Anda di halaman 1dari 69

ASKEP GANGGUAN

CAIRAN & ELEKTROLIT

By : Sri Mahyunita, S. Kep., Ners


🞭 Tujuan Umum
🞭 Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan cairan dan elektrolit
🞭 Tujuan Khusus

🞭 Setelah mengikuti materi ini peserta mampu :


🞤 Menjelaskan konsep cairan dan elektrolit
🞤 Melakukan pemberian cairan dan elektrolit

🞤 Melakukan asuhan keperawatan dengan gangguan


cairan elektrolit
KONSEP CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Tubuh kita sebagian besar terdiri dari Air. Didalam


air tersebut terlarut zat-zat terlarut (solut) dimana
secara umum air dengan zat terlarut didalamnya
disebut cairan Tubuh (Body Fluid). Cairan tubuh di
distribusikan ke ruang-ruang di dalam tubuh yang
disebut dengan kompartemen

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


merupakan kegawat daruratan yang menyebabkan
gangguan perfusi terhadap organ–organ vital
sehingga dapat menyebabkan kematian.
FUNGSI CAIRAN DALAM
TUBUH Mengatur suhu
1
tubuh
2 Lubrikasi
3 Proteksi organ yang sensitif
4 Alat transport
5
Detoksifikasi
FUNGSI CAIRAN SEBAGAI TRANSPORT

🞭 air mempunyai 2 fungsi utama transport yaitu :


1. Sebagai pembawa zat-zat nutrisi
(karbohidrat,vitamin dan mineral)
2. pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.
HOMEOSTATIS

KOMPOSISI
VOLUME
CAIRAN
TUBUH

70 – 80 % 50 – 60 % 45 – 50 %
Berat Badan
SECARA UMUM KOMPOSISI CAIRAN TUBUH DEWASA = 50-60%

SEMAKIN MENUA KOMPOSISI CAIRAN SEMAKIN


MENYUSUT/MENURUN
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

 EKSTRASEL ( 20% dr BB )
 PLASMA (5%)
 INTERSTITIAL ( 15 % )
 TRANSELULER
Hasil sekresi & reabsorpsi dr sel epitelium.
Terdapat: cairan serebrospinal, gastrointestinal,
pleura, sinovial, peritoneal.

 INTRASEL ( 40 % dr BB )
Mis : BB dewasa pria = 50 Kg  Total Cairan Tubuh (TBW)
adalah 60 % dari 50 = 30 Liter
60 x 50 = 3000 = 30 Liter
100 100

ICF (40%) = 20 Liter


ECF (20%) = 10 Liter  Intertisial (15%) = 7.5 Liter
Intravaskuler/Plasma ( 5%) = 2.5 Liter
KARAKTERISTIK DARI
KOMPARTEMEN

• Volume
• Susunan
• Konsentrasi
VOLUME
⚫ 60% x BB
⚫ Kehilangan cairan akan
menyebabkan gangguan dalam
keseimbangan.
⚫ Cairan tubuh normalnya selalu
berpindah antara dua kompartemen
untuk mempertahankan keseimbangan
SUSUNAN

⚫ NON ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang tetap, tidak berubah
menjadi partikel-partikel dan tidak bermuatan
listrik
Co: dektrosa, ureum, kreatinin,protein.
⚫ ELEKTROLIT
= molekul-molekul yang pecah menjadi partikel-
partikel bermuatan listrik (ion)
- kation = ion bermuatan (+): Na+,K +,Ca + & Mg +
- anion = ion bermuatan (-) : Cl –,HCO3 –,SO4 –
KOMPOSISI ELEKTROLIT TUBUH
No. Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler Plasma
1. Kation : Natrium
(Na+) Kalium 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
(K+) Kalsium 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
(Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
++)
2. Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
(HCO3-)
Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq
a. Natrium+ Berperan dalam:
🞭 Kation utama dalam cairan EKSTRASELULER
🞭 Membantu mempertahankan osmolalitas normal cairan
ekstraseluler (perubahan dalam konsentrasi Na memicu
perubahan volume cairan utk mempertahankan rasio normal air
dan zat terlarut
🞭 Mempertahankan keseimbangan asam dan basa
🞭 Mengaktivasi sel saraf dan sel otot
🞭 Mempengaruhi distribusi air (bersama dengan klorida)

b. Kalium+ berperan dalam


🞭 Kation utama dalam cairan INTRASELULER
🞭 Regulasi aktivasi sel
🞭 Konduksi impuls saraf
🞭 Mempertahankan potensial membran istirahat
🞭 Kontraksi otot dan respon membran miokardial
🞭 Kontrol osmolalitas intraseluler
c. Kalsium+ berperan dalam:
🞭 Kation utama pada gigi dan tulang, jumlahnya ditemukan seimbang
dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler
🞭 Ditemukan dalam membran sel, membantu sel bergabung satu sama
lain dan mempertahankan bentuk sel
🞭 Bertindak sebagai enzim aktivator di dalam sel (otot harus memiliki
kalsium untuk berkontraksi )
🞭 Membantu koagulasi

🞭 Mempengaruhi permeabilitas membran sel dan level pembakaran

d. Magnesium+ berperan dalam:


🞭 Kation yang paling menonjol dalam cairan intraseluler

🞭 Berkontribusi dalam banyak proses enzimatik dan metabolik secara


khusus dalam sintesis protein
🞭 Memodifikasi transmisi impuls dan respon muskuloskletal
(ketidakseimbangan konsentrasi magnesium akan secara dramatis
mempengaruhi proses neuromuskular)
e. Bicarbonat (HCO3-) berperan dalam:
🞭 Terdapat dalam cairan ekstraseluler

🞭 Mengatur keseimbangan asam dan basa

d. Klorida- berperan dalam:


🞭 Anion utama dalam cairan EKSTRASELULER

🞭 Mempertahankan osmolalitas normal cairan ekstraseluler

🞭 Mempengaruhi pH cairan tubuh

🞭 Memainkan peranan penting dalam mempertahankan keseimbangan


asam basa, kombinasi dengan ion hidrogen utk menghasilkan asam
hidroklorik

f. Fospat (PO3-) berperan dalam:


🞭 Anion utama dalam cairan INTRASELULER

🞭 Meningkatkan penyimpanan energi dan metabolisme karbohidrat,


protein dan lemak
🞭 Berperan sebagai buffer/penyangga hidrogen
KONSENTRASI

Konsentrasi adalah:
Perbandingan antara zat-zat terlarut dalam pelarut.

(N) 275 – 290 mOsm/kg BB


= 290 – 310 mOsm/Liter

2(Na+) + (Glucose/18) + (BUN/2,8)


🞭 Osmolaritas = Jumlah mol dalam satu liter ×
Jumlah partikel osmotik aktif per mol
🞭 Misalnya, osmolaritas 1 mol NaCl adalah 2
osmol per liter. Hal ini karena NaCl terpecah
menjadi dua ion, Na + dan Cl-, yang osmol
nya.
🞭 Osmolaritas 1 mol glukosa adalah 1 osmole
per liter, karena glukosa yang non-ionik tidak
terpecah, dan dengan demikian, 1 mol
hanya mewakili 1 osmole
Transport Pasif

⚫ Diffusi : Pergerakan zat dari yang berkonsentrasi


tinggi ke zat yang berkonsentrasi rendah.

⚫ Osmosis : pergerakan cairan terjadi dari cairan


yang berkonsentrasi rendah ke cairan yang
berkonsentrasi tinggi, melalui membran semi
permeabel sampai cairan itu sama
konsentrasinya.
TRANSFORT AKTIF

🞭 Transpor aktif adalah perpindahan zat melalui


membran selektif permiabel dari tempat yang
konsentrasi zatnya rendah ke tempat yang
konsentrasi zatnya tinggi menggunakan energi
(ATP) dan enzim pengangkut (protein carier). ...
Keluar masuknya ion Na+ dan K+
diatur oleh pompa natrium-kalium
KESEIMBANGAN CAIRAN
NORMAL DEWASA
⚫PEMASUKAN
⚫PENGELUARAN
- Minum 1200 ml
- Evaporasi 600 ml
- Makan 1000 ml
- Kulit 300 ml
- Oksidasi 300 ml
- Feses 100 ml
2500 ml
- Urin 1500 ml
2500 ml
Perbedaan pemasukan
Insensible water Loss (IWL)
& pengeluaran tidak lebih
dari 200 – 400 ml : 10 - 15 cc/kg BB/hari
Kehilangan akibat demam +
10 % kebutuhan/hari
KEBUTUHAN CAIRAN

Kebutuhan Cairan (mL/24


No. Umur Berat Badan (kg)
Jam).
1 Hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun . 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700
KEBUTUHAN
🞭 AIR:
🞤 Dewasa : 1-2 cc / kg / jam
🞤 Anak :
🞫0 – 10 kg : 4 cc / kg / jam
🞫11 – 20 kg : 40 cc + 2 cc / kg > 10 kg / jam
🞫21 – 30 kg : 60 cc + 1 cc / kg > 20 kg / jam

🞭 Na+ : 2 meq / kg / hari


🞭 K+ : 1 meq / kg / hari
Bila Menggunakan Rumus Holliday Segar:
🞭 10BB x 100 = JLH
🞭 10BB x 50 = JLH
🞭 Sisa BB x 20 = JLH +
Total = JLH/Hari
Atau,
🞭 10BB x 4 = JLH
🞭 10BB x 2 = JLH
🞭 Sisa BB x 1 = JLH +
Total = JLH/Jam
MIS: BB=60KG

🞭 DALAM HARI: 10KG X 100ML = 1000 ml


10KG X 50ML = 500 ml
40KG (SISA BB) X 20ML = 800
ml JADI TOTAL = 1000+500+800=
2300CC/HARI

🞭 DALAM JAM: 10KG X 4ML = 40ML


10KG X 2ML = 20ML
40KG X 1ML = 40ML
JADI TOTAL = 40+20+40 =
100CC/JAM
\

TIPE CAIRAN RESUSITASI :

•Cairan Koloid

•Cairan Kristaloid
PENGERTIAN CAIRAN KOLOID :

🞭 Cairan Koloid adalah suatu bentuk campuran


yang keadaannya antara larutan dan
suspense. (larutan kristaloid yang mengandung
molekul besar > 8000 Dalton)
🞭 Indikasi : mempertahankan cairan
intravaskular (Onkotic) → koloid menarik cairan
ekstravaskular ke intravascular
JENIS CAIRAN KOLOID
:

1. Sintetik :
 Hydroxyethyl starch (HES),
 Gelatin (Modified Fluid Gelatin/MFG dan
Urea Bridged Gelatin/UBG)
 Dextran Polimer Glukosa (40/60/70 Kilo Dalton)

2. Non sintetik :
 Human serum albumin ( 5% , 20%, 25%)
PENGERTIAN KRISTALOID
🞭 Cairan Kristaloid adalah cairan yang sebagian besar
berisi larutan air steril dengan elektrolit dan/atau
dekstrosa yang ditambahkan sesuai dengan
kandungan mineral plasma manusia.
🞭 Merupakan pilihan utama pemberian cairan IV
prehospital
🞭 Berat molekul Rendah ( < 8000 Dalton) dengan
atau tanpa glukosa. 25 % bertahan di intravascular
setelah pemberian awal / < 30 menit.
🞭 Indikasi : Kristaloid diperlukan untuk ekspansi ruang
intravaskular dan interstisial yang berkurang.
CAIRAN KRISTALOID

HIPOTONIS

ISOTONIS

HIPERTONIS

30
ISOTONIC FLUIDS

🞭 Infus dengan tekanan yang sama seperti


cairan tubuh. Cairan ini menetap dalam
Cairan Ekstraselluler (osmolaritas 240-
340 mOsm/L)

Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat


(RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%
ISOTONIS
 Osmolaritasnya hampir sama
dengan plasma (290 -310 mOsm /L).

 Bertahan di dalam intravaskuler dan


kemudian berpindah ke
interstitial /intrasel secara seimbang

 Contoh : NS,RL,G5,Ringerfundin
HYPOTONIC FLUIDS

 Infus dengan tekanan osmotik


lebih rendah dari cairan tubuh
(osmolaritas dibawah 240
mOsm/L)

 Contoh : Aquadest, larutan


2,5% dextrose in water
HIPOTONIS

 Osmolaritas cairan < 240 mOsm /L


 Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstitial & intrasel

 Resiko Hemolisis
 Contoh : NaCl 0 ,45 % , Aquabidest/water
HYPERTONIC FLUIDS

 Infus dengan tekanan osmotik


lebih tinggi dari plasma darah
dimana air keluar dari
Intraselluler dan masuk ke
dalam plasma (osmolaritas
diatas 340 mOsm/L).

 Contoh; NaCl 3 %, Glucose


10%, Dextrose 50 %
HIPERTONIS

 Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (> 340 mOsm /L) .
 Cairan -elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam kompartemen
intravaskuler

 Resiko terjadinya krenasi pd sel jika diberikan infus hipertonis secara cepat

 Contoh : G 5 RL,G 5 NS,G 5 ½NS,G 10 % ,G 40 % ,NaCl 3 % ,Manitol 10 %


CAIRAN KRISTALOID CAIRAN KRISTALOID CAIRAN KOLOID
RUMATAN: D5W DAN HIPOTONIS
RESUSITASI: RL CAIRAN HES, VOLUVEN
(ISOTONIS)

Intravaskuler Intravaskuler
Intravaskuler

Intertitial Intertitial
Intertitial

Intraceluler Intraceluler
Intraceluler
TRIBUSIKAN KE KOMPARTEMEN EKSTRASEL DAN INTRASEL SEBAGIAN
CAIRAN DIDISTRIBUSIKAN KE BESAR CAIRAN HANYA BERADA DI INRA
KOMPARTEMEN EKSTRASEL
PERBANDINGAN KOLOID & KRISTALOID
KOLOID KRISTALOID

1 Berat molekul besar Berat molekul kecil <8000 dalton


>8000 dalton

2 Tidak larut sempurna Larut sempurna

3 Tahan 4-6 jam dalam intravena Tahan 2-3jam dalam intravena

4 Cepat meningkat dalam sirkulasi Lambat meningkat dalam sirkulasi

5 Mengandung protein Mengandung elektrolit

6 Jumlah koloid sebanding denga Jumlah kristaloid 3-4 kali volume


volume darah yang hilang darah yang hilang

7 Harga lebih mahal Harga lebih murah


RUMUS PENGHITUNGAN TETESAN INFUS

TETESAN INFUS = JUMLAH CAIRAN ML x FAKTOR TETES = TETES/MENIT


LAMA PEMBERIAN JAM x 60 MENIT

ATAU RUMUS SINGKAT PENGHITUNGAN TETESAN INFUS

SET INFUS DENGAN FAKTOR TETESAN 15 TTS/ML


TETES/MENIT = JUMLAH CAIRAN YANG DIINGINKAN DALAM SATU JAM
4

SET INFUS DENGAN FAKTOR TETESAN 20 TTS/ML


TETES/MENIT = JUMLAH CAIRAN YANG DIINGINKAN DALAM SATU JAM
3

SET INFUS DENGAN FAKTOR TETESAN 60 TTS/ML


TETES/MENIT = JUMLAH CAIRAN YANG DIINGINKAN DALAM SATU JAM
1
TERAPI INFUS ≠ TERAPI INTRAVENA
 Terapi Infus
1. Pengertian Terapi Infus seluruh aspek terapi pemberian
cairan/obat2an menggunakan kateter atau jarum
2. Rute Terapi Infus :
 Infus Intraossius (melalui sumsum tulang)  pada resusitasi anak
 Infus Intrathecal (rongga dibawah membran arakhnoid atau ruas
tulang belakangterapi manajemen nyeri dan kemoterapi)
 Infus Intraarterial (melalui arteri monitor TD dan sampel darah,
obat2an kemoterapi)
 Infus Intraperitoneal (rongga peritoneumobat kanker ovarium dan
peritoneal dialisa)
 infus intradermal (melalui subkutanterapi insulin, nyeri, hidrasi,
desferal pada thalasemia dan immunoglobulin)
 Infus Intravena (melalui intravena)
INTRAOSSIUS
INTRATHECAL
INTRAARTERIAL
INTRAPERITONEAL
INTRADERMAL
TERAPI INTRAVENA

1. Pengertian Terapi Intravena  Pemberian


Cairan dan Elektrolit, Nutrisi Parenteral
dan Obat-obatan melalui pembuluh darah
vena
2. Tujuan pemberian terapi intravena
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
 Akses pemberian obat-obatan
 Tranfusi darah/komponen darah
 Nutrisi parenteral
 Koreksi asam basa
3. Metode pemberian terapi intravena
 Injeksi dosis tunggal
 Intermitten (hanya akses obat IV dgn saline lock sbg
pembilas)
 Kontinyu (jangka lama)
JENIS KATETER INTRAVENA
a. Kateter Intravena Perifer (maks 72 jam)
b. Kateter Intravena Midline
c. Kateter Vena Sentral (CVC)
- Non Tunel
- Tunel (cuff)
d. Peripheral Inserted Central Catheter
(PICC) bertahan 1 thn dgn anti
trombogenik
e. Vascular Acces Port ( VAP)
KATETER MIDLINE
CVC TUNNEL
CVC NON TUNNEL
PICC
VASCULAR ACCESS PORT
ANGIOCATH/ABOCATH
Definisi dan Metoda Terapi Cairan
 Fluid bolus (Resusitasi) :
Pemberian cairan secara cepat (500 - 1000 ml dlm 15 – 20
mnt) untuk mengatasi hipotensi / syok

 Fluid challenge :
Melakukan penilaian terhadap efek pemberian cairan (100 – 200 ml
dalam 5 -10 menit ) dengan tujuan optimalisasi perfusi jaringan

 Fluid infusions :
Pemberian infus secara kontinu untuk mempertahankan hemostasis
atau keseimbangan, menggantikan cairan yang hilang atau mencegah
kerusakan lebih luas ( misalnya : prehidrasi untuk mencegah kontras
nefropati )

 Fluid maintenance :
Pemberian cairan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak tercukupi
dengan pemberian peroral ( jumlah kekurangan < 1- 2 ml/kg/jam )
RESUSITASI…(KOLLABORATIF)
🞭 Resusitasi cairan : RL 30 ml/kgbb/30menit
diguyur (bila RL tidak ada ganti Nacl 0.9%)
 Bila terpasang CVC target CVP 10-15cmH2O,
1 mmHg = 1.36 cmH2O
1 cmH2O = 0.7 mmHg

🞭 HES (koloid) maksimal 30 ml/kgbb/hari,


sesuai kehilangan cairan
METODE PEMBERIAN ELEKTROLIT DAN KOREKSI
ELEKTROLIT

Metode pemberian elektrolit berdasarkan


kebutuhan harian tubuh dan koreksi elektrolit,
dapat dilarutkan dengan cairan isotonis
lainnya misalnya Nacl 0,9 % 100 ml atau 500
ml. Pemberian cairan elektrolit pekat harus di
pantau secara ketat selama pemberian
karena pada kateter perifer berpotensi
mengakibatkan phlebitis secara kimiawi
DAFTAR PUSTAKA

Adelmen, R.D., Solhaug, M.J., 2000. Patofisiologi Cairan Tubuh dan Terapi Cairan.
In: Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Arvin, Ann.M., Ilmu Kesehatan Anak
Nelsoned 15, jilid 2. Jakarta: EGC; 258-266
Chan JSM, Gill JR: Kidney and electrolyte disorders, New York, 1990. Churchill
livingstone
Darmawan,2007. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Alatas, H. Jilid 1. Jakarta :
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI; 278-281.
Jhon Haws : Nursing assessment : Head to toe assessment in picture (health
assessment in nursing) Kindle edition
Lee, J.W. 2010. Fluid and Electrolyte disturbance in critically ill patients. Electrolyte
& Blood pressure, 8 (2), 72-81
Graber, M.A., 2003. Terapi Cairan, Elektrolit dan Metabolik. Jakarta:Farmedia; 15-
24
Hartanto, W.W., 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi
Klinik dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Huang, L.H., Anchala, K.R., Ellsbury, L., George, S.C., 2009.Dehydration.
Available from :
World Health Organization, 2009. Diarrhoeal Disease. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/. [Accessed 20 juli
2015]

Anda mungkin juga menyukai