BASIC SCIENCE
ANATOMI
ISI BULBUS OCCULI (BOLA MATA)
Lensa cristallina
–Transparan, biconvex elastis
–Dibungkus capsula lentis
–Mekanisme akomodasi *
–Penggantung = Lig. Suspensorium lentis
(Zonula ciliaris)
Klinis : Lensa keruh Katarak
KORNEA
• 1/6 bagian anterior
• Fungsi : media refraksi, proteksi
• Avaskular transparan
• free nerve ending (dr N.I) sangat
sensitif dan kaya akan saraf
• Reflek cornea : reflek mata berkedip bila
ada rangsangan mekanis pada kornea
• menerima O2 dari udara depan dan nutrisi
dari aqueous humor di belekang
•dipersarafi oleh N. Opthalmicus (N.V-1)
SCLERA
KORNEA
a. Epitel
- Bentuk epitel berlapis gepeng tanpa tanduk
yang saling tumpang tindih: satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Ini
dihubungkan oleh desmosom dan makula okludens ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit dan glukosa dan menjadi barrier sehingga tidak bisa
ditembus
- Epitel berasal dari ektoderm permukaan
- Ujung saraf kornea berakhir pada epitel jika ada gangguan epitel tjd gangguan
sensibilitas kornea, ex: rasa sakit, mengganjal
- Daya regenerasi epitel cukup besar dapat memperbaiki tanpa membentuk jar.parut
- Kelainan di epitel menyebabkan injeksi silier dan edema local sesaat karena dia
punya regerasi cukup baik (erosi rekuren)
b. Membran. Bowman
- Dibawah epitel kornea,
- Terdiri dari serat serat kolagen kuat yg tersusun tidak teratur untuk
mempertahankan bentuk kornea
- ada gangguan tjd jar.parut e. c TIDAK ada daya regenerasi
- jk terganggu ada infiltrat (pungtata/bintik, dendritik dll) e.c sel sel imun bantu
menyerang
c. Stroma
- Lapisan paling tebal dari kornea (90%)
- Tdd lamel yg merupakan susunan kolagen yg sejajar satu sama lain, terdapat
keratosit yaitu sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak diantara serat
kolagen stroma.
- Keratosit sebagai bahan dasar dan serat kolagen di stroma
- Stroma bersifat higroskopis yg menarik air, kadar air diatur oleh pompa sel endotel
dan penguapan oleh epitel. Jika tjd gangguan susunan serat kolagen stroma
kornea keruh
d. Membran Descement
- Aseluler
- Sangat elastik kenyal, kuat, tidak berstruktur, dan bening
- Pelindung atau barrier infeksi
e. Endotel
- Tdd satu lapis sel, mesotelium, bentuk heksagonal, besar 20-40 um.
- Tersusun dari epitel selapis gepeng atau kuboid rendah
- Endotel melekat pd memb. Descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden.
- Untuk mempertahankan kejernihan kornea
- Mengatur cairan didalam stroma kornea sebagai pompa bikarbonat jika
terganggu stroma banyak cairan bisa oedem kornea stroma penuh air kita
melihat “di air” (penglihatan kabur seperti kekeruhan)
- TIDAK ADA daya regenerasi
- terdapat kerusakan (e.c trauma bedah, peny. Intraokular, lansia) tidak akan
normal lagi harus donor kornea
FISIOLOGI
- Fungsi utama kornea adalah sebagai proteksi dan jendela yang dilalui oleh cahaya saat
menuju retina
- Sinar/ cahaya masuk ke kornea aqueous humour (COA)melalui pupil dengan
iris kamera okuli posterior dibiaskan oleh lensa vitreuous humour retina
(nyata,terbalik) serabut saraf otak menerjemahkan area asosiasi 17 (melihat),
18,19 (menerjemahkan) gambar seharusnya
- Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas cahaya
menuju retina. Sifat tembus cahaya nya disebabkan oleh strukturnya yang
uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi (keadaan dehidrasi relative)
jaringan kornea yang dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan
oleh fungsi sawar epitel dan endotel)
KERATITIS
Definisi :peradangan/inflamasi pada kornea atau infiltrasi sel radang pada kornea yang
mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun
VISUS TURUN MENDADAK oleh karena dia media refraksi(kornea, lensa, badan kaca,
retina)terganggu
Epidemiologi
kejadian keratitis bakteri bervariasi dengan lebih sedikit pada Negara- negara industri
yang memiliki sedikit jumlah pengguna lensa kotak. keratitis jamur beravriasi
tergantung letak geografis. Keratitis menempati peringkat kedua diindonesia sebagai
penyebab kebutan
Faktor predisposisi
- Riwayat trauma dan kerusakan epitel
- pemakaian lensa kotak
- Sanitasi yg buruk, lingkunan lembab
- Imun turun
- Kortikosteroid immunosupressan
- Herpes/ infeksi virus
- Mata kering, Defisiensi Vit A
- Rx alergi Konjungtivitis menahun keratokonjungtivitis
Gejala dan tanda
- Mata merah e.c injeksi siliar Pelebaran arteri siliar anterior
- Visus menurun mendadak e.c edem kornea dan mata keruh
- Nyeri/ sakit/ mengganjal e.c banyak saraf sensoris
- Silau (fotofobia) e.c kontraksi iris yang sedang meradang
- Lakrimasi refleks parasimpati pada kel lakrimal
- blefarospasme ( sulit untuk membuka mata)
Etiologi
- Virus
- Bakteri
- Jamur
- paparan sinar ultraviolet
- iritasi dan penggunaan berlebihan lensa kotak
- mata kering/dry eye bisa disebabkan kelopak mata robek atau tidak cukup
pmbentukan
air mata
- Adanya benda asaing dimata
- reaksi terhadap obat-obatan tetes mata/kosmetik( bahan iritatif) udara/debu
- obat tertentu ex. steroid
sifilis (+)
Tx: sesuai etiologi, beri sulfas atropin tetes mata cegah sinekia akibat
uveitis
berdasarkan Etiologi :
a. keratitis bakteri
trauma pada kornea oleh ranting pohon, daun dan bagian tumbuh-tumbuhan
sekarang e.s pemakaian kortikosteroid yang sering imun tertekan
pasien
immunocompromised. Selain kortikosteroid jg krn kontak lensa.
Etiologi: Candida, Fusarium, Aspergillus, Curvularia, Filamentos
Gejala baru muncul 5 hari - 3 minggu setelahnya Keluhan: sakit mata,
lakrimasi, silau
pemeriksaan fisik :
- Infiltrat kelabu/putih kekuningan,
- Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian steroid topikal lama.
- Lesi SATELIT. KHAS
- Hipopion kadang-kadang rekuren
- cincin endotel sekeliling ulkus dengan plaque bercabang
- lipatan descemet
diagnosis pasti pp : Mikroskop dgn KOH 10% pd kerokan kornea yg
menunjukkan adanya HIFA pd selain candida dan PSEUDOHIFA pada Candida
Adalah akibat rx. Peradangan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh
rx.alerg terhadap ADENOVIRUS 8,19 atau 37.
Bilateral
Gejala: KU demam, gg. Sal nafas, visusu turun, terasa benda asing, berair,
kadang2 nyeri
Edema kelopak dan folikel konjungtiva, pseudomembran pada konjungtiva tarsal
bentuk jar. Parut, kelenjar preaurikel membesar.
Pada kornea terdapat keratitis pungtata difus minggu ke-1
Lesi epitel setempat pada hari ke-7
Kekeruhan subepitel dibawah lesi epitel tsb Hari ke 11-15
tx: AKUT kompres dingin, cairan mata dll obati konservatif
Kekeruhan kornea menurunkan visus Berat beri STEROID tetes mata
berdasarkan bentuknya:
a. Keratitis dimer
keratitis numularis dg infiltrat bundar,berkelompok, tepinya bts tegasgambaran
HALO
unilateral, petani sawah >>>
b. keratitis filamentosa
a. keratitis lagoftalmus
kelopak mata X tutup dg sempurna kekeringan kornea
mata terpapar trauma pd konjungtiva dan kornea kering infeksi
disebabkan tarikan jar parut pd tepi kelopak eksoftalmus, paralise saraf fasial
tx kausa air mata buatan cegah infeksi diberikan salap
b. keratitis neuroparalitik
pemakaian lensa kontak semalaman atau lensa kontak yang sudah tercemar
Penegakan diagnosis
Anamnesis dan PF manefestasi klinis
Visus turun, Mata merah, Silau/fotofobia, Nyeri mata , Lakrimasi, Riwayat
terdahulu, Riwayat trauma, Riw. Alergi, Riw. Infeksi (herpes), Riw. Obat
(steroid), Riw. Penyakit (DM,AIDS, menurunkan imun)
pemeriksaan diagntostik
- Pemeriksaan visus
- Pemeriksaan segmen anterior dgn penlight dan loupe palpebra, konjungtiva
- Tonometri tek intraokuler
- Slitlamp (biomikroskop) untuk melihat kornea defeknya
- pewarnaan dengan fluoresensi untuk memperjelas lesi epitel
- pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% pd kerokan kornea
- pemeriksaan gram dan giemsa untuk mendeteksi bakteri
- tes sensitivitas kornea jk dicurigai virus sensitivitas <
- keratoskop - untuk melihat kelicinan kerataan permukaan kornea
- dasar : bila kornea disinari konsentris gambar dapat dipantulkan pada
kornea karena bersifat cermin cembung
- kelainan: ulkus (garis putih putus-putus), edema (garis putih bergigi),
sikatrix (garis putih penyok kea rah lokasi sikatrix).
- uji dry eye uji nya jika film air mata pembasahan kornea >25 detik normal
<15 detik tidak stabil
- schimmer serta reflex kornea
- Uji Fistel dan Uji Seidel untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran korne
- Pada konjungtiva inferior ditaruh kertas fluoresens atau
diteteskan fluoresensKemudian dilihat adanya cairan mata
yang keluar dari fistel kornea.
- Bila terdapat kebocoran kornea adanya fistel kornea akan terlihat
pengaliran cairan mata yang berwarna hijau mulai dari lubang
fistel. Cairan mata terlihat bening dengan sekitarnya terdapat
larutan flueresens yang berwarna hijau.
Tatalaksana
Tujuan tatalaksana keratitis adalah mengeradikasi penyebab, menekan reaksi
peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea, mempercepat
penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi serta memperbaiki ketajaman
penglihatan
Debridement sendiri berperan untuk pengambilan specimen diagnostic, dan
menghilangkan sawar epitel sehingga obat lebih mudah tembus
pengobatan sesuai dengan etiologi
- keratitis bakteri
antibiotik spectrum luas digunakan pada awal pengobatan
tetes mata mampu mencapai tingkat jaringan yang tinggi dan metode
yang sering dipakai
salep berguna sewaktu tidur dan sebagai obat tambahan
sikloplegik untuk < pembentukan sinekhia dan < nyeri
terapi kombinasi digunakan untuk kasus yang infeksi berat
AB sistemik dipertimbankan jika meluas ke jar sekitar & ancaman
perforasi kornea
- keratitis virus
agen antivirus yang sering dipakai pada keratitis herpes adalah
idoxuridine, trifluridine, vidarabine, dan acyclovir
obat antivirus sistemik dipertimbangkan pd pasien dg daya tahan tubuh
rendah dan pada kasus keratitis herpes zoster
- keratitis jamur (lihat di bag klasifikasi)
-kortikostereoid ???? / steroid
prinsip terapi memberikan dosis minimal yg efektif utk peradangan
keratoplasti -> transplantasii/cangkok kornea. KI: Glaukoma, uveitis ant,
neovaskularisasi kornea
diagnosis banding
-konjungtivitis
glaucoma
uveitis
komplikasi
penipisan kornea perforasi kornea endophtalmitis sampai hilangnya penglihatan
(kebutaan)
gangguan refraksi
jaringan parut permanen
ulkus kornea
perforasi kornea
glaucoma sekunder
pencegahan
Hygiene yg baikPada keratitis denganetiologi bakteri, virus, maupun jamur
sebaiknya kita menyarankan pasien untuk mencegahtransmisi penyakitnya dengan
menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan,membersihkan lap atau handuk,
sapu tangan, dan tissue.
Hindari kontaminasi pada penggunaan lensa kontak
Ikuti sesuai prosedur perawatan dan penggunaan lensakontak
Jangan mengucek mata
Hindari faktor resiko
Pasien juga sebaiknya dianjurkan agar tidak terlalu sering terpapar sinarmatahari
ataupun debu karena keratitis ini dapat juga terjadi pada konjungtivitis vernal
yangbiasanya tercetus karena paparan sinar matahari, udara panas, dan debu, terutama
jika pasientersebut memang telah memiliki riwayat atopi sebelumnya
prognosis
Dapat sembuh dengan baik jika ditangani dengan tepat dan perdadangan hanya
dipermukaan
jika tdk ditangani kehilangan penglihatan permanen
Ad vitam :
Ad fungnsionam :
Ad sanationam :
Air mata (tear film) berjalan menutupi permukaan bolamata dan kelopak mata
kemudian masuk kepungtum lakrimal terus kekanalikuli, sakus lakrimal, duktus
naso lakrimal terus kehidung. Kebanyakan tear film dieliminasi secara langsung
melalui evaporasi dan diabsorbsi disakus lakrimal. Pengaliran dari air mata
merupakan proses yang aktif dengan mekanisme yang beragam adanya
keaktifan pompa palpebra-kanalikuler.
Sewaktu kelopak mata membuka sebelum mata mulai berkedip maka kanalikuli
siap untuk diisi air mata. Kelopak mata atas turun sebagai awal berkedip dan
bagian medial kelopak mata sekitar puntum akan naik, puntum bagian atas dan
bawah akan berkontak lebih kuat dan hanya setengah jalan yang tertutup.
Sewaktu puntum tertutup sewaktu berkedip akan menekan kanalikuli dan
sakkus lakrimal air mata terdorong melalui duktus nasolakrimalis dan melalui
hidung, volume air mata akan minimum sewaktu berkedip. Teori Pompa
lakrimal yang dikembangkan oleh Jones menyatakan sewaktu kelopak mata
menutup fisura kelopak mata berpindah kenasal dan air mata pindah ke daerah
puntum, antara kelopak mata, konjuntiva dan karunkulae daerah lakrimal.
Sewaktu relaksasi kelopak pada saat mata terbuka kanalikuli dan ampula
ditekan oleh otot pretarsal superfisial dan pretarsal dalam, yang sangat elastis
dan akan menghasilkan tekanan negatif didalam ampula- kanalikuler sistim
menyebabkan air mata terhisap kedalam puntum, kemudian sewaktu kelopak
mata menutup lagi, air mata yang sebelumnya di ampula–sistim kanalikuli
selanjutnya apabila kelopak mata terbuka air mata ditekan ke sakus lakrimal.
(ini dapat fisiologi proses lakrimasinya kaya gini doang rata-rata pada jelasin jalannya)
air mata mengalir di gl lakrimal punctum lacrimal sup dan inf saccus lacrimalmeatus inf
rongga nasal
DD