Anda di halaman 1dari 42

RESUME PBL SKENARIO 4

BLOK 1.3

Nama : Tiara Sekar Ayudhipasha

NPM : 120170189

Kelompok :2A

Tutor :dr. Staviera

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
SKENARIO 4

MATA BURAM

Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata


buram. Keluhan mata buram terutama dirasakan ketika duduk di barisan belakang
di kelasnya. Menurut pasien, ia sering melihat TV dari jarak dekat dan sering
berlama-lama bermain game di laptop. Setelah dilakukan pemeriksaan fungsi
mata, visus, dan penglihatan warna, pasien di diagnosis mengalami miopi karena
tidak mampu memfokuskan cahaya ke retina.

STEP 1

1. Visus: pemeriksaan ketajaman penglihatan yang menggunakan Snell chart


2. Mata buram: hilangnya ketajaman penglihatan dan ketidakmampuan
melihat suatu benda secara detail, penyebab mata kabur yang umum
adalah kelainan refraksi mata seperti rabun dekat, rabun jauh, presbiopi,
dan astimatisme.
3. Miopi: Miopi disebut juga rabun jauh, dan merupakan kondisi dimana titik
fokus bayangan jatuh di depan retina, sehingga objek yang letaknya jauh,
menjadi kabur. Merupakan kelainan refraksi dengan bayangan sinar dari
suatu objek yang jauh difokuskan di depan retina pada mata yang tidak
berakomodasi.
4. Retina: tunica paling dalam pada bola mata, terdiri dari unsur saraf untuk
penerimaan dan transmisi rangsangan visual. Lapisan sangat tipis pada
bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya, yang
mengandungs sel batang dan sel kerucut.

STEP 2
1. Mengapa kebiasaan pasien melihat TV dari jarak dekat dan sering
berlama-lama bermain game di laptop menyebabkan pasien mengalami
miopi?
2. Bagaimana struktur makroskopis dan mikroskopis dari mata?
3. Bagaimana mekanisme penglihatan?
4. Apa saja kelainan pada indra penglihatan?

STEP 3

1. Karena kebiasaan ini menyebabkan menurunnya kemampuan akomodasi


dari mata itu sendiri, kelainan ini disebut miopi, dan karena melihat
dengan jarak dekat, dan otot pada matanya bekerja lebih ekstra,
menyebabkan otot lelah, dan mata pasien menjadi buram.
2. Mikroskopis:

Dinding bola mata

- Luar: sclera dan kornea


- Tengah: koroid, korpus siliaris, dan iris
- Dalam: retina

Isi bola mata

- Humor aquos
- Lensa
- Corpus vitreum

Lapisan kornea

- Epitel pipih berlapis non keratin


- Membrana bowman
- Substansia propia
- Membrana descment
- Epitel pipih selapis

Palpebra
Rongga mata

Makroskopis:

• Tulang penyusun
- Os frontale
- Os ethmoidale
- Os lacrimale
- Os palatinum maxilla
- Os sphenoidale
- Os zygomaticum

Luar: Tunica fibrosa

Tengah: tunica vaskular

Dalam: - Badan siliaris


- Cairan aquos
- Cairan vitrequs
- Iris
- Pupil
- Kornea
- Retina
- Sklera
- Digamentum suskosorium
- Saraf
- Otot siliaris
- Conjunctiva

3. Cahaya menuju iris, lensa, camera vitrea, lalu retina. foto reseptor >
nervus opticus >traktus optikus > bersinaps di nukleus genikulatum
lateralis dorsalis pada thalamus> berjalan melalui radiasi optikus menuju
korteks penglihatan primer yang terletak di fisura kalkarina lobus
oksipitalis. Diterima oleh fotoreseptor (sel batang dan kerucut) didalam
retina --> Meneruskan sinyal cahaya melalui lapisan fleksiform luar -->
Sel batang dan sel kerucut bersinaps dengan sel bipolar dan horizontal -->
Sel horizontal berfungsi menjalankan sinyal secara horizontal pada lapisan
fleksiform luar dari sel batang dan sel kerucut ke sel bipolar --> Sel
bipolar berfungsi menjalankan sinyal secara vertikal dari sel batang dan
kerucut serta sel horizontal ke lapisan fleksiform dalam --> Sel sel bipolar
dan horizontal bersinaps dengan sel ganglion dan sel amkrin --> Sel
amkrin menjalankan sinyal dalam dua arah baik secara langsung darisel
bipolar ke sel ganglion atau secara horizontal dan lapisan fleksiform dalam
dan sel bipolar ke sel ganglion
4. Presbyopia, hyperopia, myopia, astimatisme, katarak, glaucoma, buta
warna, konjungtivitis, esotropia, exotropia, hyperthropia, hypothropia.

STEP 4

1. Pada mata terdapat lensa, Kemampuan untuk menyesuaikan kekuatan


lensa dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada
bentuknya, yang dikendalikan oleh otot siliaris. Ketika otot siliaris
berelaksasi, ligamentum suspensorium menegang, dan ligamentum ini
menarik lensa menjadi bentuk gepeng dan kurang refraktif. Sewaktu otot
ini berkontraksi, kelilingnya berkurang sehingga tegangan pada
ligamentum suspensorium berkurang. Ketika tarikan ligamentum
suspensorium pada lensa berkurang, lensa menjadi Iebih bulat karena
elastisitas inherennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi
lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih membelokkan
berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris berelaksasi dan lensa
menggepeng untuk melihat jauh, tetapi otot ini berkontraksi agar lensa
menjadi lebih konveks dan lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris
dikontrol oleh sistem saraf autonom, dengan stimulasi simpatis
menyebabkan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya
berkontraksi.
Korelasi terhadap pertanyaan berkaitan dengan cahaya TV dan bermain
game dengan waktu lama, pada pasien, melihat TV dengan jarak dekat dan
bermain game lama, menyebabkan otot siliaris terus berkontraksi dan
lensa terus-terusan membulat, ketika terlalu lama, kemampuan otot-otot
sulit berelaksasi, dan ototnya lelah selalu berkontraksi. Jika berhubungan
dengan TV, ada mekanisme gelap-terang, jadi si pasien melihat cahaya
terlalu banyak, dan otot akan bekerja lebih ekstra, mempengaruhi
mekanisme terang, adanya depolarisasi dan repolarisasi, mempengaruhi
korteks penglihatan. Yang berfungsi untuk terang-gelap adalah sel batang.
2. a. Lapisan terluar: tunika fibrosa
• Sclera: memberikan bentuk pada bola mata
• Kornea: bagian inimentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas
cahaya
b. Lapisan tengah: tunika vascular (uvea)
• Lapisan koroid
• Badan sillaris
• Iris
c. Lensa: merupakan struktur bikonveks yang bening tepat berada di
belakang pupil
d. Rongga mata
• Rongga anterior: ruang anterior dan posterior
• Rongga posterior
e. Lapisan dalam: retina
• Lapisan terpigmantasi
• Bintik buta (diskus optic)
• Lutea macula
• Fovea
• Jalus visual ke otak
1. bulu mata : Bulu mata berfungsi untuk
melindungi mata dari bendabenda asing.
2. Alis mata : Alis mata berfungsi mencegah
masuknya air atau keringat dari
dahi ke mata.
3. Kelopak mata : berfungsi
pelindung mata sewaktu-waktu
kalau ada gangguan pada
mata(menutup dan membuka
mata
4. Kelenjar mata : Berfungsi untuk menghasilkan air mata yang bertugas
untuk
menjaga mata agar tetap lembab
(tidak kekeringan).
Glandula lacrimalis terletak di anterior pada daerah superolateral orbita
dan dibagi menjadi dua bagian oleh levator palpebrae superioris:
• Bagian yang lebih besar, pars orbitalis berada dalam suatu
cekungan, fossa sacci lacrimalis, dalam tulang frontale.
• Bagian yang lebih kecil, pars palpebralis berada di inferior dari
levator palpebrae superioris di bagian superolateral palpebrae.
3. Jadi saaat ada sumber cahaya masuk, lalu sumber cahaya masuk ke bagian
mata melalui kornea terlebih dahulu, melewati pupil, pupil diatur oleh m.
sphincter pupil dan m. dilatator pupil, cahaya masuk ke lensa dan
dibiaskan, lalu cahaya diteruskan hingga mencapai retina, bersifat nyata
terbalik diperkecil, diterima oleh fotoreseptor (Sel batang dan kerucut) di
dalam retina Meneruskan sinyal cahaya melalui lapisan fleksiform luar,
Sel batang dan sel kerucut bersinaps dengan sel bipolar dan horizontal, Sel
horizontal berfungsi menjalankan sinyal secara horizontal pada lapisan
fleksiform luar dari sel batang dan sel kerucut ke sel bipolar. Sel bipolar
berfungsi menjalankan sinyal secara vertikal dari sel batang dan kerucut
serta sel horizontal ke lapisan fleksiform dalam Sel sel bipolar dan
horizontal bersinaps dengan sel ganglion dan sel amkrin Sel amkrin
menjalankan sinyal dalam dua arah baik secara langsung darisel bipolar ke
sel ganglion atau secara horizontal dan lapisan fleksiform dalam dan sel
bipolar ke sel ganglion. Sel ganglion berfungsi menjalankan sinyal.
Sampai di saraf opticus, di saraf opticus ada serabut saraf yang letaknya di
lateral dan medial, di bagian medial, serabut sarafnya akan menyilang
menjadi ke sebelah kiri di bagian dari saraf opticus, sementara serabut
lateral tetap di chiasma opticum, dilanjutkan ke tractus opticus, dan ke
bagian thalamus, lalu dilanjutkan ke lobus occipital. Akson sel ganglion
berjalan ke kaudal di saraf optikus. Saraf optikus terbentuk dari akson sel-
sel ganglion yang keluar dari mata dan bergabung tepat di sisi superior
kelenjar hipofisis membentuk kiasma optik-->Setelah kiasma optik,
serabut akson membentuk traktus optik, yang memanjang untuk
bersinapsis dengan neuron dalam nuklei genikulasi lateral talamus--
>Setiap korpus genikulatum mengandung enam lapisan yang berbatas
tegas. Lapisan 3-6 terdiri dari sel-sel kecil dan disebut parvoselular,
sedangkan lapisan 1 dan 2 memiliki sel besar dan disebut magnoselular -->
Di kedua sisi, lapisan 1,4, dan 6 menerima masukan dari mata
kontralateral, yaitu serabut neuron yang berasal dari separuh bagian nasal
(medial) setiap retina menyilang ke sisi yang berlawanan di kiasma
optikum
4. (terutama pada refraksi)
Presbyopia, hyperopia, myopia, astimatisme, katarak, glaucoma, buta
warna, konjungtivitis, esotropia, exotropia, hyperthropia, hypothropia.

Esotropia: mata berputar ke arah dalam, yang terganggu adalah m.


obliquus superior

Exotrophia: mata berputar kearah luar, yang terganggu adalah m. obliquus


inferior

Hipertropia: mata berbalik ke atas, kelainan pada musculus rectus superior

Hipotopia: mata berbalik ke bawah, kelainan pada musculus rectus inferior

Presbyopia: lensa mata menjadi kaku sehingga sulit meneruskan dan


membiaskan cahaya pada retina mata
Rabun dekat: penderita tidak melihat cahaya dalam jarak dekat

Myopia: penderita tidak bisa melihat benda atau cahaya dalam jarak jauh

Astigmatisme: terjadi karena kelengkungan dari kornea tidak rata, jadi


kornea yang tadinya permukaannya cekung keluar, ketika mengidap
penyakit ini, ada permukaan yang lebih cekung ke dalam, dan bisa
mempengaruhi refraksi

MIND MAP

Mata

mekanisme kelainan
struktur
penglihatan refraksi

makroskopis mikroskopis

STEP 5

SASARAN BELAJAR

1. Struktur makroskopis dan mikroskopis pada mata (dijelaskan secara


sistematis termasuk otot-otot serta origo dan insertio, vaskularisasi, dan
innervasi)
2. Bagaimana mekanisme penglihatan mulai dari kornea, retina, hingga lobus
occipital.
3. Kelainan refraksi (etiologi, definisi, patofisiologi, boleh disertakan
pemeriksaan visus)

REFLEKSI DIRI

Alhamdulillah pada pertemuan PBL skenario 4 ini saya mendapat banyak


pengetahuan tentang anataomi dan histologi serta mekanisme penglihatan oleh
mata.Saya menyadari masih belum menguasai tetentang mekanisme penglihatan
dan refraksi.Oleh karena itu saya akan belajar dari sumber textbook Anatomi dan
fisiologi supaya pada pertemuan kedua saya bisa menjadi lebih aktif dan
memahami materi yang didiskusikan.

STEP 6

BELAJAR MANDIRI

STEP 7

1. Struktur makroskopis dan mikroskopis pada mata (dijelaskan


secara sistematis termasuk otot-otot serta origo dan insertio,
vaskularisasi, dan innervasi)
MAKROSKOPIS
BULBUS OCULI
Bentuk bulat bulbus oculi menempati bagian anterior orbita.
Bentuknya yang membulat terputus di anterior, dengan adanya
tonjolan keluar. Proyeksi keluar ini sesuai dengan 1/6 dari seluruh
area bulbus oculi dan merupakan cornea yang transparan.2
Camera anterior dan posterior bulbi
Camera anterior bulbi merupakan daerah langsung di posterior dari
cornea dan anterior dari bagian berwarna oculus (iris). Lubang
central pada iris adalah pupil. Posterior dari iris dan anterior dari
lensa ada camera posterior bulbi yang lebih kecil. Camera anterior
dan posterior bulbi saling berkelanjutan melalui lubang pupil.
Camera ini dipenuhi oleh cairan (humor aquosus), yang
disekresikan ke dalam camera posterior bulbi, mengalir ke camera
anterior bulbi melalui pupil, dan diserap ke dalam sinus venosus
sclerae (canalis dari Schlemm), yang merupakan saluran vena
sirkuler pada pertemuan antara cornea dan iris. Humor aquosus
menyuplai nutrisi pada cornea dan lensa yang avaskuler, dan
mempertahankan tekanan intraoculare. Jika siklus produksi dan
absorbsinya yang normal ini terganggu, sehingga jumlah cairan
meningkat, maka tekanan intraoculare akan meningkat.2
Lensa dan humor vitreus
Lensa memisahkan 1/5 anterior bulbus oculi dari 4/5 bagian
posterior. Lensa tersebut transparan, merupakan cakram elastis
bikonveks yang melekat secara melingkar pada musculi yang
berhubungan dengan dinding luar bulbus oculi. Perlekatan lateral
ini menyebabkan lensa mampu mengubah kemampuan refraksinya
dalam mempertahankan ketajaman penglihatan. Istilah klinik untuk
kekeruhan lensa adalah katarak. Empat-perlima bagian posterior
bulbus oculi, dari lensa hingga retina, ditempati oleh camera vitrea
bulbi (camera postrema) Segmen ini dipenuhi oleh bahan seperti
gelatin yang transparan__corpus vitreum (humor vitreus). Bahan
ini, tidak seperti humor aquosus, tidak dapat digantikan.2
DINDING BULBUS OCULI
 Tunica fibrosa buibus oculi

Sclera merupakan Iapisan keruh dari jaringan ikat padat yang


dapat dilihat di anterior melalui tunica conjunctiva conjunctiva
yang menutupinya sebagai "bagian putth mata". Sclera ditembus
beberapa pembuluh darah dan nervus, termasuk nervus opticus di
posterior dan menyediakan perIekatan berbagai musculus yang
terlibat dalam gerak bulbus oculi. Selubung fascia bulbus oculi
menutupi permukaan eksternal sclera dari tempat masuk nervus
opticus sampai pertemuan corneoscleralis, sedangkan permukaan
internal sclera melekat secara longgar pada choroidea tunica
vasculosa.2

Cornea Lanjutan sclera di anterior adalah cornea yang transparan.


Cornea menutup 1/6 permukaan anterior bulbus oculi dan,
transparan. memungkinkan cahaya masuk ke dalam bulbus oculi.2

Gambar 1 Bola Mata

 Tunica vasculosa bulbus oculi

Choroidea berada di posterior dan mewakili sekitar 2/3 tunica


vasculosa. Lapisan ini tipis, sangat vaskuler. merupakan lapisan
berpigmen yang terdiri dari pembuluh-pernbuluh darah yang lebih
kecil di dekat retina dan pembuluh-pembuluh darah yang lebih
besar di tepi. Lapisan ini melekat erat pada retina di sisi internal
dan terikat secara longgar pada sclera di sisi eksternal.2

Corpus ciliare Membentang dari tepi anterior choroidea adalah


corpus ciliare.Struktur berbentuk segitiga ini. terletak di antara
choroidea dan iris, membentuk cincin sempurna di sekeliling
bulbus oculi. Komponen-komponennya termasuk musculus ciliaris
dan processus ciliares.Musculus ciliaris terdiri dari sabut-sabut otot
polos yang tersusun longitudinal, sirkuler, dan radial. Dikendalikan
oleh parasympathicum yang berjalan ke orbita dalam nervus
oculomotorius [III]. sabut-sabut otot ini, saat kontraksi.
memperkecil ukuran cincin yang dibentuk oleh corpus
ciliare .Processus ciliares merupakan rigi longitudinal yang
berproyeksi dari permukaan dalam corpus ciliare.Membentang dari
struktur ini adalah fibrae zonulares yang melekat pada lensa bulbus
oculi, yang menahan lensa pada posisi yang sesuai dan secara
kolektif membentuk ligamentum suspensorium lentis. Kontraksi
musculus ciliaris memperkecil ukuran cincin yang dibentuk corpus
ciliare. Hal ini mengurangi tegangan pada ligamentum
suspensorium lentis. Sehingga lensa menjadi lebih bulat (relaksasi)
yang menyebabkan akomodasi lensa untuk penglihatan dekat.
Processus ciliares juga berkontribusi pada pembentukan humor
aquosus.2

Iris Melengkapi tunica vasculosa bulbus oculi di anterior adalah


iris. Struktur sirkuler ini, terproyeksi keluar dari corpus ciliare, dan
merupakan bagian yang berwarna pada oculus dengan celah
centralis (pupil). Pengaturan ukuran pupil dilakukan oleh sabut-
sabut otot polos dalam iris:
- Sabut-sabut dalam pola sirkuler menyusun musculus
sphincter pupillae yang dipersarafi oleh parasympathicum-
kontraksi sabut-sabut tersebut memperkecil atau
menyebabkan konstriksi celah pupil.
- Sabut-sabut yang tersusun dalam pola radial membentuk
musculus dilator pupillae, yang dipersarafi oleh
sympathicum__kontraksi sabut-sabut tersebut memperlebar
atau menyebabkan dilatasi lubang pupil.2
 Tunica interna bulbus oculi

Tunica interna bulbus oculi adalah retina. Lapisan ini terdiri dari
dua bagian. Di posterior dan lateral adalah pars optica retinae, yang
sensitif terhadap cahaya, dan di anterior adalah bagian nonvisual,
yang menutupi permukaan internal corpus ciliare dan iris.
Pertemuan antara bagian-bagian ini berupa garis yang tidak teratur
(ora serrata).2

Pars optica retinae terdiri dari dua lapisan. lapisan luar pars
pigmentosa dan lapisan dalam pars nervosa:

- Pars pigmentosa melekat erat pada choroidea dan berlanjut


ke anterior di atas permukaan internal corpus ciliare dan
iris.
- Pars nervosa, lebih lanjut dapat dibagi menjadi berbagai
komponen neuralis, hanya melekat pada lapisan berpigmen
di sekeliling nervus opticus dan ora serrata. Pada kasus
terlepasnya retina. yang terpisah adalah pars nervosa.2

Discus nervi optici adalah tempat nervus opticus keluar dari


retina. Tempat ini lebih terang dibanding daerah retina di
sekelilingnya dan cabang-cabang arteria centralis retinae menyebar
dari titik ini keluar untuk menyuplai retina. Karena tidak ada sel
reseptor yang sensitif cahaya dalam discus nervi optici, struktur ini
disebut juga bintik buta pada retina. 2
Lateral dari discus nervi optici, terdapat daerah kecil yang
berwarna kekuningan disebut macula dengan cekungan di
tengahnya, disebut fovea centralis. Tempat ini merupakan daerah
tertipis pada retina dan sensitivitas penglihatan disini lebih tinggi
daripada tempat lain di retina karena memiliki lebih sedikit sel
batang/epitheliocyti bacilliferi (sel reseptor yang sensitif-cahaya,
yang berfungsi pada keadaan cahaya redup dan tidak sensitif
terhadap warna) dan lebih banyak sel kerucut/ epitheliocyti coniferi
(sel reseptor yang sensitif terhadap cahaya yang bereaksi pada
cahaya terang dan sensitif terhadap warna).2

MIKROSKOPIS

Gambar 2 Histologi Bola mata

1) Sklera
kolagen yang terdapat pada sklera mempunyai ketebalan kirakira
1mm disebelah belakang, lebih langsing dibagian ekuator dan lebih
menebal lagi pada daerah yang berhubungan dengan kornea. Sklera
disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang diselang-selingi oleh
jala-jala serat elastin. Susunan seperti ini memberikan bentuk
untuk bola mata yang dijaga oleh tekanan intraokular dari humor
akweus (aqueous humor ) (terletak di depan lensa) dan badan
vitreus (vitreous body) (terletak dibelakang lensa) Fibroblas yang
terletak di dalam jaringan ikat sklera merupakan sel-sel pipih yang
panjang. Melanosit terletak pada daerah sklera yang lebih dalam.
Tendon otot-otot ekstraokular berinsersi pada permukaan jaringan
ikat padat sklera yang dibungkus oleh kapsul Tenon (capsule of
Tenon), suatu pembungkus fasia yang membungkus nervus optikus
dan bola mata hingga pada daerah siliaris. Pembungkus yang
memisahkan bola mata dari lemak sekitar bola mata ini
dihubungkan ke sklera oleh lapisan tipis jaringan ikat longgar yang
dikenal sebagai episklera.3

2) Kornea

Kornea adalah bagian tunika fibrosa yang terletak paling depan,


jernih, tidak mengandung pembuluh darah dan banyak
mengandung serat-serat saraf yang menonjol ke arah depan bola
mata. Kornea lebih tipis dari sklera dan disusun oleh 5 lapisan yang
berbeda yaitu: epitel kornea, membrane Bowman (Bowman's
membrane),stroma ,membrane Descement (Descemet's membrane)
, endotel kornea (corneal endotheliunz)3

3) Koroid

Koroid merupakan lapisan posterior dinding bola mata yang


berpigmen dan mendapat pendarahan yang baik yang melekat
secara longgar ked tunika fibrosa. Lapisan ini disusun oleh jaringan
ikat longgar yang mengandung banyak fibroblast dan sel-sel
jaringan ikat lainnya serta banyak mengandung pembuluh darah.
Warna hitam pada khoroid disebabkan oleh kehadiran melanosit.
Karena jumlah pembuluh darah kecil sangat banyak pada
permukaan dalam koroid, daerah ini dikenal sebagai lapis
koriokapiler (choriocapillary layer) dan berperan dalam
memberikan nutrisi ke retina. Koroid dipisahkan dari retina oleh
membran Bruch (Bruch's mem-brane), suatu membran dengan
ketebalan 1-4 mikrometer disusun oleh jala-jala serat elastin yang
terletak pada bagian sentral dan diapit pada kedua sisi oleh lapisan
serat-serat kolagen. Bagian luar lapis serat kolagen ditutupi oleh
suatu lamina basal yang mempunyai kapiler-kapiler pada satu sisi
dan epitel pigmen retina disisi lain.3

4) Korpus Siliar

Korpus siliar (ciliary body) merupakan perluasan koroid berbentuk


baji yang melingkari dinding dalam bola mata setingkat dengan
lensa. Struktur ini mengisi ruang antara ora serata retina dan iris.
Sisi luar korpus siliaris melekatkan ke sklera pada hubungan
sklerokornea (sclerocorn, eal junction), sisi dalamnya melekat ke
korpus vitreus, sementara bagian tengahnya menonjol kearah lensa
membentuk tonjolan serupa jari yang dikenal sebagai prosesus
siliar (ciliary processes). 3

Badan siliar disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung


banyak serat elastin, pembuluh darah, dan melanosit. Sisi
dalamnya dilapisi oleh bagian siliar retina (pars ciliaris of the
retina) yang merupakan suatu lapisan pigmen retina yan g terdiri
atas 2 lapis sel. Lapis sel-sel luar yang menghadap ruang bola mata
merupakan suatu epitel selapis silindris tidak berpigmen
(nonpigmented ciliary epithelium), sedangkan lapisan sel dalam
merupakan epitel selapis silindris berpigmen (pigmented ciliary
epithelium) yang kaya akan melanin. 3

Sepertiga depan korpus siliar mempunyai kira-kira 70 prosesus


siliar (ciliary processes), yang menjorok keluar dari bagian tengah
korpus siliar yang mengandung jaringan ikat yang kaya akan
kapiler berpori. Serat-serat yang disusun oleh fibrilin (zonule
fibers), menyebar dari prosesus siliar untuk masuk melekat pada
kapsul lensa, membentuk ligamentum suspensorium lensa
(suspensory ligaments of the lens) yang menambatkan lensa pada
tempatnya.3

Korpus siliar ditutupi oleh 2 lapis epitel yang sama yang menutupi
badan siliar. Lapis dalam tidak berpigmen mempunyai banyak
penyilangan dan pelekukan; sel-selnya membawa filtrate plasma
yang miskin protein Humor akweus (aqueous humor), kedalam
bilik mata belakang. Humor akweus mengalir dari bilik mata
belakang ke dalam bilik mata depan melalui celah pupil (pupilary
aperture) antara iris dan lensa. Humor akweus keluar dari bilik
mata depan melintasi jejaring trabekular (trabecular meshwork)
dekat limbus dan akhirnya masuk kedalam kanal Schlemm, yang
akan membawanya masuk kedalam sistem vena sistemik Humor
akweus memberikan nutrisi dan oksigen untuk lensa dan kornea.3

Korpus siliar disusun oleh 3 ikat otot polos yang dikenal sebagai
otot siliar. Sat ikat karena arahnya akan meregangkan koroid
sehingga membuka kanal Schlemm untuk mengalirkan humor
akweus. Dua ikat otot lainnya melekat ke skleral spur (scleral spur)
yang berfungsi untuk mengurangi tekanan pada zonula. Kontraksi
otot ini yang dimediasi oleh serat-serat parasimpatis nervus
okulomotorius (N. III) akan meregangkan koroid, karenanya
melepaskan tekanan pada ligamentum suspensorium lensa. Sebagai
hasilnya lensa menjadi lebih tebal dan lebih cembung. Aksi ini
akan memfokuskan objek-objek dekat, suatu proses yang dikenal
sebagai akomodasi (accommodation). Relaksasi dari ketiga ikat
otot ini akan meningkatkan tekanan pada zonula, karenanya
memipihkan lensa sehingga dapat focus pada benda-benda dengan
jarak dekat. Pengaturan yang terus menerus antara kontraksi dan
relaksasi dibutuhkan untuk memfokuskan benda-benda pada jarak
dekat, intermedia dan jauh.3

5) Iris

Iris, perluasan koroid paling depan, terletak antara bilik mata depan
dan belakang, yang menutupi lensa kecuali pada apertura pupil
yang dikenal sebagai pupil. Iris pada bagian tengah menebal dan
akan menipis ke arah hubungannya dengan korpus siliar dan pada
daerah dekat pupil (pupilary zone), yang terletak sangat dekat
dengan pupil dan dan pada daerah siliar yang lebih lebar.
Permukaan anterior iris tidak teratur dan mengandung struktur-
struktur yang dapat berkontraksi yang dapat dengan mudah
dibedakan ketika pupil dilatasi. Suatu lapisan yang mengandung
sel-sel pigmen dan fibroblas menutupi permukaan depan iris secara
tidak lengkap. Sebelah dalam dari lapisan ini adalah stroma
jaringan ikat dengan sedikit pembuluh darah yang mengandung
sejumlah fibroblas dan melanosit. 3

Permukaan belakang iris ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel


retina yang menutupi badan siliar. Permukaan yang menghadap ke
lensa disusun oleh banyak sel-sel pigmen yang menghalangi
cahaya melintas melalui iris kecuali melalui pupil. Sel-sel epitel
yang berhadapan dengan stroma iris meluas membentuk otot-otot
dilatator pupil, sehingga sebenarnya otot-otot ini adalah mioepitel.
Otot yang lain, otot sfingter pupil, terletak melingkari pupil.
Kontraksi otot-otot ini mengubah diameter pupil. Diameter pupil
berubah tergantung pada banyaknya cahaya yang melintasinya.
Jadi cahaya terang menyebabkan konstriksi diameter pupil,
sementara cahaya gelap akan melebarkannya. Diameter pupil
merupakan hasil dari fungsi kedua otot intrinsik yang terdapat di
dalam pupil. Otot dilatator pupil dipersarafi oleh sistem saraf
simpatis yang akan melebarkan pupil; otot sfingter pupil
dipersarafi oleh serat-serat parasimpatis nervus okulomotorius (N.
III) yang membuat pupil berkonstriksi.3

6) Lensa

Lensa mata merupakan struktur yang fleksibel, bikonvek dan jernih


yang disusun oleh sel-sel epitel dan produk sekresinya. Lensa
disusunoleh 3 bagian: kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-serat
lensa. Kapsul lensa merupakan lamina basal, dengan tebal 10-20
mikrometer yang kebanyakan mengandung kolagen tipe IV dan
glikoprotein yang menutupi sel-sel epitel dan membungkus
keseluruhan lensa. Struktur elastik, homogen dan jernih yang akan
merefleksikan cahaya ini menebal pada bagian depannya. Epitel
subkapsul hanya terdapat pada permukaan bagian depan dan
samping lensa, terletak persis dibawah kapsul lensa. Lapisan ini
disusun oleh selapis sel kuboid yang saling berhubungan satu sama
lain melalui neksus (gap junction). Puncak sel-sel ini mengarah
langsung ke serat-serat lensa dan berhubungan dengannya secara
bersisian khususnya pada bagian tengahnya yang bentuk sel-selnya
silindris dan memanjang. Badan lensa disusun oleh kira-kira 2.000
sel-sel silindris yang dikenal sebagai serat-serat lensa (lens fibers ).
Sel-sel ini terletak dibawah epitel subkapsul dan kapsul lensa. Sel-
sel epitel subkapsul akan kehilangan inti dan organelnya dan
memanjang hingga mencapai panjang 7-10 mikrometer. Proses
pemanjangan ini dikenal sebagai maturasi yang akan terjadi
sepanjang hidup individu. Sel-sel panjang berbentuk heksagonal ini
akan diisi oleh kristalin yang merupakan protein lensa yang akan
meningkatkan indeks refraksi serat-serat lensa.3

7) Badan Vitreus (Vitreous Body)

Badan vitreus merupakan gel yang jernih dan kenyal yang mengisi
rongga mata (vitreus cavity) dibelakang lensa. Struktur ini disusun
oleh 99% air yang mengandung elektrolit, serat kolagen dan asam
hialuronat. Badan vitreus menempel keseluruh permukaan retina
khususnya pada ora serata. Kadang-kadang sel makrofag dan sel-
sel kecil yang dikenal sebagai hialosit (hyalocytes) dapat terlihat
pada pinggir badan viterus. Sel-sel ini diduga akan mensintesa
kolagen dan asam hialuronat. Saluran hialoid (hyaloid canal)
medrupakan saluran sempit yang ditempati oleh arteri hialoid pada
masa fetus yang melintas badan vitreus dari sisi belakang lensa ke
lempeng optic.3

8) RETINA
Gambar 3. Lapisan koroid dan retina

 LAPISAN EPITEL BERPIGMEN tersusun sel-sel epitel


kuboid yg memipih.lapisan ini sangat erat melekat pada
lapisan koroid daripada lapisan saraf dari retina .Pada
sediaan, bagian saraf dari retina umumnya akan terlepas
dari lapisan epitel berpigmen yang melekat erat pada
lapisan koroid.3
 LAPISAN BATANG DAN KERUCUT -merupakan bagian
yang menerima cahaya, dimana dendritdendritnya yang
diberi nama prosesus luar membentuk lapisan ini serta
menembus dan melekat pada lamina eksterna.
 .LAMINA LIMITANS EKSTERNA merupakan membran
yang berbentuk sebagai saringan, dibentuk oleh lanjutan
sel-sel neuroglia (serabut penyangga dari Muller).
 STRATUM NUKLEAR EKSTERNA merupakan lapisan
yang dibentuk oleh gabungan yang rapat dari inti sel
kerucut dan batang inti sel kerucut terletak langsung
dibawah lamina limitans eksterna.
 STRATUM PLEKSIFORMIS EKSTERNA pada lapisan
ini aksonakson dari sel kerucut dan sel batang mengadakan
sinaps dengan dendrit dari selsel bipolar.
 STRATUM NUKLEAR INTERNA lapisan ini terdiri dari
inti sel-sel bipolar dan inti sel-sel yang membentuk
serabutserabut penyangga dari Muller.pada lapisan ini
didapatkan inti sel-sel saraf yang diberi nama sel amakrin.
 STRATUM PLEKSIFORMIS INTERNA -pada lapisan ini
akson dari sel-sel bipolar mengadakan sinaps dengan
dendrit dari selsel ganglion.
 LAPISAN SEL-SEL GANGLION disebut sel ganglion
karena bentuk selnya yang besar dan menyerupai sel-sel
ganglion .pembuluh -pembuluh darah retina juga
didapatkan pada lapisan ini.
 LAPISAN SERABUT SERABUT SARAF -pada lapisan
ini didapatkan pembuluh darah dan sel-sel neuroglia yang
berbentuk seperti labalaba yang merupakan cabang bagian
dalam dari serabut-serabut Muller.
 LAMINA LIMITANS INTERNA -merupakan struktur
homogen halus yang tersusun oleh serabutserabut Muller
dari neuroglia yang menuju kearah dalam.3

PEMBULUH DARAH
Gambar 4 pembuluh darah pada mata

Suplai arterial bulbus oculi berasal dari beberapa sumber:

 Arteriae ciliares posteriores breves merupakan


cabangcabang dari arteria ophthalmica yang menembus
sclera di sekeliling nervus opticus dan memasuki lapisan
choroidea.
 Arteriae ciliares posteriores longae, biasanya dua,
memasuki sclera pada sisi medial dan lateral opticus dan
berjalan ke anterior pada lapisan choroidea untuk
beranastomosis dengan arteriae ciliares anteriores.
 Arteriae ciliares anteriores merupakan cabang-cabang yang
menyu.plat musculi.karena musculi tersebut melekat pada
sclera, arteriae tersebut menembus scleruntuk
beranastomosis dengan arteriae ciliares posteriores ronga
dalam lapisan choroidea.
 Arteri centralis retinae yang melalui nervus opticus dan
memasuki daerah retina pada discus nervi optici2
Drainase vena

Drainase vena dari bulbus oculi terutama berhubungan dengan


drainase plexus choroideus. Empat vena besar (venae vorticose)
terlibat dalam proses ini. Venae ini keluar melalui sclera dari tiap
kuadran posterior bulbus oculi dan memasuki vena ophthalmicae
superior dan vena ophthalmica inferior. Juga terdapat vena centralis
retinae yang menyertai arteri centralis retinae.22

PERGERAKAN BOLA MATA 2

Gambar 5 arah gerak bola mata

Gambar 6 musculus extraoculare dan inervasinya


2. Bagaimana mekanisme penglihatan mulai dari kornea, retina,
hingga lobus occipital.
STRUKTUR RETINA
Gambar 7 . Sel batang dan kerucut

1. Lapisan berpigmen
- Mengandung melanin yang membantu menyerap
cahaya
- Mencegah cahaya berhamburan dan tercermin ke
bagian anterior
- Menerima oksigen dan nutrisi dari koroid untuk tetina.5
2. Lapisan saraf
a) Sel batang
- Penglihatan scotopik ( redup/gelap)
- Penglihatan dalam bayangan abu abu
- Tidak dapat melihat tepi benda
- Terdiri dari rhodopsin ( pigem : retinal{turunan
vitamin A} protein: opsin)5
b) Sel kerucut
- Penglihatan photopic
- Hebat dalam ketajaman visual
- Pengelihatan warna
- Pigmen : photopsin mendeteksi secara spesifik
panjang gelombang warna I (biru) II (merah)
III(hijau)
- Energy dan panjang gelombang tidak
proposianal satu sama lain.sehingga panjang
gelombang yang lebih panjang,lebih sedikit
energy. Merah memiliki gelombang
terpanjang,hijau sedang, dan biru terpendek.
- Baik dalam penglihatan cahaya terang
- Dapat mendeteksi tepi objek5
c) Sel horizontal
- Mensekresikan GABA
- Modulasi adaptasi dari terang ke gelap dan
sebaliknya.5
d) Sel bipolar
- Karena memiliki satu dendrit dan satu axon
e) Sel amakrin
f) Sel ganglion
- Akson bergabung dan membentuk optic saraf
- Sel P (parvocellular) dan M (magnocellular) :
Sel P melakukan lebih banyak impuls lebih
lambat dari sel M. Sel P sensitif terhadap warna,
M adalah tidak. Sel P tidak sensitif terhadap
rendah kontras (hitam dan putih), sel M
sensitive.5
BAGAIMANA SEL BATANG MENERIMA CAHAYA

Gambar 8 mekanisme fotoreseptor4


1) Sinar cahaya menembus sel batang dan mengenai rhodopsin
disk di dalam sel.
2) Sinar cahaya mengubah 11-cis-retinal menjadi all-trans-
retinal maka itu akan menjadi opsin nanti.
3) Opsin berbunyi dan mengaktifkan protein tertentu yang
disebut transdusin.
4) Transdusin mengaktifkan enzim yang disebut
fosfodiesterase (PDE).
5) Pada saat yang sama, ada proses lain yang sedang berjalan
pada: guanylate cyclase akan mengambil GTP dan
mengkonversi ke cGMP. cGMP akan berikatan dengan
protein saluran di membran sel.
6) Setelah pengikatan, Ca2 + dan Na + mengalir masuk dan
menghasilkan potensi reseptor.
7) PDE akan merusak cGMP sehingga menghambat aliran Ca2
+ dan Na + (saluran tidak terbuka). Sel akan menjadi kurang
positif (hiper-polarisasi).
8) Hiperpolarisasi akan menghambat gerbang tegangan Ca2 +
saluran.
9) Jika sedikit Ca2 + bisa masuk, maka sedikit glutamat yang
masuk akan disekresikan ke sinaptik
10) Anehnya, sedikit glutamat menggairahkan sel bipolar tetap
positif
11) Sel bipolar banyak melepaskan eksitasi ke glutamate sel
ganglion. Sel ganglion membuat potensial aksi yang berjalan
melalui sel itu sendiri sampai ke saraf optic.
12) Sel batang melepaskan glutamat ke sel horizontal dan sel
horizontal akan melepaskan GABA untuk menghambat
cahaya sehingga kami beradaptasi lebih baik dalam
perubahan cahaya.
13) Sel amacrine melepaskan dopamin, GABA, Ach, dan jenis
lain dari neurotransmitter yang diyakini membuat jalur
visual sempurna (modulasi)1

BAGAIMANA SEL KERUCUT MENANGKAP CAHAYA

Sama dengan sell batang tetapi tidak hiper-polirisasi tetapi


depolarisasi.

ADAPTASI GELAP DAN TERANG

Gambar 9 regulasi pigmen visual

Saat Anda keluar dari lingkungan gelap (katakanlah, terowongan) ke


sinar matahari, adaptasi cahaya terjadi — sistem visual Anda
menyesuaikan detik ke lingkungan yang lebih cerah dengan
mengurangi sensitivitasnya. Di sisi lain, ketika Anda memasuki
ruangan yang gelap seperti teater, sistem visual Anda mengalami
adaptasi gelap — itu sensitivitas meningkat perlahan selama beberapa
menit. Perbedaan dalam tingkat pemutihan dan regenerasi fotopigmen
di batang dan kerucut menyumbang beberapa (tapi tidak semua) dari
sensitivitas berubah selama adaptasi terang dan gelap.

Saat tingkat cahaya meningkat, semakin banyak fotopigmen


diputihkan. Sementara cahaya memutihkan beberapa molekul
fotopigmen, bagaimanapun, yang lain sedang diregenerasi. Di siang
hari, regenerasi rhodopsin tidak dapat mengikuti proses pemutihan
proses, jadi batang berkontribusi sedikit pada penglihatan siang hari.

Sebaliknya, fotopigmen kerucut beregenerasi cukup cepat sehingga


beberapa Bentuk cis selalu ada, bahkan dalam cahaya yang sangat
terang. Jika tingkat cahaya menurun secara tiba-tiba, sensitivitas
meningkat cepat pada awalnya dan kemudian lebih lambat. Dalam
kegelapan total, regenerasi penuh fotopigmen kerucut terjadi selama
yang pertama 8 menit adaptasi gelap. Selama ini, ambang batas
(hampir tidak terlihat) flash cahaya terlihat berwarna. Rhodopsin
beregenerasi lebih lambat, dan kepekaan visual kita meningkat bahkan
hingga satu foton (unit cahaya terkecil) dapat dideteksi. Dalam situasi
itu, meski cahayanya jauh lebih redup dapat dideteksi, ambang
berkedip tampak abu-abu putih, apa punwarna mereka. Pada tingkat
cahaya yang sangat redup, seperti cahaya bintang, objek muncul
sebagai corak abu-abu karena hanya batangnya saja yang berfungsi.1

VISUAL PATHWAY

1) Ada dua jenis bidang visual: nasal dan temporal, atau bidang
visual kiri dan kanan.
2) Ada hemi retina temporal. Hemi retina temporal menerima
cahaya dari bidang visual hidung.
3) Ada hemi retina hidung. Retina hemi hidung menerima cahaya
dari bidang visual temporal.
4) Untuk bola mata kanan: cahaya dari bidang visual hidung
menuju ke temporal hemi retina dan tetap di sisi yang sama
mata ke otak.
5) Untuk bola mata kanan: sedangkan cahaya dari bidang
temporal pergi ke nasal hemi retina dan menyeberang ke optic
kiasma ke bagian lain otak.
6) Untuk bola mata kiri, sebaliknya .
7) Visual masuk ke bagian tertentu dari talamus: lateral geniculate
dari thalamus.
8) Geniculate lateral thalamus dibagi menjadi 6 bagian: 1-6
9) Ipsilateral akan menuju ke bagian nomor 2, 3, dan 5.
10) Kontralateral akan menuju ke bagian nomor 1, 4, dan 6.
11) Selain sebagai stasiun relai jalur visual, nukleus genikulat
lateral juga mengontrol seberapa banyak visual yang kita
dapatkan, dikendalikan oleh serat kortikofugal (dalam file arah
belakang dari korteks) dan area retikuler mesencephalon
tersebut.
12) Dari geniculate lateral, beberapa serat akan bercabang off ke
colliculus superior dan bagian terpenting: inti pretektal.
Namun, sebagian besar seratnya akan pergi ke lobus oksipital
melalui lobus parietal dan lobus temporal (serat ini disebut
serat geniculocalcarine, sistem baru)
13) Serat yang melewati lobus parietal disebut serat retinal superior
atau loop Baum. Serat itu melalui lobus temporal disebut
retinal inferior serat atau loop Myer.
14) Setelah itu, di lobus oksipital, serat akan masuk korteks visual
primer di daerah fisura kalkarin lobus oksipital medial.
15) Serat visual juga lolos ke beberapa area lama dari otak (sistem
lama)
a) Saluran optik ke inti suprachiasmatic dari hipotalamus :Kontrol
ritme sirkadian itu menyinkronkan berbagai fisiologis
perubahan tubuh dengan siang dan malam.
b) Inti pretektal :Tunjukkan gerakan refleks mata fokus pada
objek penting dan tujuan aktifkan refleks cahaya pupil.
c) Colliculus superior Kontrol gerakan arah cepat dari dua mata.
d) Inti genikulat ventral lateral dari thalamus :Agaknya untuk
membantu mengontrol beberapa file fungsi perilaku tubuh5

Gambar 10 jalur visual


3. Kelainan refraksi (etiologi, definisi, patofisiologi, boleh disertakan
pemeriksaan visus)

Gambar 11. Refraksi


REFRAKSI
Ketika sinar cahaya merambat melalui zat transparan (seperti
sebagai udara) masuk ke zat transparan kedua dengan zat yang
berbeda kepadatan (seperti air), mereka membengkok di
persimpangan antara dua zat. Pembengkokan ini disebut
pembiasan. Saat sinar cahaya memasuki mata, mereka dibiaskan di
anterior dan permukaan posterior kornea. Kedua permukaan lensa
mata lebih jauh membiaskan sinar cahaya sehingga menjadi fokus
yang tepat retina.1
Gambar yang difokuskan pada retina dibalik (terbalik). Mereka
juga mengalami pembalikan kanan-ke-kiri; bahwa adalah, cahaya
dari sisi kanan suatu benda mengenai sisi kiri retina, dan
sebaliknya. Alasan dunia tidak terlihat terbalik dan terbalik adalah
bahwa otak "belajar" di awal kehidupan mengoordinasikan gambar
visual dengan orientasi objek.otak menyimpan gambar terbalik dan
terbalik yang kita peroleh saat kami pertama kali meraih dan
menyentuh objek dan menafsirkannya gambar visual yang
berorientasi dengan benar dalam ruang.1
Sekitar 75% dari total refraksi cahaya terjadi di kornea. Lensa
menyediakan 25% sisa daya pemfokusan dan juga mengubah fokus
untuk melihat objek yang dekat atau jauh. Kapan sebuah benda
berjarak 6 m (20 kaki) atau lebih jauhnya dari pengamat, cahaya
Sinar yang dipantulkan dari objek hampir sejajar satu sama lain.
Lensa harus membelokkan sinar paralel ini cukup sehingga jatuh
tepat fokus pada fovea pusat, dimana penglihatan paling tajam.
Karena sinar cahaya yang dipantulkan dari objek yang lebih dekat
dari 6 m (20 kaki) lebih bersifat divergen daripada paralel, sinar
harus lebih dibiaskan jika mereka difokuskan pada retina.
Pembiasan tambahan ini dicapai melalui proses yang disebut
akomodasi.1
AKOMODASI
Disebut permukaan yang melengkung ke luar, seperti permukaan
bola menjadi cembung. Ketika permukaan lensa cembung, lensa itu
akan membiaskan sinar cahaya yang masuk satu samalain,sehingga
pada akhirnya berpotongan. Jika permukaan lensa melengkung ke
dalam, seperti di dalam bola berlubang, lensa dikatakan cekung
dan menyebabkan sinar cahaya untuk membiaskan diri satu sama
lain. Lensa mata adalah cembung pada permukaan anterior dan
posterior, dan daya pemfokusannya meningkat saat
kelengkungannya menjadi lebih besar. Ketika mata fokus pada
objek yang dekat, lensa menjadi lebih melengkung, menyebabkan
pembiasan sinar cahaya yang lebih besar. Peningkatan ini pada
kelengkungan lensa untuk penglihatan dekat disebut akomodasi.
Titik dekat penglihatan adalah jarak minimum dari mata di mana
suatu objek dapat difokuskan dengan jelas akomodasi maksimal.
Jarak ini sekitar 10 cm (4 inci) di dewasa muda.
Bagaimana akomodasi terjadi? Saat Anda melihat objek yang jauh,
otot siliaris tubuh siliaris rileks dan lensa lebih datar karena ditarik
ke segala arah dengan kencang serat zonular. Saat Anda melihat
objek dekat, otot siliaris kontrak, yang menarik proses siliaris dan
koroid ke depan menuju lensa. Tindakan ini melepaskan
ketegangan pada lensa dan serat zonular. Karena elastis, lensa jadi
lebih bulat (lebih cembung), yang meningkatkan kekuatan
pemfokusan dan menyebabkan konvergensi sinar cahaya yang
lebih besar. Parasimpatis serabut saraf okulomotor (III)
menginervasi otot siliaris tubuh siliaris dan, oleh karena itu,
menengahi proses akomodasi.1
ABNORMALITAS REFRAKSI
Mata normal, yang dikenal sebagai mata emmetropik, cukup dapat
membiaskan sinar cahaya dari suatu objek sejauh 6 m (20 kaki)
jauhnya sehingga gambar yang jelas terfokus pada retina. Banyak
orang, bagaimanapun, kekurangan kemampuan ini karena kelainan
refraksi. Di antara kelainan ini adalah miopia, atau rabun jauh,
yang terjadi saat bola mata terlalu panjang relatif terhadap
kekuatan fokus kornea dan lensa, atau saat lensa lebih tebal dari
biasanya, sehingga gambar menyatu di depan retina. Individu
rabun dapat melihat objek dekat dengan jelas, tetapi bukan benda
yang jauh. Dalam hyperopia atau rabun dekat, juga dikenal sebagai
hypermetropia,panjang bola mata relatif pendek terhadap kekuatan
pemfokusan kornea dan lensa, atau lensa lebih tipis dari biasanya,
jadi gambar berkumpul di belakang retina. Individu hiperopik
dapat melihat objek jauh dengan jelas, tetapi tidak dapat melihat
objek yang dekat. kelainan refraksi adalah astigmatisme (a-STIG-
ma-tizm), di yang mana kornea atau lensa memiliki kelengkungan
yang tidak teratur.Akibatnya, bagian-bagian gambar tidak fokus,
dan dengan demikian penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi.1
Sebagian besar kesalahan penglihatan bisa diperbaiki dengan
kacamata, kontak lensa, atau prosedur bedah. Lensa kontak
mengapung di atas film air mata di atas kornea. Permukaan luar
anterior dari kontak lensa mengoreksi cacat visual, dan permukaan
posteriornya cocok kelengkungan kornea. LASIK melibatkan
pembentukan kembali file kornea untuk memperbaiki kelainan
refraksi secara permanen.1

Gambar 12 abnormalitas refraksi dan perbaikannya


DAFTAR PUSTAKA
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology
13th Edition Volume 2. John Wiley and Sons; 2011.
2. Drake R, Vogl WA, Mitchell AWM. Gray’s Anatomy for Students,
4th Edition. Philadelpihia : Elseveir inc : 2020
3. Gartner L P, Hiatt J L. Color Textbook Of Histology. Singapore :
Elsevier. 2011.
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 8. Ramdhani Dian,
Translator. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC, 2017
5. Martini, F., & Nath, J. L.. Fundamentals of anatomy & physiology.
15th ed. San Francisco: Pearson/Benjamin Cummings.
Chicago(2009)

Seorang laki-laki berusia 12 tahun diantar orang tuanya ke tempat


praktik dokter dengan keluhan jika menonton televisi harus selalu
dekat, sehingga gambar baru terlihat jelas. Kemudian dokter
melakukan pemeriksaan dan didapati anak tersebut mempunyai
kelainan refraksi. Manakah berikut ini pernyataan yang tepat
mengenai fisiologi refraksi ?Harus dijawab. Pilihan tunggal.
(20 Poin)

Lensa mata berakomodasi saat melihat cahaya lebih dari 20


kaki

Lensa mata tidak berakomasi saat melihat cahaya kurang dari 6


meter

Kekuatan lensa mata untuk bayangan yang jatuh dibelakang


retina sejauh 1 meter adalah sebesar 1 dioptri

Lensa mata terletak didepan Camera Okuli Posterior

Refraksi adalah peristiwa yang terjadi didalam sirkuit saraf


retina
5.Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran sedang melakukan
presentasi didepan kelas. Mahasiswa tersebut menjelaskan tentang
fisiologi mata. kemudian dosen bertanya tentang fotoreseptor sel
batang yang ada dimata. Berikut ini manakah pernyataan yang
paling benar dan paling tepat ?Harus dijawab. Pilihan tunggal.
(20 Poin)

Rhodopdsin akan terbentuk kembali saat mengalami


fotoaktivasi karena molekul trans retinal berubah menjadi cis
retinal

Rhodopsin akan terurai saat mengalami fotoaktivasi karena


molekul cis retinal berubah menjadi trans retinal

Rhodopsin akan terurai saat mengalami fotoaktivasi menjadi


metarodopsinI Ilumirodopsin

Rhodopsin akan terurai saat mengalami fotoaktivasi menjadi


metarodopsin Ilumirodopsin

Rhodopsin akan terurai saat mengalami fotoaktivasi karena


molekul trans retinal berubah menjadi cis retinal

Option 2
6.Seorang perempuan berusia 15 tahun datang ke tempat praktek
dokter dengan keluhan sulit melihat ke arah medial. Apakah
struktur yang terganggu?Harus dijawab. Pilihan tunggal.
(20 Poin)

Kelumpuhan musculus obliqus superior yang diinervasi nervus


IV

Kelumpuhan musculus rectus inferior yang diinervasi nervus


III

Kelumpuhan musculus rectus medial yang diinervasi nervus III


Kelumpuhan musculus obliqus inferior yang diinervasi nervus
III

Kelumpuhan musculus rectus medial yang diinervasi oleh


nervus IV
7.Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun diantar ibunya ke poli
mata dengan keluhan penglihatan kabur saat sore hari. Pasien juga
sering terbentur ketika berjalan pada sore hari atau pada tempat
yang minim cahaya. Pasien juga mengeluhkan matanya sering
terasa kering. Dokter mendiagnosa bahwa pasien menderita
xerophtalmia yang disebabkan kekurangan vitamin A sehingga sel
yang ada pada retina tidak mampu bekerja maksimal. Manakah
dibawah ini yang bukan merupakan sel yang terdapat pada lapisan
retina ?Harus dijawab. Pilihan tunggal.
(20 Poin)

Sel asidofilik

Sel ganglion

Sel bipolar

Sel horizontal

Sel amakrin
8.Seorang mahasiswa kedokteran sedang mengamati anatomi mata.
Bagian mata yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya sinar
yang masuk adalah pupil. Otot yang berperan dalam mengatur
besar kecilnya pupil adalahHarus dijawab. Pilihan tunggal.
(20 Poin)

Musculus Sphincter pupilae dan Musculus Dilator pupilae

Musculus Sphincter ani dan Musculus obliqus inferior

Musculus tensor timphani dan Musculus rectus lateral


Musculus rectus lateral dan Musculus rectus medial

Musculus orbicularis oculi dan Musculus siliaris

Anda mungkin juga menyukai