Early Resuscitation
Resusitasi dini meliputi pengendalian perdarahan dan pemulihan volume darah
yang bersirkulasi untuk oksigenisasi jaringan
Tujuan utama untuk penanganan resusitasi dini adalah ORDER: oksigenisasi,
kembalikan volume sirkulasi, terapi obat, evaluasi respon terhadap terapi, obati
penyebab yang mendasarinya
Hasil tergantung pada 2 prinsip dasar yaitu mengganti cairan yang hilang dan
menghentikan perdarahan
Oksigenasi
Langkah awal dalam setiap resusitasi pasien adalah untuk mengamankan jalan
nafas dan memberikan oksigenasi yang memadai
Jika pasien menjadi disorientasi atau terjadi penurunan kesadaran, dan pada
pasien yang pingsan harus segera dilakukan intubasi endotrakeal
Crystalloid Solutions
Larutan koloid mengandung molekul yang dirancang untuk tetap berada di dalam
kompartemen intravaskular. Masing-masing produk pengganti onkotik ini
membawa risiko reaksi. Beberapa akan mengikat kalsium atau mempengaruhi
imunoglobulin yang bersirkulasi. Kristaloid dan koloid dapat digunakan bersama-
sama
Drug Therapy
Setelah dukungan inotropik hipovolemia berat dan/atau berkepanjangan dengan
norepinefrin, vasopresin, atau dopamin mungkin diperlukan untuk mempertahankan
kinerja ventrikel yang memadai tetapi hanya setelah volume darah dipulihkan.
Blood Replacement
Keputusan untuk memulai transfusi darah didasarkan pada respon pasien. Pasien yang
merupakan transient responders atau nonresponders memerlukan pRBC, plasma, dan
platelets sebagai bagian awal dari resusitasi
1. Crossmatched, Type-specific, and Type O Blood
Tujuan utama transfuse : untuk mengembalikan kapasitas oxygen-carrying dari
volume intravaskular.
PRBC yang cocok / crossmatched nantinya akan langsung dapat diberikan.
Namun, proses complete crossmatching membutuhkan sekitar 1 jam di sebagian
besar bank darah. Untuk pasien yang stabil dapat cepat, crossmatched pRBCs
harus diperoleh dan tersedia untuk transfusi bila diindikasikan.
2. Prevent Hypothermia
Hipotermia harus dicegah jika pasien mengalami hipotermia saat tiba di rumah
sakit.
Penggunaan penghangat darah/ blood warmers di UGD sangat penting,
meskipun tidak praktis.
Cara paling efisien untuk mencegah hipotermia pada pasien yang menerima
resusitasi kristaloid dan darah masif adalah dengan memanaskan cairan hingga
39°C (102,2°F) sebelum memasukkannya. Proses ini dapat dilakukan dengan
menyimpan kristaloid dalam penghangat atau memasukkannya melalui
penghangat cairan intravena/ intravenous fluid warmers.
3. Massive transfusion
Sebagian kecil pasien dengan syok akan memerlukan transfusi masif, paling
sering didefinisikan sebagai > 10 unit pRBC dalam 24 jam pertama yg masuk
atau lebih dari 4 unit dalam 1 jam.
Pemberian pRBC, plasma, dan trombosit secara dini dalam rasio yang seimbang
untuk meminimalkan pemberian kristaloid dapat meningkatkan kelangsungan
hidup pasien. Pendekatan ini disebut resusitasi “balanced,” “hemostatic,” or
“damagecontrol”.
Upaya mengontrol bleeding dengan cepat dan mengurangi efek merugikan dari
koagulopati, hipotermia, dan asidosis.
Transfusion
Kehilangan darah akut yang berlanjut dengan konsentrasi hemoglobin yang
menurun hingga 100 g/L (10 g/dL) harus memulai transfusi darah. Komponen
produk darah mengembalikan volume sirkulasi, dan menggantikan faktor
koagulasi dan kapasitas pembawa oksigen, dan penggantian yang spesifik untuk
memenuhi kebutuhan spesifik. Pada syok hemoragik, sel darah merah yang
dikemas (PRBC) paling sering digunakan untuk mengembalikan volume
intravaskular dan kapasitas pembawa oksigen. Transfusi trombosit diindikasikan
dalam situasi trombositopenia yang signifikan (jumlah trombosit kurang dari
20.000 hingga 50.000 per mm3) dan perdarahan lanjutan.