PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sifat umum dari kelenjar endokrin?
Apa sajakah yang termasuk kelenjar endokrin yang menyusun sistem
endokrin?
1.2.3 Bagaimana peran kelenjar ini dalam tubuh manusia?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Menjelaskan sifat umum dari kelenjar endokrin.
1.3.2 Mendeskripsikan kelenjar endokrin yang menyusun sistem
endokrin.
1.3.3 Menjelaskan peran berbagai kelenjar endokrin dalam tubuh
manusia.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
sekretorinya,
kelenjar
hormon
2.2.3 Adenohipofisis
pars
intermedia.
Pars
tuberalis
merupakan
daerah
dianggap
sebagai
sel
melanotropik.
Pars
distalis
sel
epitel
yang
saling
berselingan
dengan
kapiler
Hormon
yang
Dihasilkan
Sel
somatotrop
Somatotrop
in (GH)
Sel
mammatro
pik
(sel
akrotropik)
Sel
gonadotrop
ik
Prolaktin
(PRL)
FSH dan LH
Sel
tirotropik
Tirotropin
(TSH)
Sel
kortikotropi
k
Kortikotropi
n
adrenal
(ACTH)
Lipotrofin
Menstimulus sekresi
metabolisme lipid.
hormon
korteks
adrenal.
Pengaturan
kapiler
menuju
pars
distalis
tempat
hormon
ini
Hormon
Hipotalamus
yang
Mengatur
Hipofisis
Anterior
Hormon
Bentuk kimiawi
Hormon pelepas
tirotropin (TRH)
Hormon pelepas
gonadotropin (GnRH)
Somatostatin
Peptida dengan 3
asam amino
Peptida dengan 10
asam amino
14 asam amino
Hormon pelepas
hormon
pertumbuhan (GHRH)
Polipeptida
dengan 40 sampai
44 asam amino (2
bentuk)
Asam amino yang
termodifikasi
Polipeptida
dengan 41 asam
amino
Hormon penghambat
prolaktin (Dopamin)
Hormon pelepas
kortikotropin (CRH)
Fungsi
Menstimulasi sintesis dan sekresi
Tirotropin (TSH) dan prolaktin
Menstimulasi sekresi LH dan FSH
Menghambat pelepas somatotropin
(GH) dan Tirotropin (TSH)
Menstimulasi sintesis dan sekresi
somatotropin (GH)
terdiri
dari
pars
nervosa
dan
tangkai
yang diselubungi sel glia yang disebut pituisit. Akson berjalan dari
nucleus supraopticus dan paraventricularis dan memiliki pelebaran
yang disebut badan neurosekretori. Dari badan ini, oksitosin dan
vasopresin
dilepaskan
oleh
rangsangan
saraf.
Hormon
yang
Fungsi
(antidiuretik
Gambar 4
Gambar 5. Sumber:
Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri
morfologi selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut berasal
dari lapisan germinal yang berbeda, korteks berasal dari mesoderm dan medula terdiri
dari sel-sel yang berasal dari krista neuralis. Secara morfologi korteks adrenal berada
pada lapisan perifer dan berwarna kekuningan, sedangkan medula adrenalis berada di
tengah dan berwarna coklat-kemerahan (Junqueira et al 2012).
Junqueira et al, et al (2012) menyebutkan bahwa kelenjar adrenal disuplai
oleh sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat di sekitar tepinya. Sel medula
adrenalis menerima darah arteri dan arteri medula serta darah vena yang berasal dari
kapiler korteks. Kapiler korteks dan medula membentuk vena medularis di sentral
yang bergabung dan meninggalkan kelenjar sebagai vena adrenalis.
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid. Sel
penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam granul, namun
steroid berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak memerlukan eksositosis
yang akan dilepaskan dari sel. Korteks adrenal memiliki tiga zona konsentris dengan
seretan sel epitel yang tersusun agak berbeda.
Zona glomerulosa
Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat dengan deretan sel-sel
kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan membentuk deretan bundar atau
melengkung, yang dikelilingi kapiler. Sel-sel zona glomerulosa mensekresikan
mineralocorticoids, senyawa yang berfungsi dalam pengaturan natrium, kalium, dan
air. Produk utama adalah aldosteron, bekerja pada tubulus kontortus distal nefron
dalam ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar keringat untuk merangsang
reabsorpsi natrium (Ross, 2011).
Zona fasciculata
Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau dua sel polihedral
panjang yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada zona ini mensekresikan
glukokortilois, terutama kortisol yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
Kortisol menginduksi mobilisasi lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan
protein di otot.
Zona retikularis
Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan medula dan terdiri dari
sel kecil yang tersebar disuatu jalinan korda irregular dengan kapiler yang lebar. Sel
zona ini juga mensekresi kortisol, tetapi yang utama adalah mensekresi androgen
lemah yaitu dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada
beberapa jaringan lain
Gambar 6
Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa deretan
atau kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian besar kapiler sinusoid
berada bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel ganglion parasimpatis. Sel
parenkim medula yang dikenal sebagai sel kromafin memiliki banyak granula untuk
sekresi dan penyimpanan hormon. Granula tersebut mengandung salah satu dari dua
katekolamin, epinefrin atau norepinefrin. Sel kromafin medula dipersyarafi oleh
ujung syaraf kolinergik dari neuron simpatis praganglionik yang memicu pelepasan
hormon melalui eksositosis. Epinefrin dan norepinefrin dilepaskan ke darah dalam
jumlah besar selama reaksi emosional yang intens (Junqueira et al 2012).
Gambar 8, perbedaan sel pada sel yang mensekresi epinefrin (E) dan noreepinefrin (NE)
tiroid
berfungsi
untuk
membuat
hormon
tiroid
yaitu
tiroksin
(tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang penting untuk pertumbuhan,
diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme basal dan konsumsi oksigen sel di
seluruh tubuh.
Gambar 9
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan erat
dengan protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah senyawa yang lebih
banyak dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.
2.5 Paratiroid
2.5.1 Sruktur Kelenjar Paratiroid
dalam
menurunkan
kadar
Ca2+
darah
dan
meningkatkan
osteogenesis.
Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca2+ dari
saluran cerna dengan menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini
juga
berperan
merupakan
dalam
efek
menurunkan
dari
sel
kadar
tubulus
ginjal
fosfat
yang
darah
ysng
mengurangi
dalam
ketidaknormalan
urin.
Kekurangan
tulang
dan
hormon
gigi.
ini
Adapun
menyebabkan
aktivitas
partiroid
Langerhans
merupakan
jaringan
endokrin
padat
Jumlah
-20%
Hormon
Glukagon
Sel atau
B
Sel atau
D
-70
Insulin
5-10%
Somatost
atin
F atau PP
Jarang
Polipeptid
a
pankreas
Fungsi
Menyediakan energi dari glikogen dan lemak yang
dihasilkan oelh glikogenesis dan lipolisis,
meningkatkan kadar glukosa darah
Membuat glukosa masuk sel dan menstimulasi
penurunan kadar gula darah
Menghambat pelepasan hormon sel pulau Langerhans
lainnya melalui aksi parakrin lokal, mengahmbat
sekresi GH dan TSH di kelenjar hipofisis anterior dan
sekresi HCl oleh sel parietal lambung.
Merangsang aktivitas sel chief lambung;
menghambat sekresi empedu, sekresi enzim
pankreas dan bikarbonat, serta motilitas usus.
Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat pia meter dan terjulur septa yang
mengandung pembuluh darah kecil membagi berbagai kelompok sel sekretoris yang
mencolok dan berjumlah banyak yaitu pinealosit. Sel-sel ini menghasilkan melatonin
yang merupakan suatu derivat triptofan. Serabut saraf simpatis tidak bermielin
memasuki kelenjar pineal dan berakhir di antara pinealosit. Selain sel pinealosit juga
terdapat sel glia interstisial yang menyerupai astrosit. Sel tersebut memiliki inti
panjang yang terpulas lebih kuat daripada inti pinealosit. Jumlah atrosit pineal ini
hanya sekitar 5% (Junqueira, et al, 2012).
Gambar 14. Memperlihatkan Sekelompok Pinealosit (P) dan Memperlihatkan Astrosit (A)
gambar b
Melatonin yang dilepaskan dari pada
pinealosit
bertambah pada kegelapan dan
menurun selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi melatonin ini
berperan penting dalam pengaturan irama harian aktivitas tubuh. Melatonin yang
dilepaskan saat kegelapan mengatur fungsi reproduksi untuk menghalangi aktivitas
steroidogenik pada gonad (Ross, 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem
endokrin:
1. Memiliki sifat umum antara lain, seluruh kelenjar endokrin
berukuran kecil dan mengandung banyak pembuluh darah,
berdasarkan
susunan
sel
sekretorinya,
kelenjar
hormon
hubungan
secara
structural,
jumlah
sekret
yang
yang
mengandung
kelenjar
endokrin
misalnya,
kalsium,
karbohidrat,
dan
lipid,
mengatur
Daftar Pustaka
Junqueira, L. C.. Basic Histology (pdf). New York: The Mc. GrawHill companies.
Ross, Michael H. 2011. Histology A Text and Atlas With Correlated
Cell and olecular Biology. Philadelphia : Mc Millan company
Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang.