Anda di halaman 1dari 29

1. Jelaskan histologi organa visuum?

Struktur Utama:

KORNEA

 Jaringan bening, avaskular, membentuk 1/6 bagian depan bola mata, diameter 11mm.
 Mrp kelanjutan sklera. Pertemuan kornea-sklera: limbus
 Pemberian nutrisi: mll humor akuos & air mata.
 Susunan:5 lapisan epitel, membrane Bowman, stroma, membrane Descemet, &
endotelium.
 Mengandung banyak serabut saraf.

Lapisan-lapisan kornea:
Epitel & membrana Bowman

1. Epitel: 3. Stroma:
 Kerusakan pd epitel akan  Bagian kornea paling tebal.
sembuh dg segera Meliputi 90 % tebal kornea.
 Peka terhadap sentuhan   Mrp jaringan fibrosa bening.
fungsi proteksi. 4. Membrana descemet:
2. Membrana Bowman:  Letak di bawah stroma
 Letak di bawah epitel  Mrp lapisan tipis, kuat, ttp
 Bila terjadi kerusakan  sembuh sangat lentur
dg jaringan parut (sikatrik) 5. Endotelium:
 Selapis sel  fungsi: mengatur
jml cairan dalam kornea.
TRAKTUS UVEALIS (uvea)
 Lapisan tengah bola mata terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, & koroid.
Iris
 Iris: membrana sirkuler yg berwarna, terletak di belakang kornea, tepat di depan lensa.
Pd bagian pusatnya terdapat lubang yg disebut pupil.
 Iris membagi ruangan yg berisi humor akuos antara kornea & lensa mjd 2, yaitu kamera
anterior & kamera posterior.
 Iris terdiri dr jaringan halus yg mengandung sel-sel pigmen, otot polos, pembuluh darah
& saraf.
 Warna iris tergantung pd susunan pigmen iris.
Fungsi iris: mengatur jml cahaya yg masuk mata. Pengendalian oleh saraf otonom
Badan siliar
 Menghubungkan koroid dg iris.
 Tersusun dlm lipatan-lipatan yg berjalan radier ke dalam, meyusun prosesus siliaris yg
mengelilingi tepi lensa. Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah & saraf.
 Menghasilkan humor akuos. Terdiri atas
Processus ciliaris  Memproduksi humor aquoues
Koroid
 adalah membran berwarna coklat, yg melapisi permukaan dalam sklera.
 Mengandung banyak pembuluh darah & sel-sel pigmen yg memberi warna gelap.
 Fungsi: memberi nutrisi ke retina & badan kaca, & mencegah refleksi internal cahaya.
Terletak diantara sclera dengan retina , Berpigmen,Banyak pembuluh darah
Fungsi : nutrisi retina, corpus ciliaris, iris

 Miosis : m. sphincter pupillae  cahaya <<

 Midriasis : m. dilator pupillae  cahaya >>


RETINA
ORGANON OCULI ACCESORIUS

 Orbita (lekuk mata): pelindung mata, dibentuk dari tulang-tulang mata.

Palpebrae

 Palpebra (kelopak mata): mengandung kelenjar Meibom (kelenjar minyak) yg melumasi


tepi palpebra, mencegah tumpahnya aliran air mata, & mencegah evaporasi air mata yg
berlebihan dr permukaan kornea.

 Palpebrae Superior et inferior membatasi fissura palpebralis yang berakhir pada anguli
oculi lateralis et medialis

 Limbus anterior palpebrae : cilia (bulu mata)

 Otot-otot palpebra: m. levator palpebra (otot seran lintang, dipersarafi n.III, Fungsi:
menaikkan palpebra superior), m.orbikularis okuli(dipersarafi n.VII, fungsi:menutup
palpebra).

 Bulu mata. Di folikel bulu mata terdapat kelenjar Zeis (kelenjar minyak) & kelenjar Moll
(kelenjar keringat), yg salurannya dekat dg folikel rambut.

2. Jelaskan anatomi dari organa visuum termasuk tulang2 pembatasnya?


kornea
tunika
fibrosa
sklera

choroidea

tunika corpus
selubung
vaskulosa cilliaris

iris

stratum
bulbus oculi pigmenti
tunika
oculus nervosa
retina
n. opticus humor
aquosus
organon
musculi oculi lensa
visuum isi
crystalina
palpebra corpus
organo oculi vitreum
acessorius
conjunctiva

glandula
lacrimalis

Bola mata terdiri dari 3 lapisan yaitu


- Tunika fibrosa  terdiri dari bagian yang opak, sclera, dan bagian anterior
yang transparan kornea. Sclera terdiri dari cairan fibrosa padat dan
berwarna putih, sclera ditembus oleh n.opticus. Lamina cribosa adalah
daerah sclera yang ditembus oleh serabut2 N. Opticus
Lapisan kornea dari luar kedalam :
 Epithel kornea
 Membran bowman
 Substansiapropia
 Membran descement
 Endothel kornea
- Tunika vasculosa  choroidea yang terdiri dari lapisan luar berpigmen dan
lapisan dalam yang sangat vaskular.
Susunan choridea :
 lapisan suprachoroidea,
 pembuluh darah besar,
 pembuluh darah sedang,
 lamina choroi capillare,
 membrana bruch
Corpus ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan keanterior
terletak di belakang batas perifer iris. Corona ciliaris adalah bagian
posterior corpus ciliare dan permukaannya mempunyai alur2 dangkal
disebut striae ciliares. Processus ciliaris adalah lipatan2 yang tersusun
secara radial, dan pada permukaan posteriornya melekat ligamentum
suspensorium iridis. Musculus ciliaris terdiri dari serabut2 otot polos
meridianal dan sirkular. Serabut meridianal berjalan ke belakang dari area
taut cornea sclera menuju ke processus ciliaris, persarafannya oleh serabut
parasimpatis dari n.oculomotorius, dan fungsinya adalah apabila m.ciliaris
kontraksi maka ia akan menarik corpus ciliaris kedepan hal ini
menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum suspensorium, dan
lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Keadaan ini meningkatkan
refraksi lensa.
Iris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di
tengahnya yaitu pupila, iris membagi ruang antara camera oculi anterior
dengan camera oculi posterior, serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri
atas serabut2 sirkular dan radial
Susunan iris :
 Endhotelium iridis: lanjutan camera oculli anterior
 Stroma iridis :terdiri dari jaringan ikat, sel sel berbentuk stellata
- Tunika nervosa  retina, retina terdiri atas pars pigmentosa di sebelah
luar dan pars nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar melekat pada
choroidea dan bagian dalam berhubungan dengan corpus vitreus. Pinggir
anteriornya membentuk cincin berombak disebut ora serrata
Isi bola mata :
- Humor aquosus  cairan bening yang mengisi camera oculi anterior dan
posterior. Diduga cairan ini merupakan secret dari processus ciliaris, dari
sini mengalir ke camera posterior. Fungsi humor aquosus adalah untuk
menyokong dinding bola mata dengan memberikan tekanan dari dalam
sehingga menjaga bentuk bola mata. Cairan ini juga memberi makanan pada
cornea dan lensa dan mengangkut hasil2 metabolisme.
- Corpus vitreus  mengisi bola mata dibelakang lensa dan merupakan gel
yang transparan. Fungsi corpus vitreus adalah menambah daya pembesaran
mata. Juga menyokong permukaan posterior lensa dan membantu
melekatkan pars nervosa retina ke pars pigmentosa retina.
- Lensa  merupakan struktur bikonveks yang transparan, yang dibungkus
oleh capsula transparan. Letaknya di belakang iris dan di depan corpus
vitreus serta dikelilingi processus ciliaris
( Anatomi Klinik, Ricard S. Snell, Edisi 6, EGC )

1. Organo oculi accessoria :


 Musculi oculi
 Palpebra
 Conjungtiva
 Glandula lacrimalis

DARI SITUS ORGANOON VISUUM :

a. alis mata
lipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. Lipatan kulit ditunjang
oleh serat-serta otot di bawahnya

b. cavum orbital
adalah ruangan berbentuk pyramid sisi empat

bagian2 orbita :

 basis
berbentuk segi empat, merpakan pintu masuk ke dalam orbita ,
karenanya disebut aditus orbitae

tepi atas dan tepi bawahnya disebut margo supraorbitalis dan margo
infraorbitalis.Tulang2 yang membentuk basis orbita adalah :

 os frontal
 os zygomaticus
 os maxila
 apex
terletak disebelah posterior , dibentuk oleh foramen optikum

terdapat pada ujung medial fissura orbitalis superior dekat canalis


opticus

 atap
disebelah depan adalah dibentuk oleh pars orbitalis os frontalis

disebelah belakang dibentuk oleh ala magna os sfenoidalis

antara os sfenoid dan os frontal terdapat suturabsfenofrontalis

atap ini membatasi orbita dengan fossa cranii anterior

 dasar
 dibagian anterolateral dibentuk oleh facies orbitalis ossis
zygomaticus
 dibagian tengah oleh facies orbitalis maxillae
 dibagian belakang oleh processus orbitalis ossis palatini
dasar orbita ini membatasi orbita dari sinus maxilaris

 dinding lateral
dibelah depan dibentuk oleh processus frontalis ossis zygomaticum
disebelah belakang dibentuk oleh ala magna ossis sphenoidalis
dan pars orbitalis ossis frontalis

 dinding medial
dibentuk oleh :

 processus frontalis maxillae


 os lacrimalis
 lamina orbitalis ossis ethmoidalis
 corpus sphenoidalis

c. palpebra
Secara anatomis dibagi menjadi 4 lapisan :

I. Lapisan epidermal :
II. Lapisan muscular :
 m.Levator palpebra
 m.Orbicularis oculi:
 m.Mulleri :
 m.Riolani
III. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Pada tarsus
ada Gld.Meibom dng produksi sebum utk melicinkan kelopak mata.
Fungsi :
 Memberi bentuk palpebra
 Origo & insertio otot
 Memberi kekuatan pada palpebra
IV. Lapisan conyunctiva
Otot kelopak mata

a. M.orbicularis oculi
 Inervasi: n.Fasialis
 Fungsi: menutup mata
b. M.levator palpebra
 Inervasi: N.occulomotorius
 Fungsi: membuka mata
c. M.tarsalis mulleri
 Inervasi syaraf simpatis
 Fungsi: pertahankan buka palpebra
d. Konjungtiva
Merupakan jaringan mukosa

Terdiri atas :

 Conjunctiva palpebra
 Conjunctiva fornix
 Conjunctiva bulbi
e. bulbus oculli
berbentuk bulat, panjang max. 24 mm.
Dibungkus 3 lapisan jaringan :

 Sklera : jaringan ikat


 Jaringan uvea : jaringan vaskuler. Isinya ; iris, corpus siliar, dan coroid
 Retina, ada 10 lapis. Melapisi 2/3 posterior bola mata
f. kornea
Merupakan lanjutan dari sclera, ikut membentuk bola mata

Merupakan bagian dari media refrakta

i. Cornea
ii. Humor aquous
iii. Lensa
iv. Corpus vitreum
Bersifat transparan dan avaskuler

g. Iris
Merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan dan merupakan diafragma
yang membagi bola mata menjadi segmen anterior dan segmen
posterior.Iris dibagian tengah membentuk celah disebut pupil

Perdarahan : iris mendapat perdarahan dari a.ciliaris posterior longus


dan a.ciliaris anterior

Persarafan :

 Plexus nervosus yang terdapat pada corpus ciliare


 Serabut parasimpatis dari N III
 Serabut saraf simpatis
h. Pupil
Pada anak berukuran kecil karena belum berkembangnya saraf simpatik.

Dewasa  sedang

Orang tua  mengecil karena rasa silau akibat lensa yg sklerosis

Fungsi :

 Mengatur jumlah cahay yg masuk ke mata


 Meningkatkan ketajaman fokus
i. lensa
berbentuk biconvex, avasculair, tak berwarna dan
transparan.Permukaan belakang lebih cembung daripada permukaan
depan.Terletak dibelang iris , didepan corpus vitreum.Lensa ini
digantungkuan pada processus ciliaris oleh zonula zinii atau ligamentum
suspensorium lentis.Disebelah depan lensa ada humor aquosus
fungsi lensa : memfokuskan cahaya di retina shg terjadi gambaran
yang sempurna

j. retina
merupakan membran saraf yang tipis, halus,tidak berwarna dan transparan

fungsi : sbg reseptor sinar

retina dapat dibedakan menjadi 3 bagian :

 pars coeca retinae : yaitu bagian retina yang tidak dapat untuk melihat
 pars optica retinae : yaitu bagian retina yang dapat untuk melihat
 ora serrata : yaitu batas antara pars coeca dan pars optica retinae
tempat dimana axix visualis memotong retina disebut macula
lutea.Ditengahnya terdapat lekukan disebut fovea centralis.Pada
pemeriksaan funduscopi macula lutea tampak lebih merah daripada
sekitarnya dan pada fovea centralis seolah-olah ada cahaya yang disebut
fovea refleks

struktur macula lutea :

 tidak ada serabut saraf


 sel2 ganglion sangat banyak dipinggirnya, tetapi di macula sendiri
tidak ada
 lebih banyak sel conus daripada sel bacilus, bahkan di fovea
centralis sendiri hanya ada sel conus
fungsi conus : untuk melihat warna

untuk melihat cahaya dng intensitas tinggi

untuk penglihatan sentral

fungsi bacilus : tidak dapat melihat warna

untuk melihat cahaya dng intensitas rendah

untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangan

k. sklera
merupakan dinding yang paling tebal dan kuat.Ditembus N II pada
lamina cribrosa.Pada tempat perlekatan otot extrinsik bola mata,
ketebalannya berkurang.Permukaan luar sclera berwarna keputih-putihan
dan tertutup oleh :

 conjunctiva bulbi yang merupakan refleksi conjucctiva palpebralis


 capsula tenon
 jaringan episclera yang banyak mengandung pembuluh darah
persarafan : berasal dari N.Ciliaris

perdarahan : vasa episcleralis dan tunica choroidea


l. otot-otot penggerak mata
1. m. Rectus superior
2. m. Rectus inferior
3. m. Rectus media
4. m. Rectus lateral
5. m. Obliquus superior
6. m. Obliquus inferior
m. persarafan
1. n. Oculomotorius : yang menginervasi bola mata
2. n. Troklear : yang menginervasi bola mata
3. n. Abduscent : yang menginervasi bola mata
4. n. Fascialis
5. n. Trigeminus : menginervasi lakrimal, frontal, dan nasosilia
n. vaskularisasi
 arteri dan vena oftalmica
 a. Siliaris anterior dan posterior
sumber : Organa Sensuum Bagian Anatomi FK UNDIP

3. Jelaskan fisiologi dari organa visuum?


a. mekanisme akomodasi bola mata?
AKOMODASI
Rangsang cahaya  kontraksi m. ciliaris  mendorong badan ciliaris ke depan
bawah  zonula zinii mengendor  lensa crystalina akan mencembung
Anatomi organon Sensuum FK UNDIP

b. bagaimana proses mata bisa buta warna?


c. bagaimana proses melihat pada keadaan terang dan gelap?
Cahaya – kornea – pupil – dibiaskan oleh lensa – retina (nyata , terbalik,
diperkecil,)- sel batang sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik –
otak mengembalikan bayangan yg terlihat di retina – obyek terlihat sesuai aslinya

Fisiologi Retina Mata

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa, terina mata terdiri dari dua sel, yaitu sel
batang dan sel kerucut. Kedua sel ini mempunyai kerja yang berbeda. Sel kerucut berfungsi
menangkap bermacam-macam warna cahaya yang masuk ke mata, sedangkan sel batang,
hanya menangkap cahaya yang berwarna hitum putih saja.

Sel kerucut lebih banyak digunakan pada siang hari dan pada tempat-tempat yang terang,
sedangkan pada malam hari dan di tempat-tempat yang gelap, sel batang lebih banyak
digunakan. Selain itu, kerusakan pada sel kerucut, akan menyebabkan gangguan pada mata
seperti buta warna, dan hanya bisa melihat hitam putih saja. Ataupun buta warna parsial (buta
warna sebagian), jika terjadi kerusakan hanya bagian-bagian tertentu saja pada reseptor sel
kerucut ini.

Dari gangguan sel batang dan sel kerucut ini yang menentukan gangguan penglihatan
lainnya seperti buta warna, buta warna parsial, miopi, hypermetropi, rabun senja dan
lain-lain. Ini disebabkan karena kedua sel ini yang memegang peranan vital dalam
penglihatan manusia, karena mengubah cahaya menjadi sinyal-sinyal saraf yang akan
diteruskan ke otak. Anatomi organon Sensuum FK UNDIP

d. bagaimana sistem lakrimasi?


Terdapat 3 macam tipe dasar air mata :=
1. Air mata basal : pada mata yang sehat, kornea selalu dipertahankan tetap basah dan
menghambat masuknya debu. Beberapa kandungan didalamnya juga melawan infeksi
bakteri sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

2. Air mata refleks : yang disebabkan karena adanya iritasi oleh benda asing, atau
karena adanya suatu bahan iritasi seperti uap bawang putih. Air mata ini berusaha
mengeluarkan iritan yang telah kontak dengan mata.

3. Air mata tangisan (air mata psikis) : yang disebabkan karena stres emosional yang
kuat, depresi atau nyeri fisik. Bukan hanya emosi yang bersifat negatif, seseorang
juga menangis saat dalam keadaan sangat bahagia.

Cara timbulnya air mata psikis berbeda dengan air mata jenis lain. Terdapat sistem
yang disebut sistem limbik yang terlibat dalam produksinya. Khususnya organ yang
disebut hipotalamus. Cabang parasimpatis dari sistem otonom mengatur kelenjar
lakrimasi (air mata) melalui neurotransmiter asetilkolin melalui reseptor
nikotinik dan muskarinik. Ketika kedua reseptor ini teraktivasi maka kelenjar air
mata akan menghasilkan air mata.
Normalnya , kecepatan produksi air mata seimbang dengan aliran bersihannya ( sekitar
1ml perhari disetiap mata . namun pada kondisi overstimulasi seperti pada iritasi
konjungtiva atau luapan emosi yang berlebihan pada stimulasi saraf parasimpatis ,
kecepatan produksi air mata di glandula lakrimalis , menjadi lebih cepat daripada aliran
bersihannya sehingga dapat bermanifestasi mata berair atau bahkan bisa keluar dari palpebra
dan mengalir membasahi kulit , produksi yang berlebihan ni juga dapat mengalir dengan
deras ke kavitas nasalis sehingga menimbulkan ‘hidung tersumbat’ saat menangis .
sebaliknya , kondisi rhinitis atau prnyakit lain yang menyebabkan kondisi pilek pada hidung
dapat membuat duktus nasolakrimalis sedikit mengalami hambatan dlam mengalirkan
produksi air maata yang normal sehingga terjadi mata berair pada pasien yang mengeluh
pilek
Anatomi organon Sensuum FK UNDIP
e. bagaimana fisiologi humor aquous?
Diproduksi o/ procc clliaris , di corpus cilliaris – camera occuli posterior –
pupil – camera oculli anterior – trabekula meshwork – canalis schlem – melalui
saluran kolektor menuju v cilliaris anterior

Tekanan intra oculi normal 15-18 mmHg. Tekanan normal tertinggi pada waktu
bangun tidur pagi hari dan terendah pada malam hari.
Fungsi :
o Sebagai media refrakta
o Untuk nutrisi lensa dan kornea
o Untuk mengatur tekanan bola mata

Anatomi organon Sensuum FK UNDIP

4. Jelaskan macam2 posisi bola mata?


5. Bagaimana fisiologi melihat?

JALUR PENGLIHATAN SENSORIK

Cahaya dideteksi oleh sel-sel batang dan kerucut di retina yang dianggap sebagai end-
organ sensorik khusus untuk penglihatan  badan sel dari reseptor-reseptor ini
mengeluarkan tonjolan (proc) yang bersinaps dengan sel bipolar, neuron kedua di jalur
penglihatan.  sel2 bipolar kemudian bersinaps dengan sel ganggilon retina akson2
sel ganglion membentuk lapisan serat saraf pada retina dan menyatu membentuk saraf
optikus  saraf keluar  masuk ke rongga tengkorak mll kanalis optikus

Dalam tengkorak, 2 saraf optikus meyatu membentuk chiasma optikus. Di chiasma lebih
dari separuh serat mengalami dekuasasi dan menyatu dengan sel-sel temporal yang tidak
menyilang dari satu optikus ke sisi lain  membentuk traktus optikus.

Masing2 traktus optikus berjalan mengelilingi pedunkulus serebrum menuju ke


nucleus genikulatum lateral, tempat traktus tersebut bersinaps  serat2 tersebut
meninggalkan traktus tepat di anterior dari nucleus dan melewati brakium kolikulus
superior  nucleus pretektalis otak tengah. Serat lain yang bersinaps di nucleus
genikulatum lateral  membentuk traktus genikulo-kalkarina  lobus temporalis
dan parietal  korteks oksipitalis.

Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

Mata merupakan alat optik yang mempunyai system lensa (kornea, humor akuos,
lensa dan badan kaca), diafragma (pupil), dan film untuk membentuk bayangan
(retina). Proses penglihatan dimulai dengan adanya rangsangan pada sel fotoreseptor
retina (sel batang dan kerucut), untuk selanjutnya diteruskan ke otak melalui lintasan
visual. Lintasan visual dimulai dari sel-sel ganglioner di retina dan diakhiri pada polus
posterior korteks oksipitalis. Lintasan visual terdiri dari :
a. Sel-sel ganglioner di retina
b. Nervus optikus
c. Khiasma optikum
d. Traktus optikus
e. Korpus genikulatum laterale
f. Radiatio optik
g. Korteks oksipitalis.
Sidarta Ilyas. Dasar – Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit
FK UI, Jakarta 1983

6. Bagaimana mekanisme gerakan bola mata?


Mekanisme gerak bola mata
bola mata dapat bergerak karena adanya 6 otot penggerak bola mata (otot
ekstraokuler), yaitu: m. rektus superior, m. rektus lateral, m. rektus inferior,
m. rektus medial, m. oblikus superior, dan m. oblikus inferior. Otot ekstra
okuler masing-masing memainkan peran dalam menentukan kedudukan bola mata
karena adanya 3 (tiga) sumbu rotasi (yaitu sumbu vertikal, transversal, dan
sagital), dan keseimbangan posisi tarikan keenam otot tersebut.
Pada arah pandang (direction of gaze) tertentu, otot agonis berkontraksi dan
menggulir mata kearah tersebut, sedangkan otot antagonisnya mengendor. Gerak
horizontal pada sumbu vertikal meliputi gerak adduksi dan abduksi. Gerak
vertikal pada sumbu transversal meliputi gerak elevasi dan depresi, sedangkan
gerak pada sumbu sagital menyebabkan siklorotasi bola mata berupa insikloduksi
dan eksikloduksi.
Gerak bola mata berfungsi untuk menempatkan stimuli visual dari lapang
pandangan perifer (retina perifer) ke titik pusat yang mempunyai tajam
penglihatan paling baik (fovea), dan juga mempertahankan fiksasi fovea
pada obyek yang bergerak. Fungsi ini bersama dengan fungsi mempertahankan
bayangan obyek di fovea serta stabilisasi bayangan di fovea selama gerakan
kepala adalah merupakan fungsi dasar gerakan mata pada manusia.
Gerak bola mata dikendalikan lewat pengaturan supranuklear yang berpusat di
korteks frontalis, korteks oksipitoparietalis, jalur dari kedua korteks tadi ke
batang otak, formatio retikularis paramedian pontis (FRPP) di batang otak, dan
fasikulus longitudinalis medialis (FLM) di batang otak. FLM menghubungkan
nukleus ketiga saraf penggerak bola mata (N III, IV dan VI) baik antara nuklei
homolateral maupun kontra lateral, sehingga gerakan bola mata dapat
terkoordinasi dengan baik dan maksud gerak bola mata seperti tersebut diatas
dapat terlaksana.
Ophtalmologi umum Vaugan
 Oblik inferior : Origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal. Dipersarafi saraf
okulomotor. Bekerja untuk menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi.
 Oblik superior : Origo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di atas foramen
optik. Dipersarafi saraf ke VI atau saraf troklear yang keluar dari bagian dorsal
susunan saraf pusat.
 Rektus inferior : Origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior dan bola
mata atau sclera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan dengan
oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood. Dipersarafi oleh N.III.
 Rektus lateral : Origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen optik.
Dipersarafi oleh N.VI.
 Rektus medius : Origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik yang
sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis
retrobulbar.
 Rektus superior : Origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior beserta lapisan
dura saraf optik optik yang akan memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata
bila terdapat neuritis retrobulbar. Dipersarafi cabang superior N.III.
Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, spM, Ilmu Penyakit Mata ( Edisi 3 ), FKUI
M. Rectus superior  N. III, elevasi, adduksi, intorsi
M. Rectus inferior  N. III, depresi, adduksi, ekstorsi
M. Rectus lateralis  N. VI, abduksi
M. Rectus medialis  N. III, adduksi
M. Obliquus superior  N. IV, depresi, abduksi, ekstorsi
M. Obliquus inferior  N. III, elevasi, abduksi, intorsi
Arah gerakan Otot yg berperan
mata Mata kanan Mata kiri
Kanan m.rectus lateral m.rectus medial
Kiri m.rectus medial m.rectus lateral
Kanan atas m.rectus superior m.obliqus inferior
Kanan bawah m.rectus inferior m.obliqus superior
Kiri atas m.obliqus inferior m.rectus lateral
Kiri bawah m.obliqus superior m.rectus inferior
(Situs Organon Sensuum & Buku Petunjuk Praktikum Anatomi)

 gerak mata cepat

pembentukan suatu gerakan sakadik melibatkan suatu pulsa peningkatan persarafan untuk
menggerakkan mata sesuai arah yang diinginkan dan suatu peningkatan bertahap dalam
persarafan tonik untuk mempertahankan posisi baru dalam orbita dengan melawan gaya-
gaya viskoelastis yang bekerja untuk mengembalikan mata ke posisi primer

 gerak mata lambat

dihasilkan oleh rangsangan vestibulum adalah respon langsung terhadap deteksi gerakan
oleh kanalis semisirkularis. Kanalis-kanalis tersebut merupakan detector, tetapi sinyal
mereka di integrasikan untuk menghasilkan sinyal kecepatan  kemudian disampaikan
ke nucleus motorik okuler
Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

7. Bagaimana mekanisme berkedip?

Pada penelitian Taylor (1999) telah dibuktikan adanya hubungan langsung antara jumlah
dopamine di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis dopamin D1
menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya
menyebabkan penurunan refleks kedip mata.

Refleks kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer, namun dua
refleks fungsional yang signifikan adalah (Encyclopædia Britannica, 2007):

Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan konjungtiva yang


disebut refleks kedip sensoris atau refleks kornea. Refleks ini berlangsung cepat
yaitu 0,1 detik.

Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip
optikus. Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.

8. Bagaimana mekanisme pertahanan bola mata terhadap benda siang?


Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali bagian
anteriornya, bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada. Kelopak
mata berfungsi sebagai shutter (daun penutup) untuk melindungi bagian anterior mata
dari gangguan luar. Kelopak mata menutup secara refleks untuk melindungi mata
pada saat–saat yang mengancam, misalnya benda–benda yang datang cepat,
cahaya yang sangat menyilaukan, dan keadaan–keadaan sewaktu kornea atau
bulu mata tersentuh. Kedipan kelopak mata secara spontan berulang–ulang
membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan dan bersifat
bakterisidal. Air mata diproduksi secara terus–menerus oleh kelenjar lakrimalis di
sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata ini mengalir melalui
permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnya
dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani
produksi air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjir
dari mata. Mata juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap benda–
benda halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata.

Sumber : www.doctorolgy.net

Adanya sekresi kelenjar lakrimalis karena mata mempunyai palpebra


superior dan inferior yang dapat menutup dan berfungsi melindungi bola mata
anterior. Berkedip membantu menyebarkan lapis tipis air mata, yg melindungi kornea
dan konjunctiva dari dehidrasi
Sumber : Oftalmologi Umum
9. Pemeriksaan apa saja untuk menentukan kondisi mata?

Perkembangan penglihatan

 Masa perkembangan penglihatan: sejak lahir sp 8 tahun.

 Masa paling kritis: sejak lahir sp usia 6 bln.

 Usia 6 bln retina harus berfungsi baik.

Bayi baru lahir sp 4 minggu

 Dapat membedakan cahaya gelap & terang

 Reaksi terhadap cahaya: mengarahkan/menutup mata bila ada cahaya.

 Pupil (manik mata) mengecil bila diberi sinar.

Usia 1-3 bulan

 Mata mulai terkoordinasi melihat sumber cahaya.

 Mulai ada usaha melihat dg kedua mata.

 Bila salah satu mata ditutup, bayi gelisah.

 Usia 2 bln: bayi dpt mengikuti sinar.

Usia 3-6 bln

 Melihat dg kedua mata

 Dapat menjangkau benda dekat

 Kedua mata berkedudukan sejajar

 Kemampuan mengikuti sinar: usia 2 bln

refleks pupil sudah mulai terbentuk

dpt diketahui keadaan fungsi penglihatan bayi pd masa perkembangannya.

PX. VISUS:

Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Masing-
masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole
untuk menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan
terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah
6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka visusnya adalah
1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka
visusnya 1/∞.

Tajam penglihatan

 Orang dewasa: 6/6

 Usia 9 bln : 20/200

 Usia 1 th : 20/100

 Usia 2 th : 20/40

 Usia 3 th : 20/30

 Usia 5 th : 20/20

Ketajaman penglihatan:

Uji hitung jari

 Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pd jarak 60 m.

 Bila seseorang hanya dpt melihat/menentukan jumlah jari pd jarak 3 m, maka dinyatakan
tajam penglihatannya 3/60.

 Uji hitung jari hanya dpt dinilai 1/60

Uji lambaian tangan


 Dg uji lambaian tangan

tajam penglihatan lebih buruk dari 1/60

 Orang normal dpt melihat gerakan/lambaian tangan pd jarak 300 m.

 Bila hanya dpt melihat lambaian tangan pd jarak 1 m, maka tajam penglihatan 1/300.

Uji proyeksi sinar

 Bila seseorang hanya dapat mengenal adanya sinar, maka tajam penglihatan 1/~

 Orang normal dapat melihat adanya sinar pd jarak tidak terhingga.

Uji Pinhole

 Bila seseorang diragukan apakah gangguan penglihatannya akibat kelainan refraksi atau

sebab lain, maka dilakukan uji pinhole.

 Bila dg pinhole penglihatan lebih baik, berarti ada kelainan refraksi yg masih dpt dikoreksi
dg kacamata.

 Bila penglihatan berkurang dg diletakkan pinhole di depan mata berarti ada kelainan

organik/kekeruhan media penglihatan yg menyebabkan penglihatan menurun.

REFLEKS PUPIL

Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya adalah mengecilnya pupil (miosis)
pada mata yang disinari cahaya.

Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek pupil indirek adalah mengecilnya
pupil pada mata yang tidak disinari cahaya.

TES BUTA WARNA

Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya
membentuk angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah
warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan
pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10
detik.

Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya
membentuk angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah
warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan
pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10
detik.

Pemeriksaan lapang pandang

Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu
batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang
normal mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita
dapat melihat 90 – 100o dari titik fiksasi, ke medial 60o, ke atas 50 – 60o dan ke bawah 60 –
75o. Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara kasar (tes
konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau
perimeter.

Konfrontasi

Apabila tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan lapang pandangan, dilakukan uji
konfrontasi untuk mengetahui secara kasar adanya defek pada lapang pandangan. Pasien
duduk berhadapan dengan pemeriksa, muka menghadap muka pada jarak 60 cm. Pasien
diminta menutup mata kirinya dengan telapak tangan kiri dan melihat dengan mata kanannya
ke arah mata kiri perneriksa. Benda obyek dipegang sejauh mungkin ke samping di tengah-
tengah jarak pasien-pemeriksa dan pelan-pelan digerakkan ke arah sumbu penglihatan dan
penderita diminta untuk memberitahu apabila mulai melihat benda obyek. Hal ini diulangi
pada interval 30-45 derajat hingga mengelilingi 360 derajat perifer.

Pemeriksaan Placido Test / Keratoskop Plasido

 Sumber cahaya dari belakang penderita, keratoskop plasido dihadapkan pada


penderita dan pemeriksa mengintip dari lubang yang ada di tengah keratoskop plasido
maka akan ta mpak gambar yang hampir sama dengan plasido dipermukaan kornea.
 Interpretasi:
* Gambaran konsentris  permukaannya normal
* Gambaran bergelombang edem kornea
* Gambaran terputus – putus  infiltrat defek kornea, misalnya ulcuskornea
* Gambaran tidak konsentris  permukaan kornea tidak rata

 Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa karena kalau tidak,
hidung keduanya akan bersentuhan.

10. Apa saja yang termasuk dalam media refrakta,fungsinya apa dan bagaimana kerjanya?

Media refrakta adalah media yang membiaskan sinar.


1. Cornea
Fungsi :
o Sebagai membran pelindung
Cornea menutup bola mata di sebelah depan
o Sebagai media refrakta.
Pembiasan cahaya di cornea terutama dilakukan pada permukaan anterior.
Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea dimana 40 dioptri dari 50
dioptri.
Cornea merupakan organ yang paling banyak memiliki serabut nyeri terutama di
bagian central, sehingga sentuhan sedikit pada kornea akan dirasakan sangat sakit.
Bila kornea disinari suatu sumber cahaya yang konsentris pada kornea maka akan
bersifat konsentris juga gambar dapat dipantulkan pada kornea karena kornea bersifat
cermin cembung.
Interpretasi pemeriksaan cornea :
Normal : licin, mengkilat, konsentris dan continue.
Abnormal :
o Lingkaran continue tetapi ada bagian tidak mengkilat (kabur), bergerigi
edema cornea.
o Lingkaran tidak continue : defect epitel cornea ulkus kornea, erosion, fistula
kornea.
o Lingkaran mengkilat continue, konsentris tetapi berkelok-keloksikatrik pada
kornea
o Lingkaran mengkilat, continue, oval dan tidak konsentris astigmatisma

2. Cairan humor aquos


Cairan humor aquos diproduksi oleh proc. Ciliaris corpus ciliare. Selain
menghasilkan humor aquos, corpus ciliare juga mengontrol kemudahan
pembuangannya serta berperan dalam proses akomodasi.
Hasil produksi yang berupa cairan dan elektrolit diangkut melalui epitel ke dalam
camera occuli posterior. Pengangkutan ini tergantung dari tekanan darah dalam corpus
ciliare dan permeabilitas kapilernya.
Apabila tekanan intra ocular meningkat maka aliran darah di dalam corpus ciliare
berkurang. Selanjutnya humor aquos akan mengalir dari camera oculi posterior ke
camera occuli anterior melalui pupil karena terdapat perbedaan tekanan diantara
kedua ruangan tersebut. Apabila tekanan di camera occuli posterior meningkat, maka
tekanan itu akan diteruskan ke semua arah termasuk lensa dan corpus vitreum dengan
akibat lensa dan iris akan terdorong ke depan.
Tekanan intra oculi normal 15-18 mmHg. Tekanan normal tertinggi pada waktu
bangun tidur pagi hari dan terendah pada malam hari.
Fungsi :
o Sebagai media refrakta
o Untuk nutrisi lensa dan kornea
o Untuk mengatur tekanan bola mata

3. Lensa crystalina
Berbentuk lempeng cakram bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan transparan.
Permukaan belakangnya lebih cembung daripada permukaan depan. Terletak di
belakang iris, di depan corpus vitreum. Digantung oleh zonula zinii atau lig.
Suspensorium lentis.
Fungsi :
o Memfokuskan sinar dengan cara akomodasi untuk melihat dekat.
Otos ciliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang, kapsul lensa yang
elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi peningkatan daya
biasnya. Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan
berkurang.

4. Corpus vitreum
Merupakan gel transparan yang terdiri atas air ( lebih dari 99% ), kolagen dan
glikosaminoglikan yang berhidrasi berat, yang unsur utamanya ialah asam hialuronat.
Corpus vitreum menempati ruangan mata dibelakang lensa.

Fungsi Refraksi Mata


Lensa memegang peranan penting dalam pembiasan (refraksi) cahaya.
Refraksi adalah pembiasan cahaya apabila cahaya memasuki media yang berbeda
kerapatannya (densitasnya) dengan arah miring. Pada saat berkas cahaya datang
dari udara melewati bangunan yang bening pada mata yang disebut media
refrakta, maka cahaya tadi akan dibengkokkan. Media refrakta meliputi kornea,
aquos humor, lensa, dan badan kaca. Lensa adalah bagian yang penting dalam
proses ini karena lensa membelokkan cahaya agar cahaya tadi dapat difokuskan
(dipusatkan ) di retina. Dari retina cahaya diubah ke dalam impuls cahaya yang
dihantarkan
melewati nervus optikus ke pusat penglihatan di lobus oksipitalis otak. Apabila
lensa berada dengan jarak fokus yang sama, maka bayangan akan kabur apabila
objek didekatkan ke mata. Untuk dapat melihat objek yang didekatkan mata
dengan jelas harus terjadi perubahan kecembungan lensa untuk dapat mengubah
jarak fokus (jarak titik api). Proses ini disebut akomodasi. Akomodasi dimungkinkan
karena adanya zonula atau ligamentum suspensorium lentis yang mengelilingi
lensa,yang dikendalikan oleh muskulus siliaris. Apabila muskulus siliaris
berkontraksi, ligamentum suspensorium mengalami relaksasi (mengendor)
dan menambah kelengkungan lensa. Kejadian ini diiringi dengan konvergensi
mata dan konstriksi pupil untuk memungkinkan cahaya melewati bagian sentral
lensa. Pada mata normal dimungkinkan untuk melihat objek sedekat 25 cm (
Pearce, Evelyn, 1999 ).
Kelainan refraksi adalah hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh
media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan
panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media
penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan
benda selalu melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea.
Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan
bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi
atau istirahat melihat jauh. Dikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti
Pungtum Proksimum merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat
melihat dengan jelas. Pungtum Remotum adalah titik terjauh dimana seseorang
masih dapat melihat dengan jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang
berhubungan dengan retina atau foveola bila mata istirahat. Pada emetropia,
pungtum remotum terletak di depan mata. Secara klinis kelainan refraksi adalah
akibat kerusakan pada akomodasi visuil,dan ini adalah sebagai akibat perubahan
biji mata, maupun kelainan pada lensa. Kelainan refraksi yang sering dihadapi
sehari-hari adalah miopia, hipermetropia, presbiopia, dan astigmatisma
(Trisnowiyanto, 2002).

11. Bagaimana cara menjaga sebaik-baiknya organ penglihatan agar fungsinya tetap
normal?
12. Apa saja contoh2 kelainan refraksi?
 Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke
bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan didepan retina. Untuk
mengoreksinya dipakai lensa sferis minus. Bentuk dari Miopia menurut
penyebabnya
Miopia aksial Diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari
normal, walaupun kornea dan kurvatura lensa normal dan lensa dalam posisi
anatominya normal. Miopia dalam bentuk ini dijumpai pada proptosis
sebagai hasil dari tidak normalnya besar segmen anterior, peripapillary
myopic crescent dan exaggerated cincin skleral, dan stafiloma posterior.
Miopia kurvatura Mata memiliki diameter antero-posterior normal, tetapi
kelengkungan dari kornea lebih curam dari rata-rata, missal : pembawaan
sejak lahir atau keratokonus, atau kelengkungan lensa bertambah seperti pada
hiperglikemia sedang ataupun berat, yang menyebabkan lensa membesar.
Miopia karena peningkatan indeks refraksi Peningkatan indeks refraksi
daripada lensa berhubungan dengan permulaan dini atau moderate dari
katarak nuklear sklerotik. Merupakan penyebab umum terjadinya Miopia
pada usia tua. Perubahan kekerasan lensa meningkatkan indeks refraksi,
dengan demikian membuat mata menjadi myopik.
Miopia karena pergerakan lensa ke anterior Keadaan ini sering terlihat
setelah operasi glaukoma dan akan meningkatkan miopia pada mata.
 Hipermetropia
Hipermetropia (hyperopia) atau ‘Far – sightedness’ adalah suatu kelainan
refraksi daripada mata dimana sinar – sinar yang berjalan sejajar dengan
sumbu mata tanpa akomodasi dibiaskan dibelakang retina, oleh karena itu
bayangan yang dihasilkan kabur. Untuk mengoreksinya dipakai lensa sferis
plus. Struktur Hipermetropia berdasarkan pada konfigurasi anatomi dari bola
mata :
Hipermetropia Aksial
Bola mata lebih pendek dari normal pada diameter antero-posterior,
meskipun media refraksi (misalnya lensa atau kornea) normal. Un
Hipermetropia kurvatura
Keadaan dimana kelengkungan lensa atau kornea lebih tipis dari normal dan
power refraksinya turun. Sekitar setiap 1 mm penurunan dari radius
kelengkungan tersebut menghasilkan Hipermetropia 6 D
Hipermetropia indeks refraksi
Terjadi penurunan indeks refraksi akibat penurunan dari densitas beberapa
atau seluruh bagian dari system optik mata, juga penurunan power refraksi
mata. Biasanya terjadi pada usia tua dan juga pada penderita diabetes
terkontrol.
 Astigmatisma
Astigmatisma adalah suatu kondisi dengan kurvatura yang berlainan
sepanjang meridian yang berbeda-beda pada satu atau lebih permukaan
refraktif mata ( kornea, permukaan anterior atau posterior dari lensa mata ),
akibatnya pantulan cahaya dari suatu sumber atau titik cahaya tidak terfokus
pada satu titik di retina. Pada astigmatisma, karena adanya variasi dari
lengkungan kornea atau lensa pada meridian yang berbeda-beda mencegah
berkas sinar itu memfokuskan diri kesatu titik. Jenis-jenis Astigmatisma
Astigmatisma Reguler Secara teori, pada setiap titik pada permukaan yang
lengkung, arah dari kelengkungan yang terbesar dan yang terkecil selalu
terpisah 90 derajat tetapi arah ini bias beribah saat melewati satu titik ke titik
yang lain. Bila meridian utama dari astigmatisma mempunyai orientasi yang
konstan pada setiap titik yang melewati pupil dan apabila ukuran
astigmatisma ini sama pada setiap titik. Kondisi refraktif ini dikenal sebagai
astigmatisma regular. Dan ini bisa dikoreksi dengan kacamata lensa silindris
 Afakia Afakia secara literature berarti tidak adanya lensa dalam mata. Afakia
akan mengakibatkan Hipermetropia tinggi. Penyebab :
1. Kongenital. Suatu keadaan yang jarang dimana lensa tidak ada sejak lahir.
2. Afakia paska operasi. Terjadi setelah operasi ICCE ( Intra Capsular
Cataract Extraction ), ECCE Universitas Sumatera Utara ( Extra Capsular
Cataract Extraction
3. Post Traumatik. Diikuti oleh trauma tumpul atau tembus, yang
mengakibatkan subluksasi atau dislokasi dari lensa. 4. Posterior dislokasi
dari lensa ke vitreus akan menyebabkan optikal Afakia.

13. Apa macam2 kelainan organa visuum?

14. Apa interpretasi visus 6/6, tidak buta warna, bola mata ortoforia, dan gerak bola mata
bebas ke segala arah?
o Apabila tajam pengelihatan 6/6 , maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang oleh orang normalhuruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.
Bila pasien mempunyai visus antara 6/6 – 6/10, maka pasien ini adalah pasien dengan
visus normal.
Tajam pengelihatan akan berkurang bila terdapat gangguan pada media pengelihatan
seperti kekeruhan lensa atau katarak, kornea keruh, kelainan retina dan adanya
kelainan kongenital seperti ambliopia.
o Kedudukan bola mata dapat :
 Normal
 Eksoftalmos, mata yang menonjol dan ditentukan dengan uji Hertel
 Enoftalmos, kedudukan mata yang ke belakang
 Tropia, deviasi nyata kedudukan mata dapat berupa :
 Esotropia: mata juling ke dalam
 Eksotropia: mata juling ke luar
 Foria, deviasi tersembunyi bola mata yang mempunyai bakat terjadinya
deviasi, dapat berupa:
 Esoforia: mata yang berbakat juling ke dalam
 Eksoforia: mata yang berbakat juling ke luar
o Pergerakan bola mata :
 Normal
 Terganggu ke arah tertentu

Sumber : Penuntun Ilmu Penyakit Mata FKUI

Anda mungkin juga menyukai