Struktur Utama:
KORNEA
Jaringan bening, avaskular, membentuk 1/6 bagian depan bola mata, diameter 11mm.
Mrp kelanjutan sklera. Pertemuan kornea-sklera: limbus
Pemberian nutrisi: mll humor akuos & air mata.
Susunan:5 lapisan epitel, membrane Bowman, stroma, membrane Descemet, &
endotelium.
Mengandung banyak serabut saraf.
Lapisan-lapisan kornea:
Epitel & membrana Bowman
1. Epitel: 3. Stroma:
Kerusakan pd epitel akan Bagian kornea paling tebal.
sembuh dg segera Meliputi 90 % tebal kornea.
Peka terhadap sentuhan Mrp jaringan fibrosa bening.
fungsi proteksi. 4. Membrana descemet:
2. Membrana Bowman: Letak di bawah stroma
Letak di bawah epitel Mrp lapisan tipis, kuat, ttp
Bila terjadi kerusakan sembuh sangat lentur
dg jaringan parut (sikatrik) 5. Endotelium:
Selapis sel fungsi: mengatur
jml cairan dalam kornea.
TRAKTUS UVEALIS (uvea)
Lapisan tengah bola mata terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, & koroid.
Iris
Iris: membrana sirkuler yg berwarna, terletak di belakang kornea, tepat di depan lensa.
Pd bagian pusatnya terdapat lubang yg disebut pupil.
Iris membagi ruangan yg berisi humor akuos antara kornea & lensa mjd 2, yaitu kamera
anterior & kamera posterior.
Iris terdiri dr jaringan halus yg mengandung sel-sel pigmen, otot polos, pembuluh darah
& saraf.
Warna iris tergantung pd susunan pigmen iris.
Fungsi iris: mengatur jml cahaya yg masuk mata. Pengendalian oleh saraf otonom
Badan siliar
Menghubungkan koroid dg iris.
Tersusun dlm lipatan-lipatan yg berjalan radier ke dalam, meyusun prosesus siliaris yg
mengelilingi tepi lensa. Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah & saraf.
Menghasilkan humor akuos. Terdiri atas
Processus ciliaris Memproduksi humor aquoues
Koroid
adalah membran berwarna coklat, yg melapisi permukaan dalam sklera.
Mengandung banyak pembuluh darah & sel-sel pigmen yg memberi warna gelap.
Fungsi: memberi nutrisi ke retina & badan kaca, & mencegah refleksi internal cahaya.
Terletak diantara sclera dengan retina , Berpigmen,Banyak pembuluh darah
Fungsi : nutrisi retina, corpus ciliaris, iris
Palpebrae
Palpebrae Superior et inferior membatasi fissura palpebralis yang berakhir pada anguli
oculi lateralis et medialis
Otot-otot palpebra: m. levator palpebra (otot seran lintang, dipersarafi n.III, Fungsi:
menaikkan palpebra superior), m.orbikularis okuli(dipersarafi n.VII, fungsi:menutup
palpebra).
Bulu mata. Di folikel bulu mata terdapat kelenjar Zeis (kelenjar minyak) & kelenjar Moll
(kelenjar keringat), yg salurannya dekat dg folikel rambut.
choroidea
tunika corpus
selubung
vaskulosa cilliaris
iris
stratum
bulbus oculi pigmenti
tunika
oculus nervosa
retina
n. opticus humor
aquosus
organon
musculi oculi lensa
visuum isi
crystalina
palpebra corpus
organo oculi vitreum
acessorius
conjunctiva
glandula
lacrimalis
a. alis mata
lipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. Lipatan kulit ditunjang
oleh serat-serta otot di bawahnya
b. cavum orbital
adalah ruangan berbentuk pyramid sisi empat
bagian2 orbita :
basis
berbentuk segi empat, merpakan pintu masuk ke dalam orbita ,
karenanya disebut aditus orbitae
tepi atas dan tepi bawahnya disebut margo supraorbitalis dan margo
infraorbitalis.Tulang2 yang membentuk basis orbita adalah :
os frontal
os zygomaticus
os maxila
apex
terletak disebelah posterior , dibentuk oleh foramen optikum
atap
disebelah depan adalah dibentuk oleh pars orbitalis os frontalis
dasar
dibagian anterolateral dibentuk oleh facies orbitalis ossis
zygomaticus
dibagian tengah oleh facies orbitalis maxillae
dibagian belakang oleh processus orbitalis ossis palatini
dasar orbita ini membatasi orbita dari sinus maxilaris
dinding lateral
dibelah depan dibentuk oleh processus frontalis ossis zygomaticum
disebelah belakang dibentuk oleh ala magna ossis sphenoidalis
dan pars orbitalis ossis frontalis
dinding medial
dibentuk oleh :
c. palpebra
Secara anatomis dibagi menjadi 4 lapisan :
I. Lapisan epidermal :
II. Lapisan muscular :
m.Levator palpebra
m.Orbicularis oculi:
m.Mulleri :
m.Riolani
III. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Pada tarsus
ada Gld.Meibom dng produksi sebum utk melicinkan kelopak mata.
Fungsi :
Memberi bentuk palpebra
Origo & insertio otot
Memberi kekuatan pada palpebra
IV. Lapisan conyunctiva
Otot kelopak mata
a. M.orbicularis oculi
Inervasi: n.Fasialis
Fungsi: menutup mata
b. M.levator palpebra
Inervasi: N.occulomotorius
Fungsi: membuka mata
c. M.tarsalis mulleri
Inervasi syaraf simpatis
Fungsi: pertahankan buka palpebra
d. Konjungtiva
Merupakan jaringan mukosa
Terdiri atas :
Conjunctiva palpebra
Conjunctiva fornix
Conjunctiva bulbi
e. bulbus oculli
berbentuk bulat, panjang max. 24 mm.
Dibungkus 3 lapisan jaringan :
i. Cornea
ii. Humor aquous
iii. Lensa
iv. Corpus vitreum
Bersifat transparan dan avaskuler
g. Iris
Merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan dan merupakan diafragma
yang membagi bola mata menjadi segmen anterior dan segmen
posterior.Iris dibagian tengah membentuk celah disebut pupil
Persarafan :
Dewasa sedang
Fungsi :
j. retina
merupakan membran saraf yang tipis, halus,tidak berwarna dan transparan
pars coeca retinae : yaitu bagian retina yang tidak dapat untuk melihat
pars optica retinae : yaitu bagian retina yang dapat untuk melihat
ora serrata : yaitu batas antara pars coeca dan pars optica retinae
tempat dimana axix visualis memotong retina disebut macula
lutea.Ditengahnya terdapat lekukan disebut fovea centralis.Pada
pemeriksaan funduscopi macula lutea tampak lebih merah daripada
sekitarnya dan pada fovea centralis seolah-olah ada cahaya yang disebut
fovea refleks
k. sklera
merupakan dinding yang paling tebal dan kuat.Ditembus N II pada
lamina cribrosa.Pada tempat perlekatan otot extrinsik bola mata,
ketebalannya berkurang.Permukaan luar sclera berwarna keputih-putihan
dan tertutup oleh :
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa, terina mata terdiri dari dua sel, yaitu sel
batang dan sel kerucut. Kedua sel ini mempunyai kerja yang berbeda. Sel kerucut berfungsi
menangkap bermacam-macam warna cahaya yang masuk ke mata, sedangkan sel batang,
hanya menangkap cahaya yang berwarna hitum putih saja.
Sel kerucut lebih banyak digunakan pada siang hari dan pada tempat-tempat yang terang,
sedangkan pada malam hari dan di tempat-tempat yang gelap, sel batang lebih banyak
digunakan. Selain itu, kerusakan pada sel kerucut, akan menyebabkan gangguan pada mata
seperti buta warna, dan hanya bisa melihat hitam putih saja. Ataupun buta warna parsial (buta
warna sebagian), jika terjadi kerusakan hanya bagian-bagian tertentu saja pada reseptor sel
kerucut ini.
Dari gangguan sel batang dan sel kerucut ini yang menentukan gangguan penglihatan
lainnya seperti buta warna, buta warna parsial, miopi, hypermetropi, rabun senja dan
lain-lain. Ini disebabkan karena kedua sel ini yang memegang peranan vital dalam
penglihatan manusia, karena mengubah cahaya menjadi sinyal-sinyal saraf yang akan
diteruskan ke otak. Anatomi organon Sensuum FK UNDIP
2. Air mata refleks : yang disebabkan karena adanya iritasi oleh benda asing, atau
karena adanya suatu bahan iritasi seperti uap bawang putih. Air mata ini berusaha
mengeluarkan iritan yang telah kontak dengan mata.
3. Air mata tangisan (air mata psikis) : yang disebabkan karena stres emosional yang
kuat, depresi atau nyeri fisik. Bukan hanya emosi yang bersifat negatif, seseorang
juga menangis saat dalam keadaan sangat bahagia.
Cara timbulnya air mata psikis berbeda dengan air mata jenis lain. Terdapat sistem
yang disebut sistem limbik yang terlibat dalam produksinya. Khususnya organ yang
disebut hipotalamus. Cabang parasimpatis dari sistem otonom mengatur kelenjar
lakrimasi (air mata) melalui neurotransmiter asetilkolin melalui reseptor
nikotinik dan muskarinik. Ketika kedua reseptor ini teraktivasi maka kelenjar air
mata akan menghasilkan air mata.
Normalnya , kecepatan produksi air mata seimbang dengan aliran bersihannya ( sekitar
1ml perhari disetiap mata . namun pada kondisi overstimulasi seperti pada iritasi
konjungtiva atau luapan emosi yang berlebihan pada stimulasi saraf parasimpatis ,
kecepatan produksi air mata di glandula lakrimalis , menjadi lebih cepat daripada aliran
bersihannya sehingga dapat bermanifestasi mata berair atau bahkan bisa keluar dari palpebra
dan mengalir membasahi kulit , produksi yang berlebihan ni juga dapat mengalir dengan
deras ke kavitas nasalis sehingga menimbulkan ‘hidung tersumbat’ saat menangis .
sebaliknya , kondisi rhinitis atau prnyakit lain yang menyebabkan kondisi pilek pada hidung
dapat membuat duktus nasolakrimalis sedikit mengalami hambatan dlam mengalirkan
produksi air maata yang normal sehingga terjadi mata berair pada pasien yang mengeluh
pilek
Anatomi organon Sensuum FK UNDIP
e. bagaimana fisiologi humor aquous?
Diproduksi o/ procc clliaris , di corpus cilliaris – camera occuli posterior –
pupil – camera oculli anterior – trabekula meshwork – canalis schlem – melalui
saluran kolektor menuju v cilliaris anterior
Tekanan intra oculi normal 15-18 mmHg. Tekanan normal tertinggi pada waktu
bangun tidur pagi hari dan terendah pada malam hari.
Fungsi :
o Sebagai media refrakta
o Untuk nutrisi lensa dan kornea
o Untuk mengatur tekanan bola mata
Cahaya dideteksi oleh sel-sel batang dan kerucut di retina yang dianggap sebagai end-
organ sensorik khusus untuk penglihatan badan sel dari reseptor-reseptor ini
mengeluarkan tonjolan (proc) yang bersinaps dengan sel bipolar, neuron kedua di jalur
penglihatan. sel2 bipolar kemudian bersinaps dengan sel ganggilon retina akson2
sel ganglion membentuk lapisan serat saraf pada retina dan menyatu membentuk saraf
optikus saraf keluar masuk ke rongga tengkorak mll kanalis optikus
Dalam tengkorak, 2 saraf optikus meyatu membentuk chiasma optikus. Di chiasma lebih
dari separuh serat mengalami dekuasasi dan menyatu dengan sel-sel temporal yang tidak
menyilang dari satu optikus ke sisi lain membentuk traktus optikus.
Mata merupakan alat optik yang mempunyai system lensa (kornea, humor akuos,
lensa dan badan kaca), diafragma (pupil), dan film untuk membentuk bayangan
(retina). Proses penglihatan dimulai dengan adanya rangsangan pada sel fotoreseptor
retina (sel batang dan kerucut), untuk selanjutnya diteruskan ke otak melalui lintasan
visual. Lintasan visual dimulai dari sel-sel ganglioner di retina dan diakhiri pada polus
posterior korteks oksipitalis. Lintasan visual terdiri dari :
a. Sel-sel ganglioner di retina
b. Nervus optikus
c. Khiasma optikum
d. Traktus optikus
e. Korpus genikulatum laterale
f. Radiatio optik
g. Korteks oksipitalis.
Sidarta Ilyas. Dasar – Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit
FK UI, Jakarta 1983
pembentukan suatu gerakan sakadik melibatkan suatu pulsa peningkatan persarafan untuk
menggerakkan mata sesuai arah yang diinginkan dan suatu peningkatan bertahap dalam
persarafan tonik untuk mempertahankan posisi baru dalam orbita dengan melawan gaya-
gaya viskoelastis yang bekerja untuk mengembalikan mata ke posisi primer
dihasilkan oleh rangsangan vestibulum adalah respon langsung terhadap deteksi gerakan
oleh kanalis semisirkularis. Kanalis-kanalis tersebut merupakan detector, tetapi sinyal
mereka di integrasikan untuk menghasilkan sinyal kecepatan kemudian disampaikan
ke nucleus motorik okuler
Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika
Pada penelitian Taylor (1999) telah dibuktikan adanya hubungan langsung antara jumlah
dopamine di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis dopamin D1
menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya
menyebabkan penurunan refleks kedip mata.
Refleks kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer, namun dua
refleks fungsional yang signifikan adalah (Encyclopædia Britannica, 2007):
Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip
optikus. Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.
Sumber : www.doctorolgy.net
Perkembangan penglihatan
PX. VISUS:
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Masing-
masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole
untuk menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan
terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah
6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka visusnya adalah
1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka
visusnya 1/∞.
Tajam penglihatan
Usia 1 th : 20/100
Usia 2 th : 20/40
Usia 3 th : 20/30
Usia 5 th : 20/20
Ketajaman penglihatan:
Bila seseorang hanya dpt melihat/menentukan jumlah jari pd jarak 3 m, maka dinyatakan
tajam penglihatannya 3/60.
Bila hanya dpt melihat lambaian tangan pd jarak 1 m, maka tajam penglihatan 1/300.
Bila seseorang hanya dapat mengenal adanya sinar, maka tajam penglihatan 1/~
Uji Pinhole
Bila seseorang diragukan apakah gangguan penglihatannya akibat kelainan refraksi atau
Bila dg pinhole penglihatan lebih baik, berarti ada kelainan refraksi yg masih dpt dikoreksi
dg kacamata.
Bila penglihatan berkurang dg diletakkan pinhole di depan mata berarti ada kelainan
REFLEKS PUPIL
Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya adalah mengecilnya pupil (miosis)
pada mata yang disinari cahaya.
Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek pupil indirek adalah mengecilnya
pupil pada mata yang tidak disinari cahaya.
Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya
membentuk angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah
warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan
pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10
detik.
Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya
membentuk angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah
warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan
pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10
detik.
Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu
batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang
normal mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita
dapat melihat 90 – 100o dari titik fiksasi, ke medial 60o, ke atas 50 – 60o dan ke bawah 60 –
75o. Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara kasar (tes
konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau
perimeter.
Konfrontasi
Apabila tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan lapang pandangan, dilakukan uji
konfrontasi untuk mengetahui secara kasar adanya defek pada lapang pandangan. Pasien
duduk berhadapan dengan pemeriksa, muka menghadap muka pada jarak 60 cm. Pasien
diminta menutup mata kirinya dengan telapak tangan kiri dan melihat dengan mata kanannya
ke arah mata kiri perneriksa. Benda obyek dipegang sejauh mungkin ke samping di tengah-
tengah jarak pasien-pemeriksa dan pelan-pelan digerakkan ke arah sumbu penglihatan dan
penderita diminta untuk memberitahu apabila mulai melihat benda obyek. Hal ini diulangi
pada interval 30-45 derajat hingga mengelilingi 360 derajat perifer.
Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa karena kalau tidak,
hidung keduanya akan bersentuhan.
10. Apa saja yang termasuk dalam media refrakta,fungsinya apa dan bagaimana kerjanya?
3. Lensa crystalina
Berbentuk lempeng cakram bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan transparan.
Permukaan belakangnya lebih cembung daripada permukaan depan. Terletak di
belakang iris, di depan corpus vitreum. Digantung oleh zonula zinii atau lig.
Suspensorium lentis.
Fungsi :
o Memfokuskan sinar dengan cara akomodasi untuk melihat dekat.
Otos ciliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang, kapsul lensa yang
elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi peningkatan daya
biasnya. Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan
berkurang.
4. Corpus vitreum
Merupakan gel transparan yang terdiri atas air ( lebih dari 99% ), kolagen dan
glikosaminoglikan yang berhidrasi berat, yang unsur utamanya ialah asam hialuronat.
Corpus vitreum menempati ruangan mata dibelakang lensa.
11. Bagaimana cara menjaga sebaik-baiknya organ penglihatan agar fungsinya tetap
normal?
12. Apa saja contoh2 kelainan refraksi?
Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke
bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan didepan retina. Untuk
mengoreksinya dipakai lensa sferis minus. Bentuk dari Miopia menurut
penyebabnya
Miopia aksial Diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari
normal, walaupun kornea dan kurvatura lensa normal dan lensa dalam posisi
anatominya normal. Miopia dalam bentuk ini dijumpai pada proptosis
sebagai hasil dari tidak normalnya besar segmen anterior, peripapillary
myopic crescent dan exaggerated cincin skleral, dan stafiloma posterior.
Miopia kurvatura Mata memiliki diameter antero-posterior normal, tetapi
kelengkungan dari kornea lebih curam dari rata-rata, missal : pembawaan
sejak lahir atau keratokonus, atau kelengkungan lensa bertambah seperti pada
hiperglikemia sedang ataupun berat, yang menyebabkan lensa membesar.
Miopia karena peningkatan indeks refraksi Peningkatan indeks refraksi
daripada lensa berhubungan dengan permulaan dini atau moderate dari
katarak nuklear sklerotik. Merupakan penyebab umum terjadinya Miopia
pada usia tua. Perubahan kekerasan lensa meningkatkan indeks refraksi,
dengan demikian membuat mata menjadi myopik.
Miopia karena pergerakan lensa ke anterior Keadaan ini sering terlihat
setelah operasi glaukoma dan akan meningkatkan miopia pada mata.
Hipermetropia
Hipermetropia (hyperopia) atau ‘Far – sightedness’ adalah suatu kelainan
refraksi daripada mata dimana sinar – sinar yang berjalan sejajar dengan
sumbu mata tanpa akomodasi dibiaskan dibelakang retina, oleh karena itu
bayangan yang dihasilkan kabur. Untuk mengoreksinya dipakai lensa sferis
plus. Struktur Hipermetropia berdasarkan pada konfigurasi anatomi dari bola
mata :
Hipermetropia Aksial
Bola mata lebih pendek dari normal pada diameter antero-posterior,
meskipun media refraksi (misalnya lensa atau kornea) normal. Un
Hipermetropia kurvatura
Keadaan dimana kelengkungan lensa atau kornea lebih tipis dari normal dan
power refraksinya turun. Sekitar setiap 1 mm penurunan dari radius
kelengkungan tersebut menghasilkan Hipermetropia 6 D
Hipermetropia indeks refraksi
Terjadi penurunan indeks refraksi akibat penurunan dari densitas beberapa
atau seluruh bagian dari system optik mata, juga penurunan power refraksi
mata. Biasanya terjadi pada usia tua dan juga pada penderita diabetes
terkontrol.
Astigmatisma
Astigmatisma adalah suatu kondisi dengan kurvatura yang berlainan
sepanjang meridian yang berbeda-beda pada satu atau lebih permukaan
refraktif mata ( kornea, permukaan anterior atau posterior dari lensa mata ),
akibatnya pantulan cahaya dari suatu sumber atau titik cahaya tidak terfokus
pada satu titik di retina. Pada astigmatisma, karena adanya variasi dari
lengkungan kornea atau lensa pada meridian yang berbeda-beda mencegah
berkas sinar itu memfokuskan diri kesatu titik. Jenis-jenis Astigmatisma
Astigmatisma Reguler Secara teori, pada setiap titik pada permukaan yang
lengkung, arah dari kelengkungan yang terbesar dan yang terkecil selalu
terpisah 90 derajat tetapi arah ini bias beribah saat melewati satu titik ke titik
yang lain. Bila meridian utama dari astigmatisma mempunyai orientasi yang
konstan pada setiap titik yang melewati pupil dan apabila ukuran
astigmatisma ini sama pada setiap titik. Kondisi refraktif ini dikenal sebagai
astigmatisma regular. Dan ini bisa dikoreksi dengan kacamata lensa silindris
Afakia Afakia secara literature berarti tidak adanya lensa dalam mata. Afakia
akan mengakibatkan Hipermetropia tinggi. Penyebab :
1. Kongenital. Suatu keadaan yang jarang dimana lensa tidak ada sejak lahir.
2. Afakia paska operasi. Terjadi setelah operasi ICCE ( Intra Capsular
Cataract Extraction ), ECCE Universitas Sumatera Utara ( Extra Capsular
Cataract Extraction
3. Post Traumatik. Diikuti oleh trauma tumpul atau tembus, yang
mengakibatkan subluksasi atau dislokasi dari lensa. 4. Posterior dislokasi
dari lensa ke vitreus akan menyebabkan optikal Afakia.
14. Apa interpretasi visus 6/6, tidak buta warna, bola mata ortoforia, dan gerak bola mata
bebas ke segala arah?
o Apabila tajam pengelihatan 6/6 , maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang oleh orang normalhuruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.
Bila pasien mempunyai visus antara 6/6 – 6/10, maka pasien ini adalah pasien dengan
visus normal.
Tajam pengelihatan akan berkurang bila terdapat gangguan pada media pengelihatan
seperti kekeruhan lensa atau katarak, kornea keruh, kelainan retina dan adanya
kelainan kongenital seperti ambliopia.
o Kedudukan bola mata dapat :
Normal
Eksoftalmos, mata yang menonjol dan ditentukan dengan uji Hertel
Enoftalmos, kedudukan mata yang ke belakang
Tropia, deviasi nyata kedudukan mata dapat berupa :
Esotropia: mata juling ke dalam
Eksotropia: mata juling ke luar
Foria, deviasi tersembunyi bola mata yang mempunyai bakat terjadinya
deviasi, dapat berupa:
Esoforia: mata yang berbakat juling ke dalam
Eksoforia: mata yang berbakat juling ke luar
o Pergerakan bola mata :
Normal
Terganggu ke arah tertentu