Anda di halaman 1dari 25

KERATITIS

BASIC SCIENCE
 ANATOMI
ISI BULBUS OCCULI (BOLA MATA)

Humor aqueous –Massa gelatinous, transparan yang mengisi


– Diproduksi oleh corpus ciliaris ruang lensa - retina
– Mengisi COA dan COP –Fungsi : menjaga retina ditempatnya &
memberi sandaran lensa
Klinis : Tekanan intraoculer naik
Glaukoma

Lensa cristallina
–Transparan, biconvex elastis
–Dibungkus capsula lentis
–Mekanisme akomodasi *
–Penggantung = Lig. Suspensorium lentis
(Zonula ciliaris)
Klinis : Lensa keruh Katarak

Humor vitreus (tidak di produksi oleh


siapapun melainkan merupakan suatu
massa)
dan ditembus oleh n. opticus (pada lamina
cribrosa)
• berhubungan dengan duramater yang
menutup otak

LAPISAN BOLA MATA • Berfungsi menyesuaikan diri terhadap


tekanan dari dalam bulbus oculi

KORNEA
• 1/6 bagian anterior
• Fungsi : media refraksi, proteksi
• Avaskular  transparan
• free nerve ending (dr N.I)  sangat
sensitif dan kaya akan saraf
• Reflek cornea : reflek mata berkedip bila
ada rangsangan mekanis pada kornea
• menerima O2 dari udara depan dan nutrisi
dari aqueous humor di belekang
•dipersarafi oleh N. Opthalmicus (N.V-1)
SCLERA

• 5/6 bagian posterior - pertemuan antara sclera dan kornea


disebut LIMBUS
• Berwarna putih (opaque)
- Angulus iridocornealis berhubungan
• Memproteksi bola mata, memberikan
dengan canalis Schlemm ( sinus
bentuk dan sebagai tempat menempelnya
venosus sklera) sekresi humor
musculi extrinsik bola mata yaitu :
aquoues (memprttahankan tek bola
- m. rectus oculi superior mata)
- m. rectus oculi inferior CHOROID
- m. rectus oculi medialis
• Terletak diantara sclera dengan retina
- m. rectus oculi lateralis • merupakan membrane Berpigmen gelap
- m. obliqus oculi superior • Banyak pembuluh darah
(lateral/medial (trgantung mata yg • Fungsi : nutrisi retina, corpus ciliaris, iris
mana) inferior).
CORPUS CILIARIS
- m. obliqus oculi inferior
(lateral/medial (trgantung mata yg • lanjutan choroid di anterior
mana) superior). • merupakan cincin tebal yang mengelilingi
lensa
- Midriasis : m. dilator pupillae  cahaya >>
• processus ciliaris adalah tonjolan corpus
ciliaris di permukaan post dekat lensa

• memproduksi humor aqueous yang


mengisi COA ( blkg kornea) & COP ( depan
zonula ciliaris )
zonula ciliaris serabut yang melebar dari
processus ciliaris

• mengandung otot polos m. ciliaris(


parasimpatis N.III)  fokus lensa ( daya RETINA
akomodasi ). • terdapat orra serrata retina yaitu lapisan
neural yang berakhir dipinggir post corpus
• Kontraksi corpus ciliaris relaksasi lensa ciliaris
lensa lebih cembung • bagian fundus terdapat :
- macula lutea : lateral blind spot
- fovea centralis : cekungan kecil di post
IRIS retina, ditengah macula lutea, hanya
mengandung SEL KERUCUT
• Struktur berpigmen coklat - optic disc : tempat masuknya N.II, blind
• terletak antara kornea dan lensa dan spot tanpa photoreceptor
melekat ke korpus ciliaris
• bagian tengah terbuka  pupil tempat
masuknya cahaya

• terdapat otot polos yang sirkuler dan


radiater m. sphincter pupil dan m. dilator
pupil  reflex cahaya pupil
• Fungsi : “diaphragma” : mengatur jumlah
cahaya yang masuk pupil (celah antara 2
iris)
- Miosis : m. sphincter pupillae  cahaya <<

• perdarahan dari 2 sumber :


- 1/3 luar retina termasuk photoreceptor
disuplai ole kapiler pada choroid
- 2/3 dalam retina diperdarahi oleh Arteri
dan Vena centralis retina
 HISTOLOGI

KORNEA

a. Epitel
- Bentuk epitel berlapis gepeng tanpa tanduk
yang saling tumpang tindih: satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Ini
dihubungkan oleh desmosom dan makula okludens ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit dan glukosa dan menjadi barrier sehingga tidak bisa
ditembus
- Epitel berasal dari ektoderm permukaan
- Ujung saraf kornea berakhir pada epitel  jika ada gangguan epitel tjd gangguan
sensibilitas kornea, ex: rasa sakit, mengganjal
- Daya regenerasi epitel cukup besar dapat memperbaiki tanpa membentuk jar.parut
- Kelainan di epitel menyebabkan injeksi silier dan edema local sesaat karena dia
punya regerasi cukup baik (erosi rekuren)
b. Membran. Bowman
- Dibawah epitel kornea,
- Terdiri dari serat serat kolagen kuat yg tersusun tidak teratur untuk
mempertahankan bentuk kornea
- ada gangguan tjd jar.parut  e. c TIDAK ada daya regenerasi
- jk terganggu  ada infiltrat (pungtata/bintik, dendritik dll) e.c sel sel imun bantu
menyerang
c. Stroma
- Lapisan paling tebal dari kornea (90%)
- Tdd lamel yg merupakan susunan kolagen yg sejajar satu sama lain, terdapat
keratosit yaitu sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak diantara serat
kolagen stroma.
- Keratosit sebagai bahan dasar dan serat kolagen di stroma
- Stroma bersifat higroskopis yg menarik air, kadar air diatur oleh pompa sel endotel
dan penguapan oleh epitel.  Jika tjd gangguan susunan serat kolagen stroma
kornea keruh
d. Membran Descement
- Aseluler
- Sangat elastik  kenyal, kuat, tidak berstruktur, dan bening
- Pelindung atau barrier infeksi
e. Endotel
- Tdd satu lapis sel, mesotelium, bentuk heksagonal, besar 20-40 um.
- Tersusun dari epitel selapis gepeng atau kuboid rendah
- Endotel melekat pd memb. Descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden.
- Untuk mempertahankan kejernihan kornea
- Mengatur cairan didalam stroma kornea sebagai pompa bikarbonat jika
terganggu stroma banyak cairan bisa oedem kornea stroma penuh air kita
melihat “di air” (penglihatan kabur seperti kekeruhan)
- TIDAK ADA daya regenerasi
- terdapat kerusakan (e.c trauma bedah, peny. Intraokular, lansia)  tidak akan
normal lagi  harus donor kornea

 FISIOLOGI
- Fungsi utama kornea adalah sebagai proteksi dan jendela yang dilalui oleh cahaya saat
menuju retina
- Sinar/ cahaya masuk ke kornea  aqueous humour (COA)melalui pupil dengan
iris kamera okuli posterior dibiaskan oleh lensa vitreuous humour retina
(nyata,terbalik) serabut saraf otak menerjemahkan area asosiasi 17 (melihat),
18,19 (menerjemahkan) gambar seharusnya

- Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas cahaya
menuju retina. Sifat tembus cahaya nya disebabkan oleh strukturnya yang
uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi (keadaan dehidrasi relative)
jaringan kornea yang dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan
oleh fungsi sawar epitel dan endotel)

KERATITIS

 Definisi :peradangan/inflamasi pada kornea atau infiltrasi sel radang pada kornea yang
mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun

MATA MERAH rekasi inflamasi

VISUS TURUN MENDADAK oleh karena dia media refraksi(kornea, lensa, badan kaca,
retina)terganggu

 Epidemiologi
kejadian keratitis bakteri bervariasi dengan lebih sedikit pada Negara- negara industri
yang memiliki sedikit jumlah pengguna lensa kotak. keratitis jamur beravriasi
tergantung letak geografis. Keratitis menempati peringkat kedua diindonesia sebagai
penyebab kebutan

 Faktor predisposisi
- Riwayat trauma dan kerusakan epitel
- pemakaian lensa kotak
- Sanitasi yg buruk, lingkunan lembab
- Imun turun
- Kortikosteroid immunosupressan
- Herpes/ infeksi virus
- Mata kering, Defisiensi Vit A
- Rx alergi Konjungtivitis menahun keratokonjungtivitis
 Gejala dan tanda
- Mata merah  e.c injeksi siliar Pelebaran arteri siliar anterior
- Visus menurun mendadak e.c edem kornea dan mata keruh
- Nyeri/ sakit/ mengganjal e.c banyak saraf sensoris
- Silau (fotofobia) e.c kontraksi iris yang sedang meradang
- Lakrimasi refleks parasimpati pada kel lakrimal
- blefarospasme ( sulit untuk membuka mata)

 Etiologi
- Virus
- Bakteri
- Jamur
- paparan sinar ultraviolet
- iritasi dan penggunaan berlebihan lensa kotak
- mata kering/dry eye bisa disebabkan kelopak mata robek atau tidak cukup
pmbentukan
air mata
- Adanya benda asaing dimata
- reaksi terhadap obat-obatan tetes mata/kosmetik( bahan iritatif) udara/debu
- obat tertentu ex. steroid

 Patofisiologi dan pathogenesis


trauma  lesi pada kornea pathogen menginvasi dan mengkolonisasi struma
korneaterjadilah reaksi antigen antibody terjadilah reaksi inflamasi dimana ada
dilatasi pembuluh darah dilimbus/episklerainjeksi silliar(perikorneal) lalu baru
terjadi infiltrasi dari sel mononuclear, sel plasma, sel PMNinfiltrat (bercak abu-abu
keruh)  infiltrasi meluaspermukaan korrnea menjadi tdk licin timbul ulkus (di
epitel banyak mengandung saraf saraf sensoris oleh karna itu akan terasa nyeri) nyeri,
fotofobia, oedem, rasa seperti kelilipan Karena nyeri, merangsang sekresi kel.
Lakrimal  lakrimasi.
permukaan kornea tdk licin  pembiasaan cahaya tidak sempurna penurunan visus
 Klasifikasi keratitis

Berdasarkan lapisan yang terkena:


a. keratitis pungtata

keratitis yang terkumpul di daerah membrane bowman dengan infiltrat berbentuk


bercak-bercak halus
☻Keratitis pungtata superficial :
 gambaran infiltrate halus bertitik-titik pda permukaan kornea cacat halus
kornea superficial. Fluoresein warnanya hijau.
etiologi : def vit B2, infeksi bakteri, virus, sinar uv, trauma kimia, soft lens,
sindrom dry eye, blefaritis, obat topical, keracunan
Rasa sakit, silau, mata merah, rasa kelilipan
tx air mata buatann, tobramisin tetes mata dan siklopogeik
☻KP Subepitel
keratitis terkumpul di membrane bowman
 kronik x gejala kelainan konjugtiva dan x tanda akut
b. keratitis marginal

Infiltrat tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus


berawal dari infeksi local konjungtiva  keratitis marginal
sering pada pasien setengah umur dengan blefarokonjungtivitis
 Etiologi:Strepcoccus pneumonie, Hemophilus aegepty, Moraxella lacunata
dan Esrichia
 Gejala: sakit, kelilipan, lakrimasi, fotofobia BERAT, Blefarospasme satu
mata injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus MEMANJANG, sering disertai
neovaskularisasi dr arah limbus
 komplikasi: tukak kornea
 tx: antibiotik sesuai etio, steroid dosis ringan, vit b dan c dosis ↑
c. keratitis interstisial

ditemukan pada jaringan kornea yg lebih dalam dan Terjadinya


neovaskularisasi ke dalam kornea dan menyebabkan hilangnya
transparansi kornea. kornea jadi keruh
 keratitis interstisial = keratitis nonsuppuratif profunda disertai dengan neovaskularisasi =
keratitis parenkimatosa
 etiologi: sifilis (paling sering) alergi, infeksi spiroket ke dalam stroma dan TB
 gejala : fotofobia, lakrimasi, kelopak meradang, nyeri,↓visus KELUHAN
BERTAHAN SEUMUR HIDUP
 Kornea keruh iris x terlihat
Injeksi siliar disertai PD ke dlm  gmbrn merah kusam  “salmon patch”,
seluruh kornea warna merah cerah
Kelainan bilateral  terutama e.c tuberculosis
 Sifilis kongenital  hidung pelana, trias Hutchinson(mata: keratitis
interstisial, telinga: tuli labirin, gigi- gigi seri berbentuk obeng), serologic

sifilis (+)
Tx: sesuai etiologi, beri sulfas atropin tetes mata cegah sinekia akibat
uveitis

berdasarkan Etiologi :
a. keratitis bakteri

 etiologi : Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas, dan


Enterobacteriacea(common organism). Neisseria, moraxella mycobacterium (
uncommon organism)
 faktor predisposisi : penggunaan lensa kotak, trauma, kontaminasi obat
mata
 Gejala: sakit, infiltrat, mata merah, oedem, kelopak bengkak, flare dimata
depan.
 PF: Tanda: injeksi siliar(hiperemis), kelopak mata lengket tiap bangun
pagi,edema kornea, infiltrat bisa jd erosi, HIPOPION di COA
 pemeriksaan kultur bakteri kerokan kornea pengecatan dg
gramditanam di darah dan agar sabouraud. Biopsy kornea jika kultur (-)
 diberikan AB spectrum luas menjelang kultur. AB sesuai etio dan diberikan
setiap 1 jam. siklopegik utk istrht mata
 Keratitis ini dibangkitkan oleh lensa kontak, disebabkan oleh bakteri
pseudomonas aeruginosa, amoeba(achantamoeba)
b. keratitis jamur

trauma pada kornea oleh ranting pohon, daun dan bagian tumbuh-tumbuhan
sekarang e.s pemakaian kortikosteroid yang sering imun tertekan
pasien
immunocompromised. Selain kortikosteroid jg krn kontak lensa.
 Etiologi: Candida, Fusarium, Aspergillus, Curvularia, Filamentos
 Gejala  baru muncul 5 hari - 3 minggu setelahnya Keluhan: sakit mata,
lakrimasi, silau
 pemeriksaan fisik :
- Infiltrat kelabu/putih kekuningan,
- Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian steroid topikal lama.
- Lesi SATELIT. KHAS
- Hipopion kadang-kadang rekuren
- cincin endotel sekeliling ulkus dengan plaque bercabang
- lipatan descemet
 diagnosis pasti pp : Mikroskop dgn KOH 10% pd kerokan kornea yg
menunjukkan adanya HIFA pd selain candida dan PSEUDOHIFA pada Candida

(ini gambar yg candida tp masih ragu karna gambarannya


di google adanya Cuma ini )
 tx : natamisin 5% ( keratitis jamur filamentosa, fusarium sp), amphoterisin B
0,15%-0,30% (keratitis yeast, aspergilus sp), pengobatan sistemik
ketokonazole (200-600 mg/hari) dan sikloplegik. Bila TIO meningkat  beri
oral anti glaucoma
 x perbaikan  keratoplasti
 komplikasi : endoftalmitis (merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya
akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk
radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya. Peradangan
supuratif di dalam bola mata akan memberikan abses di dalam badan kaca. Penyebab
endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur )
c. Keratitis virus
 Keratitis pungtata superficial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik
titik pd depan kornea yang terjadi pada herpes simplek, herpes zooster, infeksi
virus, trakoma,adenovirus.
 Keratitis yg berkumpul di membran Bowmanterkena pada bilateral dan kronis
 pp : usapan epitel dengan Giemsa multinuklear noda menunjukan sel raksasa
 Tx: IDU (Idoxuridine) adalah antiviral  menghambat sistesis DNA virus dan
manusia, shg toxic untuk epitel normal dan tdk boleh > 2 minggu digunakan,
bentuk larutan 1% diberikan setiap jam dan untuk salep 0.5% diberikan setiap 4
jam. Asiklovir bersifat selektif terhadap sistesis DNA virus. Dalam bentuk salep
3% tiap 4 jam. Efektifnya sama dan efek samping kurang
☻ keratitis herpes simpleks
 Etiologi: Virus Herpes Simplek dibagi 2 bentuk  yaitu dendritik (epitelial) dan
disiformis (stromal)
 terbentuknya PD halus pada mata , penglihatan berkurang , jar parut dan
glaucoma
 KHS infeksi epitel dan stroma
 epitelial  kerusakan tjd akibat pembelahan virus dlm sel epitel  kerusakan dlm
bentuk tukak kornea superfisialis
 stromal  kerusakan tjd akibat rx imunologik tubuh trhdp virus.
 tx epitelial thdp virus dan pembelahan. Stromal thdp virus dan radangnya ( sm dg
↑)
 KI steroid topika  buta
a. keratitis dendritik
 Keratitis superficial yg membentuk garis infiltrat pd permukaan kornea
yg kemudian bercabang (ranting pohon) KHAS
Gejala ringan:kelopak bengkak,berair,fotofobia, kelilipan, visus turun,
konjungtiva hiperemi disertai sensibilitas kornea yg hipestesia
 bisa sembuh sendiri atau dengan debridement
 obat antivirus IDU 0,1% setiap 1 jam dan siklopegik
b. keratitis disformis
 infiltrat bulat / lonjong didalam kornea
 Etiologi: reaksi alergi atau imunologik pd infeksi virus herpes simpleks
pada permukaan kornea
☻ keratitis herpes zoster
 VHZ  infeksi ganglion saraf trigeminus cab oftalmikus
 pada lansia ↑
 gejala : rasa sakit pada daerah yg terkena, badan hangat, < penglihatan dan
merah
 pf: kelopak terlihat vesikel ( tersebar sesuai dermatom N.V progresif mmbtk jar
parut dan tdk lewat grs median UNILATERAL ) dan infiltrate pada kornea
 tx simptomatik , asiklovir dan pada lansia steroid
d. Keratitis Alergi
 reaksi hipersensitivitas tipe 1
☻keratokonjungtivitis flikten
 Radang kornea dan konjungtiva yg disebabkan reaksi imun yang mungkin sel
mediated pada jaringan yg sudah sensitif terhadap antigen
 gejala: lakrimasi dan fotofobia disertai rasa nyeri. Infiltrate(+) dan
neovaskularisasi pada kornea. Peraasan panas disertai gatal dan visus↓
 KARAKTERISTIK KHAS terbentuknya papul atau pustula pada korena atau
konjungtiva
 pada mata flikten (+)  benjolan berbatas tegas berwarna putih keabuan dengan
atau tanpa neovaskularisasi yg menuju daerah benjolan. bersifat bilateral dan dari
daerah limbus bila tjd penyembuhan  jar parut (+) dan neovaskulariasai (+)
 tx dengan steroid tp hati2
 komplikasi : anak2 gizi buruk (+)  tukak kornea
☻Tukak atau ulkus fliktenuler
 benjolan abu-abu pada kornea dapat terlihat :
- ulkus fasikular : ulkus yg menjalar melintasi kornea dg PD yg jelas
diblkgnya
- flikten multipel disekitar limbus
- ulkus cincin gabungan ulkus
 tx steroid atau sistemik
☻ keratitis fasikularis
 Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari limbus ke
arah kornea.
 penampilan flikten yang berjalan yg membawa jalur pembuluh darah baru
sepanjang permukaan kornea. Pergerakan mulai dari LIMBUS
Biasanya berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah sentral
disertai fasikulus pembuluh darah
☻ keratokonjungtivitis vernal
penyakit rekuren, pandangan tarsus dan konjungtiva bilateral
 Sering pada MUSIM PANAS dan biasanya pd ANAK LAKI2 >14 TAHUN
 gejala : gatal, riw alergi (+), blefarospasme, fotofobia, mata buram, dan kotoran
mata berserat-serat.
 hipertrofi papil yg kadang berbentuk CUBBLE STONE pd kelopak atas dan
konjungtiva
 tx topical antihistamin dan kompres dingin
☻ Keratokonjungtivitis epidemi

 Adalah akibat rx. Peradangan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh
rx.alerg terhadap ADENOVIRUS 8,19 atau 37.
 Bilateral
 Gejala: KU demam, gg. Sal nafas, visusu turun, terasa benda asing, berair,
kadang2 nyeri
 Edema kelopak dan folikel konjungtiva, pseudomembran pada konjungtiva tarsal
bentuk jar. Parut, kelenjar preaurikel membesar.
 Pada kornea terdapat keratitis pungtata difus  minggu ke-1
 Lesi epitel setempat  pada hari ke-7
 Kekeruhan subepitel dibawah lesi epitel tsb Hari ke 11-15
 tx: AKUT kompres dingin, cairan mata dll obati konservatif
Kekeruhan kornea menurunkan visus Berat  beri STEROID tetes mata

berdasarkan bentuknya:

a. Keratitis dimer
 keratitis numularis dg infiltrat bundar,berkelompok, tepinya bts tegasgambaran
HALO
 unilateral, petani sawah >>>
b. keratitis filamentosa

 filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pd perm kornea


 gambaran khusus  FILAMEN EPITEL HALUS
Disertai penyakit lain seperti keratokonjungtivitis sika, sarkoidosis, trakoma,
pemakaian lensa kontak, edema kornea, DM, dll
Ditemukan pd gejala sindr. Dry eye, DM, pasca bedah katarak
Filamen tdd: sel dan sisa mukoid, dasar bentuk segitiga, epitel berdefek keruh
keabuan
 gejala: kelilipan, sakit, silau, blefarospasme, dan epifora
 tx lar hipertonik NaCl 5%

Keratitis jenis lain :

a. keratitis lagoftalmus
 kelopak mata X tutup dg sempurna  kekeringan kornea
mata terpapar  trauma pd konjungtiva dan kornea kering  infeksi
 disebabkan tarikan jar parut pd tepi kelopak eksoftalmus, paralise saraf fasial
tx kausa air mata buatan cegah infeksi diberikan salap
b. keratitis neuroparalitik

 kelainan saraf trigeminus


 kekeruhan kornea x sensitif disertai kekeringan kornea
gejala : tajam penglihatan↓, silau dan tidak nyeri, jarang berkedip, injeksi siliar, perm
kornea
keruh, infiltrate dan vesikel pd kornea
 tx air mata buatan dan salep utk menjaga kornea tetap basah
c. keratokonjungtivitis sika
 keringnya kornea dan konjungtiva
 kelainan ini pada penyakit :
- def komponen lemak air mata
- def kel air mata
- def komponen musin
- akibat penguapan yg berlebihan
- parut pd konea / menghiangnya mikrovil kornea
gejala : gatal, berpasir, silau, dpt penglihatan kabur
 didptkn sekresi mucus berlebihan pd mata , mata kering krna erosi kornea
 pd pemeriksaan didptkn miniskus air mata pd tepi kelopak mata bawah hilang ,
edema konjungtiva bulbi, filament melekat dikornea
 tx air mata buata, lensa kotak, penutupan pungtum larima
d. keratitis sklerotikan
 kekeruhan bentuk segitiga pd kornea radang (+)
etiologi : perubahahan serat kolagen yg menetap
 gejala : kekeruhan kornea yg terlokalisasi dan batas tegas unilateral. Kornea putih
menyerupai sclera
e. fotokeratitis
 mata terpajan sinar uv. >> pekerja las dan rasa sakit selama 2 hari
f. keratitis achantamoeba

 pemakaian lensa kontak semalaman atau lensa kontak yang sudah tercemar

 Penegakan diagnosis
 Anamnesis dan PF manefestasi klinis
Visus turun, Mata merah, Silau/fotofobia, Nyeri mata , Lakrimasi, Riwayat
terdahulu, Riwayat trauma, Riw. Alergi, Riw. Infeksi (herpes), Riw. Obat
(steroid), Riw. Penyakit (DM,AIDS, menurunkan imun)
 pemeriksaan diagntostik
- Pemeriksaan visus
- Pemeriksaan segmen anterior dgn penlight dan loupe  palpebra, konjungtiva
- Tonometri tek intraokuler
- Slitlamp (biomikroskop) untuk melihat kornea defeknya
- pewarnaan dengan fluoresensi  untuk memperjelas lesi epitel
- pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% pd kerokan kornea
- pemeriksaan gram dan giemsa untuk mendeteksi bakteri
- tes sensitivitas kornea jk dicurigai virus  sensitivitas <
- keratoskop  - untuk melihat kelicinan kerataan permukaan kornea
- dasar : bila kornea disinari konsentris gambar dapat dipantulkan pada
kornea karena bersifat cermin cembung
- kelainan: ulkus (garis putih putus-putus), edema (garis putih bergigi),
sikatrix (garis putih penyok kea rah lokasi sikatrix).

- uji dry eye uji nya jika film air mata pembasahan kornea >25 detik  normal
<15 detik tidak stabil
- schimmer serta reflex kornea
- Uji Fistel dan Uji Seidel  untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran korne
- Pada konjungtiva inferior ditaruh kertas fluoresens atau
diteteskan fluoresensKemudian dilihat adanya cairan mata
yang keluar dari fistel kornea.
- Bila terdapat kebocoran kornea adanya fistel kornea akan terlihat
pengaliran cairan mata yang berwarna hijau mulai dari lubang
fistel. Cairan mata terlihat bening dengan sekitarnya terdapat
larutan flueresens yang berwarna hijau.
 Tatalaksana
Tujuan tatalaksana keratitis adalah mengeradikasi penyebab, menekan reaksi
peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea, mempercepat
penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi serta memperbaiki ketajaman
penglihatan
Debridement sendiri berperan untuk pengambilan specimen diagnostic, dan
menghilangkan sawar epitel sehingga obat lebih mudah tembus
 pengobatan sesuai dengan etiologi
- keratitis bakteri
 antibiotik spectrum luas digunakan pada awal pengobatan
 tetes mata mampu mencapai tingkat jaringan yang tinggi dan metode
yang sering dipakai
 salep berguna sewaktu tidur dan sebagai obat tambahan
 sikloplegik untuk < pembentukan sinekhia dan < nyeri
 terapi kombinasi digunakan untuk kasus yang infeksi berat
 AB sistemik dipertimbankan jika meluas ke jar sekitar & ancaman
perforasi kornea
- keratitis virus
 agen antivirus yang sering dipakai pada keratitis herpes adalah
idoxuridine, trifluridine, vidarabine, dan acyclovir
 obat antivirus sistemik dipertimbangkan pd pasien dg daya tahan tubuh
rendah dan pada kasus keratitis herpes zoster
- keratitis jamur (lihat di bag klasifikasi)
-kortikostereoid ???? / steroid
 prinsip terapi memberikan dosis minimal yg efektif utk peradangan
 keratoplasti -> transplantasii/cangkok kornea. KI: Glaukoma, uveitis ant,
neovaskularisasi kornea
 diagnosis banding
-konjungtivitis
 glaucoma
 uveitis
 komplikasi
penipisan kornea  perforasi kornea  endophtalmitis sampai hilangnya penglihatan
(kebutaan)
 gangguan refraksi
 jaringan parut permanen
 ulkus kornea
 perforasi kornea
 glaucoma sekunder
 pencegahan
 Hygiene yg baikPada keratitis denganetiologi bakteri, virus, maupun jamur
sebaiknya kita menyarankan pasien untuk mencegahtransmisi penyakitnya dengan
menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan,membersihkan lap atau handuk,
sapu tangan, dan tissue.
 Hindari kontaminasi pada penggunaan lensa kontak
Ikuti sesuai prosedur perawatan dan penggunaan lensakontak
Jangan mengucek mata
Hindari faktor resiko
Pasien juga sebaiknya dianjurkan agar tidak terlalu sering terpapar sinarmatahari
ataupun debu karena keratitis ini dapat juga terjadi pada konjungtivitis vernal
yangbiasanya tercetus karena paparan sinar matahari, udara panas, dan debu, terutama
jika pasientersebut memang telah memiliki riwayat atopi sebelumnya
 prognosis
Dapat sembuh dengan baik jika ditangani dengan tepat dan perdadangan hanya
dipermukaan
 jika tdk ditangani kehilangan penglihatan permanen
Ad vitam :
Ad fungnsionam :
Ad sanationam :
Air mata (tear film) berjalan menutupi permukaan bolamata dan kelopak mata
kemudian masuk kepungtum lakrimal terus kekanalikuli, sakus lakrimal, duktus
naso lakrimal terus kehidung. Kebanyakan tear film dieliminasi secara langsung
melalui evaporasi dan diabsorbsi disakus lakrimal. Pengaliran dari air mata
merupakan proses yang aktif dengan mekanisme yang beragam adanya
keaktifan pompa palpebra-kanalikuler.
Sewaktu kelopak mata membuka sebelum mata mulai berkedip maka kanalikuli
siap untuk diisi air mata. Kelopak mata atas turun sebagai awal berkedip dan
bagian medial kelopak mata sekitar puntum akan naik, puntum bagian atas dan
bawah akan berkontak lebih kuat dan hanya setengah jalan yang tertutup.
Sewaktu puntum tertutup sewaktu berkedip akan menekan kanalikuli dan
sakkus lakrimal air mata terdorong melalui duktus nasolakrimalis dan melalui
hidung, volume air mata akan minimum sewaktu berkedip. Teori Pompa
lakrimal yang dikembangkan oleh Jones menyatakan sewaktu kelopak mata
menutup fisura kelopak mata berpindah kenasal dan air mata pindah ke daerah
puntum, antara kelopak mata, konjuntiva dan karunkulae daerah lakrimal.
Sewaktu relaksasi kelopak pada saat mata terbuka kanalikuli dan ampula
ditekan oleh otot pretarsal superfisial dan pretarsal dalam, yang sangat elastis
dan akan menghasilkan tekanan negatif didalam ampula- kanalikuler sistim
menyebabkan air mata terhisap kedalam puntum, kemudian sewaktu kelopak
mata menutup lagi, air mata yang sebelumnya di ampula–sistim kanalikuli
selanjutnya apabila kelopak mata terbuka air mata ditekan ke sakus lakrimal.
(ini dapat fisiologi proses lakrimasinya kaya gini doang rata-rata pada jelasin jalannya)
air mata mengalir di gl lakrimal  punctum lacrimal sup dan inf saccus lacrimalmeatus inf
rongga nasal
DD

Anda mungkin juga menyukai