Anda di halaman 1dari 26

;

Sistem Endokrin
SUBBAB 1 ffiffi Sistem Endokrin dan Hormon
Sistem endokrin terdiri atas sel, jaringan, dan organ yang menyintesis dan menyekresi hormon langsung
ke dalam kapiler darah dan limfe. Oleh karena itu, kelenjar dan organ endokrin tidakmemiliki duktus
eksretorius. Selain itu, sel-sel di kebanyakan jaringan dan organ endokrin tersusun dalam bentuk pita
(korda) dan kelompok, dan dikelilingi oleh anyaman kapiler (rete capillare) yang luas.
Hormon dihasilkan oleh sel endokrin mencakup turunan peptida, protein, steroid, asam aming
dan katekolamin. I(arena hormon bekerja di tempat yang jauh dari tempat pelepasannya, hormon mula-
mula masuk ke aliran darah untuk dibawa ke organ sasaran. Di sini, hormon mempengaruhi struktur
dan fungsi sel organ sasaran dengan berikatan pada reseptor hormon spesifik. Reseptor hormon dapat
terletak di membran plasma, sitoplasma, atau inti sel sasaran. Reseptor nonsteroid untuk hormon protein
dan peptida biasanya terletak di permukaan sel. Interaksi dan aktivasi reseptor oleh hormon menyebab-
kan pembentukan seconil tnessenger intraselular, yaitu adenosin monofosfat siklik atau AMP siklik
untuk berbagai hormon. AMP siklik kemudian mengaktifkan rangkaian khusus enzim dan berbagai
proses selular sebagai respons spesifik terhadap hormon yang bersangkutan.
Reseptorlainnyaberada di intraselular dan diaktifkan olehhormonyangberdifusi melalui membran
sel dan membran nuklearis. Hormon steroid dan hormon tiroid larut dalam lemak dan mudah menem-
bus membran ini. Setelah berada di dalam sel sasaran, hormon steroid ini berikatan dengan reseptor
protein spesifik. Kompleks reseptor-hormon yang terbentuk berikatan dengan sekuens DNA tertentu di
nukleus yang kemudian mengaktifkan atau menghambat gen-gen tertentu. Gen yang teraktivasi memulai
sintesis mRNA, yang masuk ke sitoplasma untuk menghasilkan hormon-protein spesifik. Protein yang
baru memicu perubahan selular yang secara spesifik disebabkan oleh pengaruh hormon tertentu.
Hormon yang berikatan dengan reseptor intraselular tidak memerlukan second messenger, tetapi secara
langsung mempengaruhi ekspresi gen sel sasaran.
Banyak organ memiliki sel endokrin tersendiri atau jaringan endokrin. Organ campuran (endokrin-
eksokrin) meliputi pankreas, ginjal, organ reproduksi kedua jenis kelamin, plasenta, dan saluran pen-
cernaan. Sel dan jaringan endokrin dibahas bersama organ eksokrin padabab bersangkutan.
Terdapat juga organ atau kelenjar endokrin (Gambaran lJmum 17.1). Organ ini adalah hipofisis
ataukelenjar pituitaria (glandula pituitaria) (dibahas berikut ini), kelenjar tiroid (glandula thyroi-
dea), keleniar adrenal (glandula suprarenalis), dan keleniar paratiroid (glandula parathyroidea)
(dibahas di Bagian 2).

Perkembangan Embriologik Hipofisis (Kelenjar Pituitaria)


Struktur dan fungsi hipofisis mencerminkan asal embriologiknya yang ganda. Selama perkembangary
epitel atap faring (rongga mulut) membentuk kantung luar yang disebut kantung hipofisis (nathke).
Seiring dengan perkembangary kantung hipofisis selanjutnya melepaskan diri dari rongga mulut dan
menjadi bagian selular atau glandular hipofisis, sekarang disebut adenohipofisis (hipofisis anterior).
Pada saat yang bersamaary pertumbuhan ke bawah dari otak yang sedang berkembang (diensefalon)
membentuk bagian neural hipofisis, yaitu neurohipofisis (hipofisis posterior). Kedua struktur yang

397
berkembang secara terpisah kemudian menyatu membentuk kelenjar tunggal, hipofisis. Hipofisis tetap
melekat pada perluasan ventral otak, yaitu hipotalamus. Suatu tangkai (truncus) yang pendelg yaitu
infundibulum, jalur persarafan yang melekatkan hipofisis pada hipotalamus. Neuron di hipotalamus
mengontrol pelepasan hormon dari adenohipofisis, dan juga menyekresi hormon yang disimpan dan
dilepaskan dari neurohipofi sis.
Setelah perkembangan, hipofisis berada di dalam cekungan bertulang di tulang sfenoid tengkorak,
yaitu sella turcica, terletak di bawah hipotalamus.

Subdivisi Hipofisis
Adenohipofisis yang berasal dari epitel memiliki 3 subdivisi: pars distalis, pars tuberalis, dan pars
intermedia. Pars distalis adalah bagian hipofisis yang paling besar. Pars tuberalis mengelilingi tangkai
saraf (truncus). Pars intermedia adalah lapisan sel yang tipis di antara pars distalis dan neurohipofisis.
Bagian ini menggambarkan sisa kantung hipofisis dan rudimenter pada manusia, tetapi menonjol pada
mamalia lain.
Neurohipofisis, terletak di belakang adenohipofisis, juga terdiri atas tiga bagian: eminentia mediana,
infundibulum, dan pars nervosa. Eminentia mediana terdapat di basis hipotalamus tempat keluarnya
tangkai hipofisis atau infundibulum, yang mengandung akson tidak bermielin yang berjalan dari neuron
di hipotalamus. Bagian neurohipofisis yang besar adalah pars nervosa. Bagian ini mengandung akson
tidak bermielin neuron hipotalamus sekretorik, ujung-ujungnya yang mengandung hormory dan sel
penunjang, yaitu pituisit (pituicytus).

Hubungan Pembuluh Darah dan Saraf di Hipofisis


Adenohipofisis (Adenohypophysis)
Karena adenohipofisis tidak berkembang dari jaringan saraf, hubungannya dengan hipotalamus otak
melalui anyaman pembuluh darah yang kaya. Arteri hipofisialis superior (arteria hypophysialis
superior) dari arteri karotis interna mendarahi pars tuberalis, eminentia mediana, dan infundibulum.
Arteri ini membentuk pleksus kapiler primer (rete capillare primarium) berfenestra di eminentia
mediana di basis hipotalamus. Neuron sekretorik yang terletak di hipotalamus menyintesis hormon yang
memiliki pengaruh langsung terhadap fungsi sel di adenohipofisis. Akson dari neuron ini berakhir di
kapiler pada pleksus kapiler primer, tempat akson melepaskan hormon.
Venula kecil selanjutnya mengaliri pleksus kapiler primer dan menyalurkan darah dengan hormon
ke pleksus kapiler sekunder (rete capillare secundarium) yang mengelilingi sel di pars distalis ade-
nohipofisis. Venula yang menghubungkan pleksus kapiler primer hipotalamus dengan pleksus kapiler
sekunder di adenohipofisis membentuk sistem portal hipofisis (systema portale hypophysiale).
Untuk menjamin transpor hormon yan$ efisien dari darah ke sel, kapiler di pleksus kapiler p1i-e. d"r,
sekunder berfenestra (mengandung pori kecil).

Neu rohipofisis (Neurohypophysis)


Sebaliknya, neurohipofisis memiliki hubungan saraf secara langsung dengan otak. Akibatnya, tidak
terdapat neuron atau sel penghasil-hormon di neurohipofisis, dan bagian ini tetap berhubungan dengan
otak melalui banyak akson tidak bermielin dan sel penunjang, yaitu pituisit. Neuron (badan sel) akson
ini terietak di nucleus supraopticus dan nucleus paraventricularis hipotaiamus. Akson-akson tidak
bermielin yang menjulur dari hipotalamus ke dalam neurohipofisis membentuk traktus hipotalamo-
hipofisialis (tractus hyryothalamohnrophysialis) dan bagian terbesar neurohipofisis.
Neuron di hipotalamus mula-mula menyintesis hormon yang dilepaskan dari neurohipofisis. Hor-
mon ini berikatan dengan glikoprotein pembawa neurofisin dan kemudian diangkut dari hipotalamus
melalui akson ke neurohipofisis. Di sini, hormon menumpuk dan disimpan di ujung terminal yang
melebar (dilatatio terminalis axonis) pada akson tidak bermielin berupa corpusculum neurosecreto-
riam (Herringboily).1tka diperlukan, hormon dari neurohipofisis secara langsung dilepaskan ke dalam
kapiler berfenestra pars nervosa oleh impuls saraf dari hipotalamus.
GAMBAR 17.1 ffi Hipofisis (Pandangan Menyeluruh, Fotongan Sagital)
Hipofisis (kelenjar pituitaria) terdiri atas dua subdivisi utama, adenohipofisis dan neurohipofisis.
Adenohipofisis dibagi lagi menjadi pars distalis (lobus anterior) (5), pars tuberalis (7), dan pars
intermedia (9). Neurohipofisis dibagi menjadi pars nervosa (tf ), infundibulum (6), dan eminentia
mediana (tidak tampak). Pars tuberalis (7) mengelilingi infundibulum (6) dan terlihat di atas dan di
bawah infundibulum (6) dalam potongan sagital. Infundibulum (6) menghubungkan hipofisis dengan
hipotalamus di dasar otak.
Pars distalis (5) mengandung dua jenis sel utama, sel kromofob (endocrinocytus chromophobus)
dan sel kromofil (endocrinocytus chromophilus). IGomofil dibagi lagi menjadi asidofil (sel alfa) (a)
dan basofil (set beta) (Z) yangdiperlihatkan pada pembesaran yang lebih kuat di Gambar 17.2.
Pars intermedia (9) dan pars nervosa ( t t ) membentuk lobus posterior hipofisis. Pars nervosa ( 1 1)
terutama terdiri dari akson tidak bermielin dan pituisit penunjang. Suatu kapsul iaringan ikat (f , f 0)
mengelilingi pars distalis (5) dan pars nervosa ( 1 1) kelenlar.
Pars intermeda (9) terletak diantara pars distalis (S) da" pars nervosa (tt), dan mencerminkan
sisa lumen kantung Rathke. Pars intermedia (9) biasanya mengandung vesikel terisi-koloid (la) ya"g
dikelilingi oleh sel pars intermedia (9).
Baik pars distalis (5) manpun pars nervosa (tt) dipasok oleh banyak pembuluh darah (8) dan
kapiler (3) dengan berbagai ukuran

6lnfundibulum

'1 Kapsul
laringan ikal 7 Pars tuberalis

2 Basofil

3 Kapiler

4 Asidofil

1 0 Kapsul
jaringan ikat

5 Pars distalis '11 Pars nervosa

GAMBAR 17.1 Hipofisis: adenohipofisis dan neurohipofisis (pandangan menyeluruh, potonga,n sag.ital).
Pulasan: hematoksilih dan eosin. Pembesaran lemah.
GAMBAR 17.2ffi Hipofisis: lrisan Pars Distalis, Pars lntermedia, dan Pars Nervosa
Dengan pembesaran lebih kuat, banyak kapiler sinusoid (t) dan berbagai jenis sel terlihat di pars
distalis. Sel kromofob (2) memiliki sitoplasma homogen yang terpulas-pucat dan biasanya lebih kecil
daripada kromofil. Sitoplasma kromofil berwarna kemerahan pada asidofil (endocrinocytus acido-
philus) (:) dan kebiruan pada basofil (endocrinocytus basophilus) (a).
Pars intermedia mengandung folikel (folliculus) (0) da" folikel kistik (7) terisi-koloid. Folikel
yang dilapisi oleh basofil (8) sering terdapat di pars intermedia.
Pars nervosa ditandai oleh akson tidak bermielin dan pituisit (5) penunjang dengan inti lonjong.

Hormon yang dihasilkan oleh neuron di hipotalamus secara langsung mempengaruhi .dan,,'
mengontrol pembentukan dan pelepasan enam hormon spesifik daii adenohipofisii.rHorrnon,,
pelepas (releasing hormone) dihasilkan oleh neuron di hipotalamus untuk masing'masinghormon
yang dilepaskan dari adenohipofisis. Untuk dua hormon, hormon pertunrbuhin dan pr:olaktin,,
hormon penghambat (inhihitory hormone), dan juga hormon pelepas, dihasilkan. ' , .',
Hormon pelepas dan penghambat yang disekresikan dari neuron hipotalamus dibawa dari
pleksus kapiler primer (rete capillare primarium) ke pleksus kapiler sekund'er (rele capillare.,
secundarium) di adenohipofisis melalui sistem portal hipofisis (systema portale hypophysiale).,'
Saat mencapai adenohipofisis, hormon berikatan dengan reseptor spesifikdi sel dan-se-lanlut6ya'
merangsang sel untuk menyekresi dan melepaskan hormon spesifik ke dalam sirkulasi atau
menghambat fungsi ini.
Sebaliknya, neurohipofisis tidak menyekresi hormon. Neurohipofisis hanya menyimpan:dan:
melepaskan dua hormon, oksitosin dan vasopresin (hormon antidiuretik atau ADHlyangdisintesi.s.
di hipotalamus oleh neuron di nucleus paraventricularis dan nucleus supraopticus. Hormoryi,
hormon ini kemudian diangkut di sepanjang akson tidak bermielin dan disimpan d! term!'nal ak3on:
neurohipofisis berupa corpusculum neurosecretorium (Herring body), yang dilepaskan kedalanr
kapiler pars nervosa sesuai kebutuhan. Corpusculum neurosecretorium dapat dilihat dengan '

mikroskop cahaya.

Sel-Sel Adenohipofisis
Sel-sel adenohipofisis pada mulanya digolongkan menjadi kromofob (endocrinocytus chromopho-
bus) dan kromofil (endocrinocytus chromophilus) berdasarkan afinitas granula sitoplasmanya
terhadap pewarnaan khusus. IGomofob yang terpulas-pucat diduga merupakan kromofil yang ber-
degranulasi dengan sedikit granula atau sel induk yang belum berdiferensiasi. Kromofil dibagi lagi men-
yadi asidofil (endocrinocltus acidophilus) dan basofil (endocrinocytus basophilus) karena sifat
pewarnaannya. Teknik imunositokimia sekarang mengidentifikasi sel-sel ini berdasarkan hormon spe-
sifiknya. Di adenohipofisis, terdapat dua jenis asidofil, soinatotrof (endocrinocytus somatotropicus)
dan mammotrof (endocrinocytus prolactinicus), dan tiga jenis basofil, yaitu gonadotrof (endo-
crinocfus gonadotropicus), tirotrof (endocrinocytus thyrotropicus), dan kortikotrof (endocri-
nocytus corticotropicus).
Hormon-hormon yang dilepaskan dari sel-sel ini dibawa dalam aliran darah ke organ sasaran, tem-
pat hormon-hormon berikatan dengan reseptor spesifik yang mempengaruhi struktur dan fungsi sel
sasaran. jika sel sasaran <iiaktivasi, mekanisme umpan-baiik (positif atau negatif) akan mengatur
pembentukan dan pelepasan hormon ini selanjutnya dengan bekerja secara langsung pada sel di
adenohipofisis atau neuron di hipotalamus.

GAMBAR 17.3 ffi Hipofisis: Pars Disialis (Pandangan $eksianai)


Gambar ini menunjukkan dua populasi utama sel di pars distalis adenohipofisis. Sel-sel tersusun ber-
kelompok. Di antara kelompok-kelompok sel terlihat banyak kapiler (5), pembuluh darah (S), dan
serat iaringan ikat (6) tipis yang memisahkan kelompok sel.Jenis sel di pars distalis dapat diidentifikasi
dengan fiksasi khusus dan afinitas pewarnaan di granula sitoplasma.
Kromofob (4) biasanya memperlihatkan nukleus yang pucat dan sitoplasma yang pucat dengan
batas sel yang kurang jelas. Agregasi kromofob yang berkelompok terlihat di gambar ini.
Asidofil (2) lebih banyak dan dapat dibedakan dari granulanya yang berwarna merah di sitoplasma
dan nukleus biru.
Basofil (f ) lebih sedikit dan tampak sebagai sel yang mengandung granula berwarna biru di
sitoplasmanya. Derajat granulasi dan densitas pewarnaan berbeda-beda di berbagai sel.

Pars distalis Pars intermedia Pars nervosa


;\{.w
A
5 lnti pituisit
1 Kapiler sinusoid

2 Sel kromofob
6 Folikel
(pars intermedia)

3 Asidofil (sel alfa)

4 Basofil (sel beta)


7 Folikel kistik
(pars intermedia)

GAMBAR 17.2 Hipo'tisis: irisan pars distalis, pars intermedia, dan pars nervosa. Pulasan: hematoksilin
dan eosin. Pembesaran sedang.

1 Basofil
4 Kromofob

2 Asidofil

5 Kapiler

3 Pembuluh
darah
6 Serat
jaringan
ikat

GAMBAR 17.3 Pars distalis adenohipofisis: asidofil, basofil, dan kromofob. Pulasan: azan. Pembesaran
kuat.
GAMBAR 17.4ffi Jenis Sel di Hipofisis
Berbagai jenis sel di hipofisis digambarkan pada pembesaran yang lebih kuat setelah pewarnaan azan
yang dimodifikasi. Inti semua sel berwarna merah-jingga.
Kromofob (a) memperlihatkan sitoplasma yang jernih dan berwarna jingga muda. Gambaran
sitoplasma yang jernih menunjukkan bahwa sel tidak memiliki granula, dan akibatnya, batas selnya tidak
jelas.
Granula sitoplasma asidofil (b) berwarna merah tua, dan batas selnya jelas. Kapiler sinusoid
mengelilingi asidofil.
Basofil (c) memperlihatkan bentuk sel yang bervariasi dan granula yang ukurannya berbeda-beda.
Pituisit (d) pars nervosa mempunyai bentuk dan ukuran sel yang bervariasi. Sitoplasma berwarna
jingga yang kecil tampak difus dan tidak terlihat jelas.
\\
/S \
r-i
;*4,
grr- \$
i
1&&'
*
fftu
it,
, mt'S {
; '$i! |,u';
's\&f w'w ,iii
l:".
I

\ ,rili
a Kromofob b Asidofil (sel alfa) c Basofil (sel beta) d Pituisit

GAMBAR 17.4 Jenis sel di hipofisis. Pulasan'. azan modifikasi. lmersi minyak.
GAMBAR 17.5 m Flrp';frsis: Fan* *i*i*lis, Fars l::t*rn-ne#i*, .deii Far$ f,"1*s'\,**n
Fotomikrograf pernbesaran-kuat memperlihatkan pars distalis dan pars intermedia adenohipofisis, dan
pars nervosa neurohipofisis yang terpulas-terang. Berbagai jenis sel di pars distalis dapat diidentifikasi
dengan pulasan ini. Sel yang berwarna merah atau eosinofilik adalah asidofil (S). Set dengan sitoplasma
kebiruan adalah basofil (+). Sel tidak berwarna yang terang tersebar di antara asidofil (S) dan basofil (4)
adalah kromofob (Z). lars intermedia memiliki kista kecil atau vesikel (6) berisi koloid.
Pars nervosa mengandung akson sel sekretorik tidak bermielin yang terang, yang badan selnya
berada di hipotalamus. Itebanyakan inti yang berwarna merah di pars nervosa adalah sel penunjang
pituisit (2). Akumulasi bahan neurosekretorik di ujung terminal akson pada pars nervosa yaitu struktur
warna-merah yang bentuknya tidak teratur yaitu corpusculum neurosecretorium (Herringbody)
G).
Corpusculum neurosecretorium (3) biasanya berdekatan dengan kapiler dan pembuluh darah (f Oi
).
sekitar sel sekretorik dan terminal akson di neurohipofisis terdapat pembuluh darah (1) dan kapiler
berfenestra.

A.bi*$fiF
somatotrof menyekresi somatotropin, juga disebut growth hormone (cH) atau hormon
peftumbuhan. Hormon ini memicu metabolisme sel, pertumbuhan badan secara umum,
penyerapan asam amino, dan sintesis protein. Somatotropin juga merangsang hati untuk
menghasilkan somatomedin, juga disebut insulin-like growth factor (lCF-l). Hormon ini
me.ningkatkan,proliferasi sel tulang rav,.,an (kondrosit) di lempeng epifisis tulang panjang yang
sedang tumbuh atau berkembang untuk menambah panjang tulang. Terdapat;ugu peni.E[atoi
pada pertumbuhan otot rangka dan pelepasan asam lemak dlri sel-lemak untu[
froduksi energi
sel tubuh. Crowth hormone inhibiting hormone, juga disebut ro*utorrotii, rn""sn"*n", 'o"qrrrvq'!
pelepasan hormon pertumbuhan dari soriatotrof di ["tun"ju,. pituitaria.
Mammotrof menghasilkan hormon laktogenik prolaktin yang merangsang perkembangan
kelenjar mammae selama kehamilan. Sesudah persalinan, prolaktin mempertahankan produksiair
susu dalam kelenjar mammae selama menyusui. Pengeluaran prolaktin dari mammotrof dihambat
oleh prolactin release inhibitory hormone, juga disebut dopamin.

fr*sofrB
;t;;;; menyekresi tfrr.oid-s1imul1tin.s hormone (tirotropin, arau TsH). TSH merangsang sintesis
dan sekresi hormon tiroksin dan triiodotironin dari keleniar tiroid.
Gonadotrof menyekresi follicle-stimulating hormoi" tisHiA"" futeinizing hormone (LH).
Pada wanita, FSH mendorong pertumbuhan dan pematangan folikel ovarium dan"sekresi u.irog"n
lebih laniut oleh folikel yang sedang berkembang. Pada pria, FSH merangsang spermatogenesil di
testis dan sekresi protein pengikat-androgen oleh sel Sertoli ke dalam tunutus ieminiferus testis.
Pada wanita, LH bersama FSH menginduksi ovulasi, mendorong pematangan utnii i"fif."f
ovarium, dan merangsang pembentukan korpus luteum setelah ovulasi. LH juga meningkatkan
sekresi progesteron dari.korpus luteum. Pada pria, LH memelihrrui"n r"rJngrung
"tlt?g:n.dan
sel interstisialis (Leydig)di testis untuk menghasilkan hormon testosteron. Akibatnya, LH kadang-
kadang disebut interstitial cell-stimulating hormone (ICSH).
Kortikotrof menyekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH). ACTH mempengaruhi fungsi
sei di.korteks adrenal. ACTH iuga meran3sang pembentukan dan pelepasan glukok"ortikoid dlri
zona fasciculata dan zona reticularis kofteks adrenal.

P,:rq ?nfgrnr*riie
Pada vertebrata yang lebih rendah (amfibi dan ikan), pars inrermedia berkembang baik dan
menghasilkan melanocyte-stimulating hormone (MSH). MSH meningkatkan pis;!";i krlir
dengan menyebabkan penyebaran gianula melanin. pada manusia da'n k";;;"i;; ;;*;li;,
pars inlermedia rudimenter.
#ksltssin
Dua hormon, oksitosin dan hormon antidiuretik (ADH), yang dikeluarkan dari neurohipofisis
disintesis di nucleus supraopticus dan paraventricularis hipotalamus. Pengeluaran oksitosin
dirangsang oleh peregangan vagina dan serviks sebelum persalinan, dan menyusui bayi ,setelah
p"rt"iinun. Sasaran utama oksitosin adalah otot polos uterus hamil. Selama persalinan, oksitosin
yang dilepaskan memicu kontraksi kuat otot polos uterus, mengakihratkan bayi lahir (proses
persalinan). Setelah persalinan, tindakan mengisap puting susu oleh bayi memicu refleks eiek5i-air
susudi kelenjarmammae laktasi.lmpulsaferen dari putingsusu merangsangneurondihipotalamus,
menyebabkan pelepasan oksitosin. Oksitosin kemudian merangsang kontraksi sel mioepitel irang
mengelilingi uiu"oii dan duktus di kelenjar mammae laktasi, mengeluarkan air susu ke dalam
duktus ekskretorius dan puting payudara.

Hsrrn*n Antidiur*tik {Anh{} atau Vasopr*sfi*l


Fungsi utama hormon antidiuretik adalah meningkatkan permeabilitas air di tubulus kontortus
distil dan tubulus koligens ginjal. Akibatnya, lebih banyak air direabsorpsi dari filtrat ke dalam
interstisium dan ditaha; di dalam tubuh sehingga terbentuk urine yang lebih pekat. Penurunan
mendadak tekanan darah iuga merangsang pengeluaran ADH. ADH, dianggap dalam dosis tinggi,
r""V"nrnf.rn kontraksi oioipolot dilrteri'dariarteriol. Namun, dosis fisiologik ADH tampaknya
memiliki efek minimal terhadap tekanan darah.

4 Basofil
(sel beta)

5 Asidofil
(sel alfa)
2 Pituisit
6 Vesikel

7 Kromofob

3 Corpusculum
neurosecretori u nr
(Badan Herring)

'1.L"-:'.'
GAIWEAH'17.5 Hipofisis: pars distalis, pars intermedia, dan (manusia). Pulasan : Mallory-
azan dan oranye G. 8OX.
BAB 17 Ringkasan
SUBBAB 1 m Sistem Endokrin dan Hormon
o Terdiri dari sel, jaringan, dan organ yang menghasilkan bahan kimiawi yang disebarkan melalui darah
o Terdiri dari kelenjar tanpa duktus, tersusun dalam bentuk pita (korda) dan kelompo( dan dikelilingi oleh kapiler
o Hormon masuk ke dalam aliran darah dan berinteraksi dengan organ sasaran melalui reseptor spesifik
o Reseptor hormon terletak di membran sel, sitoplasma, atau nukleus
r Hormon nonsteroid menggunakan second messenger (AUn slklik) untuk mengaktifkan respon spesifik
o Hormon steroid masuk ke sel sasaran dan mempengaruhi ekspresi gen tertentu di nukleus
Perkembangan Embriologik Hipofisis (Kelenjar Pituitaria)
o Memiliki asal embriologik yang ganda, epitelial dan neural
o Bagian epitelial berkembang dari atap faring dan kantung Rathke
o Kantung terlepas dan menjadi bagian selular, adenohipofisis
o Pertumbuhan ke bawah otak membentuk bagian neural, neurohipofisis
o NeurohiPofisis tetap melekat pada hipotalamus melalui suatu tangkai saraf, yaitu infundibulum
o Neuron di hipotalamus mengontrol pelepasan hormon dari adenohipofisis
Subdivisi Hipofisis
o Adenohipofisis (hipofisis anterior) memiliki tiga subdivisi
e Pars distalis adalah bagian terbesar
o Pars intermedia adalah sisa kantung dan rudimenter pada manusia
o Pars tuberalis mengelilingi tangkai saraf
r Neurohipofisis (hipofisis posterior) terdiri dari tiga bagian
r Eminentia mediana terletak di basis hipotalamus
o Infundibulum adalah tangkai sarafyang menghubungkan neurohipofisis dengan hipotalamus
r Pars nervosa adalah bagian terbesar yang terdiri dari akson tidak bermielin dan pituisit
Hubungan Pembuluh Darah dan Saraf di Hipofisis
Adenohipofisis
. Penghubung hipotalamus otak dengan adenohipofisis adalah pembuluh darah
o Arteri hipofisialis superior membentuk pleksus kapiler primer berfenestra di eminentia mediana
o Neuron sekretorik di hipotalamus berakhir di pleksus kapiler dan melepaskan hormon
o Venula kecil berhubungan dengan pleksus kapiler sekunder di adenohipofisis, membentuk sistem portal
r HiPotalamus menghasilkan hormon pelepas dan hormon penghambat untuk adenohipofisis
o Hormon pelepas atau penghambat diangkut melalui sistem portal ke sel-sel di pars distalis
o Hornron pelepas berikatan dengan reseptor spesifik di sel pars distalis

Sel dan Hormon Adenohipofisis


o Berdasarkan pewarnaan, terdapat tiga jenis sel: asidofil, basofil, dan kromofob
o Asidofil dibagi lagi menjadi somatotrof dan mammotrof
o Basofil dibagi lagi menjadi tirotrof, gonadotrof, dan kortikotrof

Somatotrof
t Menyekresi somatotropin untuk hormon pertumbuhan untuk metabolisme sel dan pertumbuhan badan secara
umum
o Somatotropin juga merangsang hati untuk menghasilkan somatomedin
o Somatomedin mempengaruhi sel tulang rawan di lempeng epifisis untuk menambah panjang tulang
o Somatostatin menghambat pengeluaran hormon pertumbuhan dari somatotrof

406
Mammotrof
a Menghasilkan prolaktin yang merangsang perkembangan kelenjar mammae selama kehamilan
a Prolaktin mempertahankan produksi air susu setelah persalinan

Tirotrof
o Mengelua rkan thyroid-stimulating hormone (TSH) yang merangsang hormon kelenjar tiroid
o Kelenjar tiroid menghasilkan tiroksin dan triiodotironin

Gonadotrof
o Menyekr esifollicle-stimulatinghormone (f SU) danluteinizinghormone (LH)
o Pada wanita, FSH merangsang perkembangan folikel, pematangan, dan produksi estrogen
o Pada pria, FSH mendorong spermatogenesis dan sekresi protein pengikat-androgen oleh sel Sertoli
o Pada wanita, LH menginduksi pematangan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum
o Korpus luteum menyekresi estrogen dan progesteron
o Pada pria, LH merangsang sel interstisialis di testis untuk menghasilkan testosteron (androgen)

Kortikotrof
o Mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACf H) untuk mengatur fungsi korteks adrenal
o Mekanisme umpan-balik mengontrol lebih lanjut pembentukan dan pelepasan hormon spesifik
o Pars intermedia di manusia rudimenter; di vertebrata yang lebih rendah menghasilkan melanocyte-stimulating
hormone (tr,lsrr)

Neurohipofisis
o Tidak memiliki sel sekretorik; neuron sekretorik terletak di hipotalamus otak
r Memiliki hubungan saraf secara langsung dengan hipotalamus melalui akson
o Mengandung akson tidak bermielin traktus hipotalamohipofisialis dan sel penunjang yaitu pituisit
o Neuron akson terletak di nucleus supraopticus dan paraventricularis hipotalamus
o Neuron menyintesis hormon yang diangkut dan disimpan di terminal akson sebagai corpusculum neurosecretorium
(Herringbody)
o Mengeluarkan dua hormon dari terminal akson, oksitosin dan hormon antidiuretik (alg)

Oksitosin
e Pelepasan dirangsang oleh peregangan vagina dan serviks sewaktu persalinan
o Merangsang kontraksi otot polos uterus sewaktu persalinan
o Mengaktifkan ejeksi air susu di kelenjar mammae laktasi dengan merangsang kontraksi sel mioepitel

Hormon Antidiuretik (elH)


o Meningkatkan permeabilitas air di tubulus kontortus distal dan tubulus koligens ginjal
c Menghasilkan urine yang lebih pekat setelah air direabsorpsi dari filtrat glomerulus
o Juga dilepaskan selama penurunan tekanan darah dan, dalam dosis
tinggi, menyebabkan kontraksi dinding arteri.
Glandula parathyroidea

Folliculus

Kapsul
Vas
Parathyrocytus
sangurneum
Parathyrocytus
principalis
Parathyrocytus
oxyphilicus

Folliculus
yang berisi
Glandula thyroidea koloid
(colloidum)

Thyrocytus C
Thyrocytus T

Arteria
capsularis

Capsula

Glandula suprarenalis
Zona
glomerulosa
corticis
Capsula
glomerulosa corticis
Zona fascicu
Zona reticularis
Zona
fasciculata

Zona
reticu laris

Medulla

Vena
medullaris

GAMBARAN UMUM 17.2 Kelenjar tiroid. kelenjar paratiroid, dan kelenjar adrenal. Diperlihatkan
susunan mikroskopik dan lokasi umum kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal di tubuh.

408
SUBBAB 2 ffi Kelenjar Tiroid, Kelenjar Paratiroid, dan
Kelenjar Adrenal
Lokasi di tubuh dan gambaran histologik kelenjar tiroid kelenjar paratiroid, dan kelenjar adrenal
diperlihatkan di Gambaran Umum 17'2'

Kelenjar Tiroid
Keleniar tiroid (glandula thyroidea) terletak di leher depandi bawah laring. Ini adalah kelenjar tunggal
besar
yang terdiri dari lobus kiri dan kanan yang besar, dihubungkan oleh isthmus di tengah. Sebagian
sel, jaringan, atau organ endokrin tersusun dalam bentuk pita
(korda) atau kelompok, dan menyimpan
produk ik di dalam sitoplasmanya. Kelenjar tiroid adalah organ endokrin yang unik karena
"to.ikny"
sel-selnya tersusun menjadi struktur bulat, yaitu folikel (follicutus). Setiap folikel dikelilingi
oleh serat
retikular dan suatu anyaman kapiler yang memudahkan hormon tiroid masuk ke dalam aliran darah.
Epitel folikel dapat berupa epitel selapis gepeng, kuboid, atau kolumnar rendah, bergantung pada ke-
adaan aktivitas kelenjar tiroid.
Folikel adalah unit struktural dan fungsional kelenjar tiroid. Sel-sel yang mengelilingi folikel, yaitu
sel folikular (thyrocytus T), juga disebut cellula principalis, menyintesis, melepaskan, dan
menyimpan
produknya di luar sitoplasma, atau ekstraselular, di lumen folikel sebagai substansi gelatinosa, yaitu
koloid (co11oidum). Koloid terdiri atas tiroglobulin, suatu glikoprotein beriodin yang merupakan
bentuk simpanan hormon tiroid yang tidak aktif'
Selainiel folikular, kelenjar tiroid juga mengandung sel parafolikular (thyrocytus C) terpulas-
pucat yang lebih besar. Sel-sel ini ditemukan di tepi epitel folikel atau di dalam folikel' Jika sel parafoli
kular terle-tak di dalam suatu folikel, sel ini biasanya terpisah dari lumen folikel oleh sel-sel folikular di
sekitarnya.

Kelenjar Paratiroid
Mamalia umumnya memiliki empat keleniar paratiroid (gtandula parathyroidea). Keleniar-kelenjar
oval kecil ini terdapat di permukaan posterior kelenjar tiroid, tetapi terpisah dari kelenjar
tiroid oleh
kapsul (capsula) laringan ikat yang tipis. Kelenjar paratiroid biasanya terdapat di kutub superior dan
satu di kutub inferior setiap lobus kelenjar tiroid. Berbeda dengan kelenjar tiroid, sel-sel
kelenjar parati-
roid tersusun dalam bentuk pita (korda) atau kelompo( dikelilingi oleh banyak anyaman kapiler.
Terdapat dua jenis sei di kelerrlar paratiroid: sel prinsipalis atau chief cell (parathyrocytus
principalis) fungsional dan sel oksifil (parathyrocytus oxyphilicus). Sel oksifillebihbesar, ditemukan
sediaan
trrrrgg"l atau dalJm kelompok kecil, dan jumlahnya lebih sedikit daripada sel prinsipalis. Pada
histologik rutin, sel ini terpulas sangat asidofilik. Kadang-kadang, folikel terisi-koloid yang kecil mungkin
terlihat di kelenjar Paratiroid.

Kelenjar Adrenal (Suprarenalis)


Keleniar adrenal (glandula suprarenalis) adalah organ endokrin yang terletak di dekat kutub superior
masing-masing ginlal. Setiap kelenjar adrenal dibungkus oleh kapsul jaringan ikat padat
tidak teratur dan
adrenal terdiri atas korteks di sebelah luar dan
-"leklt di jaJngan adiposa di sekitar ginjal. Keleniar
medula di sebelah dalam. Meskipun kedua bagian kelenjar adrenal ini berada dalam satu organ dan
fungsi yang
dipasok oleh pembuluh darah yang sama, tetapi memiliki asal embriologis, struktur, dan
berbeda dan terpisah.

Korteks
zona
Korteks adrenal memperlihatkan tiga zona konsentrik: zona glomerulosa, zona fasciculata, dan
reticularis.
Zona glomerulosa adalah suatu zona tipis, inferior dari kapsul kelenjar adrenai' Zona terdiri dari
sel-sel yang tersusun dalam kelompok kecil.

409
Zona fasciculata merupakan zona intermedia dan paling tebal di korteks adrenal. Zona ini mem-
perlihatkan kolom-kolom vertikal dengan ketebalan satu sel di dekat kapiler yang lurus. Lapisan
ini
ditandai oleh sel terpulas-pucat akibat adanya butiran lemak yang banyak.
Zona reticularis adalah bagian paling dalam yang berbatasan dengan medula adrenal. Sel-sel di
zona ini tersusun dalam bentuk pita (korda) atau kelompok.
Di ketiga zona, sel sekretorik terletak berdekatan dengan kapiler berfenestra. Sel-sel zona ini di
dalam kelenjar adrenal menghasilkan tiga kelas hormon steroid: mineralokortikoid, glukokortikoid,
dan hormon seks.

Medula
Medula terletak di bagian tengah kelenjar adrenal. Sel-sel di medula adrenal, juga tersusun dalam
pita
(korda) kecil, adalah neuron simpatis pascaganglionik yang dimodifikasi yang iehilangan
akson dan
dendritnya sewaktu masa perkembangan. Neuron ini kemudian menjadi sel seGtorikyaig
menyintesis
dan menyekresi katekolamin (terutama epinefrin dan norepinefrin). Akson pr"g"rrgltrrlk
neuron
simpatis mempersarafi sel medula adrenal, yang dikelilingi oleh banyak anyaman kaplier.
Karena itu,
pelepasan epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal berada dibawah kontrol langsung
divisi sim-
patis susunan saraf otonom.

GAMBAR 17.6 ffi Kelenjar Tiraid: Anjing {pandangan Umum}


Kelenjar tiroid ditandai oleh folikel (2, +, tz) dengan berbagai ukuran yang terisi oleh
koloid (2, tz)
asidofilik. Folikel biasanya dilapisi oleh epitel selapis kuboid yang terdiri dari sel folikular (prnslpahsj
(z' z). Folikel yang terpotong tangensial (a) tidak memperlihatk"n lrr-".r. Sel-sel folikular (3,
7i
nyintesis dan menyekresi hormon tirord. Pada sediaan histologik rutin, koloid sering teretraksi ^":,-
dari
dinding folikel (12).
Kelenjar tiroid juga mengandung jenis sel lainnya yaitu sel parafolikular (r, s). Sel ini
berupa sel
tunggal atau berkelompok di tepi folikel. Sel parafolikular (t, s) terpulas pucat dan terlihat
di tiroid
anjing. Sel parafolikular ( t, S) menyintesis dan menyekresi hormon kalsitonin.
Septum iaringan ikat (5, 9) dari kapsul kelenjar tiroid meluas ke bagian dalam kelenjar
dan
membagi kelenjar menjadi lobulus-lobulus. Banyakpembuluh darah, arteriot (?), venula (ro),
dan ka-
piler (r3) terlihat di septum jaringan ikat (5, 9) dan di sekitar folikel (2, l2). Di antara masing-masing
folikel terdapat sedikit iaringan ikat interfolikular ( f f ).
'i- d \ \ni{..",:l t-.il.
\:li
$" { \ r \J'"i a.:
.t J' 7
Sel parafolikular
( i i .,'r,1. l
t tJYi Sel folikular

,.1 ',,
.q r,t,,1
l
'll &:
t:t 8 Sel parafolikular
2 Folikel dengan
"l.j:-..l';
koloid

9 Septum
3 Sel folikular jaringan ikat
.,ai..ii:::l.t:,.i:al.:1,.1S.!
t
.t*
10 Venula
', ,t
4 Folikel "r.*-
> -t I ''' ,,^j 11 Jaringan
(potongan ':t ,' ,i;, ^i-.';.4
ikat
tangensial) ,.."-,1 I
.r // dm intedolikular
'lr l i

5 Septum
jaringan ikat
#j:
;t (, \\'
,*a; :,{* 12 Folikel dengan
koloid yang
i till retraksi

6 Arteriol 13 Kapiler

GAMBAR Kelenjar tiroid: anjing (pandangan umum). Pulasan: hematoksilin dan eosin.
17.6
Pembesaran lemah.
GAMBAR 17.7 ffi F*iik*l Kcl*njan Tir*id: An;ing {ilnndangan $eksi*nal}
Pembesaran yang lebih kuat padakelenjar tiroid menggambarkan rincian folikel (z,o) tiroid,.Tinggi sel
folikular (s, tt)bergantungpada fungsinya. Pada folikel yang sangat aktif; epitelnya kuboid (pi"p"a,
folikel yang kurang aktif, epitelnya terlihat gepeng (5). s"mua folikel (2, 9) tiroid berisi koloid (2),
dengan sebagian memperlihatkan retraksi (rz) dari dinding folikel atau distorsi ( l2) akibat
pror", p"*-
buatan sediaan.
Sel parafolikular (1, l0) terletak di dalam epitel folikel (r) atau dalam kelompok kecil (10)
di
dekat folikel (2, 9) tiroid. Sel ini (t, to) lebih besar dan berbentuk lonjong atau bervariasi,
dengan
sitoplasma yang lebih pucat daripada sel folikular (s, t t Sel parafolikular ( t, 1o) tidak
). secara l"rrg.irrg
terletak di lumen folikel, namun terpisah dari lumen oleh prosesus sel folikular (s,l 1 di ,"kit".rry"i
)
Di sekeliling folikel (2, 9) tiroid, sel folikular (s, t t ) dan sel parafolikular ( r, to) terdapat
iaringan
ikat interfolikular (S, s) tlpis dengan banyakpembuluh darah (6) dan kapiler (4).

Feenfuen{ukasr Honmcn Tinoid


Fungsi sekretorik sel folikular, yang berperan dalam pembentukan hormon tiroid
di kelenjar tiroid,
dikendalikan oleh thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dilepaskan auri oJ"nonio;;;i; l"Uial
adalah unsur penting untuk menghasilkan hormon tiroid aktif triiodotironin (T3) dan t"iri"a"iir""l"
atau tiroksin (T4) yang dibebaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar tiroid.
Kadar hormon tiroid yang rendah dalam darah merangsang pelepasan fSU dari adenohipofisis.
^ ,
Sebagai respons terhadap stimulus TSH, sel folikular ji f"l"n;rt ti-iO r""v"* l;;;r";;;'
sirkulasi melalui pompa iodida yang terletak di membran sel basal. todida k;;;";lrf.rij"ri
menjadi iodium di sel folikular dan diangkut ke dalam lumen folikef oi f umen, i;i;;;;;"k;;
dengan qlcyt.asam amino tirosin untuk membentuk tiroglobulin terioJi""ri, a""s";;;;i:
utama adalah hormon triiodotironil.[r].du.n tetraiodotironin atau tiroksin
ttni. t, iun i. i",;;
terikat pada tiroglobulin teriodinasi di fJlikel tiroid dalam n"ntrt inrt tif sampai dibutuhkan,
TSH
yang dilepaskan dari adenohipofisis merangsang sel kelenla,. iir"iJ ,"ir[-;;rj.ia]l;il;r;;;
tiroid ke dalam aliran darah.

Pefeparan F{orrnon firoid


Pelepasan.hol..ol tiroid mencakup endositosis (penyerapan) tiroglobulin oleh sel folikular,
hidrolisis tiroglobulin teriodinasi oleh lisosom, dan pelepasan hormon tiroid (T, dan To)
utama di
basis sel folikular ke dalam kapiler. Adanya hormon tiroid di dalam sirkulasi u*L*
mefiingkatkan
laiu metabolisme tubuh dan meningkatkan metabolisme, pertumbuhar, Jii"r""ri.;il;;
perkembangan sel di seluruh tubuh. Selain itu, hormon tiroid meningkatkan laju
metabolisme
protein, karbohidrat, dan lemak.

5eI Farafolikular
Kelenjar tiroid juga mengandung sel parafolikular. Sel ini terdapat di tepi epitel folikel
berupa sel
tunggal atau berkelompok di antara folikel. Sel parafolikular bukan merupakan bagian folikeilii;;id
dan tidak berkontak dengan koloid.

.l"l parafolikular
,kapiler. menyintesis.dan menyekresi hormon kalsitonin
Fungsi utama kalsitonin adalah menurunkan
(tirokalsitonin) ke dalam
kadarkalsium darah di dalam tubuh. Hal ini
terutama terjadi dengan mengurangi jumlah osteoklas di tulang, menghambat resorpsi
tutong arn
dengan demikian pelepasan kalsium berkurang. Kalsitonin r*irr"
luga";eninit utt un r."[rnr
dan fosfat dari ginjat ke datam urine. pembent'ukun aun p"i"fruru;k;i;;;;i; "r.rt
hanya bergantung pada kadar kalsium darah dan sama sekali tidak bergantung-pilh;; "lJ;J;;;;f"T'ilil;
kelenjar pituitaria.
1 Sel 6 Pembuluh darah
parafolikular 7 Folikel (potongan
tangensial)

2 Folikel
8 Jaringan ikat
interfolikular
dengan
koloid
9 Folikel dengan
3 Jaringan ikat koloid
interfolikular 10 Sel
parafolikular
4 Kapiler 11 Sel folikular
5 Sel folikular

12 Koloid yang
retraksi atau
terdistorsi

GAMBAR 17.7 Folikel kelenjar tiroid, sel folikular, dan sel parafolikular (pandangan seksional). Pulasan:
hematoksilin dan eosin. Pembesaran kuat.
GAMBAR 17.8 ffi' Kelenjar Tiroid dan Faratiraid: Anjing (Pandangan Seksional)
Keleniar tiroid ( f) berhubungan erat dengan keleniar paratiroid (3). Suatu kapsul iaringan ikat (2)
tipis dengan kapiler (9) dan pembuluh darah (s) memisahkan kedua kelenjar. Trabekula (6) jaringan
ikat dari kapsul (2) meluas ke dalam kelenjar paratiroid (3) dan membawa pembuluh darah (8) yang
lebih besar ke bagian dalam kelenjar. Pembuluh darah ini kemudian bercabang menjadi kapiler (9) di
sekitar sel paratiroid (3),
Sel-sel kelenjar paratiroid (3) tersusun dalam pita (korda) dan kelompok yang saling beranasto-
mosis, bukannya berupa folikel dengan koloid (4), dilapisi oleh sel folikular (5), di kelenjar tiroid ( l ).
Namun, kadang ditemukan folikel kecil dengan material koloid di kelenjar paratiroid (3). Kelenlar
paratiroid (3) mengandung dua jenis sel, sel prinsipalis (chief cell) (Z) dan sel oksifil (f O). Sel prtn-
sipalis (7) adalah sel yang paling banyak. Sel ini bulat dan memiliki sitoplasma yang pucat dan agak
asidofilik. Sel oksifil (10) lebih besar dan tidak sebanyak daripada sel prinsipalis (7), dan menunjukkan
sitoplasma asidofilik dengan inti yang lebih gelap dan lebih kecil ( tO). Sel oksifil ( tO) ditemukan tunggal
atau dalam kelompok kecil. Sel oksifil (10) meningkat jumlahnya seiring usia.

GAMBAR 17.9 ffi Kelenjar Tiraid dan Paratiroid


Fotomikrograf ini memperlihatkan potongan kelenjar paratiroid yang berbatasan dengan kelenjar tiroid.
Septum iaringan ikat (3) tipis memisahkan kedua kelenjar. Folikel dengan berbagai ukuran berisi
koloid ( f ) dan dilapisi oleh sel folikular (2) merupakan gambaran khas kelenjar tiroid.
Kelenjar paratiroid tidak mengandung folikel, tetapi memiliki dua jenis sel. Sel prinsipalis (chief
cell) (a) lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak, sedangkan sel oksifil (5) lebih besar dan jumlahnya
lebih sedikit dengan sitoplasma yang sangat eosinofilik. Banyak pembuluh darah (6) mengelilingi sel
sekretorik kedua organ endokrin ini.

Sel prinsipalis atau chief cell (parathyrocytus principalis) kelenjar paratiroid menghasi[kan.hor-
mon paratiroid (parathormon). Fungsi utama hormon ini adalah mempertahankan-i<adar kalsiurn
yang sesuai dalam cairan tubuh ekstraselular. Hal ini dilakukan dengan menaikkan kadar kqliium
dalam darah. Efek ini berlawanan dengan atau antagonis terhadap efek kalsitonin,;yang dihasilkan
oleh sel parafolikular di kelenjar tiroid.
Pelepasan:hormon paratiroid merangsang proliferasi dan meningkatkan aktivitas ssteoklas di
tulang. Aktivitas ini melepaskan lebih banyak kalsium dari tulang ke dalam aliran darah, dengan
demikian mempertahankan kadar kalsium yang sesuai. Dengan meningkatnya kadar kajsiuin
dalamdarah,produksihormonparatiroidlebihlanjutterhambat.
Hormon paratiroid juga mempengaruhi ginjal dan usus. Tubulus kontortus distal ginjal me-
ningkatkan reabsorpsi kalsium dari filtrat glomerulus dan mengeliminasi ion fosfat, natrium: dan
kalium ke dalam urine. Hormon paratiroid juga mempengaruhi ginlal untuk membrentuk hormon
kalsitriol, bentuk aktif vitamin D, menyebabkan peningkatan absorpsi kalsium.dari saluran:
pencernaan ke dalam aliran darah. -

Sekresi dan pelepasan hormon paratiroid terutama bergantung pada konsentrasi kadar kalsium
dalam darah dan bukan pada hormon hipofisis. Kar,ena hormon paraliroid mempertahankan kadar
kalsium dalam darah yang optimal, kelenjar paratiroid penting untuk kehidupan. .
: .
Fungsi sel oksifil {parathyrocytus oxyphilicus) di kelenjar paratiroid sampai sekarang:belum
d i ketah ui.
4 Folikel
dengan
1 Kelenjar koloid
tiroid

2 Kapsul
jaringan
ikat

5 Sel folikular

6 Trabekula
jaringan ikat
3 Kelenjar
paratiroid
7 Sel prinsipalis
(chief cell)
8 Pembuluh darah
w*+6;
$WsE*o o
g si.;
fcr sl' ;:"" :' s 6 \.1€
a s€o rlS 9 Kapiler
)qc a . *t:i P,,et# i*-. o ,'r'ga
I *;
j:?-' "--
o o
{a{n e $€_6 *
*. &,*.. 6 f"Ffffiqlil 10 Sel oksifil

GAMBAR 17.8 Kelenjar tiroid dan paratiroid: anjing (pandangan seksional). Pulasan: hematoksilin dan
eosin. Pembesaran lemah.

4 Sel prinsipalis
(chief cell)
1 Folikel dengan
koloid

2 Sel folikular

5 Sel oksifil

3 Septum
jaringan ikat

6 Pembuluh
darah

GAMBAR 17.9 Kelenjar tiroid dan paratiroid. Pulasan: hematoksilin dan eosin. 8OX.
GAMBAR 17.10 ffi# Kelenjar Adrenal (Suprarenalis)
Kelenjar adrenal (suprarenalis) terdiri atas korteks (f ) di sebelah luar dan medula (S) di sebelah dalam,
dikelilingi oleh kapsul (6) jaringan ikat tebal yang rnengandung cabang pembuluh darah, vena, saraf
(kebanyakan tanpa mielin), dan pembuluh limfe adrenal. Septum iaringan ikat dengan pembuluh
darah (2) berjalan dari kapsul (6) ke dalam korteks. Septum jaringan ikat lainnya membawa pembuluh
darah ke medula (5). Kapiler (S, ro) sinusoid berfenestra dan pembuluh darah (t+) besar ditemukan
di seluruh korteks (t) dan medula (5).
Korteks adrenal (1) dibagi lagi menjadi tiga zonakonsentrik. Tepat dibawah kapsul jaringan ikat (6)
adalah zona glomerulosa (Z). Set (Z) di zona glomerulosa (7) tersusun menjadi kelompok yang ber-
bentuk lonjong dan dikelilingi oleh banyak kapiler sinusoid (S). Sitoplasma sel ini (7) berwarna merah
muda dan mengandung beberapa butiran lemak.
Lapisan sel di tengah dan paling lebar adalah zona fasciculata (3, 9). Sel zona fasciculata (9) ter-
susun dalam kolom vertikal atau lempengan radial. Banyaknya butiran lemak di dalam sitoplasma menye-
babkan sel zona fasciculata (l) terlihat terang atau bervakuol pada sediaan histologik normal. Kapiler
sinusoid ( t O) ai antara kolom sel juga berjalan vertikal atau radial.
Lapisan sel ketiga dan paling dalam adalah zona reticularis (4, 1l). Lapisan sel ini berbatasan
dengan medula adrenal (S). Set (tt) di zona reticularis (4) membentuk pita (korda) yang saling ber-
hubungan dan dikelilingi oleh kapiler sinusoid.
Batas medula (5) dengan korteks tidak berbatas tegas. Sitoplasma sel sekretorik medula (f 3)
terlihat jernih. Setelah fiksasi jaringan dalam kalium bikromat, yaitu reaksi kromafin, granula coklat yang
halus menjadi kelihatan di sel-sel medula. Granula ini menunjukkan adanya katekolamin epinefrin dan
norepinefrin di dalam sitoplasma.
Meduia juga meng4pdung neuron simpatis (tZ) yangterlihat tunggal atau dalam kelompok kecil.
Neuron ( tZ) memperlihatkan inti vesikular dengan nukleolus nyata dan sedikit kromatin perifer.
Kapiler sinusoid mengalirkan isi medula (5) ke dalam pembuluh darah (14) medula.
i- 6 Kapsul

2 Pembuluh
7 Sel di zona
darah di
glomerulosa
trabekula
iaringan ikat
8 Kapiler

;'3':'f.r1-
kli,al,*d,,

3 Zona
fasciculata
o
E
o -
Y

11 Sel di zona
4 Zona reticularis
reticularis

12 Neuron
.6:,:
_,$. simpatis
b*,"s1f

5 Medula 1 3 Sel sekretorik


medula
-

14 Pembuluh
darah

GAMBAR 17.1O Korteks dan medula kelenjar adrenal (suprarenalis). Pulasan: hematoksilin dan eosin.
Pembesaran lemah.
GAMBAR 17.11 ffi K*lenjar Adrena! {Suprarenaii*i: Korteks dan f#*duia
Fotomikrograf pembesaran-lemah menunjukkan potongan kelenjar adrenal. Korteks dikelilingi oleh
kapsul (r) jaringan ikat padat. Di bawah kapsul (1) adalah zona glomerulosa (2), mengandung
kelompok-kelompok sel berbentuk lonjong yang tidak teratur. Zona intermedia dan terlebar adalah
zona fasciculata (3). Di sini, sel-selnya tersusun membentuk korda sempit terpulas-terang, yang
ditemukan kapiler dan serabut jaringan ikat halus di antaranya. Zona terdalam korteks adrenal adalah
zona reticularis (4), yang sel-selnya tersusun membentuk korda dan kelompok yang bercabang.
Medula (5) adrenal berbatasan dengan zona reticuiaris (4). Di medula (5), sel-selnya lebih besar
dan juga tersusun berkelompok. Pembuluh darah (6) (vena) besar mengalirkan darah dari medula
(s ).

Kurf eks Keieniar Adrenal


Korteks kelenjar a-drelal berada cli bawah pengaruh hormon kelenjar pituitaria ACTH (hormon
adrenokortikotropik). Sel korteks kelenjar adrenal menyintesis dan melepaskan tiga jenis steroid:
mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
Sel-sel_ tonu gio*"rulosa di korteks Jrenal menghasilkan hormon mineralokortikoid,
terutama aldosteron. Pelepasan aldosteron dipicu.melalui jalur renin-angiotensin sebagai ,"rponi
terhadap penurunan tekanan darah arteri dan kadar natrium yang rendah di plasma. perubahan-
perubahan ini dideteksi oleh aparatus jukstaglomerularis (sel jukstaglomerularis dan makula
densa) yang terletak di korteks ginjal dekat korpuskulum ginjal.
Aldosteron memiliki pengaiuh yang besar terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dengan sasaran utama adalah tubulus kontortus distal di ginjal. Fungsi utama aldosteron adalah
meningkatkan reabsorpsi natrium dari filtrat glomerulus oleh sel di tubulus kontortus distal ginjal
dan meningkatkan ekskresi kalium ke dalam urine. Karena air mengikuti natrium, terjadi pe-
ningkatan volume cairan dalam sirkulasi. Peningkatan volume ini meningkatkan tekanan darah
dan memulihkan keseimbangan elektrolit yang normal
Sel-sel zona fasciculata-dan mungkin sel-sel zona reticularis-menyekresi glukokortikoid,
dengan kortisol dan kortison adalah bentuk yang paling penting. Clukokortikoid dilepaskan ke
dalam sirkulasi sebagai respons terhadap stres. Steroid ini merangsang metabolisme protein,
lemak, dan karbohidrat, terutdma dengan meningkalkan kadar glukosa darah. Glukokortikoid juga
menekan respons peradangan dengan mengurangi jumlah limfosit yang hreredar dari jaringan
limfoid dan mengurangi produksi antibodinya. sllain itu, kortisol meiekan respons jurin[in
terhadap cedera dengan mengurangi imunitas humoral dan selular.
Meskipun sel-sel di zona reticularis diduga menghasilkan steroid seks, namun hormon tersebut
terutama adalah androgen lemah dan kurang mempunyai efek fisiologik. Sekresi glukokortikoid,
dan fungsi sekretorik zona fasciculata,dan,zon"
f:ii:{liil,diatur ole"h kontrol uripan-balik dari
ke en jar pitu ita ria dan hormon ad renokorti kotropi k (ACTH).
I

Medul* Kelenjar Adrenal


Fungsi medula adrenal dikendalikan oleh hipotalamus melalui divisi simpatis sistem saraf otonom.
Sel-sel di adrenal teraktivasi sebagai respons terhadap rasa takut it"" r,*r
,medula.
"*;r;.;;i;k;i;
menyebabkan sel-sel tersebut mengeluarkan katekolamin epinefrin dan norepinefrin. Pengeluaran
zat kimiawi ini mempersiapkan seseorang untuk respon, ;'flight" atau "flight", menyeba6kan pe-
ningkatan denyut jantung, peningkatan curah jantung dan aliran darah, dan lonjakan glukosa ke
dalam darah dari hati untuk menambah tenaga. Katekolamin menyebabkan p"nggrniun energi
dan upaya fisik yang maksimal untuk mengataii stres.
1 Kapsul

2 Zona glomerulosa 4 Zona reticularis

3 Zona fasciculata
5 Medula

6 Pembuluh darah

GAMBAR 17.11 Kelenjar adrenal (suprarenalis): korteks dan medula. Pulasan: hematoksilin dan eosin.
25x
BAB 17 Ringkasan
SUBBAB 2 m Kelenjar Tiroid, Kelenjar Paratiroid, dan Keleniar Adrenal

Kelenjar Tiroid
r Terletak di leher depan dan terdiri dari dua lobus besar yang berhubungan
o Terdiri dari folikel-folikel yang dikelilingi oleh sel folikular yang mengisi lumen dengan substansi koloid gelatinosa
o Koloid mengandung tiroglobulin, suatu bentuk simpanan hormontiroid teriodinasi yang tidak aktif
o Sel folikular dikontrol oleh thyroid-stimulating hormon (TSfl)
o Iodida adalah unsur penting dalam pembentukan hormon tiroid
o Kadar hormon tiroid yang rendah merangsang pelepasan TSH dari adenohipofisis
o Iodida diserap dari darah, dioksidasi menjadi iodium, dan diangkut ke dalam lumen folikel
o Iodium berikatan dengan gugus tirosin untuk membentuk tiroglobulin teriodinasi
o Triiodotironin (T,) dan tetraiodotironin (To) adalah hormon kelenjar tiroid utama
. Pelepasan hormon tiroid mencakup endositosis tiroglobulin dan hidrolisis tiroglobulin
o Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik, pertumbuhan, diferensiasi, dan perkembangan tubuh
o Sel parafolikular terletak di tepi folikel kelenjar tiroid
o Sel parafolikular menyekresi kalsitonin untuk menurunkan kalsium darah dengan mengurangi jumlah osteoklas
o Sel parafolikular bekerja tanpa bergantung pada hormon kelenjar pituitaria, namun bergantung pada kadar kalsium

Kelenjar Paratiroid
r Mamalia memiliki empat kelenjar, terletak di permukaan posterior tiroid
o Sel-sel tidak tersusun membentuk folikel, tetapi membentuk korda atau kelompok
o Dua jenis sel, sel prinsipalis (chieJ ceII) dan sel oksifil
o Sel prinsipalis menghasilkan hormon paratiroid (parathormon)
o Fungsi utamanya adalah mempertahankan kadar kalsium yang sesuai dengan mengimbangi kerja kalsitonin
o Hormon paratiroid merangsang osteoklas dan meningkatkan aktivitasnya untuk melepaskan lebih banyak kalsium
ke dalam darah
r llormon paratiroid menyebabkan ginjal dan usus mengabsorpsi dan menahan lebih banyak kalsium
o Pelepasan hormon bergantung pada kadar kalsium dan bukannya hormon pituitaria
o Penting untuk kehidupan karena berperan dalam memelihara kadar kalsium yang sesuai
r Fungsi sel oksifil masih belum jelas

Kelenjar Adrenal
o Terletak di kutub superior masing-masing ginjal
e Memiliki asal embriologik, struktur, dan fungsi yang berbeda
o Dibungkus oleh kapsul jaringan ikat dan terdiri dari korteks di sebelah luar dan medula di sebelah dalam
r Kapiler berfenestra dan pembuluh darah besar terdapat di seluruh bagian
r Korteks dibagi lagi menjadi tiga zona: zona glomerulosa, zona fasciculata, dan zona reticularis

Korteks
o Di bawah pengaruh langsung ACTH dari keienjar pituitaria
o Melepaskan tiga jenis hormon steroid: mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen
o Sel-sel di zona glomerulosa menyekresi mineralokortikoid terutama aldosteron
o Pelepasan aldosteron disebabkan oleh penurunan tekanan darah arteri dan kadar natrium yang rendah
. Aparatus jukstaglomerularis di ginjal memulai jalur renin-angiotensin untuk meningkatkan tekanan darah
o Aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium dan meningkatkan retensi air oleh tubulus kontortus distal
r Peningkatan volume cairan meningkatkan tekanan darah dan menghambat pelepasan lebih lanjut aldosteron

420
,,,,.,,,1,i;;rtl*.1.,1

o Sel-sel di zona fasciculata menyekresi glukokortikoid, dengan kortisol dan kortison adalah bentuk yang paling
penting
o Glukokortikoid dilepaskan sebagai respons terhadap stres, meningkatkan metabolisme dan kadar glukosa, dan
menekan respons peradangan
o Sel-sel dizonareticularis menghasilkan androgen lemah

Medula
o Sel adalah neuron simpatis pascaganglionikyang mengalami modifikasi menjadi sel sekretorik
o Kerjanya dikontrol oleh divisi simpatis sistem saraf otonom, bukan oleh kelenjar pituitaria
o Sel mengandung katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dan berespons terhadap stres akut
o Mempersiapkan individu untuk respons fght atau Jliglt dengan mengaktifkan penggunaan energi dan upaya fisik
yangmaksimal.
Vesicula seminalis

Pubis Ductus ejaculatorius

Prostata
Corpus cavernosum

Bulbus Glandula
penis bulbourethralis

Scrotum
Galea acrosomatica
Urethra
Preputium penis
Glans penis

*l i
Ductuli Ductus
\>
efferentes epididymidis
I
Rete testis

Tunica
albuginea

Tubuli
seminiferi

Lobulus
testis

Septum

Tegumentum nucleare (nuclear envelope)


Acrosoma
Plasmalemma
Columna
striata
Mitochondria

Vagina fibrosa

Pars principalis
Pars terminalis

GAMBARAN UMUM 18 Lokasi testis dan organ reproduksi tambahan pria, dengan penekanan pada
susunan internal testis, berbagai fase spermiogenesis, dan struktur spermatozoa matang.

422

Anda mungkin juga menyukai