halaman 1dari 38

Terapi Cairan

Tiara Grhanesia Denashurya


Tujuan Terapi Cairan

Penggantian volume intravaskuler

Memperbaiki perfusi jaringan

Penggantian kehilangan cairan (dehidrasi)

Memenuhi kebutuhan rumatan pada saat puasa

Dukungan pembedahan dan anestesi

Penggantian komponen khusus (darah, plasma)

Dukungan nutrisi
✘JENIS CAIRAN
Berdasarkan
tujuan terapi
1. Cairan rumatan ( maintenance ).
Dekstrosa 5 %, Dekstrosa 5 % dalam Salin 0,25 %

2. Cairan pengganti ( resusitasi, substitusi )


NaCl 0,9 %, Lactate Ringer’s, koloid

3. Cairan khusus
NaCl 3 %, Mannitol, Sodium- bikarbonat, Natrium
laktat hipertonik
Berdasarkan osmolaritas
Cairan Isotonik
 Ringer laktat
 Normal saline (NaCl 0,9%)
Cairan Hipotonik
 NaCl 45%
 Dekstrosa 2,5%
Cairan Hipertonik
 Dekstrosa 5%
 NaCl 45% hipertonik
 Whole blood, albumin
Berdasarkan Partikel Cairan

Partikel Cairan

Kristaloid Koloid

Isotonik Hipertonik Hipotonik Hipertonik

Ringer-Laktat, NaCl 45%,


NaCl 0,9% Dekstrosa 5%, Dekstrosa Albumin
(Normal Saline) 2,5%
Kristaloid
 Larutan dengan ion elektrolit yang larut dalam
air.
 Distribusi :
 75 % Ektravaskuler / interstitial
 25 % Intravaskuler
 Volume efek rendah , half time 20 menit.
 Penggunaan dalam jumlah besar
mengakibatkan hemodilusi
 Cairan banyak, murah, mudah didapat
 Reaksi alergi / anaphilatik jarang
 Pemberian pada awal syok memperbaiki
mikrosirkulasi
Kristaloid
Hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (
285 mOsmol/L)  cairan “ditarik” dari dalam pembuluh
darah keluar ke jaringan sekitarnya
Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi,
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi
diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula
darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.
Komplikasi : kolaps kardiovaskular dan peningkatan
tekanan intracranial
Contoh NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Isotonik
• Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah) = 285
mOsmol/L, sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah.
• Bermanfaat pada pasien yang mengalami
hipovolemi.
• Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif
dan hipertensi.
• Contoh: Ringer-Laktat (RL), dan normal saline /
larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
Hipertonik
✘Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum (
285 mOsmol/L), sehingga “menarik” cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh
darah.
✘Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
✘Misalnya Dextrose 5%, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%
Koloid
• Mempunyai partikel besar, yg agak sulit menembus
membran semipermeabel/ dinding pembuluh darah.
dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka
sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari
luar pembuluh darah.
• Contohnya adalah dextran, albumin dan steroid, HES
(Hydroxy Etil Starch)
Koloid
Baik sebagai pengganti darah tidak perlu volume
yang besar, sebagian besar di intravaskular 
(plasma expander)
Mempengaruhi faktor pembekuan darah ( Faktor
V ) dan adhesivitas trombosit menurun – gangguan
cross match
Harga relatif mahal
Reaksi alergi / antiphilatik lebih sering terjadi
PERBEDAAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Manfaat • Merembes ke komponen • Tetap berada di komponen
ekstraselular intravaskular
• Mengurangi peningkatan • volume yang diperlukan
cairan paru lebih sedikit
• Meningkatkan fungsi organ • Meningkatkan transpor
setelah operasi oksigen ke jaringan,
• Reaksi anafilaktik minimal kontraktilitas jantung dan
• Kemungkinan dapat keluarannya
mengurangi angka kematian
• Lebih murah

Predisposisi untuk terjadinya


Resiko Mahal, reaksi sensitifitas
edema pulmonal
Cairan Tonusitas NA K (mEq/l) Ca Cl Glukosa Laktat Asetat
Infus (mOsm/l) (mEq/l) (mEq/l) (mEq/l) (gram/l) (mEq/l) (mEq/l)
KRISTAL-
OID
Plasma 282,6 (iso) 146 4,2 2,5 105 27

D5W 253 (hipo) 50

NS 308 (iso) 154 154

D5NS 561 (hiper) 154 154 50

D5 ¼ NS 330 (iso) 38,5 38,5 50

RL 273 (iso) 130 4 3 109 28

D5 RL 273 (iso) 130 4 3 109 50 28

Asering 273,4 (iso) 130 4 3 109 28


Kristaloid
Ringer’s Lactate

• Cairan paling fisiologis.


• Banyak digunakan sebagai terapi cairan pengganti
• Laktat dalam RL akan dimetabolisme oleh hati
menjadi bikarbonat untuk memperbaiki keadaan,
misal asidosis metabolik. Kalium dalam RL tidak
cukup untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk
kasus defisit kalium.
• Tidak mengandung glukosa, sehingga sebagai
cairan rumatan (maintenance) harus ditambah
glukosa untuk mencegah ketosis.
NaCl 0,9 % ( Normal saline )

Dipakai sbg resusitasi terutama pada kasus:


• kadar Na+ rendah
• jika RL tdk cocok (alkalosis, retensi K+)
• cairan terpilih untuk trauma kepala
• untuk mengencerkan eritosit sebelum transfusi

Mempunyai kekurangan:
• tidak mengandung HCO3
• tidak mengandung K+
• kadar Na+ dan Cl– relatif tinggi, shg dapat terjadi
asidosis hiperkloremia, asidosis
dilusional,hipernatremia
Asering (Asetat Ringer)

• Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat


ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan
hati
• Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan
suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran
• Mempunyai efek vasodilator
• Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 %
sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat
meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga
memperkecil risiko memperburuk edema serebral
Dekstrosa

• Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%),


200 gr/l (20%).
• Kemasan : 100, 250, 500 ml.
• Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi
intravena serta untuk keperluan hidrasi selama dan
sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria
ringan sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari
25 mg/100ml).
• Kontraindikasi : Hiperglikemia.
• Adverse Reaction : Injeksi glukosa hipertonik
dengan pH rendah dapat menyebabkan iritasi pada
pembuluh darah dan tromboflebitis.
KOLOID

1. Human Albumin Infus 20% (koloid alami)


Merupakan protein 69-kDa yang dimurnikan dari
plasma manusia
Indikasi :
• Pengganti volume plasma atau protein pada
keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia, atau
hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
bypass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut,
pancretitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka bakar.
Kontraindikasi : gagal jantung, anemia berat.
2. HES ( Hydroxyethyl Starch )

a. Pelarut NaCl 0,9 %: Wida HES, HES Steril


b. Pelarut elektrolit berimbang: FIMAHES

Komposisi : Starches (pati) tersusun atas 2 tipe


polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin.

Keuntungan HES:
• menyumpal kebocoran ( sealing effect )
• memiliki efek antiinfl amasi, dengan cara menghambat
produksi mediator infl amasi NF-Kappa β, sehingga
dapat digunakan pada kasus inflamasi ( sepsis )
3. Dextran (Dextran 40 (Rheomacrodex), Dextran70
(Macrodex))

Komposisi : Dextran tersusun dari polimer glukosa


hasil sintesis dari bakteri Leuconostoc mesenteroides,
yang ditumbuhkan pada media sukrosa.
• D70 merupakan volume expander yang lebih baik,
dibanding D40.
• Namun, D40 mampu memperbaiki aliran sirkulasi
mikro lebih baik (mengurangi viskositas darah).
• Dextran  efek anti-trombotik, menekan aktivitas
faktor VIII, meningkatkan fibrinolisis

Dekstran 1 (Promit) dapat diberikan sebelum dekstran


40 atau dekstran 70 untuk mencegah reaksi
anafilaksis yang parah.
4. Gelatin (haemacel, gelofusine)

• Komposisi : Gelatin diambil dari hidrolisis kolagen


bovine.
• Indikasi : Penambah volume plasma dan mempunyai
efek antikoagulan,Pada sebuah penelitian invitro
dengan tromboelastropgraphy diketahui bahwa gelatin
memiliki efek antikoagulan, namun lebih kecil
dibandingkan HES.
• Kontraindikasi : haemacel tersusun atas sejumlah
besar kalsium, sehingga harus dihindari pada keadaan
hiperkalsemia.
DEHIDRASI
4 – 2 – 1 Rule
✘100 – 50 – 20 Rule for daily fluid requirements
✘4 mL/kg for 1st 10 kg
✘2 mL/kg for 2nd 10 kg
✘1 mL/kg for each additional kg
Maintenance Fluids: Example
✘60 kg female
✘1st 10 kg: 4 mL/kg x 10 kg = 40 mL
✘2nd 10 kg: 2 mL/kg x 10 kg = 20 mL
✘Remaining: 60 kg – 20 kg = 40 kg
1 mL/kg x 40 kg = 40 mL
✘Maintenance Rate = 120 mL/hr
Insensible Fluid Loss
• Evaporative
• Exudative
• Tissue Edema (surgical manipulation)
• Fluid Sequestration (bowel, lung)
• Extent of fluid loss or redistribution (the
“Third Space”) dependent on type of
surgical procedure
4 – 6 – 8 Rule

Replace with Crystalloid (NS, LR, Plasmalyte)


Minor: 4 mL/kg/hr
Moderate: 6 mL/kg/hr
Major: 8 mL/kg/hr
Example
68 kg female for laparoscopic cholecystectomy
Fasted since midnight, OR start at 8am
Maintenance = 40 + 20 + 48 = 108 mL/hr
Deficit = 108 mL/hr x 8hr
= 864 mL
3rd Space (4mL/kg/hr) = 272 mL/hr

Intra-operative Fluid Replacement of:


• Fluid Deficit 864 mL
• Maintenance Fluid 108 mL/hr
• 3rd Space Loss 272 mL/hr
• Ongoing blood loss (crystalloid vs. colloid)
Perdarahan

VARIABEL KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV


Sistolik(mmhg) >110 >100 >90 <90
Nadi (x/mnt) <100 >100 >120 >140
Nafas (x/mnt) 16 16-20 21-26 >25
Mental anxius Agitated confused lethargic
Kehilangan darah <750 ml 750-1500 ml 1500-2000ml >2000ml
<15% 15-30% 30-40% >40%
Perdarahan
✘Maximal allowable blood loss: EBV x (Ht-30)/Ht
EBV= estimated blood volume  Neonatus = 90 ml/kgBB
Bayi = 80 ml/kg BB
Anak & Dewasa = 70 ml/kg BB
Ht = Hematokrit
PERDARAHAN
• Pada dewasa perdarahan >15% EBV perlu dilakukan
transfusi, pada anak dan bayi bila perdarahan >10%EBV
• Whole Blood: (hbx-hbp) x bb x 6 Hbx = Hb yang
ingin dicapai
• Packet Red Cell: (hbx-hbp) x bb x 3 Hbp = Hb pasien
• Bila dipakai cairan kristaloid 3-4 x volume darah yang
hilang
• Cairan koloid sama dengan darah yang hilang
Shock
• Circulatory failure leading to inadequate
perfusion and delivery of oxygen to vital
organs
• Blood Pressure is often used as an indirect
estimator of tissue perfusion
• Oxygen delivery is an interaction of Cardiac
Output, Blood Volume, Systemic Vascular
Resistance
Types of Shock
• Hypovolemic – most common
Hemorrhagic, occult fluid loss
• Cardiogenic
Ischemia, arrhythmia, valvular, myocardial
depression
• Distributive
Anaphylaxis, sepsis, neurogenic
• Obstructive
Tension pneumo, pericardial tamponade, PE
Assessment of Stages of Shock
% Blood < 15% 15 – 30% 30 – 40% >40%
Volume loss
HR <100 >100 >120 >140

SBP N N, DBP,
postural drop
Pulse N or
Pressure
Cap Refill < 3 sec > 3 sec >3 sec or absent
absent
Resp 14 - 20 20 - 30 30 - 40 >35
CNS anxious v. anxious confused lethargic
Treatment 1–2L 2 L crystalloid, 2 L crystalloid, re-evaluate,
crystalloid, + re-evaluate replace blood loss 1:3
maintenance crystalloid, 1:1 colloid or blood
products. Urine output >0.5
mL/kg/hr
Goals of Resuscitation
Rivers Study- Early Goal Directed Therapy in Sepsis and Septic Shock
Emergency department with severe sepsis or septic shock, randomized to goal directed protocol vs
standard therapy prior to admission to ICU
Early goal directed therapy conferred lower APACHE scores, incidating less severe organ dysfunction
Goals of Resuscitation
Rivers Study- Early Goal
Directed Therapy in Sepsis
and Septic Shock
• Emergency department
with severe sepsis or
septic shock,
randomized to goal
directed protocol vs
standard therapy prior to
admission to ICU
• Early goal directed
therapy conferred lower
APACHE scores,
incidating less severe
organ dysfunction
• Resuscitation of Shock is all about getting
oxygen to the tissues
• Initial assessment of volume deficit, replace that
(with crystalloid), and reassess
• Continue volume resuscitation to target
endpoints
• Can use mixed venous oxygen saturation to
estimate tissue perfusion and oxygenation
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai