Anda di halaman 1dari 7

BUPATI BANGKA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG


SALINAN
PERATURAN BUPATI BANGKA
NOMOR 5 TAHUN 2020

TENTANG

KEWENANGAN PENGADAAN BARANG/JASA


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DEPATI BAHRIN
KABUPATEN BANGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (2)


Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Pasal
76 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah, perlu mengatur
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Badan Layanan
Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Bahrin Kabupaten Bangka;
b. bahwa Peraturan Bupati Bangka Nomor 13 Tahun 2014
tentang Jenjang Nilai Pengadaan Barang/Jasa Badan
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Sungailiat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bupati Bangka Nomor 17 Tahun 2016 sudah tidak sesuai
lagi dengan Peraturan Peundang-undangan dan
nomenklatur Perangkat Daerah, sehingga dipandang perlu
dilakukan peninjauan kembali terhadap peraturan jenjang
pengadaan Barang/Jasa dimaksud;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa
Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum
Daerah Depati Bahrin Kabupaten Bangka;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran
Negara Repubik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55) Undang-
Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-
Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57) tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Termasuk Kotapraja dalam
Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4033);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Repubik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara
Repubik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 9 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Bangka (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 6 Seri D)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bangka Nomor 3 Tahun 2019 (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2019 Nomor 2 Seri D);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 08/PMK.02/2006
Tahun 2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/ Jasa
pada Badan Layanan Umum;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEWENANGAN PENGADAAN


BARANG/JASA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA

2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DEPATI BAHRIN KABUPATEN
BANGKA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bangka.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai Unsur
Penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom..
3. Bupati adalah Bupati Bangka.
4. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat dengan RSUD
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin.
5. Badan layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin atau unit kerja pada Perangkat
Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
6. Pimpinan BLUD adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Bahrin.
7. Fleksibilitas adalah keleluasaan pengelolaan keuangan/barang Badan
Layanan Umum Daerah pada batas tertentu yang dikecualikan dari
ketentuan yang berlaku umum.
8. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
9. Penyedia Barang/Jasa adalah Badan Usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.

BAB II
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
Pasal 2
(1) BLUD diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya
dari ketentuan yang umum bagi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
(2) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam hal
terhadap alasan efektifitas dan efisiensi yang bersumber dananya berasal
dari :
a. jasa layanan;
b. hibah;
c. hasil kerjasama pihak lain; dan
d. lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
(3) Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
dilaksanakan berdasarkan ketentuan pengadaan barang/jasa yang
ditetapkan oleh pimpinan BLUD.
(4) Untuk Pengadaan barang/jasa yang sumber dananya berasal dari hibah
terikat dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan/jasa dari
pemberi hibah, atau mengikuti ketentuan pengadaan barang/jasa yang
berlaku bagi BLUD sepanjang disetujui pemberi hibah.

3
Pasal 3
(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 dilakukan oleh Pelaksana Pengadaan.
(2) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) :
a. Pengguna Anggaran;
b. Kuasa Penggunan Anggaran;
c. Pejabat Pembuat Komitmen;
d. Pejabat Pengadaan/ Kelompok Kerja/ Unit Pelaksana Pengadaan; dan
e. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
(3) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibentuk oleh
pemimpin BLUD.
Pasal 4
(1) Pengadaan Barang/Jasa pada BLUD RSUD meliputi:
a. Pengadaan Barang;
b. Pengadaan Kontruksi;
c. Pengadaan Jasa Konsultasi; dan
d. Pengadaan Jasa Lainnya.
(2) Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
oleh pelaksana pengadaan.
(3) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat
berbentuk pejabat, kelompok kerja atau unit pelaksana pengadaan yang
ditetapkan oleh Direktur dan memiliki tugas khusus untuk melaksanakan
pengadaan barang/jasa guna keperluan BLUD RSUD.
(4) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari
personil yang memahami tatacara pengadaan, substansi
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.
(5) Pejabat, kelompok kerja atau unit pelaksana pengadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa
yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang.
(6) Penunjukan pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan dengan prinsip:
a. Obyektivitas, dalam hal penunjukan yang didasarkan pada aspek
integritas moral, kecakapan pengetahuan mengenai proses dan
prosedur pengadaan barang/jasa, tanggung jawab untuk mencapai
sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan
barang/jasa;
b. Independensi, dalam hal menghindari dan mencegah terjadinya
pertentangan kepentingan dengan pihak terkait dalam melaksanakan
penunjukan pejabat lain baik langsung maupun tidal langsung; dan
c. Saling uji (cross check), dalam hal berusaha memperoleh informasi dari
sumber yang berkompeten, dapat dipercaya dan dapat di
pertanggungjawabkan untuk mendapatkan keyakinan memadai dalam
melaksanakan penunjukan pelaksana pengadaan lain.

4
BAB III
JENJANG NILAI PENGADAAN
Pasal 5
(1) Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2)
dilaksanakan dengan cara:
a. Menggunakan penyedia barang/jasa; dan
b. Swakelola.
(2) Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a,
diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai yang diatur sebagai berikut:
a. Sistem Pengadaan barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa lainnya:
1. Pengadaan Langsung
Pengadaan barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai
sampai dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dapat
dilakukan pembelian langsung kepada penyedia barang/jasa tanpa
proses pengadaan.
2. Penunjukan Langsung
Pengadaan barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai
diatas Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp.1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah) dilakukan dengan
penunjukan langsung kepada penyedia barang/jasa yang memenuhi
syarat yang ditentukan dalam dokumen pemilihan.
3. Tender
a) Tender
b) Tender cepat
Pengadaan barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai
diatas Rp.1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah) dilakukan dengan
Tender kepada penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat yang
ditentukan dalam dokumen pemilihan.
b. Sistem Pengadaan Jasa Konsultansi:
1. Seleksi
Pengadaan jasa konsultan dengan nilai sampai dengan Rp.
100.000.000,00 (Seratus juta rupiah) dapat dilakukan seleksi kepada
penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat.
2. Pengadaan Langsung
Pekerjaan jasa konsultan dengan nilai diatas Rp. 100.000.000,00
(Seratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (Dua ratus
juta rupiah) dilakukan dengan Pengadaan Langsung kepada penyedia
barang/jasa yang memenuhi syarat.
3. Penunjukan Langsung
Pekerjaan jasa konsultan dengan nilai diatas Rp. 200.000.000,00
(Dua ratus juta rupiah) dilakukan dengan Penunjukan Langsung
kepada penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat.
(3) Pekerjaan yang dilaksanakan dengan cara swakelola sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah:
a. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis
SDM BLUD RSUD dan sesuai dengan tugas dan fungsi RSUD;
b. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau
pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa;

5
c. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan
terlebih dahulu sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa akan menanggung resiko yang besar;
d. Penyelenggaran diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau
penyuluhan;
e. Pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;
f. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan
kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan
sistem tertentu dan penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah
pemerintah; dan/atau
g. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi BLUD RSUD.

Pasal 6
BLUD RSUD dapat melakukan penunjukan langsung untuk pengadaan
barang/jasa apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan
keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat
ditunda atau harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat
akibat bencana alam/wabah dan/atau kerusakan infrastruktur yang
apabila tidak segera dilaksanakan dipastikan dapat membahayakan
keselamatan masyarakat;
b. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh pemegang hak paten atau
pihak yang telah mendapat izin;
c. Pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintahan;
d. Pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh satu
penyedia barang/jasa, pabrikan dan pemegang hak paten;
e. Pekerjaan kompleks yang hanya dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi khusus dan/atau hanya satu penyedia barang/jasa yang
mampu mengaplikasikannya; atau
f. Pekerjaan Pengadaan dan distribusi bahan obat, obat, bahan habis pakai
dan alat kesehatan dalam rangka menjamin ketersediaan pembekalan
farmasi untuk mempertahankan mutu dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.

BAB IV
TATA CARA PENGADAAN
Pasal 7
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Barang/Jasa BLUD
RSUD ditetapkan oleh Pemimpin BLUD.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka:

6
(1) Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2014 tentang Jenjang Nilai Pengadaan
Barang/Jasa Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum
Daerah Sungailiat (Berita Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2014 Nomor
13); dan
(2) Peraturan Bupati Bangka Nomor 17 Tahun 2016 tentang Peraturan Bupati
Nomor 13 Tahun 2014 tentang Jenjang Nilai Pengadaan Barang/Jasa
Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah
Sungailiat (Berita Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 18)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 9
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka.

Ditetapkan di Sungailiat
pada tanggal 7 Januari 2020
BUPATI BANGKA,

Cap/dto

MULKAN
Diundangkan di Sungailiat
pada tanggal 7 Januari 2020
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA,

Cap/dto

ANDI HUDIRMAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TAHUN 2020 NOMOR 5

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM,

TIAMAN FAHRUL ROZI, SH. MH


PEMBINA TK I
NIP. 19660608 198603 1 004

Anda mungkin juga menyukai