Anda di halaman 1dari 5

Hipotalamus dan Hipofisis

A. Embriologi dan Embriologi


Hubungan anatomis antara hipofisis dan nucleus-nukleus utama hipotalamus
terlihat pada Gambar 2-2. Lobus posterior ipofisis (neurohipofisis) berasal dari jaringan
saraf, secara embrional dari evaginasi hipotalamus ventral dan ventrikel ke tiga.
Neurohipofisis terdiri dari akson dan ujung saraf dari neuron yang badannya berada di
supraoptik dan nucleus paraventrikuler dari hipotalamus dan jaringan penyokong. Traktus
nervus hipotalamo-neurohipofiseal terdiri dari kurang lebih 100.000 serat saraf. Tebal
serat saraf berkisar antara 1 sampai 50 m terdapat pada saraf terminalis.
Bakal hipofisis pada janin manusia mulai dijumpai pada kehamilan 4-5 minggu
dan secara cepat sel-sel berdiferensiasi menjadi unit hipotalamus hipofisis matur pada
minggu ke 20 masa kehamilan. Hipofisis anterior (adenohipofisis) berasal dari kantong
Rathke, suatu evaginasi ektodermal orofaring dan bermigrasi lalu bersatu dengan
neurohipofisis. Bagian dari kanting Rathke yang berubungan

dengan neurohipofisis

berkembang kurang ekstensif dan membentuk lobus intermedius. Lobus ini tetap utuh
pada beberapa spesies, tetapi pada manusia sel-sel ini bergabung dengan lobus anterior
dan berkembang kemampuannya untuk sintesis dan sekresi pro-opriomelanokortin dan
adrenokortikotropin hormone (ACTH) dan peptide hormon lain yang sejenis. Sisa
kantung Rathke terdapat pada tepi neurohipofisis sebagai kista koloida kecil. Selain itu,
mungkin masi terdapat sel-sel sisa pada bagian bawa kantung Rathke, di bawah tulang
sphenoid yaitu hipofisis faringeal. Sel-sel ini mempunyai kemampuan untuk
mensekresikan hormon dan perna dilaporkan terjadinya perubahan adenomatosis.
Kelenjar hipofisis terletak pada dasar tengkorak pada bagian tulang sphenoid yang
disebut sella tursika (Turkish saddle). Bagian anterior yaitu tuberkulum sella tursika,
diapit oleh tonjolan posterior sayap tulang sphenoid yaitu prosesur klinoideus anterior,
dorsum sellae mwmbwntuk dinding posterior pada sudut atasnya menonjol ke prosesur
klinoideus posterior. Kelenjar dilapisi ole dura dan atapnya dibentuk oleh lipatan dura
yang melekat pada prosesus klinoideus, yaitu diafragma sellae. Dalam keadaan normal,
membrana arakhnoidea dan cairan serebrospinal tidak dapat masuk sella tursika dengan
adanya diafragma sellae. Tangkai hipofisis dan pembuluh darahnya melewati lubang pada
diafragma ini. Dinding lateral secara tidak langsung berhadapan dengan sinus

kavernosum dan dipisahkan oleh durameter. Kiasma optikum terletak 5-10 mm di atas
diafragma sellae dan di depan tangkai kelenjar (Gambar 2-3).
Besarnya kelenjar hipofisis berbeda-beda, dimana lobus anterior terdiri dari dua
pertiga bagian. Ukuran hipofisis kira-kira 15 x 10 x 6 mm dan beratnya 500-900 mg.
pada kehamilan ukurannya bisa dua kali lipat. Karena bentuk sella tursika menyesuaikan
diri dengan bentuk dan ukuran kelenjar, maka struktur tulang ini berbeda-beda.
B. Histologi
Semua sel-sel hipofisis anterior dengan menggunakan teknik pewarnaan
intraselular dapat diklasifikasikan menjadi sel-sel asidofil, basofil, dan kromofob.
Sekarang dengan menggunakan teknik imonusitokimia dan mikroskop elektron dapat
diklasifikasikan menurut sekresi produk spesifik dari sel-sel tersebut, yaitu :
a) Somatotrof
Sel-sel yang mengsekresikan GH dikenal sebagai asidofilik pada pewarnaan
standar hematoksilin pada pewarnaan standar hematoksilin dan eosin dan
biasanya ditemukan pada bagian lateral lobus anterior. Besarnya penampang
granula pada pemeriksaan mikroskop elektron adalah 150-600 nm. Jumlah sel ini
sekitar 50% dari sel adenohipofiseal anterior.
b) Laktotrof
Sel asidofil yang kedua, dan tersebar dalam hipofisis anterior adala sel yang
mengsekresi PRL. Sel ini merupakan 10-25% sel hipofisis anterior. Besarnya
bergranula jarang dan bergranula padat. Sel ini berproliferasi selama kehamilan
sebagai akibat meningkatnya hormone estrogen dan berperan pada pembesaran
kelenjar.
c) Tirotrof
Sel-sel yang dapat mengskresi TSH ini adalah golongan glikoprotein, bersifat
basofilik, berjumlah kurang 10% sel adenohiofiseal. Granula berukuran 50-100
nm dan sel ini banyak terletak di bagian anteromedial dan anterolateral kelenjar.
d) Kortikotrof
ACTH dan juga peptida yang berhubungan di sekresikan oleh sel-sel basofilik.
Kotikotrof berjumlah kira-kira 15-20% dari sel adenohipofiseal. Dan diameter
granulanya adalah 360 nm.
e) Gonadotrof

Baik LH maupun FSH berasal dari sel-sel yang pada pewarnaan bersifat basofil
ini, dengan diameter granula sekresi kira-kira 2000 nm. Sel-sel ini meliputi 1015% sel hiofisis anterior, dan terletak pada hampir seluruh bagian lobus anterior.
f) Tipe Sel Lainnya
Jenis sel ini disebut sel kromofob dengan pewarnaan konvensional, tetapi secara
mikroskop elektron dapat dibuktikan banyak lagi granula sekresi diantaranya.
Belum pasti apakah sel-sel ini tergolong sel sekrretoris yang berdiferensiasi
primitif atau apakah sel-sel ini memproduksi hormon yang belum dikenal seperti
adrenal androgen stimulating hormone.
C. Fisiologi
Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung
maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang
terletak dirongga bertulang didasar otak, dibawah hipotalamus.
Hipofisis dan hipotalamus dihubungkan oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum,
yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah. Hipofisis memiliki dua lobus yang
secara anatomis dan fungsional berbeda, hipofisis anterior dan hipofisis posterior.
Hipofisis posterior, secara embriologis berasal dari pertumbuhan berlebihan otak, terdiri
dari jaringan saraf dan disebut juga neurohipofisis. Sedangkan hipofisis anterior terdiri
dari jaringan epitel kelenjar yang secara embriologis berasal dari penonjolan dari atap
mulut. Hipofisis anterior juga disebut dengan adenohipofisis.
Pada adenohipofisis beberapa spesies, lobus intermedius (lobus ketiga) juga
ditemukan, pada vetebra rendah lobus ini mengeluarkan beberapa melanocyte-stimulating
hormones atau MSH yang mengatur warna kulit dengan mengontrol penyebaran granula
berpigmen melanin. Sedangkan pada manusia MSH sendiri di sekresi oleh hipotalamus
anterior. Fungsi MSH ini kalaupun ada, masih belum jelas.
Perbedaan antara hipofisis anterior dan posterior juga terdapat pada hormon yang
mereka hasilkan. Hipofisis anterior mensintesis sendiri hormonnya, sedangkan hipofisis
posterior tidak menghasilkan hormon apa-apa, tetapi hanya menyimpan dan
mengeluarkan hormon yang telah disintesis oleh hipotalamus, yaitu hormon antidiuretik
(ADH) atau vasopresin dan oksitosin yang disintesis oleh badan sel neuron kedalam
darah.

Vasopresin berfungsi untuk meningkatkan retensi H2O oleh ginjal dan untuk
kontraksi otot polos arteriol yang berperan dalam sistem kardiovaskular. Sedangkan
oksitosin berfungsi untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dan mendorong
pengeluaran susu dari kelenjar mamaria (payudara).
(Sumber : Fisiologi manusia, Lauralee Sherwood)
Dengan adanya masukan stimulatorik ke hipotalamus, vasopresin dan oksitosin
dilepaskan kedalam darah dari hipofisis posterior lewat proses eksositosis granula
sekretorik yang bersangkutan.
Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon releasing dan inhibiting kedalam
darah.
1. Hormon pertumbuhan (growth hormone, GH), hormon utama yang bertanggung jawab
mengatur pertumbuhan secara keseluruhan dan sebagai metabolisme perantara.
2. Thyroid-stimulating hormone, TSH, merangsang sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan
kelenjar tiroid.
3. Adrenokortikotropik, ACTH, merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan
meningkatkan pertumbuhan korteks adrenal.
4. Follicle-stimulating hormone, FSH, pada wanita hormon ini berfungsi untuk
menstimulasi folikel ovarium dan pada pria untuk produksi sperma.
5. Luteinizing hormone, LH, pada wanita hormon ini berfungsi untuk ovulasi, pembentukan
korpus luteum, dan pengaturan sekresi hormon wanita.
6. Prolaktin, PRL, meningkatkan perkembangan payudara dan pembentukan susu pada
wanita.
Hipotalamus dengan sel kelenjar hipofisis dihubungkan oleh pembuluh darah
yang berakhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, sehingga disebut sistem porta
hipotalamus-hipofisis. Sistem porta ini merupakan saluran vaskular yang penting karena
sebagai penghubung antara otak dan sistem endokrin. Hampir semua aliran darah ke
hipofisis anterior mula-mula harus melalui hipotalamus. Karena pertukaran bahan-bahan
antara darah dan jaringan sekitarnya hanya dapat terjadi pada tingkat kapiler, sistem porta
hipotalamus-hipofisis menyediakan suatu rute tempat hormon pelepas dan penghambat
dapat diserap dihipotalamus serta dengan segera langsung disampaikan ke hipofisis
anterior dalam konsentrasi yang tinggi.
(sumber : Fisiologi manusia, Lauralee Sherwood)

Sekresi hormon hipofisis anterior di kontrol oleh hormon pelepas dan penghambat
hipotalamus. Hormon selain menimbulkan efek fisiologisnya, juga bekerja menekan
sekresinya. Penekanan ini yang disebut umpan balik negatif lengkung panjang (long-loop
negative feedback), dilaksanakan oleh hormon organ sasaran dengan bekerja secara
langsung pada hipofisis itu sendiri atau pada pengeluaran hormon hipotalamus, yang
kemudian mengatur fungsi hipofisis anterior. Sebagai contaoh, pada sistem CRH-ACTHkortisol.
CRH hipotalamus merangsang hipofisis anterior untuk mengeluarkan ACTH,
setelah itu ACTH merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol. Hormon
akhir pada sistem ini, kortisol, menghambat sekresi CRH oleh hipotalamus serta
menurunkan kepekaan sel-sel penghasil ACTH terhadap CRH dengan bekerja langsung
pada hipofisis anterior. Itu dilakukan untuk menstabilkan konsentrasi dalam plasma, agar
kadar hormon organ susunannya konstan.
Sebaliknya jika kadar kortisol menurun, efek inhibisi pada hipotalamus
berkurang. Terdapat juga umpan balik negatif lengkung pendek, contohnya prolaktin,
bekerja langsung ke hipotalamus untuk mengontrol sekresi prolaktin. Sedangkan untuk
umpan balik positif, contohnya estrogen pada sekresi LH, mengakibatkan lonjakan LH
untuk ovulasi.
(sumber : Fisiologi manusia, Lauralee Sherwood)

Anda mungkin juga menyukai