KESEIMBANGAN
CAIRAN dan
ELEKTROLIT
50 - 70 % dari berat badan terdiri dari
cairan.
Jaringan lemak lebih kurang
mengandung air dibanding otot
Sumber :
Air yang diminum
Bersama makanan
Hasil metabolisme
TBW dibagi dalam 2 komponen
utama
Body 100%
Water 60 % Tissue 40 %
Intracellular Extracellular
space 40 % space 20 %
Interstitial Intravascular
space 15 % space 5 %
Komposisi Cairan Tubuh
Komposisi Plasma, interstitial, dan Intraselular ( mmol/L)
Substansia Plasma Cairan interstitial Cairan intraseluler
Kation
Na+ 153 145 10
K+ 4,3 4,1 159
Ca2+ 2,7 2,4 <1
Mg2+ 1,1 1 40
Total 161,1 152,5 209
Anion
Cl- 112 117 3
HCO3- 25,8 27,1 7
Protein 15,1 <0,1 45
Lainnya 8,2 8,4 154
Total 161,1 152,5 209
PORSI CAIRAN TUBUH ORANG
DEWASA ( 70 kg )
Urine : 1500 cc
1500-3000ml~1500-3000ml
Pengaturan cairan tubuh
Osmolality plasma ↑
Thirst ↑ ADH ↑
Water ingesti ↑ water exc ↓
Water retensi
Osmolaliti plasma ↓
Vol sirkulasi ↑
DEHIDRASI
Tubuh kekurangan cairan
Etiologi kekurangan cairan :
Melalui sal cerna
Muntah
Bocor
perdarahan
Melalui sal kencing
Pemakaian diuretik
Penyakit ginjal
diabetes
Melalui kulit
Luka bakar
Keringat ↑↑
Perpindahan keruang dalam badan
Peritonitis
Pankreatitis
Gejala dehidrasi :
lesu akral dingin
tek darah ↓ mukosa kering
nadi halus cepat turgor ↓
urin ↓
Pengobatan :
Sesuai penyakit dasar
Pemberian cairan oral - parenteral
Perkiraan Jumlah Cairan yg Hilang
( defisit )
1. Sistem skor ( dehidrasi akut, mis GE akut )
2. Pemasangan CUP
3. Ukur kadar Na plasma
defisit cairan = 0,6 X BB {Na plasma _ 1}
140
4. Ukur hematokrit
defisit cairan = 0,2 X BB { Ht _ 1}
Ht N
5. Ukur BJ plasma
Terapi Cairan
Terapi
cairan
Resusitas Rumatan
Kristaloid Elektrolir
Koloid Nutrisi
Penghitungan Untuk Menghitung
Berapa Besarnya Cairan Yang Hilang
Refraktometer
Defisit cairan : BD plasma – 1,025 x BB x 4 ml
Ket. BD plasma = 0,001
Dari serum Na+
Air yang hilang : 0,6 Berat Badan x BB (Plasma
Natrium – 1 )
Ket. Plasma Na = 140
Dari Hct
Defisit plasma (ml) =
vol.darah normal – (vol.darah normal x nilai Hct awal)
Hct terukur
kriteria klinis kehilangan darah
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000
darah ( ml)
Kehilangan Sampai 15% 15-30% 30-40% >40%
darah (%EBV)
Denyut nadi <100 >100 >120 >140
Tek. Darah Normal Normal Menurun Menurun
(mmHg)
Tek. Nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun
(mmHg) meningkat
Frek. Napas 14-20 20-30 30-35 >35
Produksi urin >30 20-30 5-15 Tidak ada
(ml/jam)
SSP / status Gelisah ringan Gelisah Gelisah dan Bingung dan
sedang bingung
Cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan Kristaloid dan
pengganti ( darah darah
rumus 3 :1)
Koreksi WB
Δ Hb x BB x 70/12
Maximum pada anak : 10cc/kgBB/hari
Koreksi PRC :
Δ Hb x BB x 80/22
Max 20cl/kgBB
Maximal pada anak
1-5 th : 6cc/kgBB/hr
5-8 th : 8cc/kgBB/hr
8-10 th : 10cc/kgBB/hr
Tetesan cairan
Makro: ∑cairan (cc) ( 1cc=20tpm)
∑ jam x3
Mikro : ∑ cairan (cc)
∑ jam
Transfusi : ∑ cairan (cc)
∑ jam x4
1cc= 15 tpm
MACAM-MACAM CAIRAN INFUS
Cairan hipotonik:
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan
serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah
dibandingkan serum), sehingga larut dalam
serum, dan menurunkan osmolaritas serum
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa
2,5%.
Cairan Isotonik
osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya
mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah
Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL),
dan normal saline/larutan garam fisiologis
(NaCl 0,9%).
Cairan hipertonik
osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan
serum, sehingga “menarik” cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah.
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah
(darah), dan albumin
Kristaloid
Cairan kristaloid memiliki komposisi yang
mirip cairan ekstraselular
Kristaloid akan lebih banyak menyebar ke
ruang interstitial dibandingkan dengan
koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih
untuk resusitasi defisit cairan di ruang
intersisial.
Komposisi Cairan Kristaloid
Solution Glucose Sodium Chloride Potassiu Kalsium Lactate (mOsmol
(mg/dL) (mEq/L) (mEq/L) m (mEq/L) (mEq/L) /L)
(mEq/L)
5% 5000 253
Dextrose
in water
D5 ½ NS 5000 77 77 406
2018 1600 25
D40
253 200(G) 500
D5
428 200(G) 77 500
D5 1/2NS
Gangguan elektrolit :
Gangguan metabolisme
Gangguan potensial listrik jaringan
mati mendadak
Komposisi Elektrolit
Ekstraselular
Intraselular
mEq/L Plasma Darah Interstisial
Kation
Na+ 15 142 144
K+ 150 4 4
Ca++ 2 5 2.5
Mg++ 27 3 1.5
Anion
Cl- 1 103 114
HCO3- 10 27 30
HPO4= 100 2 2
SO4= 20 1 1
Asam organik - 5 5
Protein 63 16 6
K + dalam makanan
Note: 2000 mg ~ 60 mEq
Sayuran
Kentang, buncis 500 mgr
Kacang 5000 mgr
Buah
Pisang 800 mgr
Jeruk 1200 mgr
Daging
Sapi atau ayam 600 mgr
DYS-RYTHMIA :
TACHYCARDIA
FIBRILLASI VENTRIKULER
SINUS BRADYCARDIA
SINUS ARREST
RYTHME IDIO-VENTRICULAR LAMBAT
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
Table 28-4. Treatment of Hyperkalemia
Tidak Ya
Berhenti Apakah > 6.0 mEq/L atau ada
perubahan EKG
Tidak Ya
Pasien perlu penurunan K+
darurat.
EKG abnormal ?
Tidak Ya
Beri insulin dengan glukosa
Beri kalsium glukonat
dan/atau Ventolin
dgn nebulizer
Tidak Ya
Ulangi insulin dan glukosa, Beri cation exchange resin atau
pertimbangkan hemodialisis furosemide
Evaluasi lanjutan dan
terapi jangka panjang
HIPOKALEMI
Etiologi :
1. Tanpa defisit K total tubuh
1. Alkalosis
2. Sekresi insulin yang menetap
2. Dengan defisit K total tubuh
1. Intake ↓, anoreksia
2. Hilang → sal cerna: GE, muntah
ginjal : hiperaldosteron,
loop diuretik
Gejala Klinis :
1. Jantung
1. Aritmia
2. EKG : T datar, gel U, QT lebar
3. Hipotensi : ↓ resistensi perifer
Na + :
ion utama
luar sel (145 mEq / L)
dalam sel (10 mEq / L)
Menjaga osmolalitas cairan ekstra
sel
HIPERNATREMIA
Pada hiperNa, cairan intrasel →
ekstrasel → sel dehidrasi → ADH ↑
(kompetensi tubuh) → haus →
intake ↑
ETIOLOGI
1. Kehilangan cairan
1. Insensible loss : demam, luka bakar
2. Melalui ginjal : diuretik, diabetes insipidus
2. Intake ↑
1. Pemberian NaCl hipertonis / Na bicarbonat
2. Hiperaldosteron & sindroma cushing
GEJALA KLINIS
Terutama neurologis ok dehidrasi sel otak
Twiching
Lethargi
Kejang
Koma
Kelemahan otot
TERAPI
Pada keadaan akut harus segera dikoreksi
Hipernatremi > 24 jam koreksi hati-hati
dan perlahan, ok koreksi yang cepat &
progresif → edem akut sel otak →
kematian
Dapat dikoreksi dengan cairan oral /
parenteral (dextrosan 5 % )
RUMUS Defisit Cairan :
0,6 (♂) / 0,5 (♀) X BB X Na Plasma
140 - 1
HIPONATREMI
Etiologi :
1. Deplesi volume sirkulasi efektif
1. Akan terjadi ↑ ADH → haus → minum ↑ →
retensi cairan → hipo Na
2. Mis, infeksi Neurologi (meningitis, ensefalitis)
Paru
2. Loop diuretik
1. Mis, furosemid, etakpinikasid
2. Disamping deplesi vol, diuretik menghambat
reabsorpsi Na di tubuli
3. GGK dengan LFG yang sangat rendah
4. Diare & muntah yang hebat
GEJALA KLINIS
Gejala ok edem sel otak, yang timbul bila
hipoosmolalitas dalam plasma terjadi
dengan cepat
Pada kadar Na 120 – 125: nosea-vomit
110 – 120: letargi-sefalgia
< 110 : kejang-koma
TERAPI
Tujuan : pertahankan Na > 120 mEq / L
Kehilangan Na = 0,6 X BB X (140 – Na
plasma)
Hiponatremi yang disertai hipokalemi (mis,GE)
→ koreksi kalium saja telah langsung
mengoreksi Na
Lar NaCl 3 % (~ 513 mEq/L)diberikan bila ada
gejala edem serebri
Bila gejala edem serebri hilang → cukup berikan
NaCl isotonis
Formulir permintaan darah