Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Neuroblastoma merupakan neoplasma yang berasal dari sel embrional
neural dan salah satu tumor padat tersering yang dijumpai pada anak dan
jarang sekali ditemukan pada orang dewasa. Rata-rata terdapat 8 kasus baru
per tahun pada anak dengan usia rata-rata tersering sekitar 2 tahun.
Neuroblastoma paling sering berasal dari kelenjar suprarenal tetapi dapat juga
dijumpai di sepanjang jalur saraf simpatis. Neuroblastoma menjadi tumor
padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10% dari seluruh
kanker masa kanak-kanak, 90% terdiagnosis sebelum usia 5 tahun. Insiden
tahunan 8,7 per 1 juta anak atau 500-600 kasus baru tiap tahun di Amerika
Serikat. Insiden sedikit lebih tinggi pada laki-laki dan pada kulit putih.
Neuroblastoma adalah tipikal kanker yang dimulai dari bentuk awal sel-sel
saraf pada embrio atau fetus. Neuro berarti sel-sel saraf dan blastoma adalah
kanker yang mempengaruhi sel-sel yang imatur atau sedang berkembang.
Neuroblastoma paling banyak terjadi pada bayi dan anak-anak yang lebih
muda. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada anak yang berusia lebih dari
10 tahun.
Neuroblastoma memiliki manifestasi klinis yang heterogen, mulai dari
tumor yang mengalami regresi spontan sampai tumor yang sangat agresif dan
tidak responsif terhadap terapi multimodal yang intensif. Etiologi dari
kebanyakan kasus tidak diketahui. Meskipun kemajuan signifikan dalam
pengobatan anak-anak dengan neuroblastoma, outcome pasien dengan
neuroblastoma agresif tetaplah jelek.
Manifestasi klinis neuroblastoma berkaitan dengan lokasi timbulnya tumor
dan metastasisnya. Kebanyakan pasien saat datang sudah pada stadium lanjut.
Penyakit ini memiliki kekhasan yaitu dapat terjadi remisi spontan dan
transformasi ke tumor jinak, terutama pada anak dalam usia 1 tahun. Terapi
meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis. Angka survival 5

1
tahun untuk stadium I dan II pasca terapi kombinasi adalah 90% lebih,
stadium III kira-kira 40%-50%, stadium IV berprognosis buruk yaitu hanya
15%-20%. Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit neuroblastoma yang
berstadium rendah melebihi 90% dan bayi dengan penyakit metastasis
mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak
dengan penyakit stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang sangat
baik, tidak tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar
penyakit maka makin buruk prognosisnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
rumusan masalah yang didapat adalah untuk mengetahui bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien neuroblastoma.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien neuroblastoma.
2. Tujuan Khusus
Untuk menganalisa kasus dengan gangguan neuroblastoma dan
bagaimana asuhan keperawatan pada neuroblastoma.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Sistem Endokrin


2.1.1 Definisi Sistem Endokrin
Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang
terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon.
Kelenjar ini dinamakan 'endokrin' karena tidak mempunyai saluran
keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu
dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ
sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar
yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti
kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin
(endocrineglarul) terdiri dari (1) kelenjar hipofise atau pituitari
(hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di dalam rongga kepala
dekat dasar otak; (2) kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar
gondok yang terletak di leher bagian depan; (3) kelenjar paratiroid
(parathyroidglanrl) dekat kelenjar tiroid; (4) kelenjar suprarenal
(suprarenalglanrl) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan; (5)
pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar
pankreas; (6) kelenja kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur
pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai kelenjare
endokrin karena menghasilkan hormon.

3
A. Hipofise
Kelenjar hipofise dapat menghasilkan hormone yang
mampu merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan hormon
lain. Contohnya : hiposia anterior → TSH = tryrosomatropic
hormone → merangsang kelenjar tyroid → untuk menghasilkan
thyroksin digunakan untuk metabolism tubuh (kh, protein,lipid)
→ berarti jalan menuju hiposia anterior aka terhambat dst.
Hipofise terletak disela tursika, letakan os spennoidalis
basis crani. Berbentuk crani. Berbrntuk oval dengan diameter
kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus, lobus interior
merupakan bagian terbesar dari hipofise kira kira 2per3
posterior, merupakan 1 per 3 bagian hipofise dan terdiri dari
jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise
stalk adalah stuktur yang menghubungkan lobus posterior
hipofise dengan hipotalamus. Strktur ini merupakan jaringan
saraf.
Lobus Intermediate adalah area diantara lobus anterior dan
posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun
beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin
menghasilka melanosit stimulating Hormon. Secara histologis,
sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis
hormone yang dideskresi .
Inilah yang menghasilkan hormone somatotorpin atau
hormone pertumbuhan :
a. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori,
dengan diameter 27-350mm, menghasilkan prolactin atau
laktogen.
b. Sel-sel tirotroph berbentuk polyhedral, mengandung granula
sekretori dengan diameter 50-100nm, menghasilkan TSH.

4
c. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375nm,
mengandung granula sekretori, menghasilkan FSH dan LH.
Sel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm,
merupakan granula terbesar, megahasilkan ACTH.
d. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob, lebih kurang 25%
sel kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan
yang lazim digunakan karena ia disebut sel-sel
kromofob.pewarnaan yang sering digunakan adalah carmosin
dan erytrosin.
a) Hipofise anterior di antaranya :
Hormon pertumbuhan = Growth Hormone =
SOMATOTROPIN = GH yang bekerja pada tulang, otot, kulit &
bekerjanya sangat terbatas. Pada pria hormone ini bekerja dari lahir
hingga usia 21 tahun. Pertumbuhan drastic terjadi pada usia 13-16
tahun. Pada wanita, hormone ini bekerja sejak lahir hingga usia 18
tahun. Pertumbuhan drastic terjadi pada usia 9-12 tahun.
GH sangat dipengaruhi kadar glukosa dalam darah. Bila selesai
makan, kadar gula dalam darah akan meningkat, GH tidak mau
bekerja; bila kadar gula darah menurun, GH bekerja secara
maksimal. Bila GH bekerja normal maka tubuh akan normal, bila
hipersekresi maka akan tumbuh menjadi manusia raksasa
(GIANT), bila hiposekresi maka akan tumbuh menjadi manusia
kerdil/cebol, (LORAIN) pendek &kurus, atau (FROLICH) pendek,
genduk, perut buncit.
Thyrotropic Hormone = Thyrosomatotropic Hormone = TSH
→ mempengaruhi kelenjar thyroid untuk menghasilkan thyroksin
(T4), liotironin (T3) & kalsitonin Adreno Cortico Tropic Hormone
(ACTH) terdiri dari tiga kelompok besar yaitu:
1) Glukokortikoid → penghasil gula
2) Mineralokartikoid → mengatur keseimbangan cairan antara ion
Na & ion K

5
3) Gonad-Kartikoid → untuk wanita → estrogen & progesterone;
→ untuk pria → testrone
4) Prolactine = Lactogenic Hormone = LUTEOTROPIC
HORMONE = LTH merupakan hormone yang berfungsi untuk
persiapan produksi air susu ibu (ASI) pada saat seorang wanita
dinyatakan hamil. Ketika masih gadis, seorang wanita tidak
mengeluarkan ASI karena ada hormon yang menghambat yaitu
estrogen.
Gonadotropin Hormone (GTH) terdiri dari:
1) Follicle Stimulating Hormone (FSH) & Luteinizing Hormone
(LH) = ICSH = Intersitial cell stimulating hormone
 Pada wanita, FSH membantu mematangkan telur dalam
folikel Ovarium mulai dari folikel awal – primer – sekunder –
tersier – de graff (matang) ; LH berfungsi menebalkan
dinding rahim & mempertahankan implantasi janin.
 Pada pria, FSH membantu mematangkan spermatogenesisi,
transformasi; LH = ICSH menghasilkan sel yang
memproduksi hormon testosterone.
b.) Hipofise Medulla
Menghasilkan Melanocytes Stimulsting Hormone (MSH) yang
akan menghasilkan pigmen melanin untuk warna kulit. Semakin
banyak melanin makin hitam pigmen kulit, makin sedikit melanin
makin putih pigmen kulit. Orang bule menjemur kulit tubuh pada
saat ultraviolet matahari (jam 9 pagi s/d 3 sore) tidak baik karena
dapat mengakibatkan kulit pecah dan dapat menimbulkan bercak
pecah berwarna coklat seperti noda pada kulit.
c.) Hipofise Posterior
Hormone Oxytoxin : regulasi kontraksi rahim setia 3 jam, 2,5
jam, 2 jam, 1,5 jam, 1 jam sekali s/d 10 menit sekali; serta
membantu dalam proses pengeluaran air susu ibu setelah
melahirkan setelah kelenjar mammae ibu dihisap oleh bayi.

6
Hormone Relaxing: membukanya simphisis pubis (tulang
kemaluan) sehingga bayi mudah dilahirkan. Kedua hormo tersebut
harus bekerja sama agar bayi mudah di keluarkan. Anti Diuretika
Hormone (ADH) – pitressin – Vasopressin : mencegah agar urine
yang keluar tidak terlalu banyak ( IN PUT = OUT PUT) bila tidak
akan menyebabkan diabetes incipidus.
B. Adrenal
Apa mamalia,kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis)
adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas
ginjal (ad, “dekat” atau “di” + renes, “ginjal”). Kelenjar ini
bertanggung jwab pada pengaturan respon stress pada sintesis
kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon
adrenalin.
Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di
sisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada manusia, kelenjar
adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12
dan mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis. Secara
histologist, terbagi atas dua bagian yaitu medulla dan korteks.
Bagian medulla merupakan sumber penghasil katekolamin
hormon adrenalin epinefrin dan norepinefrin. Sedangkan bagian
korteks menghasilkan kortisol. Sel penghasil kortisol dapat pula
menghasilkan hormon androgen seperti tertosteron.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks
dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan
hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial
untuk kehidupan.
a. Korteks adrenal. Korteks adrenal esensial untuk bertahan
hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat
menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensitesa tiga
kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan androgen.

7
b. Mineralokortioid. Mineralokortikoid (pada manusia
terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona
glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur
keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi
netrium dan eksresi kalium. Aktivitas fisiologik ini
selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan
darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralokortikoid (penyakit addison’s) mengarah pada
hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan
dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid
mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
c. Glukokortikoid. Glukokortikoid dibentuk dalam zona
fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada
manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain
dalam: metabolisms glukosa (glukosaneogengesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein;
keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas;
dan terhadap stressor.d. Hormon seks Morteks adrenal
mensekresi sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh
gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal
dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan
pelepasan androgen menyebabkan virilisme, sementara
kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat karsinoma
adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan
air
C. Pancreas
Pancreas adalah organ pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan
serta beberapa hormone penting seperti: insulin yang dihasilkan
sel beta. GHS yang di hasilkan sel epsilon GHIH yang
dihasilkan sel delta.

8
Pancreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen
bagian atas. Dan terbentang horizontal dari cincin abdomen ke
lien.panjang sekitar 10-20cm dan lebar 2,5-5cm.mendapat
pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan suplenikus.
Pancreas terletak pada bagian prosterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum ( usus du abelas jari).
Beberapa fungsi dari pancreas adalah:
a. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran
glucabon, yang menmbah kadar gula dalam darah dengan
mempercepat tingkat pelepasn dari hati
b. Pengurangan kadar gu;a dalam darah dengan mengeluarkan
insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel
pada tubuh, terutama otot . insulin juga merangsang hati
untuk merubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpan
nya di sel selnya.

Pankreas juga berfungsi sebagai organ endokrin dan


eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin di dukung oleh
pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tuga
jenis sel yaitu: sel alfha yang menghasilkan glukoagen, sel beta
yang menghasilkan insulin dan sel delta yang menghasilkan
sematostatin namunfungsi nya belum jelas di ketahui.

Organ sasran glucagon dan insulin adalah hepar, otot dan


jaringan lemak. Glucagon dan insulin memegang peranan
penting dalam matabolisme karbohidrat, frotein, dan lemak.
Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat di pengaruhi oleh
kedua hormon ini fungsi kedua hormon ini saling bertolak
belakang.

9
D. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan 3 jenis hormone yaitu T3, T4,
dan sedikit kalsitonin di hasilkan oleh fplikel sedangkan
kalsitonin di hasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar
pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang di
peroleh dari makanan dan minuman. Yodium yang di konsumsi
akan di ubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara
aktif sel kedalam kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber
energy. Proses ini di sebut pompa iodida. Yang dapat di buat
oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotiein yang di sebut
tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi
mono iondotironin (MIT) dan diodotironin (DIT). Selanjutnya
terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan
membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan
membentuk tera iodotironin atau tiroksin (T4). Proses
penggabungan ini di rangsang oleh THS namun dapat di hambat
oleh tiourasil. Tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol.
Hormone T3 dan T4 berikatan dengan protei plasma dalam
bentuk PBI (protein biding lodine). Fungsi hormone-hirmon
tiroid aantara lain:
a. Mengatur laju metabolisme tubunh. Bai T3 dan T4 kedua-
duanya meningkkatkan metabolism karena peningkatan
komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini
pengecualian untuk orak, line, paru-paru dan tes tes
b. Kedua hormomn ini tidak berada dalam fungsi namun berada
dalam intensitas dan cepat nya reaksi. T3 lebih cepat dan
lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding
dengan T4. T3 lebih sedikit jumlah nya dalam darah. T4
dapat di rubah menjadi T3 setelah di lepaskan dari folikel
kelenjar.

10
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan felis
khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
d. Mempertahan kan sekresi GH dan gonadotropin
e. Efek kronotrofik dan inotropic terdapat jantung yaitu
menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama
jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi ke kuatan dan ritme pernapasan sebagai
kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme.
E. Kelenjar Parathyroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan
posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar
paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua
jenissel yaitu Chief cell dan Oxyphill cell. Chief cell merupakan
bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensistesa dan
mensekresi hormon paratiroid atau parathormon yang di singkat
PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan fosfat
tubuh. Organ targetnya adalah tulang, ginjal, dan usus kecil
(duodenum). Pada tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang
sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH
mangaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan
terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan fosfat dari istetin.
Selain itu hormon ini pun meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg
di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran fosfat, HCO3 dan
Na. Karena sebagian besar kalsium tersimpan di tulang maka
efek PTH lebih besar pada tulang. Faktor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum disamping tentunya
PTSH.

11
F. Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama
gestasi dan nampak jelas pada minggu kelima. Difresiensi jelas
dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat lebih jelas pada
minggu ketujuh dan kedelapan gestasi. Keaktifan krlenjar gonad
terjadi pada prepubertas dengan meningkatnya sekresi hormon
gonadotropin (FSH dan LH) akibat penerunan inhibisi steroid.

2.1.2 Macam-Macam Kelenjar Endokrin dan Hormon yang


dihasilkan serta fungsinya.
A. Tiroid (kelenjar gondok)
Tiroid merupakan kelejar yang berbentuk cuping kembar
dan diantara keduanya terdapat daerah yang tersusun berlapis
eperti susunan gunting pada atap rumah. Kelenja ini terdapat
dibawah jakun didepan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh
dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksi mengandung banyak yodium. Kekurangan yodium
dalam makanan dengan waktu panjang mengakibatkan
pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja
keras untuk membentuk tiroksin. Kekeurangan tiroksin
menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan
lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-
anak mengakibatkan pretisme, yaitu kelainan fisik dan mental
yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan yodium yang masih ringan dapat diperbaiki
dengan menambahkan garam yodium didalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit
eksoftamik tiroid (morbus basedoi) dengan gejala sebagai
berikut: kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi
bertambah, gelisah, gugup dan merasa demam. Gejala lain

12
yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus)
dan kelenjar tiroid membesar.

B. Paratiroid/ kelenjar anak gondok


Paratiroid menepel pada kelenjar tiroid. Kelenja ini
menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur
kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekeurangan
hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur
dalam darah menurun, kejang ditangan dan kaki, jari-jari
membengkok kearah pangkal, gelisah, sukar tidur dan
kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parat hormon terlalu
banyak didalam darah. Hal ini menyebabkan terambilnya
fosfor dan kalsium dala tulang, sehingga urine banyak
mnegandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserap
penyakit ini tulang mudah patah. Penyakit ini disebut
vonroclinghousen.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada
kelenjar endokrinpun berlaku hal yang sama dimana gangguan
fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh: peradangan atau
infeksi, tumor atau keganasan, degenerasi, idiopatik. Dampak
yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terdapat
kelenjar endokrin dapat berupa: perubahan bentuk kelenjar
tanpa disertai perubahan sekresi horminal. Peningkatan sekresi
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering
diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar. Penurunan sekresi
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan
diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.
Adanya hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise
sebagai master of gland dengan kelenjar targetnya hipofise
terdapat kelenjar hipotalamus serta jaringan atau organ sasaran

13
dengan kelenjar target, memungkinkan penyebab dari suatu
kasus dapat lebih dari satu; artinya mungkin saja penyebab
terdapat pada jaringan/ organ sasaran, atau pada kelenjar
target, atau pada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh
karena itu, untuk tujuan kemudahan dalam penanggulangannya
makan pada setiap kasus akan dipaparkan kemungkinan
penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder atau tersier.
Penyebab yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada
kelenjar penghasil hormon itu sendiri. Bersifat sekunder, bia
penyebabnya ada pada kelenjar diatasnya. Bersifat tersier, bila
penyebabnya diluar primer dan sekunder seperti pengguna
obat-obatan tertentu atau kelainan pada organ tubuh tertentu
yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar. Seperti bila terjadi
peningkatan ACTH (hormon hipofise) pada serum yang akan
menyebakan hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga terjadi
hiposekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya
disebut sekunder. Disebut penyebab primer bila penyebabnya
ada pada kelenjar adrenal sendiri. Disebut tersier bila
penyebabnya diluar penyebab diatas. Misalnya penggunaan
obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang
sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebbih baik
tentang patofisiologi berbagai kelainan endokrin, ada utama
yang harus dipahami dengan baik. Efek dari setiap hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan
endokrin dan terhadap jaringan atau organ sasarannya. Fungsi
organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.
C. Kelenjar adernal / suprarenal/ anak ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagiian atas
ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar supernal yang
dibagimenjadi dua bagian yaitu bagian luar ( korteks ) dan
bagian tengah ( medula ). Kelenjar bagian korteks

14
menghasilkan hormon kortison yang terdiri atas mineralotikoid
yang membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta
menjaga keseimbangan hormon seks dan glukokortikoid yang
berpungsi membantu metabolisme karbohidrat.
Kelenjar bagian medulabmenghasilkan hormon adrenalin
dan hormon noradernalin, hormon adrenalin menyebabkan
meningkatnya denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan
tekanan darah ( menyempitkan pembutuh darah ). Ormon
noradernalin bekerja secara antagonis terhadap adrenalin, yaitu
berfungsi menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Kerusakan pada bagian kroteks mengakibatkan penyakit
addison dengan gejala- gejala timbul kelelahan, nafsu makan
berkurang, mual, muntah- muntah, terasa sakit di dalam tubuh
dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya ,
produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung
meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya
adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata,
kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

D. Prankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal
sebagai pulau langerhans. Bagian ini berpungsi sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon
ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah .
kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya
akan dirombak menjadi glikogen untuk di simpan. Kekurangan
hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes yang ditandai
dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan
glukosa tersebut di keluarkan bersama urine, tanda- tanda
diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urine dalam

15
jumlah banyak sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa
lemas.
Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan
hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon
insulin.

E. Hormon yang di hasilkan kelenjar Gonad


Pada manusia, gonad atau kelenjar seks berbeda antara
laki-laki dan perempuan, pada laki-laki disebut testis,
sedangkan pada perempuan disebut ovarium, testis dan
ovarium mensekresikan hormon seks yang berperan dalam
produksi sel- sel kelamin.
a. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita, selain
menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan
hormon, ada dua macam dalam hormon yang dihasilkan
ovarium yaitu :
a. Estrogen
Hormon ini di hasilkan oleh folikel de graaf.
Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi
estrogen adalah menimbulkan dan mempertahankan
tanda-tanda kelainan sekunder pada wanita. Tada- tanda
kelamin sekunder adalah ciri- ciri yang dapat
membedakan wanita dengan pria tanpa melihat
kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul,
payudara, dan kulit menjadi bertambah halus.
b. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum,
pembentukannya diragsang oleh LH. Progesteron
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat
menerima telur yang sudah di buahi.

16
c. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ
reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan
sperma, testis berpungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron,
testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara
kelangsungan tanda- tanda kelamin sekunder, misalnya
suara yang membesar, mempunyai kumis,dan jakun.
Berikut macam kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan:
1. Kelenjar hipofisis, terdiri dari: Hipofisis antarior menghasilkan
hormon adrenokortikotropik, hormon tiroid, hormon somatotrof,
hormon gonadotrofin ( FSH dan LH ). Hipofisis posterior
intermmediet hanya terdapat pada bayi, Hipofisis posterior
menghasilkan hormon antidiuretik ( ADH ) dan oksitosin.
2. Kelenjar tiroid ( kelenjar gondok), menghasilkan hormon tiroksin,
triodotironin, dan kalsitonin.
3. Kelenjar paratiroid ( kelenjar anak gondok ), menghasilkan
hormon parathormon.
4. Kelenjar epifisis, belum di ketahui hormon yang dihasilkan.
5. Kelenjar timus, berfungsi menimbun hormon somatotrof.
6. Kelenjar adrenal bagian korteks, menghasilkan mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan androgen kelenjar adrenal bagian medulla,
menghasilkan hormon adrenalin dan noradernalin.
7. Kelenjar testis menghasilkan hormon testosteron, kelenjar
ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
8. Kelenjar pankreas, menghasilkan hormon insulin dan glucagon.

17
2.2 Definisi Neuroblastoma
Menurut Sumadi (2001), neuroblastoma adalah tumor ganas yang
terjadi pada sistem persarafan yang berasal dari sel-sel saraf yang terdapat
pada medula adrenal dan sistem saraf simpatik. Neuroblastoma adalah
tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang berasal dari sel-sel
saraf kelenjar adrenal, leher, dada, atau sumsum tulang belakang. Berasal
dari sel Krista neuralis system saraf dan karena itu dapat timbul
dimanapun dari fossa kranialis sampai koksik. Secara histologis,
Neuroblastoma terdiri atas sel bulat kecil dengan granula yang banyak.
Neuroblastoma adalah satu-satunya tumor yang dapat menghasilkan
hormone.
Neuroblastoma sering dimulai pada jaringan syaraf kelenjar
adrenal. Ada dua kelenjar adrenal satu di atas setiap ginjal di bagian
belakang perut bagian atas. Kelenjar adrenal memproduksi hormon-
hormon penting yang membantu mengendalikan detak jantung,
tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi terhadap
stress. Saat didiagnosis tumor ini biasa metastasis (menyebar), paling
sering ke kelenjar getah bening, tulang, sumsum tulang, hati, dan kulit.

2.3 Epidemiologi
Neuroblastoma adalah tumor yang paling umum pada bayi dan
anak, mewakili 8-10% dari semua kanker pada anak dan 15% dari semua
penyebab kematian anak akibat kanker di Amerika Serikat.10 Sekitar 600
kasus baru didiagnosa setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 8-10% dari
keganasan pada anak dan sepertiga pada bayi. Usia rata-rata anak-anak
terdiagnosis neuroblastoma adalah 22 bulan dan 90% dari kasus
terdiagnosis pada usia 5 tahun.1,2 Meskipun penelitian yang luas sedang
berlangsung, secara klinis neuroblastoma tetap merupakan tumor yang
misterius dengan etiologi tidak diketahui dan perjalanan klinis yang tidak
terduga.

18
2.4 Patofisiologi
Neuroblastoma timbul dari primordial sel pial neural yang bermigrasi
selama embriogenesis untuk membentuk medula adrenal dan ganglia
simpatik. Sebagai hasilnya neuroblastoma terjadi di medula adrenal atau
dimana saja sepanjang simpatik ganglia, terutama di retroperitoneum dan
mediastinum posterior. Nomenklatur luas neuroblastoma didasarkan pada
spektrum diferensiasi selular. Neuroblastoma merupakan tumor yang ganas
dan buruk sedangkan ganglioneuroma merupakan tumor yang jinak dan
tidak berbahaya. Ganglioneuroblastoma mewakili keduanya karena
memiliki diferensiasi buruk dari neuroblasts dan sel ganglion matur.
1. Histologi
Neuroblastoma terdiri dari neuroblasts kecil matur, sel seragam
padat, inti dan sitoplasma yang sedikit hiperkromatik. Diferensiasi sel
memiliki penampilan sel ganglion lebih matur dengan baik
didefinisikan dan nukleolus eosinofilik sitoplasma. Banyaknya neutrofil
juga merupakan ciri khas dari pembedaan tumor.
Klasifikasi Shimada telah banyak digunakan untuk
mengkarakterisasi dan memprediksi perilaku tumor dengan
mempertimbangkan usia pasien bersama dengan fitur histologis seperti
tingkat Schwannian stroma, diferensiasi selular dan indeks mitosis-
karyorrhexis. Klasifikasi Shimada diubah pada tahun 1999 sebagai
Klasifikasi Internasional dari Patologi Neuroblastoma, berguna untuk
memprediksi perilaku biologis dan prognosis tumor.3,10 Indikator
prognosis yang menguntungkan adalah usia kurang dari 1 tahun, klinis
stadium 1 nonamplification 4S dan N-myc. Faktor prognosis baik
lainnya adalah diferensiasi dan indeks mitosis karyorrhexis yang rendah
(kurang dari 100 mitosis atau sel karyorrhectic per 5000 sel).
2. Penanda Biologis
Menggunakan teknologi analisis gen, sejumlah calon
penanda prognostik untuk neuroblastoma telah diidentifikasi
termasuk BIRC (terkait dengan apoptosis), CDKN2D (terkait dengan

19
siklus sel) dan SMARCD3 (terkait dengan aktivasi transkripsi).11
Demikian pula ekspresi profil data yang telah digunakan untuk
menjelaskan mekanisme genetik dibalik aktivitas telomerase dalam
sel neuroblastoma. Secara khusus gen yang terlibat dengan
diferensiasi dan pertumbuhan yang erat kaitannya dengan aktivitas
telomerase yang rendah di neuroblastoma, sedangkan ekspresi yang
berlebihan dari gen yang terkait siklus sel dan transkripsi faktor yang
terkait dengan aktivitas telomerase yang tinggi.Full-length
telomerase reverse transcriptase mRNA ditemukan menjadi faktor
prognostik independen dalam neuroblastoma
Identifikasi anomali kariotipe konstitusional dapat
menyebabkan penemuann onkogen dan tumor suppressor gen.
Kelainan yang paling umum di neuroblastoma adalah penambahan
pada 17q. Perubahan genetik ini dikaitkan dengan hasil yang kurang
baik.Kehilangan heterozigositas di beberapa situs juga telah
diidentifikasi dalam neuroblastoma. Penghapusan lengan pendek
kromosom 1 terjadi pada 30 sampai 50% dari tumor primer, biasanya
1p36 dan sangat berkorelasi dengan amplifikasi N-myc dan
prognosis yang buruk.
Suatu kelompok studi kanker pada anak baru-baru ini
menunjukkan bahwa delesi di padalah faktor prediksi independen
penurunan angka survival bebas tumor, meskipun bukan dari angka
survival.15 Hilangnya heterozigositas di 11q dan 14q juga telah
dijelaskan. Delesi di 11q diidentifikasi dalam hampir setengah dari
semua sampel neuroblastoma. Meskipun berbanding terbalik dengan
amplifikasi N-myc, delesi pada 11q dikaitkan dengan prognosis yang
lebih buruk.
Beberapa tahun terakhir kasus baru neuroblastoma dengan
kelainan kromosom lainnya telah dilaporkan, termasuk mosaicism
untuk monosomipenghapusan interstitial 11q dan Robertson
translokasi.

20
2.5 Etiologi
Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui.
Ada laporan yang menyebutkan bahwa timbulnya neuroblastoma infantil
berkaitan dengan orang tua atau selama hamil terpapar obat-obatan atau zat
kimia tertentu seperti hidantoin, etanol, dll.
Kelainan sitogenik yang terjadi pada neuroblastoma kira-kira pada
80% kasus, meliputi penghapusan (delesi) parsial lengan pendek kromosom
1, anomali kromosom dan ampifilatik genomik dari onkogen N-Myc, suatu
indikator prognosis buruk.
Beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kemunculan dari
neuroblastoma adalah sebagai berikut (American Cancer Society, 2012).
1. Gaya Hidup
Gaya hidup yang berhubungan dengan faktor risiko seperti berat
badan, aktivitas fisik, diet dan penggunaan tembakau memainkan peran
utama dalam kanker dewasa namun faktor-faktor ini biasanya memakan
waktu bertahun-tahun untuk mempengaruhi risiko kanker. Tidak ada
faktor lingkungan (seperti eksposur selama kehamilan ibu atau pada awal
masa kanak kanak) diketahui dapat meningkatkan kesempatan untuk
mendapatkan neuroblastoma.
2. Usia
Neuroblastoma paling sering terjadi pada anak-anak yang sangat
muda tetapi hal ini sangat jarang terjadi pada orang di atas usia 10
tahun.
3. Keturunan
Pada sekitar 1-2% dari semua neuroblastoma anak mungkin telah
mewarisi peningkatan risiko terjadinya neuroblastoma namun mayoritas
dari neuroblastoma tampaknya tidak diwariskan. Anak-anak dengan
bentuk familial dari neuroblastoma biasanya datang dari keluarga
dengan satu atau lebih anggota keluarga yang memiliki neuroblastoma
saat bayi. Anak-anak dengan neuroblastoma familial dapat mengalami
dua atau lebih dari kanker ini di berbagai organ misalnya dalam kedua

21
kelenjar adrenal atau lebih dari satu ganglion simpatik. Sangat penting
untuk membedakan neuroblastoma yang dimulai di lebih dari satu organ
dari neuroblastoma yang telah dimulai pada satu organ dan kemudian
menyebar ke organ lain. Ketika tumor berkembang di beberapa tempat
sekaligus itu menunjukkan suatu bentuk familial yang mungkin berarti
bahwa anggota keluarga yang lain harus mempertimbangkan untuk
mendapatkan konseling genetik
2.6 Manifestasi Klinis
Neuroblastoma dapat menyerang setiap situs jaringan sistem saraf
simpatik. Sekitar setengah dari tumor neuroblastoma timbul di kelenjar
adrenal dan sebagian besar sisanya berasal dari ganglia simpatis
paraspinal. Metastase ditemukan lebih sering pada anak usia> 1 tahun saat
terdiagnosis, terjadi melalui invasi lokal, hematogen atau limfogen. Organ
yang paling umum dituju oleh proses metastasis ini adalah kelenjar getah
bening regional atau yang jauh, tulang panjang dan tengkorak, sumsum
tulang, hati dan kulit. Metastasis ke paru-paru dan otak jarang terjadi,
kurang dari 3% kasus.
Neuroblastoma dapat menyerupai gangguan lain sehingga sulit untuk
mendiagnosa. Tanda-tanda dan gejala dari neuroblastoma mencerminkan
lokasi tumor dan luasnya penyakit. Proses metastasis dapat menyebabkan
berbagai tanda dan gejala, termasuk demam, iritabel, kegagalan dalam
masa pertumbuhan, nyeri tulang, sitopeni, nodul kebiruan pada subkutan,
proptosis orbital dan ekimosis periorbital. Penyakit local dapat
bermanifestasi sebagai massa asimptomatik atau sebagai gejala yang
muncul terkait massa, termasuk kompresi sumsum tulang belakang,
obstruksi usus dan sindrom vena cava superior.
Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda
tergantung dari lokasi metastasenya :
1. Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri
abdomen, pemeriksaan menemukan masa abdominal yang

22
konsistensinya keras dan nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri
dan sering melewati garis tengah. Pasien stadium lanjut sering disertai
asites, pelebaran vena dinding abdomen, edema dinding abdomen.
2. Neurobalstoma mediastinal
Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di
mediastinum superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala
namun bila massa besar dapat menekan dan timbul batuk kering,
infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila penekanan terjadi pada
radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia dan nyeri lengan.
3. Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan namun mudah sering terjadi salah diagnosis
sebagai imfadenitis atau limfoma maligna. Sering menekan ganglion
servikotorakal hingga timbul sindrom paralisis saraf simpatis leher
(Sindrom Horner) timbul miosis unilateral, blefaroptosis dan
diskolorasi iris pada mata.
4. Neuroblastoma pelvis
Terletak di posterior kolon presakral, relatif dini menekan organ
sekitarnya sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi dan
retensi urin.
5. Neuroblastoma berbentuk barbell
Neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral ekstensi
ke dalam canalis vertebral di ekstradural. Gejala klinisnya berupa
tulang belakang kaku tegak, kelainan sensibilitas, nyeri. Dapat terjadi
hipomiotonia ekstremitas bawah bahkan paralisis
6. Neuroblastoma pada sistem saraf pusat (CNS neuroblastoma)
Neuroblastoma pada sistem saraf pusat merupakan suatu kasus
yang langka. Horten dan Rubinstein menyatakan bahwa kejadian
neuroblastoma pada sistem saraf pusat hanya satu kasus setiap dekade.
Hal ini diterima sebagai subtipe dari tumor neuroektodermal primitif
yang menunjukkan diferensiasi neuronal. Dilaporkan bahwa
neuroblastoma merupakan 6% dari keseluruhan kasus tumor

23
neuroektodermal primitif. Primer neuroblastoma sistem saraf pusat
sebagian besar terjadi pada dekade pertama. Dua puluh enam persen
kasus terjadi pada usia di bawah 2 tahun. Primer neuroblastoma
ditandai dengan gejala dan tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial. Tumor dapat menyebar dengan cepat dan tumor ini
seringkali cukup besar.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan untuk mendeteksi berbagai
jaringan dan cairan tubuh pada penderita neuroblastoma yaitu:
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan untuk mengetahui kadar eritrosit, leukosit, trombosit
dan hemoglobin yang terkandung dalam darah. Gejala
neuroblastoma umumnya menunjukkan jumlah dopamine dan
norepinefrin lebih tinggi dari biasanya
2. Tes Urine (Tes Esbach)
Tes yang dilakukan untuk mengukur jumlah zat tertentu pada
kandungan urin. Jika jumlah normal zat asam homovanilic (HMA) dan
asam vanilyl mandelic (VMA) meningkat, ada kemungkinan penderita
mengidap penyakit neuroblastoma. Kadar dopamin dapat pula
diperiksa sebagai pemeriksaan tambahan. Pada 90-95% urin pasien
neuroblastoma akan didapat kan peningkatan sekresi metabolit-
metabolit tersebut.
3. Uji Neurologis
Serangkaian tes untuk memeriksa fungsi otak, saraf tulang
belakang, dan fungsi saraf. Selain itu juga untuk memeriksa status
mental seseorang, koordinasi, dan kemampuan untuk berjalan dengan
normal, seberapa baik otot, indra, dan refleks bekerja.
4. Pengkajian neurohistokimia
Yaitu sebuah prosedur pewarnaan atau penambahan enzim ke darah
/ sampel sumsum tulang untuk menguji antigen tertentu.

24
2.8 Penatalaksanan
Sebelum melakukan penatalaksanaan kita perlu menentukan kriteria
lebih dulu. Kriteria ini meliputi usia pasien, penyebaran penyakit,
gambaran mikroskopis, dan fitur genetika termasuk DNA ploidy dan
N-myc onkogen amplifikasi (N-myc mengatur microRNA) menjadi
rendah, menengah, dan penyakit berisiko tinggi. Sebuah studi biologi
(COG ANBL00B1) menganalisis neuroblastoma 2687 pasien dan
risiko spectrum penugasan ditentukan: 37% dari kasus neuroblastoma
risiko rendah, 18% adalah resiko menengah, dan 45% risiko tinggi. Anak-
anak yang dirawat karena neuroblastoma memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk kambuh. Beberapa pengobatan memiliki efek samping yang
muncul setelah pengobatan berakhir. Meliputi masalah fisik, perubahan
suasana hati, perasaan, tindakan, berpikir, belajar, memori dan kambuh
kembali penyakitnya. Ada berbagai jenis pengobatan neuroblastoma pada
anak oleh karena itu perlu melibatkan pasien, keluarga, dan tim perawatan
kesehatan. Seperti :
1. Bedah
Pembedahan tergantung di mana letak tumor, apakah sudah
menyebar atau belum. Bila sudah menyebar biopsy dapat dilakukan
sebagai gantinya.
2. Radiasi
Terapi radiasi untuk mengobati kanker yang menggunakan energy
tinggi sinar x atau jenis radiasi untuk membunuh sel-sel kanker atau
mencegah mereka berkembang. Ada 2 jenis terapi radiasi, radiasi
eksternal menggunakan mesin di luar tubuh untuk mengirim radiasi
terhadap kanker. Terapi radiasi internal menggunakan zat radioaktif
yang terletak di dalam jarum, biji, kabel, atau kateter yang
ditempatkan secara langsung ke dalam atan didekat kanker. Cara
terapi radisi diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker
pasien.

25
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat
untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker, baik dengan membunuh
sel-sel atau dengan menghentikan mereka dari membagi. Ketika
kemoterapi diambil oleh mulut atau disuntikkan ke pembuluh darah
atau otot, obat masuk ke aliran darah dan dapat mencapai sel-sel
kanker di seluruh tubuh (sistemik kemoteraopi). Ketika
kemoterapi dimasukkan langsung ke tulang belakang. Organ atau
rongga badan seperti perut, terutama obat-obatan yang mempengaruhi
sel-sel kanker di daerah-daerah (regional terapi). Cara kemoterapi
diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker pasien.
4. Terapi antibody monoclonal
Pengobatan kanker yang menggunakan antibody yang dibuat
dilaboratorium, dari satu jenis sel system kekebalan. Antibody ini
dapat mengidentifikasi zat-zat pada sel-sel kanker atau normal zat-zat
yang dapat membantu sel-sel kanker tumbuh. Antibody melekat pada
zat dan membunuh sel-sel kanker ,menghambat pertumbuhan
mereka, atau mencegah mereka menyebar. Antibody monoclonal
diberikan oleh infuse. Mereka dapat digunakan sendiri atau bersama
dengan obat-obatan, dan langsung ke bahan radioaktif langsung ke sel-
sel kanker.
5. Dosis tinggi kemoterapi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel
induk.
Ini merupakan suatu cara pemberian dosis tinggi kemoterapi dan
terapi radiasi dan menggantikan sel-sel pembentuk darah yang hancur
akibat pengobatan kanker. Sel induk(sel darah imatur) dikeluarkan dari
darah atau sumsum tulang pasien atau donor, dan dibekukan dan
disimpan. Setelah kemoterapi dan radiasi selesai, sel-sel induk
disimpan dicairkan dan diberikan kembali ke pasien melalui infuse.
Reinfused ini tumbuh menjadi sel-sel induk (dan mengembalikan)
tubuh sel-sel darah.

26
2.3 Pengkajian

2.3.1 Anamnesa
1. Data demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Keluhan Utama
Pasien yang datang ke Rumah Sakit biasanya mengeluh dengan
adanya gejala-gejala awal yang terjadi seperti perut membesar, perut
terasa penuh, dan nyeri perut. Bisa juga pasien datang ke Rumah Sakit
karena tumor yang sudah menyebar di beberapa bagian tubuh seperti jika
tumor sudah menyebar pada tulang. Pasien akan mengalami nyeri tulang.
Jika tumor telah menyebar ke bagian sumsum tulang akan terjadi anemia
dan memar. Jika telah menyebar di bagian kulit akan terjadi benjolan pada
kulit. Yang lebih parahnya jika tumor telah menyebar ke daerah paru-paru
akan terjadi gangguan pernapasan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit selama beberapa hari
karena terjadi pendarahan dan wajah tampak pucat. Pendarahan yang
ditandai dengan terjadinya patachiae.
4. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan mengeluh demam tinggi
dengan didukung wajah yang pucat. Keluarnya banyak keringat juga
dialami oleh pasien. Pasien selalu mengeluh nyeri yang ditandai dengan
anak selalu rewel. Namun keluarga pasien dan pasien tidak tahu apa
yang terjadi dalam tubuhnya, seberapa parah tumor itu telah menyebar.

2.3.2 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik berdasarkan Review of System :

27
1. B1 (Breath) : Sesak napas.
2. B2 (Blood) : Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah meningkat,
perdarahan di bawah kulit, pucat.
3. B3 (Brain) : nyeri.
4. B4 (Bladder) : retensi urin.
5. B5 (Bowel) : pembesaran perut, mual.
6. B6 (Bone) : Rasa tidak enak badan (malaise), pembengkakan pada kaki,
pergelangan kaki atau skrotum, lelah. Terjadinya ptachiae.

2.3.3 Diagnosa keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan penyebaran tumor ke semua organ
Tujuan : Nyeri yang dirasakan pada klien berkurang.
Kriteria hasil :
- Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang.
- Klien tidak merasa kesakitan

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kehilangan nafsu makan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat
Kriteria hasil :
-Antropometri: berat badan tidak turun (stabil), tinggi
badan,lingkar lengan
- Biokimia: albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dl , Hb normal anak (11
sampai 13 gr/dl)

28
- Clinis: tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak jarang
dan merah
- Diet: klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan
bertambah
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan metastase ke paru dan abdomen,
adanya tekanan pada diafragma sehingga dadat idak mengembang secara
optimal.
Tujuan : Pola napas efektif.
Kriteria hasil : mempertahankan pola napas efektif.

29
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Neuroblastoma adalah kanker pada sistem saraf yang sering ditemukan pada
masa kanak-kanak. Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker
ini berasal dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari
sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan
cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan
pembuluh darah dan merangsang hormone tertentu). Neuroblastoma paling
sering berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut. Kanker ini biasanya segera
menyebar ke kelenjar getah bening, hati, tulang dan sumsumtulang. Sekitar 75%
kasus ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Neuroblastoma
terjadi pada 1 diantara 100,000 orang dan agak lebih sering menyeranganak laki-
laki. Serta pengobatan utamanya adalah dengan pembedahan.
Pembedahan berdasarkan stadium yang dialami klien.

1.2 Saran
Demikian yang dapat sayai paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini.
Melalui makalah ini saya mengharapkan para pembaca dapat
menyampaikan isi dari makalah tersebut kepada masyarakat yang belum
mendapatkan informasi apa dan bagaimanacara menghadapi dan mengobati
serta mencegah penyakit tersebut dan masyarakat juga dapat lebih
meningkatkan derajat kesehatannya, menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya untuk lebih dini pencegahan penularan penyakit tersebut serta

30
segera mungkin berobat ke dokter untuk orang yang sudah terkena penyakit
tersebut. Pada intinya adalah lebih baik mencegah daripada pengobati

31
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?id=pYI9DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=sistem+
endokrin&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiS8snknormAhUkheYKHSQTDEwQ6AEIKDAA#v=on
epage&q=sistem%20endokrin&f=false

32

Anda mungkin juga menyukai