Anda di halaman 1dari 39

BLOK 1.

3 Neurology System and Endocrine SEMESTER 1 TAHUN AKADEMIK


2022/2023

SKENARIO 3
Gigantisme

Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke dokter karena tinggi


badan yang melebihi teman seusianya (201 cm). Pasien mengaku
nafsu makannya juga bertambah. Keluhan disertai frontal bossing,
tangan dan kaki besar, serta kesulitan melihat benda di tepi kanan
dan kiri pasien. Dokter menduga keluhan tersebut berhubungan
dengan kelainan pada kelenjar hipofisis yang mempengaruhi produksi
hormon lain.

Step 1 :
1. Gigantisme : Gangguan yang menyebabkan kondisi tubuh yang lebih
tinggi dari teman seusianya
2. Frontal Bossing : istilah medis yang digunakan untuk
menggambarkan dahi yang mengalami penonjolan berlebihan.
3. Kelenjar Hipofisis : Kelenjar yang berfungsi merangsang beberapa
hormone
4. Hormon : Zat kimia yang dihasilkan sistem endokrin yang dialirkan
melalui pembuluh darah
Step 2 :
1. Mengapa pasien mengalami keluhan tinggi badan, nafsu makan,
frontal bossing, tangan dan kaki besar, dan kesulitan melihat benda
di tepi kanan dan kiri?
2. Mengapa dokter menduga keluhan tersebut berhubungan dengan
kelainan kelenjar hipofisis?

Step 3 :
1. Karena orang tersebut mengalami kelebihan growth hormone
(GH)/Hormon pertumbuhan
2. Karena hormone yang dihasilkan berupa growth hormone yang
berlebihan dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior
Karena hormone inhibisi growth hormone tidak aktif

Step 4 :
A. Struktur Makroskopik (HAWA)
Hipotalamus adalah bagian kecil diechephalon yang
terletak diinferior thalamus. Hipotalamus tersusun atas
puluhan nuklei dan empat regio utama, yaitu:
a) Regio mammillaris, bagian hipotalamus paling
posterior, regio ini meliputi corpus mammillare dan
nuclei hypothalami posterior.
b) Regio tubelaris, bagian hipotalamus paling luas
yang meliputi nucleus dorsomedialis, nucleus
ventromedialis, dan nucleus arcuatus ditambah
infundibulum seperta tangkai, yang
menghubungkan glandula pituitaria dengan
hipotalamus. Eminentia mediana adalah regio
yang sedikit meninggi yang mengelilingi
infundibulum.
c) Regio Supraopticus, terletak di superior chiasma
opticum terdiri dari nucleus paraventricularis,
nucleus supraopticus, nucleus anterior hypothalami,
dan nucleus suprachiasmaticus. Akson – akson drai
nucleus paraventricularis dan supraopticus
membentuk tractus hypothalamo-hypophysialis,
yang memanjang melalui infundibulum le lobus
posterior hipofisis.
d) Regio preopticus, berperan bersama hipotalamus
dalam mengatur aktivitas otonom tertentu. Regio
preopticus terdiri dari nuclei propticus dan
lateralis.(1)

Gambar 1. Hipotalamus

B. Struktur Mikroskopik (NUPUS)


Hipotalamus tersusun atas berbagai kelompok nuclei, yang
menurut lokasinya, terbagi menjadi tiga, yaitu:
a) Nuclei Anterior Hypothalami
 Nuclei suprachiasmaticus : Pemacu laju
utama bagi irama sirkadian, siklus tidur-
bangun, suhu tubuh, tekanan darah
 Nuclei paraventricularis et supraopticus :
Produksi hormon antidiuretik [ADH] dan
oksitosin serta transport aksonal [Tractus
hypothalamo-hypophysialis] ke neuro
hypophysis.
 Nuclei preopticus : berperan dalam
pengaturan tekanan darah, suhu tubuh,
perilaku seks, siklus menstruasi,
gonadotropin
b) Nulei Intermedia Hypothalami
 Nuclei tuberales
 Nuclei dorsomedialis
 Nuclei ventromedialis, et arcuatus
[infundibularis=semilunaris]
Ketiganya berfungsi sebagai produksi dan
sekresi hormon pelepas dan penghambat pelepasan,
berperan mengatur asupan air dan makanan
c) Nuclei Posterior Hypothalami
 Nuclei corporis mamilaris, berada dalam
corpus mammillare yang terintegrasi ke
dalam sistem limbik karena mendapat
serabut eferen ke thalamus (faciculus
mamillo thalamicus). Nuclein ini
memodulasi fungsi seks dan berperan
penting dalam aktivitas yang terkait dengan
ingatan dan emosi.(2)

C. Fungsi Hipotalamus (ABELIA DAN RIRI)


Hipotalamus adalah organ yang mengontrol banyak
aktivitas tubuh dan merupakan salah satu regulator utama
homeostatis. Hipotalamus menghasilkan beberapa hormon
dan memiliki dua jens hubungan penting dengan glandula
pituitari [kelenjar endokrin yang terletak di inferior
hipotalamus].
Hormon hipotalamik yang dikenal sebagai
releasing hormone dan inhibitor hormone dilepaskan
kedalam jejaring kapiler pada eminentia mediana. Melalui
pembuluh darah yang disebut pembuluh darah porta
hypothalamo-hypophysial akan membawa hormon –
hormon secara langsung ke lobus anterior hipofisis,
tempatnya merangsang atau menghambat sekresi hormon
hipofisis anterior.
Hormon pelepas dan hormon penghambat
hipotalamus berfungsi mengatur sekresi hormon hipofisis
anterior yang terdiri dari :
a) Tirotropin-releasing hormone [TRH], yang
menyebabkan pelepasan thyroid stimulating
hormone [TSH]
b) Cortikotropin-releasing hormone [CRH], yang
menyebabkan pelepasan adrenocorticotropin
hormone [ACTH]
c) Growth hormone releasing hormone [GHRH], yang
menyebabkan pelepasan growth hormone dan
Growth hormone inhibiting hormone
[GHIH/somatostatin], yang menghambat pelepasan
growth hormone.
d) Gonadotropin releasing hormone [GnRH], yang
menyebabkan pelepasan dua hormon gonadotropik,
Luteinizing hormone [LH] dan Foloicle-stimulating
hormone [FSH].
e) Prolactin Inhibiting hormone [PIH], yang
menghambat sekresi prolaktin.(3)
Tabel 1. Hormon Pelepas dan Penghambat
Hipotalamus yang Mengatur Sekresi Kelenjar Hipofisis
Anterior (3)

D. Sistem Porta Hypothalamus-Hypophysis


Hormon hipotalamik yang melepaskan atau
menghambat hormon – hormon hipofisis anterior dicapai
melalui sistem porta. Semua darah yang memasuki sinus
ini mula-mula akan melewati ruang kapiler (capillary bed)
di bagian bawah hipotalamus. Darah kemudian melewati
pembuluh porta hipolalamus-hipofisis kecil ke sinus
hipofisis anterior. Arteri kecil menembus ke dalam
eminentia mediana dan kemudian pembuluh darah
tambahan yang lain kembali ke permukaan eminentia,
bersatu untuk membentuk pembuluh darah porta
hipotalamus-hipofisis. Pembuluh darah ini akan berjalan ke
bawah sepanjang tangkai hipofisis untuk mengalirkan
darah ke sinus hipofisis anterior.(3)

Gambar 2. Sistem porta Hypothalamus-Hypophysis(3)


1. Struktur makroskopis dan mikroskopis hipofisis beserta
fungsinya
A. Struktur Makroskopik
Kelenjar hipofisis atau pituitary adalah kelenjar endokrin
kecil yang terletak di rongga tulang di dasar otak tepat di
bawah hipotalamus. Hipofisis dihubungkan dengan
hipotalamus oleh sebuah tangkai penghubung tipis.
Hipofisis memiliki dua lobus yang secara anatomis dan
fungsional berbeda, hipofisis posterior dan hipofisis
anterior. Pelepasan hormon dari hipofisis anterior dan
posterior dikontrol secara langsung oleh hipotalamus, tetapi
sifat dari kedua hubungan ini sepenuhnya berbeda.
Hipofisis posterior terhubung ke hipotalamus melalui jalur
saraf, sementara hipofisis anterior terhubung ke
hipotalamus melalui sambungan vaskular yang unik. (2)
Gambar 3.Anatomi kelenjar hipofisis

a) Hipofisis Posterior [Neurohipofisis] (FARIQ)


Hipofisis posterior terdiri dari dua bagian: Pars
nervosa adalah bagian bulbar yang lebih besar, Pars
intermedia mengalami atrofi selama perkembangan
janin manusia. Hipotalamus dan hipofisis posterior
membentuk suatu sistem neuroendokrin yang terdiri
dari suatu populasi neuron neurosekretorik yang
badan selnya terletak di dua kelompok di
hipotalamus, yaitu nukleus supraoptikus dan
nukleus paraventrikel. Hipofisis posterior tidak
menghasilkan hormon, berfungsi untuk untuk
menyimpan dan melepaskan hormon setelah
mendapat rangsangan yang sesuai. Organ ini
mengeluarkan dua hormon peptida kecil yaitu:
 Vasopresin [Antidiuretik hormon/ADH]
Berasal dari badan sel saraf pada
nukleus supraoptikus, memiliki dua efek
utama, yaitu meningkatkan retensi H2O oleh
nefron ginjal selama pembentukan urine
(efek antidiuretik) dan menyebabkan
kontraksi otot polos arteriol (suatu efek
presor pembuluh).
 Oksitosin
Berasal dari badan sel saraf pada
nukleus paraventrikel, oksitosin merangsang
kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan, dan
hormon ini juga merangsang ejeksi susu dari
kelenjar mamaria (payudara) selama
menyusui.
Gambar 4.Sekresi vasopresin dan oksitosin

b) Hipofisis Anterior [Adenohipofisis] (DANIEL)


Hipofisis anterior terdiri dari dua bagian pada
orang dewasa; Pars distalis adalah bagian yang
lebih besar, Pars tuberalis membentuk selubung
disekitar infundibulum. Hipofisis anterior
membentuk hormon-hormon yang akan
dibebaskannya ke dalam darah. Lima populasi sel
berbeda di dalam hipofisis anterior mengeluarkan
enam hormon peptida utama, yaitu:
 Somatotrop
Menyekresi growth hormone [GH]
dikenal seebagai somatotropin, yaitu
hormon primer yang bertanggung jawab
mengatur pertumbuhan tubuh keseluruhan.
GH juga menjalankan kerja metabolik yang
penting.
 Tirotrop
Menyekresi thyroid-stimulating
hormone [TSH] dikenal sebagai tirotropin.
yang merangsang sekresi hormon tiroid dan
pertumbuhan kelenjar tiroid.
 Kotikotrop
Menyekresi adrenocoticotropic
hormone [ACTH] dikenal sebagai
kortikotropin, yaitu hormon yang
merangsang sekresi kortisol oleh korteks
adrenal dan mendorong pertumbuhan
korteks adrenal. Beberapa kortikotrop, sisa
pars intermedia menyekresi melanocyte-
stimulating hormone [MSH].
 Gonadotrop
Menyekresi dua gonadotropin, yaitu
follicle-stimulating hormone [FSH] dan
Luteinizing hormone [LH]. FSH dan LH
merangsang sekresi estrogen dan
progesteron serta maturasi oosit dalam
ovarium, dan merangsang pembentukan
sperma serta sekresi testosteron dalam testis.
 Laktotrop
Menyekresi prolaktin yang
meningkatkan perkembangan payudara dan
laktasi (produksi susu) glandula mammaria
pada wanita.(2)
Gambar 5.Fungsi hipofisis anterior
B. Struktur Mikroskopik (DEVIN)
 Hipofisis Posterior [Neurohipofisi]
Neurohipofisis terdiri atas jaringan saraf,
yang mengandung sekitar 100.000 akson yang tidak
bermielin dari neuron-neuron sekretoris besar
dengan badan sel dalam nukleus supraopticus dan
nukleus paraventricularis. Sel-sel glia yang sangat
bercabang juga dijumpai yang disebut pituisit yang
menyerupai astrosit.
Vasopresin dan oksitosin diangkut melalui
akson ke dalam pars nervosa, hormon ini
menumpuk di pelebaran akson yang disebut badan
neurosekretoris atau badan Herring. Badan
neurosekretoris mengandung sejumlah besar
granula berselubung-membran baik dengan
oksitosin maupun ADH. (4)
Gambar 6.Pars nervosa: neurosekretori dan pituisit

 Hipofisis Anterior [Adenohipofisis]


 Pars Distalis
membentuk 75% adenohipofisis dan dilapisi
oleh suatu kapsula fibrosa tipis. Terdapat
dua sel dalam pars distalis berdasarkan
afinitas pulasannya, yaitu: Kromofil adalah
sel sekretoris dengan hormon yang disimpan
dalam granula sitoplasma. Kromofil juga
disebut basofil (biru) dan asidofil (merah),
masing-masing sesuai afinitasnya terhadap
pulasan basa dan asam.
- Asidofil, mengeluarkan hormon
pertumbuhan (somatotrop) dan
hormon prolaktin (laktotrop)
- Basofil, mengeluarkan hormon
kortikotropin, gonadotropin, dan
tirotropin.
Gambar 7. Pars distalis: asidofil, basofil,
kromofob

 Pars Tubelaris
Kebanyakan sel pars tuberalis berupa sel
gonadotropik.

 Pars Intermedia
Merupakan suatu zona tipis sel basofiliki di
antara pars distalis dan pars nervosa
neurohipofisis yang sering disusupi oleh
basofil Menghasilkan hormon melanotropin
atau melanocyte stimulating hormon (MSH),
merangsang melanosit, yaitu sel-sel yang
mengandung pigmen. (4)
Gambar 8.Pars intermedia

C. Fungsi Hipofisis sebagai Master of Gland


Kelenjar hipofisis ini berperan untuk mensekresikan
hormon ke dalam aliran darah. Ukuran dari kelenjar ini
hanya sebesar kue pie, berat daripada hipofisis orang
dewasa normal kurang dari 1 gram sedangkan panjangnya
kurang dari 1 cm. Meskipun ukurannya kecil namun
hipofisis ini mempunyai peranan yang penting dan
kompleks. Karena peranannya yang penting dan kompleks,
terutama untuk mensekresikan beberapa hormon maka
kelenjar ini disebut juga sebagai “The Master of Gland”.
Sebagai “Master of Gland” dari sistem endokrin,
hipofisis mengontrol semua kelenjar pada sistem endokrin.
Sistem ini mengatur fungsi-fungsi yang penting untuk
tubuh seperti mengatur homeostasis. Hipofisis ini akan
mensekresikan hormon langsung ke aliran darah. Hormon-
hormon ini mempunyai efek terhadap metabolisme,
tekanan darah, seksualitas, reproduksi, dan fungsi vital
tubuh yang lain. Hipofisis ini akan memberikan sinyal ke
kelenjar yang lain seperti hormon tiroid, kortisol, estrogen,
testosteron dan yang lainnya.
D. Struktur yang Berhubungan (ADINDA)
a) Kelenjar Tiroid
Gambar 9.Kelenjar Tiroid

Tiroid adalah kelenjar yang sangat vaskular,


berbentuk kupu-kupu terletak anterior dan inferior
pada laring, terdiri atas dua lobus yang disatukan
oleh isthmus.
Sel-sel sekretorik utama tiroid, yang dikenal
sebagai sel folikel tersusun membentuk bola-bola
berongga, yang masing-masing membentuk satu
unit fungsional. Folikel tampak sebagai cincin yang
terdiri dari satu lapisan sel-sel folikel yang
mengelilingi suatu lumen di bagian dalam yang
terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan ekstrasel untuk hormon tiroid.
Konstituen utama koloid adalah suatu
molekul glikoprotein besar yang dikenal sebagai
tiroglobulin (Tg) yang di dalamnya terikat hormon-
hormon tiroid dalam berbagai stadium sintesis. Sel
folikel menghasilkan dua hormon yang
mengandung iodium yang berasal dari asam amino
tirosin: tetraiodotironin (T4, atau tiroksin) dan tri-
iodotironin (T3) yang berperan dalam
meningkatkan laju metabolik basal.
Di ruang interstisium di antara folikel-
folikel terselip sel sekretorik, yaitu sel C yang
mengeluarkan hormon peptida kalsitonin.
Kalsitonin berperan dalam metabolisme kalsium
serta tidak berkaitan dengan T4 dan T3. (2)

Gambar 10. Mikroskopik kelenjar tiroid (4)


b) Kelenjar Paratiroid

Gambar 11. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval


kecil masing-masing berukuran 3 x 6 mm-dengan
berat total sekitar 0,4 g. Kelenjar paratiroid terletak
di belakang kelenjar tiroid, umumnya terbenam
dalam simpai kelenjar yang besar. Parenkima
kelenjar paratiroid tersusun atass dua jenis sel, yaitu
sel utama (chief cells) dan sel oksifil.
 Chief cells, menghasilkan hormon paratiroid
yang disebut parathormon berfungsi
mengatur kadar Ca+ dan Mg+ dalam darah.
(1)

Gambar 12.Mikroskopik kelenjar paratiroid(4)


Tabel 2. Hormon – hormon utama (2)
2. Regulasi hormon (feedback positif dan negative) (RIFQI)
A. Regulasi Sekresi Hormon Tiroid
Thyrotropin-releasing hormone (TRH) hipotalamus,
melalui efek tropiknya, "menyalakan" sekresi TSH oleh
hipo-fisis anterior, sementara hormon tiroid, melalui
mekanisme umpan-balik negatif, "memadamkan" sekresi
TSH dengan menghambat hipofisis anterior dan
hipotalamus.(2)
Gambar Regulasi hormon tiroid
B. Umpan Balik Positif
Jika kadar zat hormon atau non-hormon dalam
darah mengakibatkan peningkatan sekresi pada kelenjar
endokrin, mekanisme ini disebut sistem umpan balik
positif.
Pada sebagian besar kasus, hormon hipofisiotropik
memicu suatu rangkaian tiga hormon yaitu hormon
hipofisiotropik, hormon tropik hipofisis anterior, dan
hormon dari kelenjar endokrin sasaran di perifer. Selain
menimbulkan efek fisiologiknya, hormon kelenjar sasaran
biasanya juga menekan sekresi hormon tropik yang
merangsang pengeluarannya.
Pada beberapa keadaan, umpan balik positif terjadi
ketika kerja biologis hormon menimbulkan sekresi
tambahan dari hormon tersebut. Contohnya adalah lonjakan
luteining hormone (LH) yang terjadi akibat efek
perangsangan estrogen pada kelenjar hipofisi anterior
sebelum ovulasi. LH yang disekresi kemudian bekerja pada
ovarium untuk merangsang sekresi estrogen tambahan,
yang selanjutnya akan menimbulkan sekresi LH lebih
banyak lagi. Pada akhirnya, LH mencapai konsentrasi yang
sesuai, dan pengaturan umpan balik negatif sekresi hormon
pun terjadi. (2)

C. Umpan Balik Negatif


Umpan balik negatif mencegah aktivitas sistem
hormon yang berlebihan meskipun konsentrasi plasma
sejumlah hormon berfluktuasi sebagai respons terhadap
berbagai stimulus yang terjadi sepanjang hari. Pada
sebagian besar keadaan, pengaturan ini ditimbulkan
melalui mekanisme umpan balik negatif yang membentuk
kesesuaian derajat aktivitas hormon di jaringan target.
Setelah suatu rangsang menimbulkan pelepasan hormon,
keadaan atau produk yang dihasilkan dari kerja hormon
tersebut cenderung menekan pelepasan hormon tersebut
lebih lanjut.
Hormon (atau salah satu produknya) memiliki efek
umpan balik negatif untuk mencegah berlebihnya sekresi
atau aktivitas hormon tersebut di jaringan target. Variabel
kontrol kadang-kadang bukanlah berupa kecepatan sekresi
hormon itu sendiri, tetapi derajat aktivitas pada jaringan
target. Oleh karena itu, sinyal umpan balik ke kelenjar
endokrin akan menjadi cukup kuat untuk memperlambat
sekresi hormon lebih lanjut hanya jika aktivitas jaringan
target meningkat ke level yang sesuai. Pengaturan umpan
balik hormon dapat terjadi di semua tingkat, yang meliputi
tahapan translasi dan transkripsi gen yang terlibat dalam
sintesis hormon dan langkah yang terlibat dalam
pengolahan hormon atau pelepasan simpanan hormon. (2)
Gambar Feedback negatif
3. Hubungan Mekanisme Hormon yang Mempengaruhi
Homeostatis Tubuh dan Organ Lain (DENMAS)
Homeostasis, yaitu keadaan dimana sistem internal tubuh
dipertahankan dalam kondisi optimal walaupun terjadi berbagai
perubahan kondisi diluar tubuh. Homeostasis dalam tubuh kita
diatur oleh sistem endokrin, dengan menggunakan hormon untuk
membantu komunikasi antar sel dan mempertahankan lingkungan
yang stabil.(5)
Kunci utama untuk memahami sistem endokrin adalah
dengan memahami bahwa hormon yang diproduksi oleh
hipotalamus dapat mengubah aktivitas kelenjar endokrin di
bawahnya, di mana hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan
keseimbangan guna terciptanya keadaan lingkungan yang stabil
(homeostasis). Kontribusi spesifik organ endokrin sentral pada
homeostasis adalah sebagai berikut:
 Unit hipotalamus-hipofisis anterior menyekresi
vasopresin, yang bekerja pada ginjal selama
pembentukan urine untuk membantu
mempertahankan keseimbangan H2O. Kontrol
keseimbangan H2O esensial bagi pemeliharaan
osmolaritas CES dan volume sel yang sesuai.
 Hormon-hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis
anterior umumnya tidak secara langsung berperan
dalam homeostasis. Sebagian besar hormon tersebut
bersifat tropik yaitu mereka merangsang sekresi
hormon lain.
 Hormon pertumbuhan dari hipofisis anterior, selain
memiliki efek mendorong pertumbuhan, juga
memiliki efek metabolik yang membantu
mempertahankan konsentrasi asam amino, glukosa,
dan asam lemak dalam plasma.
 Kelenjar pineal mengeluarkan melatonin, yang
membantu menyamakan irama sirkadian tubuh
dengan siklus terang (periode aktivitas) dan gelap
(periode inaktivitas) lingkungan.

Kelenjar endokrin perifer juga membantu mempertahankan


homeostasis melalui cara-cara berikut:

 Hormon membantu mempertahankan konsentrasi


nutrien di lingkungan internal dengan mengarahkan
reaksi-reaksi kimia yang berperan dalam
penyerapan, penyimpanan, dan pengeluaran
molekul-molekul ini oleh sel. Selain itu, laju
metabolisme nutrien-nutrien ini umumnya dikontrol
oleh sistem endokrin.
 Keseimbangan garam, yang penting untuk
mempertahan-kan volume CES dan tekanan darah
arteri yang sesuai, dicapai dengan penyesuaian, di
bawah kontrol endokrin, reabsorpsi garam oleh
ginjal selama pembentukan urine.
 Hormon bekerja pada berbagai sel sasaran untuk
mempertahankan konsentrasi kalsium dan elektrolit
lain dalam plasma. Erektrolit-elektrolit ini nantinya
berperan kunci dalam aktivitas homeostatik.
Sebagai contoh, pemeliharaan kadar kalsium dalam
batas-batas yang sempit sangat penting eksitabilitas
otot dan dan saraf serta pembekuan darah, di antara
aktivitas lainnya untuk mempertahankan kehidupan.
 Sistem endokrin memadukan berbagai proses
penyesuaian yang membantu tubuh
mempertahankan homeostasis sebagai respons
terhadap berbagai stres.
 Sistem endokrin dan saraf bekerja sama untuk
mengontrol sistem sirkulasi dan pencernaan, yang
pada gilirannya melaksanakan aktivitas-aktivitas
homeostatik penting.(2)

Anda mungkin juga menyukai