Anda di halaman 1dari 16

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Transfusi darah adalah proses mentransfer suatu komponen darah dari
satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar
karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang
selama operasi. Transfusi darah diperlukan saat seseorang kehilangan banyak
darah, misalnya pada kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang
besar, penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan misal maag kronis,
penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal
anemia hemolitik atau trombositopenia.
1
2.2 Tujuan
Tujuan dari transfusi darah antara lain:
1. Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
2. Memelihara keadaan biologis darah atau komponen
komponennya agar tetap bermanfaat.
3. Memelihara dan mempertahankan !olume darah yang normal
pada peredaran darah "stabilitas peredaran darah#.
$. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
%. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
&. Memperbaiki fungsi 'emostatis.
(. Tindakan terapi kasus tertentu.
$
2.3 Indikasi
)alam pedoman *'+ disebutkan:
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang
hilang,kurang.
-ndikasi mayor untuk terapi transfusi ialah kebutuhan untuk memperbaiki
atau menjaga !olume sirkulasi darah untuk mencegah atau menatalaksana
syok, seperti pada pendarahan dan trauma. -ndikasi lain termasuk kebutuhan
untuk komponen spesifik seperti eritrosit, beberapa faktor koagulasi, atau
trombosit.
Pendarahan dan Syok
.alah satu indikasi dari transfusi darah atau komponen lain ialah
pendarahan. /enatalaksanaan dari pendarahan akut sebaiknya difokuskan
kepada perbaikan !olum dan hanya sedikit memerhatikan kehilangan sel darah
merah. 0oloid untuk perbaikan !olume dan sel darah merah mungkin
dibutuhkan pada kehilangan 1 sampai 2 liter darah. /endarahan akut 23 liter
membutuhkan koreksi baik defisiensi !olum dan kehilangan darah merah.
2
Pemedahan
0ehilangan %11ml darah selama prosedur pembedahan dapat ditoleransi
oleh kebanyakan pasien. Menjaga normo!olemi dengan solusi kristaloid
adalah faktor signifikan dalam mencegah morbiditas dan mortalitas. .eratus
pasien yang mengalam pembedahan mayor dengan pendarahan melebihi
1111ml dapat ditatalaksana dengan solusi 'artmann, menggunakan 2 sampai
3 estimasi pendarahan.2ahkan pasien yang menjalani pembedahan jantung
dapat ditatalaksana tanpa terapi transfusi.
2
!uka Bakar
%
/ada awalnya, resusitasi !olume dibutuhkan pada pasien dengan luka
bakar parah karena peningkatan permeabilitas dari jaringan yang terbakar.
/asien dengan luka bakar lebih dari 2% persen membutuhkan banyak solusi
garam selama 2$ jam pertama. 0ehilangan cairan, yang akan datang pada %
hari kemudian dapat dikoreksi menggunakan koloid. 3nemia progresif selama
periode awal pasca luka bakar sebaiknya diterapi dengan packed red cell
"/45#.
2
Anemia
Transfusi darah pada pasien dengan anemia stabil tidak dibutuhkan bila
hemoglobin di atas 6 kecuali pasien yang sudah tua atau dengan penyakit
jantung atau paru berat. Transfusi berulang menggunakan whole blood atau
/45 telah digunakan untuk menekan eritropoiesis pada pasien dengan
thalassemia atau sickle cell anemia.
2

2." #enis$jenis Transfusi Darah
2.".1. Darah !en%ka& 'Whole Blood(
)arah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah
lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil
"7, 7---#. 7olume darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain
2%1 ml, 3%1 ml, $%1 ml. )apat bertahan dalam suhu $89285. )arah lengkap
berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan.
'b meningkat 1,:91,12 g,dl dan 't meningkat 3$ ; post transfusi $%1 ml
darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan
akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan.
)arah lengkap diberikan dengan golongan 32+ dan 4h yang diketahui.
)osis pada pediatrik ratarata 21 ml,kg, diikuti dengan !olume yang
diperlukan untuk stabilisasi.
3
Indikasi)
&
1. /enggantian !olume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma
atau luka bakar
2. /asien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari
2%; dari !olume darah total.
4umus kebutuhan whole blood:
& < ='b "'b normal 'b pasien# < 22
0et:
'b normal: 'b yang diharapkan atau 'b normal
'b pasien: 'b pasien saat ini
2.".2 Se* darah merah
2iasa juga disebut /45 "packed red blood cells#, mengandung konsentrat
eritrosit dari whole blood yang disentrifugasi atau dengan metode apheresis.
0andungan yang terdapat dalam /45: hematokrit sekitar %161;, >%1 m?
plasma, $2,%61 hemoglobin "1262$1 m? eritrosit murni#, 1$(dan 2(6 mg
besi. Transfusi /45 mempunyai waktu paruh sekitar 31 hari.
$
Packed Red Blood Cell ideal untuk pasien yang memerlukan sel darah
merah tetapi tidak penggantian !olume "misalnya, pasien anemia dengan
congestive heart failure#. /asien yang dioperasi memerlukan cairan seperti
halnya sel darah merah, kristaloid dapat diberikan dengan infus secara
bersamasama dengan jalur intra!ena yang kedua untuk penggantian !olume
cairan.
1
)osis pada dewasa tergantung kadar hemoglobin sekarang dan yang akan
dicapai. .atu kantong akan menaikkan kadar hemoglobin resipien sekitar 1
g,d?. /ada neonatus, dosisnya 111% m?,kg22 akan meningkatkan kadar
hemoglobin 3 g,d?. 0adar hemoglobin akhir dapat diperkirakan dengan
rumus @ !olume darah < hematokrit < 1,:1.
%
/45 diindikasikan hanya pada pasien dengan gejala klinis gangguan
hemodinamik seperti hipoksia, transfusi pengganti misal pada bayi dengan
penyakit hemolitik, thalasemia. 2iasanya bila kadar hemoglobin kurang dari &
g,d? dengan target akhir 11 g,d?.
%
(
2.".3 Se* darah &u+ih ',B- a+au *eukosi+(
0omponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti /45, plasma
dihilangkan 61;, biasanya tersedia dalam !olume 1%1 ml. )alam pemberian
perlu diketahui golongan darah 32+ dan sistem 4h. 3pabila diresepkan
berikan dipenhidramin. 2erikan antipiretik, karena komponen ini bisa
menyebabkan demam dan dingin. Antuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi
dan disambung dengan antibiotik.
3
Indikasi)
/asien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik "khususnya untuk
pasien dengan kultur darah positif, demam persisten , 36,385 dan granulo
sitopenia#.
2."." Sus&ensi +romosi+
3
/emberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang
disebabkan oleh kekurangan trombosit. /emberian trombosit yang berulang
ulang dapat menyebabkan pembentukan thrombocyte antibody pada
penderita. Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan
karena trombositopenia. 0omponen trombosit mempunyai masa simpan
sampai dengan 3 hari.
-ndikasi pemberian komponen trombosit ialah:
1. .etiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah
trombositnya kurang dari %1.111,mm3. Misalnya perdarahan pada
trombocytopenic purpura, leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, )-5
dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor
ganas.
2. .plenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun
hipertensi portal juga memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.
4umus Transfusi Trombosit
22 < 1,13 < 1.3
Ma.am sediaan)
1. /latelet 4ich /lasma "plasma kaya trombosit#
6
/latelet 4ich /lasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah
segar. /enyimpanan 3$85 sebaiknya 2$ jam.
2. /latelet 5oncentrate "trombosit pekat#
0andungan utama yaitu trombosit, !olume %1 ml dengan suhu simpan
2189285. 2erguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. /eningkatan post
transfusi pada dewasa ratarata %.11111.111,ul. Bfek samping berupa
urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi 3ntigen trombosit donor.
)ibuat dengan cara melakukan pemusingan "centrifugasi# lagi pada
/latelet 4ich /lasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet
concentrate dan kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang
berupa /latelet /oor /lasma. Masa simpan 9 $6(2 jam.
2."./ P*asma
3
/lasma darah bermanfaat untuk memperbaiki !olume dari sirkulasi darah
"hypo!olemia, luka bakar#, menggantikan protein yang terbuang seperti
albumin pada nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan
memperbaiki jumlah faktorfaktor tertentu dari plasma seperti globulin.
Macam sediaan plasma adalah:
1. /lasma cair
)iperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan
packed red cell.
2. /lasma kering "lyoplyliCed plasma#
)iperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama "3
tahun#.
3. Dresh DroCen /lasma
)ibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung
dibekukan pada suhu &185. /emakaian yang paling baik untuk
menghentikan perdarahan "hemostasis#.
0andungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan !olume
1%1221 ml. .uhu simpan 1685 atau lebih rendah dengan lama simpan 1
tahun. 2erguna untuk meningkatkan faktor pembekuan bila faktor pembekuan
pekat,kriopresipitat tidak ada. )itransfusikan dalam waktu & jam setelah
:
dicairkan. Dresh froCen plasma "DD/# mengandung semua protein plasma
"faktor pembekuan#, terutama faktor 7 dan 7--. DD/ biasa diberikan setelah
transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit
hepar. .etiap unit DD/ biasanya dapat menaikan masingmasing kadar faktor
pembekuan sebesar 23; pada orang dewasa. .ama dengan /45, saat hendak
diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
/emberian dilakukan secara cepat, pada pemberian DD/ dalam jumlah
besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam DD/
mengikat kalsium. /erlu dilakukan pencocokan golongan darah 32+ dan
system 4h.
Bfek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hiper!olemia.
Indikasi)
Mengganti defisiensi faktor -E "hemofilia 2#
Feutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat
perdarahan yang mengancam nyawa.
3danya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal
setelah transfusi massif
/asien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor
pembekuan
2.".0 -ryo&resi&i+a+e
2,3
0omponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor 7---, faktor
pembekuan E---, faktor 7on *illbrand, fibrinogen. /enggunaannya ialah
untuk menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor 7--- di dalam darah
penderita hemofili 3.
5ara pemberian ialah dengan menyuntikkan intra!ena langsung, tidak
melalui tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab
komponen ini tidak tahan pada suhu kamar.

.uhu simpan 1685 atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun,
ditransfusikan dalam waktu & jam setelah dicairkan. Bfek samping berupa
demam, alergi. .atu kantong "31 ml# mengadung (%61 unit faktor 7---, 1%1
211 mg fibrinogen, faktor !on wilebrand, faktor E---
11
Indikasi)
'emophilia 3
/erdarahan akibat gangguan faktor koagulasi
/enyakit !on wilebrand
4umus 0ebutuhan 5ryopresipitate:
1.%< ='b "'b normal 'b pasien# < 22
2.".1 A*umin
3
)ibuat dari plasma, setelah gamma globulin, 3'D dan fibrinogen
dipisahkan dari plasma. 0emurnian :&:6;. )alam pemakaian diencerkan
sampai menjadi cairan %; atau 21; 111 ml albumin 21; mempunyai
tekanan osmotik sama dengan $11 ml plasma biasa.
4umus 0ebutuhan 3lbumin
= albumin < 22 < 1.6
2./ !an%kah$*an%kah Transfusi Darah
2./.1 2ji 3om&a+ii*i+as dan Pemeriksaan !aora+orium *ain
Aji kompatibilitas bertujuan untuk memprediksi dan untuk mencegah
reaksi antigenantibodi sebagai hasil transfusi sel darah merah. )onor dan
penerima donor darah harus diperiksa adanya antibodi yang tidak baik.
&
Aji ini dilakukan untuk melihat reaksi antigenantibodi yang berbahaya in
!itro sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi antigenantibodi in !i!o.
Golongan darah donor harus diuji untuk mengetahui golongan darah 32+
dan 4h yang benar dan disaring untuk mengetahui antibodi yang tidak
diharapkan. )arah resipien juga harus melalui uji yang sama. .etelah
lengkap dilakukan uji kompatibilitas antara darah donor dan darah resipien
yang dikenal dengan uji silang.
&,(
Tae* 1. Golongan darah 32+
(
TIPE Adanya an+iodi da*am serum
Insidensi4
3 antiH 2 $%;
2 anti H 3 6;
11
32 $;
+ anti 3, antiH2 $3;
I angka ratarata pada orang di Bropa
2./.2. Tes AB5$6h
4eaksi transfusi yang paling berat adalah yang berhubungan dengan
inkompatibilitas 32+. 3ntibodi yang didapat secara alami dapat bereaksi
melawan antigen dari transfusi "asing#, mengaktifkan komplemen, dan
mengakibatkan hemolisis intra!askular. .el darah merah pasien diuji dengan
serum yang dikenal mempunyai antibodi melawan 3 dan 2 untuk
menentukan jenis darah. +leh karena pre!alensi secara umum antibodi 32+
alami, konfirmasi jenis darah kemudian dibuat dengan menguji serum pasien
melawan sel darah merah dengan antigen yang dikenal.
3
.el darah merah pasien juga diuji dengan antibodi anti) untuk
menentukan 4h. Jika hasilnya adalah 4hFegati!e, adanya antibodi anti)
dapat diuji dengan mencampur serum pasien dengan sel darah merah 4h ">#.
0emungkinan berkembangnya antibodi anti) setelah paparan pertama pada
antigen 4h adalah &1(1;. 3ntigen ) terdapat pada eritrosit 6%; orang kulit
putih.
3
2./.3. -rossma+.hin%
.uatu crossmatch transfusi: sel donor dicampur dengan serum penerima.
5rossmatch mempunyai tiga fungsi: "1# 0onfirmasi jenis 32+ dan 4h
"kurang dari % menit#, "2# mendeteksi antibodi pada golongan darah lain, dan
"3# mendeteksi antibodi dengan titer rendah atau tidak terjadi aglutinasi.
Kang dua terakhir memerlukan sedikitnya $% menit.
1
2./.". S.reenin% An+iodi
Tujuan tes ini adalah untuk mendeteksi dalam serum adanya antibodi
yang biasanya dihubungkan dengan reaksi hemolitik non32+. Test ini
"dikenal juga 5oombs Tes tidak langsung# memerlukan $% menit dan dengan
mencampur serum pasien dengan sel darah merah dari antigen yang dikenalL
jika ada antibodi spesifik, membran sel darah merah dilapisi, dan
penambahan dari suatu antibodi antiglobulin menghasilkan aglutinasi sel
darah. .creening ini rutin dilakukan pada seluruh donor darah dan dilakukan
untuk penerima donor sebagai ganti dari crossmatch.
3,(
12
/emeriksaan lain terhadap infeksi pada darah yang didonorkan dapat dilihat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tae* 2. 4isiko transmisi agenagen infeksi sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
rutin terhadap produkproduk darah
6,:
Penyaki+ Transmisi Prosedur dan Proses
Pemeriksaan
Perkiraan 6isiko
Transmisi
.ifilis 4isiko rendah, spirochaeta tidak dapat
ditransmisikan melalui darah segar dan mati
bila disimpan selama (2 jam dalam suhu $
1
5
4iwayat donor, 4/4
atau 7)4?
MN
'epatitis 3 )arah yang diambil saat fase prodromal dapat
mentransmisikan !irus. -nfeksi melalui
transfusi jarang terjadi, karena !iremia fase
akut penyakit yang hebat, tidak ada karier
asimptomatik, dan tidak ada transmisi pada
indi!idu yang ditransfusi ganda
4iwayat donor 1:1.111.111
'epatitis 2 7iremia yang lama pada penyakit ini dan
adanya karier asimptomatik membuat insiden
hepatitis 2 sebagai infeksi yang
ditransmisikan melalui transfusi yang tinggi.
-nsiden dapat diturunkan melalui pemeriksaan
penjaringan.
4iwayat donor,
pemeriksaan
penjaringan 'bs3g,
'epatitis Fon3, Fon
2, 'epatitis 5, dan
entero!irus
1:2%1.111
1:31.111
'epatitis 5 O kasus hepatitis Fon3 Fon2 post transfusi 4iwayat donor, 1:111.111
13
adalah hepatitis 5. 5iri khas !irus ini mirip
dengan '27. -nfeksi hepatitis 5 dapat
berakibat peningkatan insidens sirosis hepatis
dan penyakit hepar terminal.
pemeriksaan 3?T,
'2c, anti '57.
/emriksaan genom
!irus
'epatitis
Fon3
Fon2
2ukan kasus spesifik, tetapi dikelompokkan
sebagai agen bukan '37, '27, '75, !irus
Bpstein2arr, dan sitomegalo!irus, yang dapat
menyebabkan hepatitis post transfusi
4iwayat donor
/emeriksaan 3?T dan
anti '2c
Tidak diketahui,
sekitar 1:111.111
'-7 2 4etro!irus sitotoksik yang penyebarannya
dapat melalui kontak seksual, parenteral
"termasuk melalui transfusi# dan !ertical.
4iwayat donor,
penjaringan 3nti '-7
denganB-3, konfirmasi
dengan *estern 2lot,
pemeriksaan antigen
p2$, asam nukleat
untuk genom !irus
1:2.111.111
1:%11.111
'T?7-,
'T?7--
4etro!irus yang penyebarannya dapat melalui
kontak seksual, parenteral "termasuk melalui
transfusi#, dan !ertical, yang dapat
menyebabkan keganasan limfoid dan
mielopati
4iwayat donor,
pemeriksaan 'T?7-
dan -- dengan enzyme
immunoassay
screening test,
komfirmasi dengan
*estern 2lot
1:&11.111
3e+eran%an: 3?T@Alanine Transaminase, '37, '27, '57 @ 7irus hepatitis 3, 7irus hepatitis 2, 7irus hepatitis 5L
'T?7@uman T!cell lymphotropic virus" 4/4@rapid plasma regain, 7)4?@pemeriksaan sifilis
2.0 6eaksi Transfusi
4eaksi transfusi merupakan reaksi yang tidak dikehendaki dan sering
membahayakan. 2eberapa pembagian reaksi ini antara lain reaksi segera dan
tertunda, hemolitik dan non hemolitik, frekuen dan jarang, membahayakan
dan ringan, simptomatik dan asimptomatik serta yang bisa dihindari dan tak
dapat dihindari. /embagian reaksi segera dan tertunda merupakan cara yang
lebih praktis untuk digunakan dalam keadaan gawat darurat.
6
Tae* 3. Jenis 4eaksi Transfusi serta gejalanya
6
JBF-. 4B30.- T43F.DA.- GBJ3?3
.egera 'emolisis
/anas
3lergi
2eban sirkulasi berlebih
Bmboli
1$
.eptikemia
Tertunda
'emolisis
/urpura
G7')
3lloimunisasi
0elebihan Cat besi
-nfeksi
2.0.1 6eaksi Hemo*isis
4eaksi hemolitik akut data terjadi oleh beberapa hal yaitu
inkompatibilitas mayor, minor, inter donor pada multitransfusi dan faktor
faktor nonimun. Gejala yang timbul bertingkat mulai dari mengigil, panas,
sakit pada tempat insersi jarum, mual dan muntah, dada tertekan, pusing, dan
nyeri pinggang. Gejala ini dapat sangat berat bahkan sampai meninggal
tergantung banyak sedikitnya darah yang masuk. .emakin banyak darah
inkompatibel yang masuk gejala makin berat mulai dari oliguria, perdarahan,
sampai meninggal. Transfusi segera dihentikan bila dijumpai gejala reaksi
transfusi.
:
4eaksi 'emolisis biasanya digolongkan akut "intra!ascular# atau
delayed "e<tra!ascular#.
11
1.
4eaksi hemolisis akut
:
'emolisis -ntra!ascular akut pada umumnya berhubungan dengan
-nkompatibilitas 32+ dan frekwensi yang dilaporkan kirakira 1:36,111
transfusi. /enyebab yang paling umum adalah misidentifikasi suatu pasien,
spesimen darah, atau unit transfusi. 4eaksi ini adalah yang terberat. 4esiko
suatu reaksi hemolytic fatal terjadi 1 dalam 111,111 transfusi. /ada pasien
yang sadar, gejala meliputi rasa dingin, demam, nausea, dan sakit dada. /ada
pasien yang dianestesi, manifestasi dari suatu reaksi hemolytic akut adalah
suhu meningkat, tachycardia tak dapat dijelaskan, hypotensi, hemoglobinuria,
dan oozing yang difus dari lapangan operasi. #isseminated $ntravascular
Coagulation, shock, dan penurunan fungsi ginjal dapat berkembang dengan
cepat. 2eratnya suatu reaksi seringkali tergantung pada berapa banyak darah
1%
yang inkompatibel yang sudah diberikan. Gejala yang berat dapat terjadi
setelah transfusi 11 H 1% ml darah yang 32+ inkompatibel.
Manajemen reaksi hemolitik dapat simpulkan sebagai berikut:
Jika dicurigai suatu reaksi hemolytic, transfusi harus
dihentikan dengan segera.
)arah harus di cek ulang dengan slip darah dan identitas
pasien.
0ateter urin dipasang, dan urin harus dicek adanya
hemoglobin.
+smotic diuresis harus diaktipkan dengan mannitol dan cairan
kedalam pembuluh darah.
Jika ada perdarahan akut, indikasi pemberian platelet dan DD/
2.
4eaksi hemolisis lambat
:
.uatu reaksi hemolisis lambat biasanya disebut hemolisis e<tra!askular
biasanya ringan dan disebabkan oleh antibodi non ) antigen sistem 4h atau
ke alel asing di sistem lain seperti 0ell, )uffy, atau 0idd antigen. 2erikut
suatu transfusi 32+ dan 4h )kompatibel, pasien mempunyai 11.&;
kesempatan membentuk antibody untuk melawan antigen asing. /ada saat
itu sejumlah antibody ini sudah terbentuk "beberapa minggu sampai beberapa
bulan#, tranfusi sel darah telah dibersihkan dari sirkulasi. ?ebih dari itu, titer
antibody menurun dan mungkin tidak terdeteksi. Terpapar kembali dengan
antigen asing yang sama selama transfusi sel darah, dapat mencetuskan
respon antibody melawan antigen asing. /eristiwa ini dilihat jelas dengan
.istem 0idd antigen. 4eaksi hemolisis pada tipe lambat terjadi 221 hari
setelah transfusi, dan gejala biasanya ringan, terdiri dari malaise, jaundice,
dan demam. 'ematokrit pasien tidak meningkat setelah transfusi dan tidak
adanya perdarahan. .erum bilirubin uncon%ugated meningkat sebagai hasil
pemecahan hemoglobin.
)iagnosa antibodireaksi hemolisis lambat mungkin difasilitasi oleh
antiglobulin &Coombs' Test. Coombs test mendeteksi adanya antibodi di
membran sel darah. Test ini tidak bisa membedakan antara membran antibodi
resipien pada sel darah merah dengan membran antibodi donor pada sel
1&
darah merah. Jadi, ini memerlukan suatu pemeriksaan ulang yang lebih
terperinci pretransfusi pada kedua spesimen: pasien dan donor.
/enanganan reaksi hemolisis lambat adalah suportif. Drekuensi reaksi
transfusi hemolisis lambat diperkirakan kirakira 1:12.111 transfusi.
0ehamilan "terpapar sel darah merah janin# dapat juga menyebabkan
pembentukan alloantibodies pada seldarah merah.
Manajemen: perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, blood film, ?)',
direct antiglobulin test, renal profile, serum bilirubin, haptoglobin, dan
urinalysis. Dungsi ginjal harus dimonitoring ketat. Terapi spesisfik sangat
jarang dibutuhkan, hanya saja pada transfusi selanjutnya perlu berhatihati
dengan melakukan screening golongan darah dan atibodi.
3.
4eaksi imun nonhemolisis
:
4eaksi imun nonhemolisis adalah dalam kaitan dengan sensitisasi dari
resipien ke donor lekosit, platelet, atau protein plasma.
2.0.2 6eaksi 7eris
:
.ensitisasi leukosit atau platelet secara khas manifestasinya adalah reaksi
febris. 4eaksi ini umumnya 13; tentang episode transfusi dan ditandai oleh
suatu peningkatan temperatur tanpa adanya hemolisis. /asien dengan suatu
riwayat febris berulang harus menerima tranfusi lekosit saja. Transfusi
darah merah dapat dibuat leukositnya kurang dengan sentrifuge, filtrasi, atau
teknik freeze!thaw.
2.0.3 6eaksi 2r+ikaria
:
4eaksi Artikaria pada umumnya ditandai oleh eritema, penyakit gatal
bintik merah dan bengkak, dan menimbulkan rasa gatal tanpa demam. /ada
umumnya "1; tentang transfusi# dan dipikirkan berkaitan dengan sensitisasi
pasien terhadap transfusi protein plasma. 4eaksi urtikaria dapat diatasi
dengan obat antihistamin "', dan mungkin '2 blockers# dan steroid.
2.0." 6eaksi Anafi*aksis
:,11
4eaksi 3nafilaksis jarang terjadi "kurang lebih 1 dari 1%1,111 transfusi#.
4eaksi ini berat dan terjadi setelah hanya beberapa mililiter darah ditranfusi,
secara khas pada -g3 pasien dengan defisiensi anti-g3 yang menerima
tranfusi darah yang berisi -g3. /re!alensi defisiensi -g3 diperkirakan 1:&11
1(
611 pada populasi yang umum. 4eaksi ini diatasi dengan pemberian
epinefrin, cairan, kortikosteroid, '1, dan '2 bloker. /asien dengan defisiensi
-g3 perlu menerima (ashed Packed Red Cells, deglycerolized frozen red
cells, atau $gA!)ree blood *nit.
Tandanya meliputi hipotensi, bronkospasme, periorbital dan laryngeal
edema, mual P muntah, erythema, urtikaria, konjuncti!itis, dyspnoea, nyeri
dada, dan nyeri abdomen.
11
Manajemen berupa hentikan transfusi sampai gejala menghilang selama
31 menit. Antuk menghilangkan gejala berikan antihistamin, misalnya
chlorpheniramine 11 mg. 2erikan chlorpheniramine sebelum transfusi
berikutnya dilakukan.
:
2.0./ Edema Pu*moner Nonkardio%enik
.indrom acute lung in%ury "Transfusion!Related Acute +ung $n%ury
QT43?-R# merupakan komplikasi yang jarang terjadi"M1:11,111#. -ni
berkaitan dengan transfusi antileukositik atau anti'?3 antibodi yang saling
berhubungan dan menyebabkan sel darah putih pasien teragregasi di sirkulasi
pulmoner. Tranfusi sel darah putih dapat berinteraksi dengan leukoaglutinin.
/erawatan 3wal T43?- adalah sama dengan Acute Respiratory distress
syndrome "34).#, tetapi dapat sembuh dalam 12$6 jam dengan terapi
suportif. 3tasi distres pernapasan dengan !entilator, dan berikan steroid
sebagai manajemen.
:

2.0.0 Graft versus Host Disease
4eaksi jenis ini dapat dilihat pada pasien immune!compromised. /roduk
sel darah berisi limfosit mampu mengaktifkan respon imun. /enggunaan
filter leukosit khusus sendiri tidak dapat dipercaya mencegah penyakit graft!
versus!host. -radiasi "1%113111 cGy# sel darah merah, granulocyte, dan
transfusi platelet secara efektif menginaktifasi limfosit tanpa mengubah
efikasi dari transfusi.
:
2.0.1 Pur&ura Pos++ransfusi
Thrombositopenia jarang terjadi setelah transfusi darah dan ini berkaitan
dengan berkembangnya aloantibodi trombosit. 0arena alasan yang tidak
jelas, antibodi menghancurkan trombosit. 'itung trombosit secara jelas
16
menurun 1 minggu setelah tranfusi. /lasmapheresis dalam hal ini
dianjurkan.
:
2.0.8 Imunosu&resi
Transfusi leukosit merupakan produk darah dapat sebagai
immunosuppressi. -ni adalah terlihat jelas pada penerima cangkok ginjal, di
mana transfusi darah preoperatif nampak untuk meningkatkan sur!i!al dari
graft. 2eberapa studi menyatakan bahwa rekurensi dari pertumbuhan
malignan mungkin lebih mirip pada pasien yang menerima transfusi darah
selama pembedahan. )ari kejadian yang ada juga menyatakan bahwa tranfusi
leukosit allogenik dapat mengaktifkan !irus laten pada resipien. /ada
akhirnya, transfusi darah dapat meningkatkan timbulnya infeksi yang serius
setelah pembedahan atau trauma.
:

Anda mungkin juga menyukai