Anda di halaman 1dari 26

LANDSLIDE

DISASTER
EDUCATION
LOG IN

NO TELEPON, EMAIL, ATAU NAMA PENGGUNA

PASSWORD

LOGIN

Kembali Buat akun


BUAT AKUN

No. Handphone

Email

Nama Pengguna

Password

Ketentuan & syarat

Saya setuju

kembal
Buat akun
i
SELAMAT TELAH
TERDAFTAR

Log out

menu
ACCOUNT MENU

Pengertian

Informasi Tanah Longsor

Pencegahan Tanah longsor

Setting

About

Exit
PENGERTIAN
APA ITU TANAH LONGSOR?

• Longsor juga disebut


fenomena alam yang
terjadi karena gerakan
masa tanah mengikuti
kemiringan lerengnya
(Arsyad, 2013).
TANAH LONGSOR

Terjadinya Tanah Longsor

Pencegahan Terjadinya
Jenis Tanah Longsor Bencana Tanah
Longsor

Gejala Umum Tanah Upaya Pengelolaan


Longsor Lingkungan

Penyebab Tanah
Longsor
Foto-foto Kejadian
Tanah Longsor Di
Indonesia

Tahapan Mitigasi
Bencana Tanah Longsor
Terjadinya Tanah
Longsor

Bobot
tanah/batuan
bertambah
Air meresap
daam tanah Tanah/ batuan
kedap air
menjadi bidang
gelincir
Tanah /batuan
bergerak
mengikuti
lereng dan
keluar lereng
Jenis Tanah
Longsor
• Ada 6 jenis tanah longsor, yakni:
longsoran translasi, longsoran
rotasi, pergerakan blok, runtuhan
batu, rayapan tanah, dan aliran
bahan rombakan. Jenis longsoran
translasi dan rotasi paling banyak
terjadi di Indonesia. Sedangkan
longsoran yang paling banyak
memakan korban jiwa manusia
adalah aliran bahan rombakan.
Jenis Tanah
Longsor
1. Longsoran Translasi adalah ber-geraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi, adalah bergerak-nya massa tanah
dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok, adalah perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok
batu.
4. Runtuhan Batu, terjadi ketika sejum-lah besar
batuan atau material lain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada
lereng yang terjal hingga menggantung terutama di
daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah.
Jenis Tanah Longsor
5. Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang
bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran
kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir
tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup
lama longsor jenis rayapan ini bisa
menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau
rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan, Jenis tanah longsor ini
terjadi ketika massa tanah bergerak didorong
oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada
kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan
jenis materialnya. Gerakannya terjadi di
sepanjang lembah dan mampu mencapai
ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa
sampai ribuan meter seperti di daerah aliran
sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini
dapat menelan korban cukup banyak.
Gejala Umum
Tanah Longsor
1. Munculnya retakan-retakan di lereng
yang sejajar dengan arah tebing.
2. Biasanya terjadi setelah hujan.
3. Munculnya mata air baru secara tiba-
tiba.
4. Tebing rapuh dan kerikil mulai
berjatuhan.
Penyebab Tanah
Longsor
1. Hujan 
2. Lereng terjal 
3. Tanah yang kurang padat dan tebal 
4. Batuan yang kurang kuat
5. Jenis tata lahan 
6. Getaran 
7. Susut Muka air, danau, bendungan 
8. Adanya beban tambahan 
9. Pengikisan atau erosi
10. Adanya material timbunan dari tebing 
11. Bekas longsoran lama
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak
sinambung)
13. Penggundulan hutan
14. Daerah pembuangan sampah
Foto-foto Kejadian
Tanah Longsor Di
Indonesia
TAHAPAN MITIGASI
BENCANA TANAH
LONGSOR
1. Pemetaan Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan
bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai Masukan kepada
masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi
sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar
terhindar dari bencana.
2. Penyelidikan mempelajari penyebab dan dampak dari suatu
bencana sehingga dapat digunakan dalam perencanaan
penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.
3. Pemeriksaan melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi
bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara
penaggulangannya.
4. Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah
strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini
tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah tersebut.
5. Sosialisasi memberikan pemahaman kepada pemerintah
provinsi /kabupaten /kota atau masyarakat umum, tentang
bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya.
Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain,
mengirimkan
6. Poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada
masyarakat dan aparat pemerintah.
7. Pemeriksaan bencana longsor bertujuan mempelajari penyebab,
proses terjadinya, kondisi bencana dan tatacara penanggulangan
bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor. 
Pencegahan Terjadinya
Bencana Tanah Longsor

1. Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada


lereng bagian atas di dekat pemukiman.
2. Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal
bila membangun permukiman
3. Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar
air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
4. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
5. Jangan menebang pohon di lereng
6. Jangan membangun rumah di bawah tebing.
7. Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang
Terjal
8. Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit.
9. Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang
terjal.
10.Pembangunan rumah yang salah di lereng bukit.
11.Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. Jangan
mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
Upaya Pengelolaan
Lingkungan
Upaya stabilitas lereng adalah sebagai berikut :
1) Mengurangi beban di puncak lereng dengan
cara : Pemangkasan lereng; Pemotongan
lereng atau cut; biasanya digabungkan dengan
pengisian/pengurugan atau fill di kaki lereng;
Pembuatan undak-undak. dan sebagainya
2) Menambah beban di kaki lereng dengan cara :
 Menanam tanaman keras (biasanya
pertumbuhannya cukup lama).
 Membuat dinding penahan (bisa dilakukan relatif
cepat; dinding penahan atau retaining wall harus
didesain terlebih dahulu)
 Membuat ‘bronjong’, batu-batu bentuk menyudut
diikatkan dengan kawat; bentuk angular atau
menyudut lebih kuat dan tahan lama
dibandingkan dengan bentuk bulat, dan
sebagainya.
Upaya Pengelolaan
Lingkungan
3) Mencegah lereng jenuh dengan airtanah atau
mengurangi kenaikan kadar air tanah di dalam tubuh
lereng Kadar airtanah dan mua air tanah biasanya
muncul pada musim hujan, pencegahan dengan cara
 Membuat beberapa penyalir air (dari bambu atau
pipa paralon) di kemiringan lereng dekat ke kaki
lereng. Gunanya adalah supaya muka air tanah
yang naik di dalam tubuh lereng akan mengalir ke
luar, sehingga muka air tanah turun
 Menanam vegetasi dengan daun lebar di puncak-
puncak lereng sehingga evapotranspirasi
meningkat. Air hujan yang jatuh akan masuk ke
tubuh lereng (infiltrasi). Infiltrasi dikendalikan
dengan cara tersebut.
 Peliputan rerumputan. Cara yang sama untuk
mengurangi pemasukan atau infiltrasi air hujan ke
tubuh lereng, selain itu peliputan rerumputan jika
disertai dengan desain drainase juga akan
mengendalikan run-off.
4) Mengendalikan air permukaan dengan cara:
 Membuat desain drainase yang memadai sehingga
air permukaan dari puncak-puncak lereng dapat
mengalir lancar dan infiltrasi berkurang.
 Penanaman vegetasi dan peliputan rerumputan
juga mengurangi air larian (run-off) sehingga erosi
permukaan dapat dikurangi
About

About
Developer

Referensi
DEVELOPER

Muhamad Apip F 1411020109

Mayzar Briliana Widiya N 1611020114

Sifa Eka Wardani 1611020124

Risza Apriani Fauziyah 1611020125

Antyas Widia Asih 1611020150

Multri Karani 1611020152

Hutami Wanty P 1611020166

Dosen Pengampu :
Ns.Sri Suparti S.Kep., M.Kep.
Referensi

• Adityawan, Dkk. 2018. Buku Pintar


Mengenal Bencana Alam. Yogyakarta :
Deepublish CV. Budi Utama
• Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Mitigasi
Bencana Geologi. Yogyakarta :
Deepublish
• Rohmat. 2019. Penanggulangan Bencana
Alam Klimatologis. Bandung : Penerbit
Duta.
• Ulum, M. Chazienul. 2014. Manajemen
Bencana : Suatu Pengantar
Pendekatan Proaktif. Malang : UB Press
• Tjandra, Kartono. 2017. Empat bencana
geologi yang mematikan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press
Setting

Bantuan

Masukan

Edit Profile
Bantuan
Bantuan

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

Ketentuan dan
kebijakan privasi

Info Aplikasi
Masukan

Kirim Masukan
Edit Profile

No. Handphone

Email

Nama

Password
Apakah anda
yakin?

Tida
Ya
k

Anda mungkin juga menyukai