Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS FILM A BEAUTIFUL MIND

Pemeran Utama Dalam Film : John Nash


Tempat : Universitas Princeton, September 1947

Film A Beautiful Mind menggambarkan kisah perjuangan seorang ahli


matematika jenius yang bernama John Nash, yang berhasil menciptakan konsep
ekonomi yang kini dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi kontemporer.
Selama Perang Dingin berlangsung, Nash mengidap schizophrenia yang
membuatnya hidup dalam halusinasi dan selalu dibayangi ketakutan hingga ia
harus berjuang keras untuk sembuh dan meraih hadiah Nobel tahun 1994, kala ia
memasuki usia senja.
Kisah dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai hari-hari
pertama kuliahnya di universitas bergengsi, Princeton University. Sejak awal,
Nash - lelaki sederhana dari dusun Virginia digambarkan sebagai pribadi
penyendiri, pemalu, rendah diri, introvert sekaligus aneh. Aku tak terlalu suka
berhubungan dengan orang dan rasanya tak ada orang yang menyukaiku, ujar
Nash berkali-kali. Di balik segala kekurangannya, Nash juga digambarkan sebagai
laki-laki arogan yang bangga akan kepandaiannya. Ini ditunjukkannnya dengan
cara menolak mengikuti kuliah yang dianggapnya hanya menghabiskan waktu dan
membuat otak tumpul. Sebagai gantinya, Nash lebih banyak meluangkan waktu di
luar kelas demi mendapatkan ide orasional untuk meraih gelar doktornya dan
diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Di tengah persaingan ketat, Nash mendapat teman sekamar yang sangat
memakluminya, Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis cilik
Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan matematika, sampai-sampai menulis
berbagai rumus di kaca jendela kamar dan perpustakaan akhirnya secara tak
sengaja berhasil menemukan konsep baru yang bertentangan dengan teori bapak
ekonomi modern dunia, Adam Smith. Konsep inilah yang dinamakannya dengan
teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpi Nash
menjadi kenyataan. Tak hanya meraih gelar doktor, ia berhasil diterima sebagai
peneliti dan pengajar di MIT.
Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode
rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William
Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan
barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya
sendiri.
Alicia Larde adalah seorang mahasiswinya yang cantik, yang membuatnya
sadar bahwa ia juga membutuhkan cinta. Ketika pasangan ini menikah, Nash
justru semakin parah dan merasa terus berada dalam ancaman bahaya gara-gara
pekerjaannya sebagai agen rahasia. Nash semakin hari semakin terlihat aneh dan
ketakutan, sampai akhirnya ketika ia sedang membawakan makalahnya di sebuah
seminar di Harvard, Dr Rosen seorang ahli jiwa menangkap dan membawanya ke
rumah sakit jiwa. Dari situlah terungkap, Nash mengidap paranoid schizophrenia.
Beberapa kejadian yang dialami Nash selama ini hanya khayalan belaka. Tak
pernah ada teman sekamar, Herman dan keponakannya yang menggemaskan,
Marcee ataupun Parcher dengan proyek rahasianya.
Untungnya, Alicia adalah seorang istri setia yang tak pernah lelah
memberi semangat pada suaminya. Dengan dorongan semangat serta cinta kasih
yang tak pernah habis dari Alicia, Nash bangkit dan berjuang melawan
penyakitnya.
Dari film ini dapat diketahui bahwa John Nash menderita skizofrenia
paranoid, yang ditandai dengan simpton simpton/ indikasi sebagai berikut:
1. Adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.
Waham Curiga, yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok
tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan
dirinya, dalam film tersebut yaitu agen pemerintah dan mata mata
rusia.
Waham Kebesaran, yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu
kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting. John Nash
menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata
mata/agen rahasia.
Waham Somatik adalah adegan yang menunjukkan waham ini
yaitu ketika disuruh membunuh isterinya, ketika disuruh
menunjukkan bahwa dia jenius, dan ketika diyakinkan bahwa dia
tidak berarti oleh para teman halusinasinya.
2. Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada
dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan. John
Nash mengalami halusinasi bertemu dengan tiga orang yang secara nyata
tidak ada yaitu Charles Herman (teman sekamarnya), William Parcher
(agen pemerintah) dan Marcee (keponakan Charles Herman). Selain itu
juga laboratorium rahasia, dan juga nomer kode yang dipasang pada
tangannya.
3. Gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti
dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh. Indikasi ini sangat jelas
ketika John Nash berkenalan dengan teman temannya dan juga jika
dilihat dari cara berjalannya.
4. Adanya gangguan emosi, adegan yang paling jelas yaitu ketika John Nash
menggendong anaknya dengan tanpa emosi sedikitpun.
5. Menarik Diri (isolasi sosial), John Nash tidak bisa berinteraksi sosial
seperti orang orang pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan
menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya
memiliki sedikit teman.
Stressor atau kejadian kejadian yang menekan yang membuat skizofrenia
John Nash bertambah parah, yaitu:
Kalah bermain dari temannya;
Merasa gagal berprestasi untuk mendapatkan cita citanya
Merasa tidak dapat melayani isterinya;
Tidak bisa bekerja atau mendapatkan pekerjaan kembali.
Karakter Pribadi John Nash, yaitu: Pemalu, introvert, penyendiri, rendah
diri (merasa dirinya tidak disukai orang lain), kaku, tidak suka bergaul (tidak
menyukai orang lain), penarikan diri dari lingkungan sosial.
Dalam film tersebut John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa dan
mendapatkan perawatan ECT (Electroshock Therapy) atau terapi elektrokonvulsif
5 kali seminggu selama 10 minggu. ECT merupakan terapi yang sering digunakan
pada tahun 1940 1960 sebelum obat antipsikotik dan anti depresan mudah
diperoleh. Cara kerja terapi ini yaitu mengalirkan arus listrik berdaya sangat
rendah ke otak yang cukup untuk menghasilkan kejang yang mirip dengan kejang
epileptik. Kejang inilah yang menjadi terapetik bukan arus listriknya. Sebelum
dilakukan ECT pasien disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang akan
mencegah spasme konvulsif otot-otot tubuh dan kemungkinan cedera. Efek
samping penggunaan ECT adalah kelupaan atau gangguan memori. Efek samping
ini dapat dihindari dengan menjaga rendahnya arus listrik yang dialirkan.
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, John Nash menjalani
perawatan di rumah dengan Obat Psikoterapetik. Obat ini harus terus diminum
secara teratur oleh penderita skizofrenia. Meskipun obat ini tidak dapat
menyembuhkan skizofrenia, namun obat obat antipsikotik akan membantu
penderita untuk menghilangkan halusinasi dan konfusi, serta memulihkan proses
berpikir rasional. Cara kerja obat obat antipsikotik yaitu menghambat reseptor
dopamin dalam otak. Efek dari pemakaian obat tersebut yaitu : Sulit berkosentrasi,
menghambat proses berpikir, tidak memiliki gairah seksual.
Selain terapi biologis, John Nash juga mendapat terapi dari isterinya yaitu
berupa dukungan sosial yang diberikan kepadanya, rasa empati, penerimaan,
mendorong untuk mulai berinteraksi sosial (dengan tukang sampah), dan
dorongan untuk tidak berputus asa dan terus berusaha. Terapi Sosial ini sangat
membantu penderita skizofrenia dalam menghadapi peristiwa peristiwa yang
menjadi stressor bagi penderita.

Anda mungkin juga menyukai