• Intra vasculer : 07 %
• Interstitial : 27 %
Kandungan normal elektrolit dlm
Cairan Tubuh
Elektrolit Intra vascular Intrastitial Intra selluler
(anions = 154 (mEq/l) (mEq/l) (mEq/l)
kations = 154)
Sodium (Na+) 142 146 15
Potasium (K+) 5 5 150
Calsium (CA+2) 5 3 2
Magnesium 2 1 27
(Mg+2)
Clorida (Cl-) 102 114 1
Bicarbonat 27 30 10
(HCO-3)
Protein (prot-) 16 1 100
Phosfat (HPO-4) 2 2 20
Sulfate (SO-4) 1 1 0
Organic Acids 5 8
Mekanisme pertukaran/pergerakan
cairan & elektrolit
Diatur o/ tekanan osmosis
Cairan , elektrolit², gas² dan molekul ² kecil bergerak
dgn bebas melalui membran semipermiabel yg
memisahkan kompartemen.
• Gerakan berlangsung terus selama Oksigen dan
nutrisi dikirim kpd sel, sisa produk dibuang oleh
darah dari sel-sel
• Gerakan air dan partikel yg terlarut bolak balik,
jumlah air dan konsentrasi larutan dlm tiap
kompartemen tetap relatif tdk berubah.
• Mekanisme gerakan air dan zat terlarut disebut :
osmose, difusi dan filtrasi.
Istilah dlm pertukaran cairan &
elektrolit tubuh
• Osmose /osmosis/osmotik
pertukaran cairan tubuh diatur o/tekanan
osmotik ( 285 ± 5 m.osm/l)
Adl gerakan / pengaliran larutan melalui membran dari
daerah konsentrasi rendah ke daerah yg konsentrasi
lebih pekat. Air bergerak guna melarutkan cairan yg
konsentrasi lebih tinggi, shg terjadi equilibrium dr
kedua sisi membran.
• Difusi :
Adl pengaliran larutan dr daerah konsentrasi lebih
tinggi kedaerah konsentrasi lebih rendah, sampai
konsentrasinya sama pd seluruh larutan
lanjutan
• Filtrasi :
Adl perpindahan larutan melalui membran
semiperbialis karena adanya perbedaan tekanan
hidrostatik dikedua sisinya.
Jumlah cairan yg difiltrasi dlm jangka waktu
tertentu berbanding proporsional dgn perbedaan
tekanan dan luas permukaan membran.
Molekul yg lebih kecil dari pori² membran berlalu
melintasinya zat cair itu, sedangkan molekul yg
lebih besar akan tertahan
Beberapa istilah
1. Isotonik adl tekanan osmotik = cairan tubuh
2. Hypotonik adl tek. osmotik < cairan tubuh
3. Hypertonik adl tek. osmotik > cairan tubuh
4. Osmolalitas adl konsentrasi larutan yg
dinyatakan dlm osmol/kg air
5. Osmolaritas adl konsentrasi larutan
dinyatakan sbg jumlah osmol /L larutana
Hormon kontrol / pengendali
Hormon ² pengendali keseimbangan cairan &
elektrolit :
1. Hormon Anti Diuretik (ADH) :
a. Diproduksi pada hipothalamus, disimpan dan
dikeluarkan oleh kelenjar Pituitary posterior
b. Bekerja terhadap tubulus renalis, guna menahan
air dan mengurangi output urine.
2. Aldosterone
• Disekresi oleh Adrenal corteks
• Bekerja terhadap tubulus renalis, guna
mereabsorbsi sodium dan eskresi potasium.
• Meningkatkan volume sirkulasi dgn reabsorbsi
air bersama sodium
3. Parathormone
Dihasilkan oleh kelenjar Parathyroid.
Melancarkan absorbsi Kalsium dari intestinal
Melancarkan pelepasan Kalsium dari tulang
Meningkatkan ekskresi ion-ion Phosphate oleh
ginjal
Kehilangan Cairan & Elektrolit
• KULIT : diaphorosis, rembesan dari luka berat
atau luka bakar.
• Saluran CERNA : saliva yg banyak, muntah,
diare, drainase dari gastrik intestinal.
• GINJAL: diuretika -- poliuri
• PUNKSI: luka bengkak, edema, asites, obstruksi
intestinal, pleura efusion dll.
Keseimbangan cairan
• Cairan tubuh terus menerus berkurang dan hrs
diganti demi kelangsungan proses² yg normal
• Tubuh menerima cairan dari :
makanan dan air yg masuk
Metabolisme bahan makanan sbg hasil oksidasi
hidrogen dlm makanan ± 150 200 cc/hr
D ari jaringan tubuh
• Makanan padat spt daging & sayuran mengandung
air 60-90 %
• Intake cairan dan output rata² sama
Keseimbangan cairan tubuh
Intake Out put
• Cairan yg diminum : 1200 ml • Ginjal (urine) ; 1500 ml
• Makanan padat (air): 1000 ml • Usus Halus (feses) : 200 ml
• Oksidasi makanan (air) : 300 ml • Paru (dlm udara ekspirasi )
400 ml
• Kulit (keringat) : 400 ml
Pengaturan normal balance cairan
& elektrolit
Ketentuan Volume Cairan :
Kebutuhan cairan tubuh yg normal adalah intake dan
output
• Intake cairan normal :
Orang dewasa sehat memasukkan cairan 90% (2500 cc) /
hr , dan 10 % intake cairan dihasilkan dari metabolisme
• Output cairan normal :
Balance cairan dipertahankan , krn paru², kulit,
saluran cerna dan ginjal mensekresikan sejumlah
cairan sama dg intake cairan total
Menghitung balance cairan tubuh
Rumus balance cairan :
Intake – (output + IWL)
• Intake (cairan masuk) : dihitung mulai dari
cairan infus, minuman, kandungan cairan dlm
makanan, albumin, volume obat²an (termasuk
obat suntik, obat yg di drip melalui infus) dll
• Output (cairan keluar) : urine 24 jam, feses dll
• IWL ( Insensible Water Loss ) : sulit dihitung
terdiri dari keringat, uap nafas, muntah, cairan
drainage dll
Rumus IWL
• IWL = (15 x BB) / jam
▫
24 jam
2. Iklim :
Orang yg tinggal didaerah panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah, mempunyai peningkatan
kehilangan cairan & elektrolit tubuh, melalui keringat
lanjutan
3. Diet :
Diet dpt berpengaruh tdp intake cairan &
elektrolit. Ketika intake tdk adekuat, maka tubuh
akan membakar protein & lemak, shg serum albumin
dan cadangan protein akan menurun, yg mana
keduanya sangat diperlukan dlm proses
keseimbangan cairan ------→ shg akan menyebabkan
edema.
4. Stress :
Stress dpt meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah
dan pemecahan glykogen otot. Hal ini dpt menyebabkan
peningkatan Natrium dan retensi air, shg klo
berkepanjangan dpt meningkatkan volume darah
lanjutan
5. Kondisi sakit :
Kondisi sakit sangat berpengaruh thd balance
cairan & elektrolit.
Seperti :
luka bakar -- meningkatnya kehilangan cairan
melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler, sangat
mempegaruhi proses regulator
Pasien tdk sadar, mengalami gg pemenuhan intake
cairan, krn tdk mampu utk memenuhi
kebutuhannya sendiri.
lanjutan
6. Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yg berpengaruh pd balance
cairan & elektrolit seperti : suction, nasogastric tube
dll
7. Pengobatan (medikasi) :
Pemberian diuretik, laksative dpt berpengaruh pd
kondisi cairan & elektrolit tubuh.
8. Pembedahan :
Pasien dgn tindakan pembedahan memiliki resiko
mengalami gg keseimbangan cairan & elektrolit, krn
kehilangan darah selama pembedahan
Masalah gg balance cairan & elektrolit
1. Gg keseimbangan cairan & elektrolit tubuh :
a. Dehidrasi
b. Syok hipovolemik
2. Gg keseimbangan elektrolit
a. Hiponatremia : kadar Na+ serum dibawah normal
ditandai dgn : mual, muntah, sakit kepala, kram
otot, letargi, kejang, hipotensi, takikardi ,
disorientasi , coma.
b. Hipernatremia : Na+ serum diatas normal -- 45
mEq/l, ditandai dgn : irritabilitas otot, bingung,
tremor, kejang dan coma.
lanjutan
c. Hipokalemia :
Adl Kadar Kalium (K) serum dibawah normal
Etiologi :
• Kehilangan K+ melalui saluran cerna (muntah)
• Sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi,
penyalahgunaan pencahar
• Diuretik
• Asupan K+ yg tdk cukup dari diet
• Ekskresi berlebihan dr ginjal
• Hiperaldosteron dan maldistribusi K+
Tanda & gejala Hipokalemia
• Lemah : terutama pd otot proksimal
• Penurunan motilitas saluran cerna
• Hipotensi ortostatik
• Hiperpolarisasi myocard dpt menyebabkan denyut
ektopik ventrikel
• EKG : memperlihatkan gelombang T datar,
gelombang U dan depresi segmen ST
d. Hiperkalemia
• Kadar K+ serum diatas normal ( > 5,5 mEq/L)
Etiologi :
• Ekskresi renal tdk adekuat
• Beban K+ dari nekrosis sel yg masif krn adanya
trauma
• Pembedahan mayor
• Luka bakar
• Emboli arteri akut
• Haemolisis
• Perdarahan saluran cerna dll
e. Hipoaldosteron
Tanda & gejala :
• Perubahan eksitabilitas jantung
• EKG memperlihatkan :
▫ Perubahan sekuensial seiring dgn peninggian K+
serum
▫ Pada permulaan terlihat gelombang T runcing
▫ Interval PR memanjang, amplitudo gelombang P
mengecil
▫ Dll
Penanganan gg keseimbangan cairan &
elektrolit
• Dengan terapi Cairan : adl tindakan utk
memelihara , mengganti cairan yg hilang dlm
batas - batas fisiologis.
• Indikasi antara lain :
Kehilangan cairan & elektrolit tubuh akut
(defisit volume cairan) : muntah, diare,suction dll
Kehilangan darah (perdarahan)
Intake tdk adekuat : anoreksia, mual, muntah
Kelainan saluran cerna
MACAM-MACAM GG. CAIRAN
TUBUH
1. Kekurangan Cairan Tubuh / Dehidrasi :
Penyebab :
a. Perdarahan
b. Demam tinggi
c. Muntah
d. Diare
e. Kurang intake cairan / minum
f. Diuresis
2. Kelebihan Cairan Tubuh
• Penyebab :
1. Kerusakan pada glumerolus
2. Pada pasien dengan penyakit jantung kronis.
Penyakit ginjal kronis
3. Intake cairan yang berlebih
4. Output cairan yang berkurang