PENDAHULUAN
terdapat kematian ibu sebesar 500 juta pertahun. Kematian maternal tersebut 99 %
Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah
kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai AKI 228 per
100 ribu kelahiran hidup. Dalam hal ini, fakta lonjakan kematian ini tentu sangat
memalukan pemerintah yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI hingga 102
per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2015 sesuai dengan target Milenium
abortus, trimester II dan III karena kelainan letak dari plasenta. Perdarahan pada
persalinan yaitu karena atonia uteri, sisa plasenta dan luka jalan lahir (Depkes,2010).
diakhiri dengan abortus. Tanpa penanganan yang tepat masalah ini bisa berakibat
fatal karena dapat mencetus peningkatan laju kematian ibu yang hingga saat ini
1
2
oleh aborsi, dari aborsi yang dilakukan setiap tahun, terdapat 70.000 wanita
AKI di Propinsi Sumatera Selatan tahun 2012 adalah 149 per 100.000 kelahiran
hidup sedangkan pada tahun 2010 adalah 131 per 100.000 kelahiran hidup dan pada
tahun 2011 adalah 120 orang per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian oleh
Suatu strategi sektor kesehatan dalam menurunkan kematian, kesakitan ibu dan
perinatal yaitu program Strategi Making Pregnancy Safer (MPS). Dalam pelaksanaan
MPS ada tiga kunci yaitu : (1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih, (2) setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat penanganan yang
adekuat dan (3) setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
(Saifuddin, 2010).
hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau usia
kehamilan kurang dari 28 minggu. Kejadian abortus sulit diketahui karena sebagian
besar tidak dilaporkan dan banyak dilakukan atas permintaan (Manuaba, 2010).
Resiko abortus meningkat seiring usia ibu. Frekuensi abortus yang secara klinis
terdeteksi meningkat dari 12 persen pada wanita berusia kurang dari 20 tahun
menjadi 26 persen pada ibu yang usianya lebih dari 40 tahun (Cuningham, 2006).
Insiden abortus juga meningkat apabila wanita yang bersangkutan hamil dalam 3
bulan setelah melahirkan bayi aterm. Resiko abortus akan semakin meningkat dengan
implantasi kurang sempurna dan tidak siap menerima hasil konsepsi, sehingga
pemberian nutrisi dan oksigenisasi kepada hasil konsepsi kurang sempurna dan
Rata-rata terjadi 144 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan
kejadian abortus spontan antara 15 – 20 % dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih
jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50 %. Hal ini dikarenakan tingginya
angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2 -4 minggu setelah
(misalnya sperma dan disfungsi oosit). Pada 1988 Wilcok dan kawan-kawan
melakukan studi terhadap 221 perempuan yang diikuti selama 707 siklus haid total.
Didapatkan total 198 kehamilan, dimana 43 (22 %) mengalami abortus sebelum haid
Faktor resiko ibu seperti usia, paritas, jarak persalinan dan riwayat obstetri yang
abortus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang terhadap 208 responden priode
Januari – Desember 2010 bahwa ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan
kejadian abortus dimana p value = 0,005 lebih kecil dari α = 0,05 (Oci Bulan
responden priode Januari – Desember 2010 dengan p value = 0,005 lebih kecil dari α
didapatkan data abortus sebanyak 212 kasus. Kejadian abortus tersebut berdasarkan
Rawas.
Data laporan tahunan register medik tahun 2013 di ruang kebidanan Rumah Sakit
Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas terdapat kasus abortus sebanyak 199 kasus
“Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Abortus di Rumah Sakit Dr.
Tingginya angka kejadian abortus (49,6 %) pada tahun 2013 di Rumah Sakit Dr.
masalah apakah ada hubungan usia dan paritas dengan Kejadian Abortus di Rumah
1.3.2.4. Diketahuinya hubungan usia ibu dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Dr.
1.3.2.5. Diketahuinya hubungan paritas dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Dr.
salah satu wadah untuk mengaplikasikan ilmu dari mata kuliah biostatistik,
kejadian abortus.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber atau referensi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Rumah Sakit untuk