DISUSUN OLEH :
151810383013
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Mata adalah alat indra kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar
primitive pada permukaan golongan invertebrate. Dalam bungkus pelindungnya, mata
memilki lapisan reseptor, system lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut,
dan system saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.
Sumber cahaya
|
*
Masuk ke mata melalui kornea
|
*
Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
|
*
Dibiaskan oleh lensa
|
*
Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
|
*
Sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
|
*
Otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina
|
*
Obyek terlihat sesuai dengan aslinya
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang
bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke
mata. Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan
apabila berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan
mengecil. Yang mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris, yang merupakan
cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous humor, iris juga berperan
dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai
ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke
otot–otot siliaris melalui ligamentum suspensorium. Fungsi lensa selain menghasilkan
kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk
memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat,
maka otot–otot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih
kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otot–otot siliaris akan
mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Bila cahaya sampai ke
retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut yang merupakan sel–sel yang sensitif
terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf
optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih
kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih
menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinar–sinar yang datang dari
benda agar membentuk bayangan tajam pada retina. Untuk mencapai retina,
sinar–sinar yang berasal dari benda harus melalui lima medium yang indeks biasnya
(n) berbeda: udara (n=1,00), kornea (n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40
(rata-rata)) dan humor vitreous (n=1,34). Setiap kali sinar lewat dari satu medium ke
medium yang lain, sinar itu dibiaskan pada bidang batas.
Bagian terbesar dari daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan tetapi
terjadi pada bidang batas antara permukaan anterior kornea dan udara, hal ini dapat
terjadi karena perbedaan indeks bias antara kedua medium ini cukup besar. Perbedaan
indeks bias yang kecil akan sangat menurunkan kekuatan pembiasan cahaya di kedua
permukaan lensa.
Mekanisme melihat adalah :
1. Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.
2. Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga bayangan benda yang
dimaksud jatuh tepat di retina mata.
3. Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan benda
tersebut ke otak.
4. Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita dapat
melihat benda tersebut.
Bayangan yang Terbentuk pada Mata yang Miopi dan Jenis Lensa
yang di Pakai Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung
atau bola mata terlalu panjang. Dengan demikian,objek yang dekat akan
terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina, sedangkanobjek yang
jauh akan terlihat kaburkarena bayangan didepan retina. Kelainan mata
jenis ini dikoreksi dengan mata jenis cekung.
2. Hipermetropi (rabun jauh)
3. Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah mata dengan lengkungan permukaan
kornea atau lensa yang tidak rata. Misalnya lengkung kornea yang vertikal
kurang melengkung dibandingkan yang horizontal. Bila seseorang melihat
suatu kotak, garis vertical terlihat kabur dan garis horizontal terlihat
jelas.Mata orang tersebut menderita kelainan astigmatis reguler. Astigmatis
reguler dapat dikoreksi dengan mata silindris. Bila lengkung kornea tidak
teratur disebut astigmatis irregular dan dapat dikoreksi dengan lensa kotak.
4. Mata presbiopi
Mata presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan
elastisitasnya karena betambahnya usia. Dengan demikian lensa mata tidak
dapat berakomodasi lagi dengan baik. Umumnya penderita akan melihat jelas
bila objeknya jauh, tetapi perlu kacamata cembung untuk melihat objek
dekat.
6. Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata
sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.
7. Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat
menurun. Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna
tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru. Buta warna tidak dapat
diperbaiki atau disembuhkan.
8. Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di
bagian selaput yang melapisi mata. i) Trakoma (menular) Infeksi pada mata
yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di
lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
11. Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi
kelopak mata (margo palpebra). Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar
minyak di tempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika
kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang
melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata. Terdapat dua
macam blefaritis, yaitu: Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi
kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Blefaritis
seboreik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.
Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata
kotor, panas, dan rasa kelilipan.
12. Glukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang
tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan
mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan
menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola
mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan
menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf
mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
BAB II
ANATOMI PENGLIHATAN
1. Bagian Luar:
Bulu Mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi
kelopak mata.
Alis Mata (Supersilium) Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat
diatas mata.
Kelopak Mata (Palpebra) Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas
dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli.
Kelenjar Air Mata
Kelenjar Meibom
2. Bagian Dalam
Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan
bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera
(bagian putih mata), kecuali kornea. Konjungtiva mengandung banyak
sekali pembuluh darah.
Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada
lapisan terluar mata yang berwarna putih.
Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris.
Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang
memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.
Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan
kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil
mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan
menyempit jika kondisi ruangan terang.
Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen
suspensori. Bentuk lensa disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih
kental(humor viterus), yang bersama dengan humor akueus
berperandalam memelihara bentuk bola mata.
Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat
sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).
Aqueous humor
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea.
Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan
dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
Vitreous humor
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat
transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata
dan membuat bola mata membulat.
Bintik Kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya
karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk
kerucut dan batang
Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju
ke otak.
3. Otot Mata
Muskulus levator palpebralis superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata).
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata).
Muskulus obliques okuli inferior.
Muskulus obliques okuli superior.
BAB III
TATA LAKSANA PRAKTIKUM
Keterangan :
1. Hawari : Minus 6
2. Shesha : Normal
BAB V
ANALISA HASIL
1. Refleks Akomodasi
Pada refleks pupil, setelah serabut saraf berlanjut ke arah kolikulus superior,
saraf akan berakhir pada nukleus area pretektal. Neuron interkalasi yang
berhubungan dengan nukleus Eidinger-Westphal (parasimpatik) dari kedua sisi
menyebabkan refleks cahaya menjadi bersifat konsensual. Saraf eferen motorik
berasal dari nukleus Eidinger-Westphal dan menyertai nervus okulomotorius
(N.III) ke dalam rongga orbita untuk mengkonstriksikan otot sfingter pupil .
Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi cahaya
langsung dan tidak langsung (konsensual). Refleks cahya langsung maksudnya
adalah mengecilnya pupil (miosis) oleh nervus II pada mata yang disinari cahaya.
Sedangkan refleks cahaya tidak langsung atau konsensual adalah mengecilnya
pupil pada mata yang tidak disinari cahaya oleh nervus III.
Ukuran pupil dikendalikan oleh keseimbangan antara tonus parasimpatis
(konstriktor) dan simpatis ( dilator) konstriksi pupil sebagai respon terhadap
cahya. Diteruskan melalui nervus optikus,traktus optikus, nucleus genikulatum
lateral Edinger-westphal dari N III dan ganglion siliaris. Korteks tidak terlibat.
Kontriksi pupil pada akomodasi. Konvergensi terjadi dalam korteks diteruskan ke
pupil melalui nucleus nervus III. Nervus dan traktus optikus serta nucleus
genikulatum lateral tidak terlibat.
2. Obyek
Dengan melihat objek jarak jauh, jarak antar pupil semakin membesar (pupil
mengecil). Dan ketika melihat objek jarak dekat jarak antar pupil mengecil (pupil
membesar). Saat melihat dekat selain terjadi akomodasi, juga terjadi konstriksi
pupil.Rangsangan saraf parasimpatis saat melihat dekat menyebabkan kontraksi
otot sirkuler pada iris sehingga menyebabkan konstriksi pupil atau (miosis).
3. Titik Dekat
Terjadi pergeseran fovea sentralis mata kiri akibat penekanan bola mata kiri
ke arah medial sehingga bayangan yang ditangkap oleh retina mata kiri tidak lagi
jatuh di titik persesuaian atau titik identik, menciptakan kesan penglihatan
rangkap.
4. Bintik Buta
Lapang pandang masing-masing mata adalah area yang dapat dilihat oleh
sebuah mata pada suatu jarak tertentu. Dibagi menjadi bagian nasal(medial) dan
bagian temporal (lateral). Proses pemetaan lapang pandang disebut
perimetri,dengan menggunakan alat yang disebut perimeter.Perimetri dilakukan
dengan menutup satu mata,dengan mata lain melihat pada suatu titik sentral
didepan matanya. Kemudian suatu bintik kecil cahaya atau benda kecil
digerakkan ke arah titik sentral ini di seluruh lapangan pandang, ke arah nasal dan
lateral serta ke atas dan ke bawah, danorang yang diperiksa memberitahu jika
bintik cahaya atau benda tersebut sudah terlihat dan bilatidak terlihat. Pada saat
yang sama, dibuat peta lapang pandang mata yang diperiksa, yang menunjukkan
area orang tersebut dapat atau tidak dapat melihat target. Dengan memperhatikan
lokasi dimana target tidak terlihat dan menjadi terlihat lagi, bintik buta juga dapat
dipetakan.Berikut nilai normal area lapangan pandang. Di bagian lapangan
pandang yang ditempati diskus optikus terdapat sebuah titik buta (blindspot).
Titik buta di bagian lain lapangan pandang disebut skotoma. Bintik buta
merupakan daerah di mana cahaya tidak dapat ditangkap oleh retina
sehingga bayangan tidak dapat di deteksi. Bintik buta terletak di papila saraf optik
yang merupakandaerah tempat keluarnya saraf optik menembus lapisan retina
menuju sistem saraf pusat. Padadaerah ini tidak mengandung fotoreseptor yaitu
sel kerucut maupun sel batang.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John. 2003. Fisiologi Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2. EGC : Jakarta
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Unuk Paramedis. Yrama
Widya : Bandung