Anda di halaman 1dari 4

A Beatiful Mind

Film ini bercerita tentang seorang ahli matematika genius bernama John Forbes Nash yang
memiliki gangguan psikologis yaitu Skizofrenia. Gangguan ini membuatnya sering berhalusinasi
dan menciptakan tokoh-tokoh yang ternyata hanya khayalannya saja.

Ada tiga tokoh dalam kehidupan John yang ternyata adalah hasil dari halusinasinya saja. Yaitu
Charles Herman yang merupakan teman sekamarnya selama di universitas, William Parcher
yang dipercaya John sebagai agen pemerintah, serta Marcee yang merupakan keponakan dari
Charles Herman.

Film A Beautiful Mind ini dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai hari-
hari pertama kuliahnya di Universitas ternama, Princeton University. Nash adalah sosok yang
sederhana, jenius, penyendiri, pemalu, rendah diri, introvert, sekaligus aneh. Di samping itu,
sosok Nash juga dikenalkan sebagai pribadi yang arogan karena kepandaian yang dia miliki. Hal
ini ditujukan ketika Nash lebih memilih untuk meninggalkan kelas dan belajar di luar kelas
sendiri, Nash beranggapan bahwa dengan dia mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas, maka
hal itu akan membuat otaknya tumpul dan dapat menghilangkan ide orisinal yang dia miliki.

Di saat kondisi Nash semakin terhimpit karena dia belum juga menemukan ide orisinal
untuk laporan disertasinya, di saat itulah Nash bertemu dengan Charles Herman yang tak lain
adalah teman sekamar Nash (pada pertengahan cerita diketahui bahwa sosok Charles ini
hanyalah delusi yang dialami oleh Nash). Dengan hadirnya Charles di kehidupan Nash, membuat
kehidupan Nash menjadi lebih hidup. Nash mempunyai teman untuk membicarakan keluh
kesahnya dan semua beban yang mengganjal di pikirannya.

Setelah Nash akhirnya dapat meraih gelar doktornya, Nash mengajar di MIT. Dan pada
saat itulah Nash diminta untuk datang ke Pentagon untuk memecahkan sandi rahasia yang
dikirimkan tentara Sovyet. Kemudian Nash bertemu dengan agen rahasia William Parcher. Oleh
Parcher, Nash diberikan tugas untuk memecahkan sandi-sandi lainnya yang bisa ditemukan dari
beberapa surat kabar, sekaligus menjadi mata-mata. Pekerjaan baru Nash inilah yang akhirnya
membuat Nash terobsesi dan mengesampingkan hubungannya dengan orang lain di sekitarnya,
Nash lebih berfokus dan sibuk dengan dunianya sendiri.
Hingga pada satu waktu Nash bertemu dengan Alicia Larde, seorang mahasiswi di kelas
Nash yang berhasil menarik perhatian Nash. Melalui Alicia, Nash bisa menemukan cinta dan
membuat hidupnya lebih berarti. Nash dan Alicia akhirnya menikah. Tetapi, pada saat itulah
kondisi Nash semakin buruk, dengan dia merasa bahwa keadaannya dan Alicia terancam oleh
tentara Sovyet yang tak segan-segan untuk membunuh mereka karena pekerjaannya sebagai
mata-mata pemerintahan.

Kisah Nash mencapai klimaks ketika dia sedang mengisi sebuah seminar di Harvard. Di
mana dia saat itu bertemu dengan sahabat lamanya, yaitu Charles. Namun pada saat itu Charles
tidak datang sendiri, Charles datang bersama dengan anak gadis kecil—Marcee, yang tak lain
adalah keponakan Charles yang dititipkan kepadanya karena orang tua Marcee meninggalkan
Marcee. Di tengah acara saat Nash mengisi seminar, Nash merasa ketakutan saat dia melihat tiga
orang berbaju hitam sedang memperhatikan setiap geriknya, yang mana menurut Nash orang-
orang inilah yang akhir-akhir ini selalu meneror kehidupannya. Nash berpikiran bahwa orang-
orang ini adalah mata-mata pemerintahan Sovyet yang tak akan segan-segan untuk
membunuhnya. Dan diketahui setelah pengejaran akan Nash ini, ternyata orang-orang ini adalah
anak buah Dr. Rosen—seorang ahli jiwa. Kehadiran Dr. Rosen inilah yang nantinya memberikan
jawaban atas kehadiran Charles, Marcee, dan Parcher—yang ternyata ketiga tokoh itu adalah
delusi yang dialami oleh Nash.

Sepertiga dari film A Beautiful Mind ini menceritakan perjuangan Nash untuk melawan
penyakitnya. Dan tentu saja, Nash sangat bersyukur karena kehadiran Alicia yang selalu
memberikan dukungan moril kepadanya untuk dapat melawan penyaktinya dan sembuh kembali
seperti sedia kala.

Akhir cerita dari film ini diperlihatkan ketika Nash mendapatkan penghargaan nobel
dalam bidang ekonomi pada tahun 1994, meskipun pada awalnya Nash berpikiran bahwa orang
seperti dirinya tidak mungkin mendapatkan penghargaan bergengsi seperti itu.
Analisis Film Berdasarkan Perspektif Psikologi

Analisa dari sebuah film Dalam film A Beautiful Mind, diketahui bahwa Nash menderita
skizofrenia paranoid, di mana penyakit mental ini membuat penderitanya menyakini bahwa
orang lain ingin membahayakan dirinya. Selain itu, keadaan ini juga didefinisikan sebagai
gangguan mental yang ditandai dengan kecurigaan yang tidak rasional atau logis. Skizofrenia
paranoid ditandai dengan simptom-simptom atau indikasi sebagai berikut :

1. Adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.


2. Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal
kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan.
3. Gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan
gerakan tangan, jari, dan lengan yang aneh dan juga dapat dilihat dari cara berjalannya.
4. Adanya gangguan emosi
5. Penarikan sosial (social withdrawl), pada umumnya tidak menyukai orang lain dan
menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit
teman.

Diduga, penyebab gangguan kepribadian ini disebabkan oleh respon pertahanan


psikologis (mekanisme pertahanan diri) yang berlebihan terhadap berbagai stress atau konflik
terhadap egonya dan biasanya sudah terbentuk sejak usia muda. Di mana dalam film A Beautiful
Mind digambarkan stressor yang dialami oleh Nash adalah:

Ambisi berlebih yang dimiliki oleh Nash untuk dapat memecahkan Hipotesis Reiman,
yang tak lain adalah momok bagi para matematikawan.Suasana politik dan perang yang terjadi di
negaranya, dan hal ini membuat Nash merasa takut dan khawatir. Merasa gagal karena dia telah
didahului oleh teman-temannya yang lain untuk mendapatkan gelar doktor. Merasa tidak bisa
melayani istrinya (paska pengobatan). Keadaannya yang tidak bisa mendapatkan pekerjaannya
kembali (paska pengobatan).

Dalam film tersebut John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa dan mendapatkan perawatan
ECT (Electroshock Therapy) atau terapi elektrokonvulsif 5 kali seminggu selama 10 minggu.
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, John Nash menjalani perawatan di rumah
dengan Obat Psikoterapetik. Obat ini harus terus diminum secara teratur oleh penderita
skizofrenia. Selain terapi biologis, John Nash juga mendapat terapi dari isterinya yaitu berupa
dukungan sosial yang diberikan kepadanya, rasa empati, penerimaan, mendorong untuk mulai
berinteraksi sosial (dengan tukang sampah), dan dorongan untuk tidak berputus asa dan terus
berusaha. Terapi Sosial ini sangat membantu penderita skizofrenia dalam menghadapi peristiwa
– peristiwa yang menjadi stressor bagi penderita.

Anda mungkin juga menyukai