Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa
melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.Secara umum
sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang
mengatur aktivitas tubuh.Terdiri atas kelenjar Tiroid, kelenjar Hipofisis, kelenjar
Paratiroid, kelenjar Adrenal, kelenjar Kelamin, kelenjar Pangkreatika, kelenjar
Pienalis, dan kelenjar Timus. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan
satu macam hormon (hormone tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan
lebih dari satu macam hormon atauhormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai
pengatur kelenjar yang lain. (Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014).

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.Bila sistem endokrin umumnya bekerja
melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan
oleh ujung-ujung saraf. Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam
darah. (Syaifuddin. (2012). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi
4. Jakarta. EGC.)

Kelenjar endokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan


endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar
eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit,

1
atau organ internal, seperti lapisan traktusintestinal. Jika kelenjar endokrin mengalami
kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah,
sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka
pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.Tubuh perlu
merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon. (Syaifuddin. (2012). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi
4. Jakarta. EGC.)

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana konsep dasar anatomi dan fisiologi pada sistem endokrin
metabolisme?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menjelaskan konsep dasar anatomi dan fisiologi pada sistem endokrin
metabolisme.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan konsep dasar anatomi dari sistem endokrin dan metabolisme
2. Menjelaskan konsep dasar fisiologis dari sistem endokrin dan metabolisme
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah pemeriksaan fisik pada
sistem endokrin metabolisme adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar anatomis dan
fisiologis sistem endokrin dan metabolisme, sehingga makalah ini dapat
menjadi penunjang pembelajaran perkuliahan pada mata kuliah Ilmu
Biomedik Dasar.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Sistem Endokrin dan Metabolisme


Sistem endokrin kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar
tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran ekskresi seperti seperti kelenjar ludah
atau kelenjar keringat, akan tetapi terdiri dari sekelompok organ yang
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon
berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai
organ (Deficiency, 2013).
Sistem endokrin menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup dan
dilepaskan saat dibutuhkan untuk dialirkan ke organ tersier (Goff, 2015).
Sistem endokrin memiliki tujuh kelenjar yaitu kelenjar hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovum, dan testis (Diego,
2012). Beberapa penyakit yang berhubungan dengan sistem endokrin di
antaranya adalah Diabetes, tekanan darah tinggi, Osteoporosis, Kolestrol,
Infertilitas, Menopause, dsb.

Gambar 2.1 Kelenjar Endokrin pada Tubuh Manusia


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

3
2.1.1 Anatomi Sistem Endokrin dan Metabolisme
Sistem endokrin dapat dibagi menjadi beberapa kelenjar yang dapat
menghasilkan hormon-hormon tertentu yang bermanfaat bagi tubuh manusia,
kelenjar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelenjar Hipofisis
Suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak yang memegang
peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Dapat
dikatakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-hormon yang
dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar
hipofise terdiri dari dua lobus (Diego, 2012).

Gambar 2.2 Hormon yang dihasilkan pada Kelenjar Hipofisis


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

Kelenjar Hipofisis yang terdiri dari lobus anterior dan posterior juga
menghasilkan beberapa hormon, antara lain (Syaifuddin, 2012; Johnstone et al.,
2014):

4
1) Lobus Anterior
Lobus anterior (adenohipofise) yang menghasilkan sejumlah hormon yang
bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang
lain. Lobus anterior menghasilkan beberapa hormon sebagai berikut:
a. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh
b. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon tiroksin
c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks
kelenjar suprarenal
d. Hormon gonadotropik berasal dari follicle stimulating hormone (FSH)
yang merangsang perkembangan folikel graaf dalam ovarium dan
pembentukan spermatozoa dalam testis
e. Luteinizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium dan testosteron dalam testis
f. Interstitial cell stimulating hormone (ICSH)
2) Lobus Posterior
Lobus posterior (neurohipofise) mengeluarkan dua jenis hormon:
a. Hormon antidiuretic (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui
ginjal, membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin
b. Hormon oksitoksin merangsang air susu sewaktu menyusui

2. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan
bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi
hormon tiroksin.Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur

5
pertukaran zat atau metabolism dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan
jasmani dan rohani(Diego, 2012).

Gambar 2.3 Hormon yang dihasilkan pada Kelenjar Tiroid


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang


dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-sel nya
mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang
mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.Sekret ini
mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun
melalui saluran limfe.Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit
kretinismus dan penyakit miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit
eksoftalmik goiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior
kelenjar hipofise yaitu hormon tirotropik(Diego, 2012).

6
3. Kelenjar Paratiroid

Gambar 2.4 Kelenjar Paratiroid dan hormon yang dikeluarkan


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)
Kelenjar ini terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher,
kelenjar ini berjulah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan
hormon paratiroksin.Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah, masing-masing
melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Hipoparatiroidisme, terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau
hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani. Hiperparatiroidisme,
biasanya karena pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium
terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali
ke darah, akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa
bagian keropos.
4. Kelenjar Adrenalin (Anak Ginjal)
Kelenjar suprarenal jumlahnya ada dua, terdapat pada bagian atas dari ginjal
kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar
suprarenal ini terbagi atas dua bagian yaitu bagian luar yang berwarna
kekuningan menghasilkan kortisol yang disebut korteks Bagian medula
menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin). Zat-zat tadi
disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut serta dalam keadaan

7
asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan
darah guna melawan syok. Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan
jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk
berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan
menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Gambar 2.5 Kelenjar Adrenalin


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

Beberapa hormon terpenting yang disekresi oleh korteks adrenal adalah


hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya berhubungan erat
dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal, dan kondisi otot.
Pada insufisiensi adrenal (penyakit Addison) pasien menjadi kurus dan
nampak sakit paling lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini.
Sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak.
Penyakit ini diobati dengan kortison.
Hipofungsi menyebabkan penyakit Addison. Hiperfungsi adalah kelainan
yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks
dengan gejala pada wanita biasa terjadi gangguan pertumbuhan seks sekunder.

8
Gambar 2.6 Regulasi Hormon Adrenal pada Kondisi Stres Hipoglikemia
(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

5. Kelenjar Kelamin (Ovum dan Testis)


Ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan
sel telur, hormone estrogen dan progestron Sekresi estrogen dihasilkan oleh
folikel de Graaf yang dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan
dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Misalnya
perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron
dihasilkan oleh korpus luteum yang dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi
mempersiapkan dinding agar siap menerima sel telur yang telah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesterone selama kehamilan guna
mencegah FSH dan LH. FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium dan juga berpengaruh pada
peningkatan hormon estrogen pada wanita, sedangkan LH yaitu hormon
berfungsi memicu ovulasi dan perkembangan corpus luteum. Pada pria
berfungsi untuk merangsang produksi sel leyding dari testoteron.

9
Gambar 2.7 Regulasi Hormon di Ovarium
(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

Gambar 2.8 Regulasi Hormon pada Pria


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

Testis mensekresikan hormone testosterone yang berfungsi merangsang


pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin
pria. Seperti tumbuhnya rambut kumis, rambut dada, dan jakun, dada terlihat

10
bidang, suara semakin membesar. Sekresi hormone tersebut dirangsang oleh
ICTH yang dihasilkan oleh hepofisis bagian anterior.

6. Kelenjar Pankreatika
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II
terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon
sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan
untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut
dicerna oleh enzim-enzim pencernaan protein.
Pulau Langerhans, pulau-pulau Langerhans berbentuk oval, tersebar di
seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh
manusia terdapat 1-2 juta pulau Langerhans.Sel dalam pulau ini dapat
dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya. Separuh dari sel ini
menyekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida. Dari pankreas
diturunkan ke bagian eksokrin pankreas. (Syaifuddin, 2012; Johnstone et al.,
2014)

Gambar 2.9 Anatomi Kelenjar Endokrin pada Pankreas


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

11
7. Kelenjar Pienalis
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat di dalam otak (ventrikel) berbentuk
kecil merah seperti sebuah cemara.Fungsinya belum diketahui dengan
jelas.Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan
kelenjar kelamin.

Gambar 2.10 Kelenjar Pineal


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

12
8. Kelenjar Timus
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak dibawah 18 tahun.Kelenjar timus terletak di dalam
toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan
terdiri atas dua lobus.Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10
gram atau lebih sedikit.Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40
gram kemudian berkerut lagi.

Gambar 2.10 Kelenjar Thimus


(Sumber: Syaifuddin, 2012; Johnstone et al., 2014)

2.1.2 Fisiologi Sistem Endokrin dan Metabolik


Sistem endokrin dan metabolisme yang terdiri dari beberapa organ yang
memiliki fungsi-fungsi tersendiri pada setiap hormonnya. Fungsi dari masing-
masing hormon adalah sebagai berikut (Syahruddin, A. A., Somantri, A., &
Widyastuti, L. R., 2013):
1. Hormon Hipotalamus
Hormon Target Fungsi
Growth hormone– Sel hipofisis anterior yang Peningkatan sekresi
releasing hormone mensekresikan hormon hormon pertumbuhan
(GHRH) pertumbuhan

13
Growth hormone– Sel hipofisis anterior yang Penurunan sekresi
inhibiting hormone mensekresikan hormon hormon pertumbuhan
(GHIH), atau pertumbuhan
somatostatin
Thyrotropinreleasing Sel hipofisis anterior yang Peningkatan sekresi
hormone (TRH) mensekresikan TSH hormon TSH

Corticotropinreleasing Sel hipofisis anterior yang Peningkatan sekresi


hormone (CRH) mensekresikan hormon hormon
adrenokortikotropik adrenokortikotropik

Gonadotropinreleasing Sel hipofisis anterior yang Peningkatan sekresi


hormone (GnRH) mensekresikan luteinizing hormon luteinizing
hormone dan follicle- hormone dan
stimulating hormon folliclestimulating
hormon
Prolactin-releasing Sel hipofisis anterior yang Peningkatan sekresi
hormone (PRH) mensekresikan prolaktin prolactin

Prolactin-inhibiting Sel hipofisis anterior yang Penurunan sekresi


hormone (PIH) mensekresikan prolaktin prolactin

2. Kelenjar Hipofisis
a. Hipofisis Anterior
Hormon Organ Fungsi Efek pada hipo dan
target hipersekresi
Hormon Sebagaian Meningkatkan Penurunan : Kekerdilan
pertumbuhan besar pertumbuhan hipofisis pada anak-anak

14
(GH) atau jaringan jaringan,
somatotropin meningkatkan Peningkatan : Gigantisme
ambilan asam pada anak-anak;
amino dan akromegali pada orang
sintesis protein, dewasa
meningkatkan
pemecahan lipid
dan pelepasan
asam lemak dari
sel,
meningkatkan
sintesis glikogen
dan kadar gula
darah,
meningkatkan
produksi
somatomedin

Thyroid Kelenjar Meningkatkan Penurunan :


stimulating tiroid sekresi hormon Kretinisme pada anak-
hormone tiroid anak; myxedema pada
(TSH) atau orang dewasa
dikenal juga
sebagai Peningkatan :
tirotropin Hipertiroidisme; efek mirip
dengan penyakit Graves, di
mana antibodi meniru
Hormon Koreteks Meningkatkan Penurunan : Jarang
adrenokortik adrenal sekresi hormon Peningkayan : Penyaking

15
otropik glukortikoid Cushing
[Adrenocorti
cothropic
hormone
(ACTH)]

Lipotropin Jaringan Meningkatkan


adipose pemecahan lipid
endorfin Otak, tapi Analgetik di
tidak semua otak,
jaringan menghambat
target sekresi hormon
diketahui yang dilepaskan
oleh
gonadotropin
Melanocyte Melanosit Meningkatkan
stimulating di kulit produksi melanin
hormone di melanosit
(MSH) untuk membuat
warna kulit
menjadi lebih
gelap
Follicle- Folikel Pematangan Penurunan : Kegagalan
stimulating ovarium folikel dan seksual pematangan
hormone pada wanita sekresi estrogen
(FSH) di; tubulus di ovarium; Peningkatan : Tidak ada
seminiferus produksi sel efek yang penting
pada sperma di testis
lakilaki

16
Luteinizing Ovarium Ovulasi dan Seperti FSH
hormone pada produksi
(LH) wanita, progesteron di
testis pada ovarium, sintesis
laki-laki testosteron dan
dukungan untuk
produksi sel
sperma di testis

Prolaktin Ovarium Produksi ASI Penurunan : Produksi ASI


dan kelenjar pada wanita kurang pada wanita
payu dara menyusui; Menyusui
pada wanita meningkatkan
respon folikel Peningkatan : Produksi
terhadap LH dan ASI yang tidak pantas
FSH (galaktorea); penghentian
menstruasi pada wanita;
impotensi pada laki-laki

b. Hipofisis Posterior
Hormon Organ Fungsi Efek pada hipo dan
target hipersekresi
Hormon Ginjal Meningkatkan Penurunan :
antidiuretik penyerapan Diabetes insipidus
(ADH) kembali air Peningkatan : Sindrom
sekresi SIADH
Oksitosin Uterus, Meningkatkan Belum diketahui
kelenjar kontraksi uterus,
payudara meningkatkan

17
pengeluaran ASI
dari kelenjar
payudara,
fungsinya pada
laki-laki tidak
jelas

3. Kelenjar Tiroid Dan Paratiroid


Hormon Kontrol Fungsi Gangguan

Tiroksin (T4) TSH dari Meningkatkan laju Hiposekresi pada bayi


dan lobus metabolisme; dan anak-anak
triiodotironin anterior merangsang aktivitas menyebabkan
(T3) kelenjar saraf kretinisme; pada orang
hipofisis dewasa menyebabkan
miksedema.
Kalsitonin Kadar Ca2+ Mengurangi kadar Hipersekresi
[calcitonin darah Ca2+ darah dengan menyebabkan penyakit
(CT) meningkatkan Graves. Defisiensi iodin
deposit Ca2+ di menyebabkan simple
tulang, menghambat goiter
pelepasan Ca2+ dari
tulang,
meningkatkan
ekskresi Ca2+ oleh
ginjal
Hormon Kadar Ca2+ Meningkatkan kadar Hiposekresi
paratiroid darah Ca2+ darah dengan menyebabkan tetani,
[parathyroid meningkatkan yang dapat berujung

18
hormone pelepasan Ca2+ dari pada kematian.
(PTH)] tulang, dan Hipersekresi
reabsorpsi Ca2+ oleh meyebabkan lelah, yang
ginjal dapat fraktur secara
spontan

4. Kelenjar Adrenal
Hormon yang dihasilkan Fungsi

Bagian korteks adrenal


Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik
Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
Bagian Medula Adrenal
Adrenalin (epinefrin) dan Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam
noradrenalin hal berikut :
a. Dilatasi bronkiolus
b. Vasokonstriksi pada arteri
c. Vasodilatasi pembuluh darah otak dan
otot
d. Mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
e. Gerak peristaltik
f. Bersama insulin mengatur kadar gula dara

5. Kelenjar Pankreas
Hormon yang Fungsi
dihasilkan
Insulin Mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke
sel-sel tubuh menembus membrane sel

19
Glukagon Mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar
glukosa naik
6. Kelenjar Testis
Hormon Jaringan Fungsi
Target
Testosteron Sebagian Membantu spermatogenesis, perkembangan
besar sel genital, memelihara fungsi organ reproduksi,
karakteristik seks sekunder, dan perilaku
seksual
Inhibin Kelenjar Menghambat sekresi FSH
hipofisis
anterior

7. Kelenjar Thimus
Hormon Jaringan Fungsi
Target
Tymosin Sebagian Pemicu pembentukan sel limfosit T dalam
besar sel tubuh yang berfungsi sebagai sistem
kekebalan tubuh dan membedakan jenis
pathogen.
Somatotrof Sebagian Membantu dalam prosesprtumbuhan sampai
besar sel masa pubertas.

8. Kelenjar Pineal
Kelenjar Fungsi

Pineal 1. Tempat untuk mengatur pigmentasi kulit


2. Berhubungan dengan sel-sel yang sensitif cahaya
3. Aktivitas seksual
4. Berhubungan dengan saraf mata (penglihatan)

20
5. Pusat penerima dari seluruh sensor eterik seperti
penglihatan, pendengaran, emosi dan lainnya
6. Mengatur waktu biologis yang berhubungan dengan
musim dan cahaya.
7. Pengatur suhu tubuh
8. Sebagai mata ketiga dan berhubungan dengan rohani

9. Kelenjar Ovarium
Hormon Jaringan Fungsi
Target
Estrogen Sebagian Membantu perkembangan dan fungsi uterus
besar sel dan kelenjar payudara untuk laktasi,
memelihara kehamilan pematangan genital,
karakteristik seks sekunder, dan siklus
menstruas
Progesteron Sebagian
besar sel
a. Inhibin Kelenjar Menghambat sekresi FSH dari hipofisis
hipofisis anterior
anterior
b. Ralaxin Sel jaringan Meningkatkan fleksibilitas jaringan ikat di
ikat area pelvis, khususnya simfisis pubis selama
kehamilan, membantu mendilatasi serviks
uterus selama persalinan dan melahirkan

21
BAB 3
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya
akancmenerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-
kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. Organ-organ endokrin terdiri
dari: hipotalamus, hipofise, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal,
pankreas, ovarium dan testis.

1.2 Saran
Saran yang bisa diberikan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Kami mengharapkan kritik dan masukkan yang positif, untuk penyempurnaan
pembuatan makalah pada selanjutnya. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Deficiency, G. H. (2013) ‘Health Link Healthy living after treatment of childhood


cancer Endocrine Problems after Childhood Cancer: Growth Hormone
Deficiency’, pp. 3–5.
Diego, S. (2012) ‘RN . com ’ s Assessment Series : Focused Neurological
Assessment’, Most.
Kementerian Kesehatan R.I ( 2016). Modul Anatomi dan Fisiologi Manusia Badan
PPSDM Kesehatan, Jakarta.
Smeltzer, Suzane C dan Brenda G. Bare.2001. Keperawatan medical Bedah 2, Edisi
8. Jakarta: EGC.
Stonehouse, D. (2017) Nursing Process or Process of Care: Understanding the
Nursing Process.
Syaifuddin. (2012). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 4.
Jakarta. EGC.
Syahruddin, A. A., Somantri, A., & Widyastuti, L. R. (2013). Anatomi Fisiologi
Manusia . (24111001), 1–22.

23
LEMBAR KONSUL

Pembimbing:

No Tanggal Revisi Paraf

24

Anda mungkin juga menyukai