Pembimbing:
dr. Ferry Wijanarko. Sp.BS
PENDAHULUAN
manusia, kelenjar ini mengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium
dan testis, kontrol laktasi, kontraksi uterin sewaktu melahirkan, tumbuh kembang
yang linear, dan mengatur osmolalitas dan volume dari cairan intravaskular dengan
memelihara reabsorpsi cairan di ginjal. Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus
anterior dan lobus posterior, pada lobus anterior terdapat 5 tipe sel yang
macam hormone peptida. Tumor pada kelenjar ini akan memberikan gejala karena
paling umum yaitu 10-15% dari semua neoplasma primer. Insiden per tahun dari
tumor hipofisis bervariasi yaitu antara 1-7/100.000 penduduk. Sebagian besar tumor
hipofisis ditemukan pada usia dewasa muda namun dapat pula ditemukan pada
remaja maunpun usia lanjut. Sementara sumber lain menuliskan bahwa tumor
semakin meningkatnya usia dan puncaknya antara dekade ketiga dan kelima.2 Pada
akhir tahun 2012, diperkirakan terdapat 2800 kasus tumor sistem saraf pusat (SSP)
yang didiagnosa di Kanada, dan 1850 kematian dari tumor SSP yang akan terjadi
dalam periode yang sama. Adenoma hipofisis merupakan kelompok tumor yang
berasal dari kelenjar hipofisis dan tercatat lebih kurang 6,6 – 9,1 % dari semua
(ukuran tumor <10 mm) dan makroadenoma ( ukuran tumor >10 mm). Dimana 60%
berdasarkan hormon yang disekresikan dibagi dua tipe yaitu non fungsional dan
fungsional.1,3
endokrin, komposisi seluler, dan morfologinya. Pada kebanyakan kasus, tumor ini
secara histologis jinak, tumbuh lambat, neoplasma kecil yang terbatas pada
derah sela tursika. Namun beberapa tumor tumbuh cepat, invasif ke jaringan
hipopituitarism.4
Pada 50% kasus, ditemukan tumor yang telah meluas ke supra sela, dan juga
sering kali menginvasi sinus sphenoid dan sinus kavernosus. Dengan perluasan dan
invasi tumor tersebut, maka kontrol tumor hanya dengan operasi tidaklah cukup.
Pada keadaan tersebut pemberian terapi radiasi post operasi telah banyak dipakai
dengan hasil yang cukup baik, dimana dapat menurunkan angka rekurensi lokal dari
kewaspadaan serta gejala dan tanda klinis yang minimal. Dalam dua decade
imaging (MRI).2 Oleh karena itu pengetahuan mengenai gambaran radiologis tumor
hipofisis diperlukan untuk mendiagnosa secara dini pasien yang mengalami tumor
hipofisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hipofisis berasal dari bahasa yunani, hypo yang berarti dibawah dan physis
Berat kelenjar hipofisis adalah ± 0,5 gr dengan diameter 1-5 cm dan ukuran
oral primitive (ektoderm oral) dan sebagian lagi berasal dari jaringan saraf.
mediana.2,6,7,8
Kelenjar hipofisis dapat dibagi bagi menjadi bagian yang berbeda, yaitu:
terdapat pars nervosa, bagian yang paling besar dan infundibulum yang
c. Pars intermedia
intermedia, namun ada pada beberapa jenis hewan tingkat rendah dan
seluruh jaringan mamalia, menerima 0,8 mL/g/menit dari sirkulasi portal. Darah arteri
disuplai oleh arteri karotis interna melalui arteri hipofisialis superior, media, dan
inferior. Tangkai hipofisis dan hipofisis posterior disuplai secara langsung oleh
dan inferior.18,19
melalui sinus kavernosus ke posterior masuk sinus petrosus superior dan inferior
vena jugularis.18
Gambar 2.5 Hubungan anatomis dan aliran darah kelenjar hipofisis (A) Drainase vena
kelenjar hipofisis – rute dimana hormon dari adenohipofisis mencapai sirkulasi sitemik (B)18
Adenohypophysis
a. Parsdistalis
- Bagian utama dari kelenjar hypofisis krn meliputi 75% dari seluruh
kelenjar
macam sel :
tengah dari lempengan sel chromofil sehingga ada dugaan bahwa sel
ini merupakan sel yang sedang tidak aktif dan nantinya dapat
berubah menjadi sel acidofil atau sel basofil pada saat diperlukan.
2) Sel Acidophil
Ukurannya lebih besar dengan batas yang jelas dan dengan
3) Sel Basophil
Sel ini memiliki inti lebih besar dari sel acidiphil dan dengan
macam :
Sel gonadotrophin type 1: Sel ini menghasilkan FSH.
b. Pars intermedia
tersusun dari suatu lapisan sel tipis yang berupa lempengan – lempengan
yang tidak teratur dan gelembung yang berisi koloid. Pada manusia diduga
Neurohypophyse
a. Sabut saraf tak bermyelin yang berasal dari neuro secretory cell hypotalamus
Ciri khas yang terdapat dalam neuro – hipophyse ini adalah adanya suatu
struktur yang disebut Herring’s Bodies yang merupakan neurosekret dari neuro-
secretory cell dari hypotalamus yang kemudian dialirkan melalui axon dan
anterior adalah:
meliputi:
susu
Terdiri dari sel-sel seperti glia yang disebut pituisit. Bagian ujung ini
dalam aliran darah mengakibatkan otot polos pada dinding arteri kecil dan
koligens ginjal.
susu oleh bayi memicu refleks ejeksi susu pada kelenjar mammae laktans.
B. Adenoma Hipofisis
1. Definisi
berasal dari dua pertiga bagian depan kelenjar hipofisis. Tumor yang berasal
disembuhkan.1
abnormal dari sel-sel tumor yang non-kanker di kelenjar hipófisis, pasien yang
gambaran histologi, tipe, lokasi dan cara pertumbuhan dari pada tumor. Diagnosa awal
dari tumor sangat penting sekali untuk mencegah kerusakan neurologis secara
permanent. Peranan perawat sangat penting sekali dalam merawat pasien dan
kasus otopsi unselected dari pada 10 % orang normal yang menjalani pemeriksaan
MRI. 2
ditemukan pada pemeriksaan CT dan MRI tanpa disertai adanya gejala atautanda yang
hipofisis.Sebagian besar tumor hipofisis ditemukan pada dewasa muda, namun dapat
3. Klasifikasi
Adenoma hipofisis dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran, hormon
Tumor ini berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor hipofisis dan
biasanya lebih sering pada laki-laki daripada wanita. Nama lain dari tumor
ini ialah null cell tumor, undifferentiated tumor dan non hormon producing
adenoma. Karena tumor ini tidak memproduksi hormon, maka pada tahap
ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang sangat besar, atau
sudah timbul gejala akibat massa. Tumor biasanya solid walaupun bisa
berperan dalam sekresi dan pengaturan dari berbagai hormon peptida dan
stimulating factor. Tumor yang berasal dari bagian ini akan memproduksi
secara berlebihan beberapa atau salah satu dari hormon monopeptida, jika ini
a. Mikroadenoma
Tumor ini berukuran kurang dari 1 cm dan lokasinya masih dalam sella
cavernosus.
b. Makroadenoma
Tumor ini berukuran lebih dari 1 cm dan biasanya sudah meluas dari sella
Grade 2 Adenoma intraselar: diameter > 1 cm, sela membesar, tidak ada
erosi
Grade 3 Adenoma difus: diameter > 1 cm, sela membesar,
tampak adanya destruksi/erosi yang terlokalisir
secara praktis lebih disukai para ahli endokrin dan bedah saraf.
Adenoma prolaktin
Adenoma ACTH
Adenoma FSH/LH
Adenoma plurihormonal
dengan sitogenesis10
Chromophobic adenomas
TSH-cell adenoma
FSH/LH-cell adenoma
Oncocytoma
Plurihormonal adenoma
Acidophilic adenomas
Oncocytoma
Plurihormonal adenoma
Basophilic adenomas
Functioning
Silent
4. Patofisiologi
Terdapat dua teori mengenai asal dari tumor hipofise. Teori yang paling
umum diterima adalah teori yanng menyatakan bahwa tumor ini merupakan
kelainan intrinsik dalam kelenjar itu sendiri. Teori lainnya menyebutkan bahwa
tumor hipofise muncul sebagai hasil dari stimulasi yang berkelanjutan dari
yang menyatakan bahwa tumor hipofise adalah primer atau muncul sebagai
penelitian yang lebih definitif untuk tumor ini menggunakan metode inaktivasi-
monoklonal. Jadi tumor timbul dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi
klonal. Hipofise neoplasia adalah proses yang terdiri dari beberapa langkah
dan produksi hormon. Hal ini dimulai sebagai hasil dari aktivasi fungsi onkogen
atau setelah inaktivasi gen suppresor tumor, atau keduanya. Aktivasi fungsi
onkogen merupakan faktor utama yang akan memicu perubahan alel tunggal
dari tumor suppresor bersifat resesif dalam hal ini oleh karena itu kedua alel
sekretori yang memproduksi dan melepaskan satu atau lebih hormon hipofise
dengan jaringan normal disekitarnya akan ditekan oleh tumor. Kasus adenoma
jarang ditemukan muncul dari pars tuberalis, perluasan kecil dari lobus anterior
sepanjang anterior distal dari anterior hipofise atau tumor yang muncul dari
sekitarnya. Gejala klinis yang sering ditemukan adalah sakit kepala dan gangguan
kepala, dan penekanan pada kiasma optikum akan menyebabkan gangguan penglihatan
Selain itu, penekanan pada daerah otak lainnya juga dapat menimbulkan kejang,
gejala yang timbul lebih karena efek kompresi lokal dari masa tumor,
Macroglossia, dan Muka yang kasar dan skin tags yaitu perubahan pada
tiroid atau TSH lemah, sehingga timbul hipersekresi TSH. Kelainan ini
sering bersamaan dengan bisu, tuli, stipled epiphyse dan goiter, ini yang
membedakan dengan hipertiroid akibat adanya adenoma. Biasanya
buffallo hump dan moon facies. Kelainan endokrinologik yang berat ini
sudah muncul pada tahap sangat dini dari tumornya yang menyulitkan
a. Nyeri Kepala
cavernosus maka akan timbul kelumpuhan NIII, IV, VI,V2, V1, berupa
yang akut. Pasien yang menderita abcess pada hipofisis akan memberi
6. Diagnosis
a. Anamnesis
Ketika melakukan diagnosis, dokter harus bertanya tentang riwayat
b. Pemeriksaan fisik
bersifat jinak.23
a) Inspeksi
dagu (timbul pada saat usia dewasa). Kulit klien tampak pucat, terdapat
b) Palpasi
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Foto Rontgen
Pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar,
b) Adenoma Fungsional
operasi).24
6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH akan ditekan sampai < 2 ng/ml
dari alpha subarakhnoid unit atau kadar alpha dan beta subarakhnoid
balik negatif akan menurunkan ACTH. Pada kondisi stres fisik dan
menentukan etiologinya. 24
5) Biopsy
jenis tumor. 24
d. Tatalaksana
Tujuan dari pengobatan pasien dengan tumor hipofisis tergantung pada
1) Prosedur operatif:
a. eksisi trans-sphenoidal
b. eksisi transkranial.
2) Radioterapi
Eksisi Bedah
Persiapan Operasi
1. Pemberian stress dose steroid: diberikan pada semua pasien selama dan
namun:
kortisol
Pendekatan Bedah
pasien denga rinorea CSF, dan tumor dengan ekstensi ke sinus sphenoid
a. Sublabial
2. Transeithmoidal
3. Transcranial
A. Indikasi : Kebanyakan tumor hipofisis dioperasi dengan teknik
2. Ekstensi ekstra sellar pada fossa media yang lebih besar dari komponen
intrasellar
4. Tumor fibrosa yang tidak umum yang tidak dapat diambil dengan
B. Pilihan approach
arteri karotis pada garis pandang tumor. Juga terdapat akses inkomplit
pada konten trasellar. Akses yang baik dari tumor dengan ekstensi
telah membuat ini menjadi prosedur yang aman. Sinus sphenoid biasanya
sayatan baik di mukosa hidung atau sublabial. Mukosa ini tercermin dari
septum dan lantai hidung dan sphenoid terbuka. Dinding anterior sella akan
jelas hanya jika kelenjar diinsisi. Tumor ini dapat dieksisi dengan komplit,
manuver Valsava atau oleh dokter anestesi dengan menyuntikkan sedikit demi
sedikit campuran nitrous oxide dan oksigen ke dalam teka lumbal sampai
tekanan intrakranial memaksa tumor suprasela ke dalam bidang operasi. Hal ini
mungkin termasuk asetat kortison (12,5-25 mg dua kali sehari), tiroksin dan
komplikasinya.26
Radioterapi
Radioterapi pasca operasi dapat digunakan jika telah terjadi eksisi subtotal
tumor atau jika studi endokrin pasca operasi menunjukkan sekresi hormon
Efek Samping: cedera radiasi pada hipofisis normal yang tersisa menyebabkan
setelah 10 tahun, juga dapat menyebabkan cedera pada nervus optikus dan
memori, gangguan saraf kranial, dan nekrosis tumor dengan perdarahan dan
apopleksi.28
Terapi radiasi sebaiknya tidak dikerjakan secara rutin setelah eksisi bedah.
Periksa MRI pasien tiap tahun. Tangani rekurensi dengan operasi ulang.
Pertimbangkan radioterapi jika rekurensi tidak dapat diambil dan tumor terus
tumbuh.28
Obat-Obatan
hormon dari kelenjar yang tergantung pada hipofisis. Ini akan menjadi prosedur
pra operasi yang diperlukan pada pasien dengan hipopituitarisme dan akan
definitif tumor pensekresi prolaktin yang lebih besar atau dalam hubungannya
tumor.25
BAB III
KESIMPULAN
paling umum yaitu 10-15% dari semua neoplasma primer. Tumor hipofisis akan
menimbulkan manifestasi klinis yang bervariasi baik gejala hormone maupun gejala
peningkatan tekanan intrakranial. Gejala klinis yang sering ditemukan adalah sakit kepala
dan gangguan penglihatan. Pembesaran ukuran tumor akan menyebabkan timbulnya keluhan
sakit kepala, dan penekanan pada kiasma optikum akan menyebabkan gangguan penglihatan
dan penyempitan lapang pandang. Untuk mendiagnosa tumor ini secara dini diperlukan
pemeriksaan baik secara radiologi dan laboratorium. Pemeriksaan radiologi yang baik
hipofisis. Tatalaksana secara radiasi dapat diberikan sebagai terapi adjuvan pada kasus
residu pasca operasi, kadar hormonal yang persisten pasca operasi maupun pada kasus
yang progesif/residif. Radiasi primer dapat pula diberikan sebagai terapi alternatif pada
2. Pradana S. 2009. Tumor hipofisis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3,
ed 5. Interna Publishing : Jakarta.
3. Rachel G. 2010. Pituitary Adenomas: The Entity and The Imaging. Mink
Radiologic Imaging. Vol 1. : United States
4. Elias MA. Imaging of the sellar lesions. [article on internet] 2011 Aug
17 [cited 2018 August 12]; 1(1) Available from:
http://pituitaryadenomas.com/imagingsellarlesions.htm
9. Snell RS. Neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. 5th ed. In:
Dimanti A, Hartanto H, editors. Jakarta: EGC; 2006.
10. Elias MA. Classification of pituitary tumors. [article on internet] 2011 Jul
23 [cited 2018 August 12]; 1(1) Available from:
http://pituitaryadenomas.com/classificationpituitary.htm
11. Melmed S, Kleinberg D. Anterior pituitary. In: Larsen PR, Kronenberg HM,
Melmed S, Polonsky KS, editors. Williams textbook of endocrinology. 10th
edition. Philadelphia: Saunders; 2003.pp 177-216
12. Greenspan FS, Gardner DG. Basic & clinical endocrinology. 7th
edition. San Fransisco: McGraw-Hill; 2004.
13. Soewondo, Pradana. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5 Jilid 3.
Jakarta: Internal Publishing
15. Fahlbusch R, Gerganov VM. 2012. Pituitary tumors. Brain tumors 3rd
edition. Elsevier
16. Greenspan FS, Gardner DG. Basic & clinical endocrinology. 7th edition.
San Fransisco: McGraw-Hill; 2004.
18. DeAngelis LM, Freda PU, Bruce JN. Tumors of the pituitary gland. In:
Rowland LP, editor. Merrit’s neurology. 11th edition. New York: Lippincott
Williams & Wilkins; 2005.pp 421-7
19. Khan AN, Naul LG. Pituitary adenoma imaging. [article on internet] 2011
Jul 11 [cited 2018 August 12]; 1(1) Available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/343207-overview
20. Evanson J. Radiology of the pituitary. [serial on internet] 2009 Dec 1[2018
August 12]; 1(1) Available from:
http://www.endotext.org/neuroendo/neuroendo4/neuroendframe4.htm
24. Haryanti, Elizabeth dan Gotera, Wira. 2007. Manifestasi Disfungsi Beberapa
Hormon Dari Seorang Penderita Dengan Riwayat Adenoma Hipofisis. SMF
Ilmu Penyakit Dalam FK Unud. Vol: 8 No.1
26. Okavor UV, Onwuekwe IO, Ezegwi HU. 2000. Management of Pituitary
Adenoma With mass Effect in Pregnancy. Cases Journal.2:9117
27. Freda PU & Wardlaw SL 2010 Clinical review 110: diagnosis andtreatment
of pituitary tumors. Journal of Clinical Endocrinologyand
Metabolism843859–3866