Anda di halaman 1dari 33

TERAPI CAIRAN

Ns. Naziyah S.Kep.M.Kep


Tubuh kita terbagi menjadi 2 komponen : padat
dan cairan  saling berkaitan

Cairan dlm tubuh (60%) , pelarut dan terlarut ,


Pendahuluan berupa ion2 dan zat lainnya

Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif


konstan dan komposisi elektrolit di dalamnya
tetap stabil adalah penting bagi  homeostatis.
Anatomi Cairan Tubuh / Kompatemen Cairan

• Total body water (TBW) :


prosentasi berat air dibagi berat
badan total , tgt jenis kelamin,
umur, jar lemak

• Laki-laki TBW : 60%


• Perempuan TBW : 50-55%

• Distribusi cairan tubuh


Berat 100%

Cairan tubuh 60%

Intracelullar Fluid (ICF) 40%

Extracelullar Fluid (ECF) 20%


Komparteme
n Cairan Interstisial 16%

Intravascular 4%
(termasuk sel darah
merah)
Plasma Intraseluler

Cairan
Kation
Sodium (Na+) 142 mEq 10 mEq

Plasma Potasium (K+)


Kalsium (Ca+)
4 mEq
5 mEq
160 mEq

dan Magnesium (Mg+) 3 mEq 35 mEq

Intraselule Anion
154 mEq/L 205 mEq/L

r Clorida (Cl-)
Bicarbonate (HCO3-)
103 mEq
27 mEq
2 mEq
8 mEq
Phosphate (HPO4-) 2 mEq 140 mEq
Sulfate (SO4-) 1 mEq
Organic Acid 5 mEq
Protein 15 mEq 55 mEq
154 mEq/L 205 mEq/L
Jumlah Cairan Masuk pada Orang Dewasa Sehat
dalam 1 Hari
MASUK KELUAR
Pencernaan Ginjal
- Cairan 1200 ml - Urin 1500 ml
Makanan cair Saluran cerna
- Air 1000 ml - Faeces 200 ml
Oksidasi makanan Paru
- Air 300 ml - Udara eksp 400 ml
Total 2500 ml Kulit
- Keringat 400 ml
Total 2500 ml
• Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara ataum
engganti cairan tubuh dengan pemberian cairan infus
Definisi kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander)
Terapi secara intravena untuk mengatasi berbagai masalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
Cairan misalnya : mengantikan volume cairan yang hilang
akibat perdarahan, dehidrasi atau syok.

• Tujuan  homeostasis cairan : keseimbangan normal


cairan dan elektrolit pada kompartemen harus
bekerja sesuai kontrol fisiologis normal agar fungsi
seluler dan organ dapat berlangsung dengan efektif.
Kehilangan cairan dari tubuh, missal :
kehilangan cairan yg berlebihan mll kulit, paru,
ginjal dan saluran percernaan (pure
dehydration, pure water depletion)
• - Diabetus insipidus
Etiologi •

- Luka bakar
- Demam
Kehilangan • - Hiperventilasi

Cairan : •

- GE akut/diare
- Muntah

Intake / pemasukan air yg tidak mencukupi,


misalnya : koma, disfagia dll
Kebutuhan Air
dan Elektrolit
• Bayi dan Anak
Kebutuhan Air dan Elektrolit

• Dewasa
Yang menyebabkan adanya suatu
peningkatan terhadap kebutuhan
cairan harian diantaranya : §
Faktor yang
• Demam ( kebutuhan meningkat 12%
Mempengaruhi setiap 10 C, jika suhu > 37 C )
Kebutuhan • Hiperventilasi
Cairan • Suhu lingkungan yang tinggi
• Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
• Setiap kehilangan yang abnormal seperti
diare atau poliuria
Yang menyebabkan
adanya penurunan
terhadap kebutuhan
cairan harian diantaranya
yaitu :
Faktor yang • Hipotermi ( kebutuhannya
Mempengaruhi menurun 12% setiap 10 C, jika
suhu < 37 C )
Kebutuhan Cairan • Kelembaban lingkungan yang
sangat tinggi
• Oliguria atau anuria
• Retensi cairan misal gagal
jantung
RINGAN SEDANG BERAT

CNS • Respon baik • Mengantuk • Refleks tendon


• Apatis • Anestesi pada
• Respon lambat akral
• Anoreksia • Stupor
• Aktifitas turun • Koma
Tanda –
Tanda KARDIO-
VASKULER
• Takikardia • Takikardia
• Hipotensi
• Sianosis
• Hipotensi

Defisit • Nadi lemah


• Vena kolaps
• Akral dingin
• Nadi tak-teraba
• Detak jantung jauh
Cairan
JARINGAN • Mukosa lidah • Lidah kecil, lunak, • Atonia
kering keriput • Mata cekung
• Turgor ↓ • Turgor ↓↓ • Turgor ↓↓↓

URIN Pekat Pekat, menurun Oligouria

DEFISIT 3 – 5% 6 – 8% 10%
Gejala berdasar Perkiraan kehilangan darah

KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 KELAS 4

Kehilangan darah ( ml) < 750 750 – 1500 1500 – 2000 > 2000

Kehilangan darah < 15% 15 – 30% 30 – 40% > 40%


(% volume)

Denyut nadi (x/menit) < 100 < 120 > 120 > 140

Tekanan Darah Normal Normal Menurun Menurun

Tekanan nadi Normal Menurun Menurun Menurun


atau naik

Frekuensi nafas (x/menit) 14 – 20 20 – 30 30 – 40 > 40

Produksi urin (ml/jam) > 30 20 – 30 5 – 15 Tidak berarti

CNS (status mental) Sedikit cemas Agak cemas Cemas, bingung Bingung, lesu

Pengganti cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan darah Kristaloid dan darah
Penatalaksanaan Terapi Cairan dibagi 2 :

1. Resusitasi Cairan : ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut


cairan tubuh missal pada kasus-kasus yang dapat menyebabkan
syok. Terapi ini ditujukan pula untuk ekspansi cepat dari cairan
intravaskuler dan memperbaiki perfusi jaringan.

2. Terapi Rumatan : bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan


tubuh dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh
Pemilihan Terapi Cairan
• Cairan infus dibagi menjadi 2 :
1. Cairan kristaloid
2. Cairan Koloid

• Klasifikasi berdasar tujuan/fungsi :


1. Cairan resusitasi
2. Cairan rumatan/pemeliharaan
3. Cairan nutrisi
Cairan Kristalloid
• Memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular,
berisi elektrolit (contoh kalium, natrium, kalsium,
klorida)
• Tidak mengandung partikel onkotik, shg waktu
paruh di intravaskuler 1-20 mnt, setelah itu
menyebar ke interstitiel
• Cairan kritalloid dibagi 3 berdasarkan tonisitas :
1. Cairan isotonis
2. Cairan Hipertonis
3. Cairan HIpertonis
Cairan Isotonis
• Memiliki konsentrasi elektrolit serupa dgn
plasma darah
• Osmolaritas nya sesuai dgn osmolaritas darah
( 280-290 mOsm/L)
• Tidak ada efek perpindahan cairan
• Contoh : Ringer Laktat, Normal Saline (NaCl
0.9%), dan Dextrose 5% dalam ¼ NS
Cairan
Hipertonis
• Jumlah elektrolit lebih banyak
disbanding plasma darah
• Menyebabkan terjadinya penarikan
cairan dari sel ke ruang
intravaskuler, krn Osmolaritas nya
lebih tinggi
• Contoh : Dextrose 5% dalam
Normal Saline, Saline 3%, Saline
5%, dan Dextrose 5% dalam RL
Cairan Hipotonus
• Ketika kristaloid mengandung
elektrolit lebih sedikit dari plasma
dan kurang terkonsentrasi, disebut
sebagai “hipotonik” (hipo, rendah;
tonik, konsentrasi).
• Ketika cairan hipotonis diberikan,
cairan dengan cepat akan berpindah
dari intravascular ke interstitial
• Contoh : Dextrose 5% dalam air, ½
Normal Saline
Keuntungan Cairan Kristalloid

Komposisi Berfungsi Efek minimal


Tidak ada
elektrolit sebagai Buffer terhadap
reaksi alergi
seimbang (laktat/asetat) homeostasis

Memudahkan Sampai pada


Murah
diuresis microsirkulasi
Sedikit menambah volume plasma

Volume yang dibutuhkan banyak


Kerugian
Cairan Kelebihan cairan / oedem

Kristalloid Mengurangi plasma COP (Colloid Oncotic


Pressure)

Hipotermia
Komposisi Cairan Elektrolit

Produk Dextrosa mOsm/L Elektrolit mEq/L


(g/L)
Na+ K+ Ca++ Cl- Laktat Asetat

NaCl 0,9% - 308 154 - - 154 - -


RL - 273 130 4 3 109 28 -
Asering - 273 130 4 3 109 - 28
KAEN-1B 37,5 285 38,5 - - 38,5 - -
KAEN-3A 27 290 60 10 - 50 20 -
KAEN-3B 27 290 50 20 - 50 20 -
KAEN-4A 40 284 30 - - 20 10
KAEN-4B 37,5 284 30 8 - 28 10
KAEN-MG3 100 695 50 20 - 50 20 -
D5% 50 278 - - - - - -
D10% 100 506 - - - - - -
Cairan koloid mengandung zat-zat yang
mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas
osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung
bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler

Banyak dipakai untuk resusitasi cairan pada


Cairan pasien dengan defisit cairan berat seperti pada
syok hipovolemik/hermorhagik sebelum
Koloid diberikan transfusi darah.

Disebut “Plasma Expander”


Lebih tahan lama di intavaskuler

Keuntungan Volume yg dibutuhkan tidak banyak

Cairan Tekanan onkotik plasma COP meningkat

Koloid Resiko oedem minimal

Meningkatkan aliran darah microvaskuler


Volume overload

Mengganggu homeostasis
Kerugian Akumulasi di jaringan
Cairan Efek samping menggangu fungsi ginjal
Kolloid Reaksi anafilaksik

Lebih mahal
Macam-macam Koloid :
1. Alami, contoh human albumin
2. Sintetis, contoh : dextran, Hydroxylethyl
Starch (Hetastarch), gelatin
Perbandingan kristalloid dan koloid
Jalur Pemberian Terapi Cairan

• Secara umum telah disepakati bahwa pemberian terapi cairan dilakukan


melalui jalur vena, baik vena perifer maupun vena sentral

1. Vena Perifer  vena ekstremitas atas atau bawah. Tujuan


dilakukannya kanulasi vena perifer ini adalah :
a. Terapi cairan pemeliharaan dalam waktu singkat ( 3-5 hari)
b. Terapi cairan pengganti dalam keadaan darurat
c. Terapi obat secara intravena
2. Vena sentral  penggunaan jangka
panjang, misalnya untuk nutrisi parenteral
total, kanulasi dikalukan melalui vena
subklavikula atau vena jugularis interna.
Jalur Tujuan penggunaan vena sentral :
a. Terapi cairan dan nutrisi pareterla jangka
Pemberian panjang, misal cairan nutrisi parenteral
Terapi dengan osmolaritas yang tinggi untuk
mencegah iritasi pada vena.
Cairan b. Jalur pintas terapi cairan pada keadaan
darurat, misalnya cardio vascular, vena
perifer sulit diidentifikasi
c. Untuk pemasanganan alat pemacu jantung
Kesimpulan
• Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia ( 60% )
• Apabila terjadi defisit cairan pada tubuh maka perlu segera diberikan
penanganan  untuk mencegah terjadinya gangguan “Homeostasis Cairan”
• Terapi cairan secara garis besar dibagi menjadi kristaloid dan koloid.
• Kristaloid merupakan larutan berbasis air yang mengandung elektrolit atau
gula yang paling sering dan paling pertama digunakan sebagai cairan
resusitasi.
• koloid mengandung zat-zat yang mempunyai berat molekul tinggi dengan
aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan lebih
lama dalam ruang intravaskuler dan baik untuk resusitasi cairan pada pasien
dengan defisit cairan berat seperti pada syok hipovolemik/hemorhagik.
TERIMAKASIH
…..semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai