Anda di halaman 1dari 24

I.

ANATOMI
1. ANATOMI HIPOTALAMUS

Berasal dari lantai (ventral) diencephalon


Hipotalamus dewasa terletak pada lantai otak, mengelilingi bagian bawah ventricle III
Berbatasan dengan:
Anterior : optic chiasma
Posterior : mammilary bodies
Lateral : sulci dari cerebral temporal lobes
Ventral : tuber cinereum (dasar hipotalamus yang membulat dan memanjang

kearah kaudal hingga tangkai hipofisis


Bentuk hipotalamus tidak definitif tetapi berupa bagian yang dapat dibedakan atas

beberapa zona yang disebut area. Terbagi menjadi:


Hypophysiotrophic area (HTA)
Median eminence (ME)
Anterior hypothalamis area (AHA)
Preoptic area (PA)
Zona yang memiliki beberapa kelompok sel yang serupa pada hipotalamus disebut
nuclei. Beberapa nuclei yang memiliki fungsi penting dalam hipotalamus:

Supraoptic nuclei
Paraventricular nuclei
Arcuate nuclei
Supraoptic dan paraventrivular nuclei terletak pada AHA.
Memiliki sel-sel neurosekretori berukuran besar (magnocellular) dan merupakan
sel transducer penting
Menerima input langsung dari impuls syaraf,neurotransmiter dan pusat integrasi
lain di dalamhipotalamus
Axon dari kedua nuclei ini melewati hypothalamo-hypophysial tract DAN

bermuara pada kel hipofisis bagian posterior.


Arcuate nuclei terletak di dalam HTA
Memiliki neoron berukuran kecil (parvicellular)
Diduga semua hormon yang terdapat pada Median Eminence barasal dari nuclei
tersebut
Berperan dalam menjaga kestabilan sekresi gonadotropin
Hipotalamus mendapat perdarahan dalam jumlah besar dari arteri-arteri kecil
percabangan dari Sirkulus Willis. Susunan arteri hipotalamus antar individu bervariasi
namun membentuk pola umum yang sama, yaitu membentuk:
1. Grup anterior, berasal dari arteri karotis interna, cerebral anterior, dan bagian
posterior arteri comunicans.
2. Grup intermedia, berasal dari bagian posterior arteri comunicans.
3. Grup posterior, berasal dari arteri serebral posterior, bagian posterior arteri
comunicans, dan arteri basilaris.

Bagian infundibulum, eminensia media, dan terusan hipotalamus diperdarahi oleh


arteri hipofisial superior, cabang dari arteri carotis interna. Aliran darah ini
selanjutnya akan memasuki sistem portal hipotalamus-hipofisis yang memperdarahi
hipofisis bagian anterior. Aliran darah arteri ke hipotalamus selanjutnya dialirkann ke
vena-vena kecil yang bermuara ke vena cerebral anterior, vena basalis, atau vena

cerebral basalis.
Hipotalamus dan hipofsis merupakan satu axis yang berfungsi mengendalikan fungsi
banyak kelenjar endokrin (tiroid, adrenal, gonad) dan berbagai aktivitas fisiologi.
Hipotalamus berfungsi mengatur pelepasan hormon-hormon hipofisis. Hormon
hipotalamus dapat dibagi menjadi:
1. Disekresi ke hypophysial portal blood vessels
Disekresi oleh neurohipofisis langsung ke sirkulasi sistemik

ANATOMI HIPOFISIS

Bentuk kecil dan oval, berat sekitar 0,5 gram, melekat pada permukaan bawah otak melalui
infundibulum

Letak terlindung di sella tursica ossis spheinodalis

Disebut sebagai master of gland karena hormone yang dihasilkan dapat mempengaruhi banyak
kelenjar endokrin lain.

Glandula Pituitaria cerebri terbagi menjadi 2 lobus:


a

Lobus Anterior / Adenohypophysis


1

Pars anterior / pars distalis

Pars Intermedia, bersebelahan dengan pars distalis, sangat jelas pada janin tapi tereduksi
setelah dewasa

Keduanya dipisahkan oleh sebuah celah, sisa kantong embrional.


Tonjolan dari pars anterior disebut pars tuberalis meluas ke atas sepanjang permukaan
anterior dan lateral tangkai hipofisis.
b

Lobus Posterior / Neurohypophysis


1

Pars Nervosa, terhubung dengan hipotalamus otak. Mengandung ujung akson dari neuron
neurosekretori hipotalamus dan sel-sel seperti sel neuroglia (pituisit).

Infundibulum (batang saraf), menghubungkan neurohipofisis dengan otak.

Batas-batas:

Superior: Diafragma sellae, yang mempunyai lubang di tengah untuk tempat lewatnya
infundibulum. Diafragma sellae memisahkan lobus anterior dari chiasma opticum.

Inferior: Corpus ossis spheinodalis, dengan sinus spheinodalis.

Lateral: sinus cavernosus dan isinya

Posterior: dorsum sellae, arteri basilaris, pons

Embriologi:
Berasal dari 2 struktur:
a

Ectodermal
Berasal dari primitive mouth ada penonjolan (diverticulum) melepaskan diri dari
tempat perlekatan menjadi adenohypophysis

pars distalis

pars tuberalis

pars intermedia

Neuro-ectodermal
Yang membentuk diencephalon sebagian lantainya akan mengadakan vaginasi ke bawah
menjadi neuro-hypophysis

pars nervosa = infundibular processus

Infundibulum = neural stalk

Vaskularisasi
a

Arteri:
-

Adenohypophysis berasal dari arteri hypophysialis superior yang merupakan cabang


dari arteri carotis interna, pars cerebralis.

Neurohypophysis berasal dari arteri hypophysialis inferior yang merupakan cabang


dari arteri carotis interna, pars cavernosa.

Vena: vena portales hypophysiales yang bermuara ke sinus intercavernosus

Inervasi
1

Lobus Posterior, diinervasi langsung oleh neuron nucleus supraoptik dan nukleu
paraventrikular dalam hipotalamus. Aksonnya memanjang menuruni batang infundibulum
sebagai traktus saraf hipofisis-hipotalamus untuk masuk ke neuro-hipofisis.
a

Neuron hipotalamus mensekresi 2 neurohormon, oksitosin dan ADH (antidiuretik), yang


dibawa sepanjang akson dan disimpan dalam neurohipofisis.

Hormon dilepas oleh neurohipofisis berdasarkan sinyal dari neuron hipotalamus.

Lobus Anterior, tidak memiliki hubungan saraf langsung dengan hipotalamus. Hormon
hipofisis anterior juga dilepas berdasarkan sinyal dari hipotalamus, tetapi melalui hubungan
vascular.

HISTOLOGI
1.

HIPOFISIS/PITUITARY

Hipofisis berasal dari kata hypo= di bawah dan physis= pertumbuhan atau disebut kelenjar
pituitari, berat 0,5 gr, berdiameter 1-5 cm dan ukuran normalnya pada manusia 10x13x6
mm. Hipofisis terletak pada hypophyseal fossa di sella tursika dari tulang sphenoidale.
Hipofis terdiri atas 2 kelenjar yaitu, anterior (adenohipofisis) dan posterior (neurohipofisis)
yang secara anatomis disatukan tetapi memiliki fungsi yang berbeda.

Vaskularisasi
Vaskularisasi dari kelenjar hipofisis disediakan dari 2 pasang pembuluh darah yang berasal
dari arteri karotid interna, yaitu arteri hipofisealis superior memperdarahi pars tuberalis dan
infudibulun, dalam eminentia mediana membentuk anyaman kapiler yaitu pleksus kapilaris
primer danarteri hipofisealis inferior terutama memperdarahi lobus posterior, beberapa
cabang juga memperdarahi lobus anterior.

Pembentukan glandula Hipofisis berdasarkan perbedaan embriologisnya:


a

Adenohipofisis (Anterior Pituitary)

Meliputi:
1

Pars Distalis/lobus anterior


Merupakan 75% dari massa total hipofisis. Terdiri dari bermacam-macam sel

dengan berbagai ukuran yang berkelompok dalam bentuk memanjang seperti tali (cord),
dipisahkan oleh anyaman sinusoid yang berdinding tipis. Stroma kelenjar sedikit, terdiri
dari serabut kolagen. Komponen utamanya adalah sel epitel kelenjar yang saling
bersilangan dengan kapiler. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh pars distalis disimpan
dalam bentuk granul sekresi. Fibroblas yang ditemukan pada pars distalis menghasilkan
serat-serat retikulin yang menopang deretan sel-sel yang mengsekresi hormon. Pars
distalis terdapat 2 kelompok sel, yaitu:
Sel Khromofob (tidak memiliki afinitas terhadap zat warna).
Ukuran sel kecil, sitoplasma sedikit, batas sel tak jelas, berwarna lemah, sel-sel
dalam kelompokan kecil. Sitoplasma tidak menyerap bahan warna sehingga tampak
intinya saja. Sel ini biasanya berkelompok dibagian tengah dari lempengan sel
chromofil sehingga ada dugaan bahwa sel ini merupakan sel yang sedang tidak aktif
dan nantinya dapat berubah menjadi sel acidofil atau sel basofil pada saat diperlukan
Terbagi menjadi:
-

kromofob yang memiliki granula sekretorik


- kromofob yang tidak memiliki granula sekretorik (mengandung sel-sel pra
perkembangan dan sel-sel folikular). Berfungsi untuk fagositosit

Sel Khromofil (memiliki affinitas terhadap zat warna), yang terdiri dari 2 jenis sel,
yaitu:
somatrotropin (Growth hormone).
Mammotrof atau sel carminophil atau epsilon acidhophil
Disebut juga laktotrof. Sel ini bereaksi baik terhapat cat azocarmin. Sel-selnya
tersebar satu-satu, jarang berkelompok, sel relatif kecil, bentuk lonjong atau

poligonal. Granula-granula sekretori asidofil padat dan besar, berasal dari granula
kecil yang dilepaskan oleh jaringan Trans-Golgi, granula kecil tersebut menyatu.
Mammotrof mensekresi hormon prolaktin. Jumlah sel ini meningkat selama dan
setelah kehamilan.
-

Sel Basofil (sel )


Bentuk sel bulat/oval dengan inti bulat, sitoplasma mengandung granula
sekretori basofil, sehingga sitoplasma terwarna basofilik (biru). Secara
imunositokimia dibedakan 3 jenis basofil:

Tirotrof/Sel beta basophil (sel thyrotrophic)


Mengandung granula sekretori terkecil, diameter 140-160nm, letak granula di

tepian sel. Granula mengandung TSH (Thyroid Stimulating Hormone).

Kortikotrof
Bentuk sel bulat atau oval, inti eksentrik, dalam sitoplasma mengandung

granula sekretory dengan diameter 250-400 nm. Kortikotrof mensekresi


Adrenocorticotropic Hormon (ACTH) dan Melanosit Stimulating Hormone (MSH).

Gonadotrof
Bentuk sel bulat dengan granula sekresi berdiameter 200-400 nm. Letak sel

dekat sinusoid. Gonadotrof mensekresikan FSH (Folikel Stimulating Hormone) dan


LH (Luteinizing Hormone).
2

Pars Tuberalis /Pars Infundibularis (bagian cranial)


Bentuk seperti corong mengelilingi infundibulum/tangkai neurohipofisis.
Daerah yang sangat vaskular, banyak arterial dan venula dari sistem portal
hipotalamo-hipofisealis. Struktur histologisnya menunjukkan adanya kelompokkelompok sel yang belum berdifferensiasi. Sel bulat atau kolumnar pendek,
sitoplasma mengandung granula padat kecil, tetes lipid atau tetes koloid dan
mengandung banyak glikogen. Fungsinya mensekresikan gonadotropin (FSH & LH)
tersusun secara berderet di sepanjang pembuluh darah.

Pars Intermedia

Pars intermedia berkembang dari bagian dorsal kantong Rathke yang


merupakan suatu daerah rudimenter yang terdiri atas deretan dan folikel sel-sel
basofilik lemah yang mengandung granula-granula sekretoris kecil, dan dilapisi oleh
selapis kuboid, kista berisi koloid( kista Rathke), yang berwarna merah homogen,
yang merupakan sisa dari ektoderm dari evaginasi kantung Rathke. Dengan
mikroskop elektron, tampak sitoplasma mengandung banyak mitokhondria, retikulum
endoplasmik, sebuah kompleks Golgi, banyak granuka sekresi. Pada sepanjang
anyaman kapiler tampak sel-sel basofil yang berkelompok dalam bentuk memanjang.
Pars distalis dipisahkan dari neurohipofisis oleh celah yang dilapisi epitel berlapis
dengan sel basofil yang membentuk pars intermedia. Pada fetus manusia merupakan
lapisan yang cukup tebal mencapai 3% dari adenohipofisis, pada dewasa lapisannya
tidak utuh lagi. Setelah lahir celah ini membentuk kantung Rathke yang dilapisi epitel
bersilia mengandung cairan kental. Pada manusia dewasa, pars intermedia/zona
intermedia kadang-kadang terdapat kelompok sel basofil sepanjang anyaman kapiler.
Sel basofil ini mensintesis prohormon yaitu proopiomelanocortin (POMC), yang
membentuk -melanocyte-stimulating hormone (-MSH), kortikotropin, lipoprotein, dan -endorphin. POMC dihasilkan oleh sel kortikotropin dari lobus/pars
anterior dan lobus/pars intermedia rudimenter pada manusia.
b Neurohipofisis (posterior Pituitary)
Meliputi: Berkembang dari jaringan saraf, terdiri atas pars nervosa,
infundibulum yang lebih kecil (tangkai neural). Mengandung neuro secretory cell
yang mensekresi vasopressin (ADH) dan oksitosin.
1

Pars Nervosa (bagian terbesar dari neurohipofisis)


Tampak akson-akson terminal dari traktus hipotalamo-hipofiseal berakhir pada
pars nervosa, yang merupakan serabut-serabut saraf tak bermielin. Di antaranya
tampak sejumlah inti (nuclei) dari sel neuroglia, yaitu pituisit, untuk menyokong
akson. Pituisit mengisi sekitar 25% dari volume pars nervosa. Tampak Herring bodies
yang merupakan akumulasi dari granula neurosekresi dari sel saraf yang terdapat pada
hipotalamus. Banyak ditemukan kapiler. Pars nervosa dibagi dalam lobulus-lobulus
oleh septum dan mengandung banyak anyaman kapiler. Dibagian tengah lobules
terutama dibentuk oleh akson-akson dari traktus hipotalamo-hipofisealis. Juga terlihat

inti-

inti pituisit.
Terdapat
daerah
yangdisebut

zona

palisade,

yaitu

daerah di

dekat

septum.

Sel

pituisit
Disebut juga

sel

neuroglia.

Bentuk sel irregular, banyak tonjolan sitoplasma. Pituisit mengandung tetes lemak,
pigmen lipokrom, dan filament intermedial.
Herring bodies
Bentuk irregular, terwarna merah.
2

Infundibulum atau tangkai hipofisis, yang terdiri dari:


Eminentia mediana
Stem

ANATOMI KELENJAR TIROID


Terdiri atas 2 lobus
Kelenjar ini terdapat di inferior adam apple di anterior trakea.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine
(T3). Yaitu hormon yg mempengaruhi proses metabolisma sel tubuh dan pengaturan
suhu tubuh.

VASKULARISASI DAN INVERVASI TIROID

Anatomi dan Histologi Kelenjar Paratiroid


Kelenjar Paratiroid
Kelenjar

Hormon

Kelenjar
paratiroid

Hormon
paratiroid
(PTH)

Fungsi utama

Mengatur ion kalsium serum


dengan cara meningktkan absorpsi
kalsium oleh usus dan ginjal serta
melepas kalsium dari tulang

Anatomi

Melekat pada bagian posterior kelenjar tiroid


Normalnya berjumlah 4, yaitu sepasang pada kutub atas dan sepasang pada kutub
bawah kelenjar tiroid

Berwarna kuning kecoklatan

Panjang kira-kira 6 ml lebar 3 ml tebal 2 ml


Vaskularisasi

Tiroid inferior atau dari anastomose antara pembuluh darah superior dan inferior .

Gb. Anatomi Kelenjar paratiroid


Histologi
Tersusun atas:
- Chief cell (principal cell).
- Oxyphiel cell.
Chief cell (principal cell)

ada sejak lahir, sel terbanyak.


Ukuran kecil, inti di tengah.
Sitoplasma:
sedikit acidofilik.
tampak: pucat (glikogen >).
gelap (glikogen <).
mengandung granula.

Menghasilkan hormon paratiroid.

Oxyphiel cell

timbul usia 7 th (anak) atau pubertas.

lebih besar, tersebar di antara chief cell.

sitoplasma merah muda pucat.

Gb. Histologi chief cells dan oxyphyl cells.


Mekanisme sekresi hormone secara umum

KONTROL UMPAN BALIK NEGATIF


Umpan bslik negative adalah gambaran menonjol pada system control
pada system control hormone. Umpan baliknegatif mempertahankan
konsentrasi plasma suatu hormone pada kadar tertentu, serupa
dengan pendingin ruangan yang mempertahankan suhu kamar pada suhu
yg telah ditentukan. Sebagai contoh, ketia konsentrasi plasma
hormone tiroid bebas dalam darah turun di bawah patokan tertentu,
hipofisis anterior mengeluarkan Tirois Stimulating Hormon (TSH)
yang merangsang tiroid untuk meningkatkan sekresi hormone
tiroidnya. Hormone tiroid nantinya menghambat sekresi lebih
lanjut TSH oleh hipofisis anterior. Umpan balik negative menjamin
bahwa jika sekresi kelenjar tiroid telah dinyalakan oleh TSH,
sekresi tersebut tidak akan berlanjut tanpa kendali, tetapi akan
dipadamkan jika kadar hormone bebas dalam darah telah telah
mencapai tingkat yang telah ditentukan. Karena itu, efek suatu
hormone tertentu dapt menghambat sekresinya sendiri.

REFLEKS NEUROENDOKRIN
Banyak system control endokrin melibatkan reflex neuroendokrin,
yang mencakup baik kkomponen saraf maupun hormone. Tujuan refles
semacam ini adalah menghasilkan Peningkatan mendadak sekresi
hormone yaitu meningkatkan patokan thermostat sebagai respon
terhadap ranngsangan tertentu, sering berupa rangsangan eksternal
terhadap tubuh. Pada beberapa keadaan, masukan saraf ke kelenjar
endokrin menjadi satu-satunya factor yang mempengaruhi sekresi
hormone. Sebagai contoh, sekresi epinefrin oleh medulla adrenal
yang dokontrol hanya oleh system saraf simpatis. Sebaliknya,
sebagian system control endokrin mencakup control umpan
balik(yang mempertahankan kadar hormone di tingkat basal kadar
hormone di tingkat basal) dan reflex neuroendokrin (yang
menyebabkan Peningkatan mendadak sekresi sebagai respon terhadap
Peningkatan mendadak kebutuhan hormone tersebut). Salah satu
contoh adalah Peningkatan sekresi kortisol, hormone stress,
oleh korteks adrenal selama respons stress.
IRAMA DIURNAL (SIRKANDIAN)
Laju sekresi kormon berfluktuasi berirama naik turun sebagai
fungsi waktu. Irama endokrin yang paling umum adalah irama
diurnal (siang malam) atau sirkandian (dalam sehari) yang
ditandai oleh osilasi berulang kadar hormone yang sangat teratur
dan bersiklus satu kali 24 jam. Irama ini disebabkan oleh
osilator endogen serupa dengan neuron pemacu pernapasan di batang
otak yang mengontrol gerakan nafas berirama, kecali osilator ini

bersiklus jauh lebih lama. Sebagai contoh, sekresi kortisol


meningkat waktu malam hari, pencapai puncaknya pada pagi sebelum
yang bersangkutan terjaga, kemudian turun sepanjang hari hingga
titik terendah pada tidur di malam hari. Irama kausa inheren tidh
dilakukan oleh kelenjar endokrin itu sendiri, teta[I akinbat
perubahan titik patkan kelenjar tersebut oleh sususnan system
saraf pusat.

PROSES PERTUMBUHAN TULANG

Tulang adalah bagian penting dari tubuh manusia,


perkembangan dan pertumbuhan manusia. Proses pertumbuhan
tulang tergantung pada interaksi dari berbagai sel, hormon, dan
vitamin. Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio
6 7 minggu dan berlangsung sampai dewasa sekitar umur 30-35
tahun. Berikut adalah gambaran pembentukan tulang: Dari grafik,
massa tulang mulai tumbuh sejak usia 0. Sampai usia 30-35 tahun
(tergantung indvidu) pertembuhan tulang berhenti, dan tercapai
puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi
di umur itulah tercapai puncak massa tulang manusia.

Pertumbuhan tulang Longitudinal

pertumbuhan tulang longitudinal

Pelat epifisis bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang longitudinal. Gambar


ini menunjukkan zona yang berbatasan dengan lempeng epifisis dari epifisis. Lapisan
paling atas dari epifisis adalah kawasan cadangan. Zona kedua, zona proliferasi, di mana
kondrosit terus mengalami mitosis. Zona berikutnya adalah zona pematangan dan
hipertrofi dimana lipid, glikogen, dan alkali fosfatase menumpuk, menyebabkan matriks
tulang rawan untuk mengeras karena kapur. Zona berikut adalah matriks kalsifikasi mana
kondrosit telah mengeras dan mati sebagai matrik di sekitar mereka telah kalsifikasi. Ini
paling bawah baris adalah zona osifikasi yang merupakan bagian dari metafisis. Jaringan
tulang baru disimpan di bagian atas zona osifikasi disebut spongiosa primer, sedangkan
tulang yang lebih tua diberi label dengan spongiosa sekunder.
Tulang panjang terus memperpanjang (berpotensi sepanjang masa remaja) melalui
penambahan jaringan tulang pada pelat epifisis. Mereka juga meningkatkan lebar melalui
pertumbuhan appositional.

PERPANJANGAN TULANG PANJANG


Pelat epifisis adalah area pertumbuhan tulang panjang. Ini adalah lapisan tulang
rawan hialin dimana pengerasan terjadi pada tulang dewasa. Di sisi lempeng epifisis
epifisis, tulang rawan terbentuk. Di sisi diaphyseal, tulang rawan mengeras,
memungkinkan diafisis untuk tumbuh panjang. Metafisis adalah bagian macam tulang
panjang antara epifisis dan diafisis sempit. Hal ini dianggap sebagai bagian dari lempeng
pertumbuhan: bagian dari tulang yang tumbuh selama masa kanak-kanak, yang, seperti
tumbuh, mengeras di dekat diafisis dan epifisis.

Pelat epifisis terdiri dari empat zona sel dan aktivitas.


1

2
3

Zona cadangan, daerah yang paling dekat ke ujung pelat epifisis, berisi kondrosit kecil
dalam matriks (Gambar 1). Kondrosit ini tidak berpartisipasi dalam pertumbuhan tulang,
melainkan, mereka mengamankan pelat epifisis pada jaringan tulang dari epifisis.
Zona proliferatif, lapisan selanjutnya menuju diafisis, berisi tumpukan kondrosit sedikitlebih besar (Gambar 1). Hal ini terus membuat kondrosit baru melalui mitosis.
Zona pematangan dan hipertrofi berisi kondrosit yang lebih tua dan lebih besar daripada
yang di zona proliferasi (Gambar 1). Sel-sel yang lebih matang yang terletak lebih dekat
ke akhir pelat diaphyseal. Di zona ini, lipid, glikogen, dan alkali fosfatase menumpuk,
menyebabkan matriks tulang rawan untuk mengeras karena kapur. Pertumbuhan
memanjang tulang adalah hasil dari divisi seluler di zona proliferasi bersama dengan
pematangan sel-sel di zona pematangan dan hipertrofi.
Zona matriks kalsifikasi, zona yang paling dekat dengan diafisis, berisi kondrosit yang
mati karena matriks di sekitar mereka telah kalsifikasi (Gambar 1). Kapiler dan osteoblas
dari diafisis menembus zona ini. Osteoblas mensekresi jaringan tulang pada tulang rawan
kalsifikasi tersisa. Dengan demikian, zona matriks kalsifikasi menghubungkan lempeng
epifisis ke diafisis tersebut. Sebuah tulang tumbuh panjang ketika jaringan tulang
ditambahkan ke diafisis tersebut.

Setelah zona matriks kalsifikasi, ada zona osifikasi, yang sebenarnya adalah bagian dari
metafisis. Arteri dari cabang metafisis melalui trabekula baru terbentuk di zona ini.
Jaringan tulang baru disimpan di bagian atas zona osifikasi disebut spongiosa primer.
Semakin tua tulang di bagian bawah zona osifikasi disebut spongiosa sekunder.
Tulang terus tumbuh panjang sampai awal masa dewasa dengan tingkat pertumbuhan
yang dikendalikan oleh hormon. Ketika kondrosit pada lempeng epifisis berhenti

proliferasi dan tulang menggantikan tulang rawan, pertumbuhan memanjang berhenti.


Semua yang tersisa dari pelat epifisis adalah garis epifisis.

PENEBALAN PANJANG TULANG


Sementara tulang meningkat panjang, mereka juga meningkat diameter,
pertumbuhan diameter dapat terus bahkan setelah pertumbuhan memanjang berhenti. Ini
disebut pertumbuhan appositional. Osteoklas, sel-sel yang bekerja untuk memecah
tulang, menyerap tulang tua yang melapisi rongga meduler. Pada saat yang sama,
osteoblas melalui osifikasi intramembran, menghasilkan jaringan tulang baru di bawah
periosteum. Erosi tulang yang sudah tua di sepanjang rongga meduler dan deposisi
tulang baru di bawah periosteum tidak hanya meningkatkan diameter diafisis, tetapi juga
meningkatkan diameter rongga meduler. Proses ini disebut modeling.

HORMON YANG MENGATUR TULANG

Peraturan pertumbuhan tulang adalah kompleks dan dimediasi oleh aksi beberapa
hormon. Yang paling penting adalah hormon pertumbuhan. Diproduksi di kelenjar
hipofisis, hormon pertumbuhan merangsang produksi tulang rawan baru di piring
pertumbuhan dan menyebabkan tulang untuk tumbuh lebih panjang.
Kerusakan pada kelenjar pituitari dan beberapa penyakit genetik, seperti sindrom
Turner dan Prader-Willi Syndrome, dapat menyebabkan kekurangan hormon
pertumbuhan dan menyebabkan kegagalan tulang untuk tumbuh ke panjang
normal. Kekurangan hormon

pertumbuhan

pada anak-anak disebut dwarfisme

pituitari, dan jika tidak diobati, dapat mengakibatkan anak gagal tumbuh ke ketinggian
normal.
Sebuah gangguan yang disebut akromegali ditandai dengan kelebihan produksi
hormon pertumbuhan pada orang dewasa. Hal ini menyebabkan tulang tertentu untuk

terus tumbuh di masa pubertas dan menyebabkan gigantisme. Pasien dengan


Akromegali biasanya memiliki tangan dan kaki membesar dan menonjol, karena ini
adalah tulang yang sering terus tumbuh.

ANATOMI KELENJAR ADRENAL

Kelenjar

Suprarenal

atau

biasa

disebut juga Kelenjar Adrenal adalah salah


satu kelenjar endokrin yang terletak pada
bagian anterosuperior (depan atas) dari
ginjal manusia. Seperti yang kita ketahui,
manusia memiliki dua buah ginjal, maka
dapat dipastikan pula baha setiap manusia
memiliki

kelenjar

adrenal.

Kelenjar

adrenal terletak di peritoneal kira-kira sejajar


dengan tulang verterbra 12, dimana kelenjar
ini dibungkus oleh jaringan lemak dan
jaringan adiposa yang tebal. Ada sedikit
perbedaan antara kelenjar adrenal kanan (dextra) dan kiri (sinistra). Perbedaannya terletak di
bentuk dan letaknya. Kelenjar adrenal dextra berbentuk seperti piramid dan ukurannya agak
besar dari pada kelenjar adrenal sinistra . Selain tu letak dari kelenjar adrenal kanan adalah
diatas dari ginjal dan apabila dibandingankan dengan kelenjar adrenal kiri letaknya agak lebih
ke bawah. Kelenjar adrenal sinistra memiliki bentuk seperti bulan sabit, dan letaknya agak ke
medial dari ginjal.

Kelenjar

adrenal

kaya

akan

vaskularisasi. Vaskularisasi dari kelenjar


adrenal dibagi menjadi 3 sumber. Pertama
berasal dari a. Phrenica inferior yang akan
membentuk a. Suprarenalis superior dan akan
memberikan memberikan vaskularisasi pada
bagia superior kelenjar andrenal. Lalu yang
kedua berasal dari aorta yang membentuk a.
Suprarenalis media, dan yang ketiga berasal
dari a. Renalis yang akan membentuk a.
Suprarenalis

inferior.

Namun

untuk

vaskularisasi vena, kelenjar adrenal dextra


dan sinistra memiliki sedikit perbedaan.
Kelenjar adrenal dextra divaskularisasi oleh v. Suprarenalis dextra yang bermuara pada vena
cava inferior. Sedangkan kelenjar adrenal sinistra mendapatkan vaskularisasi oleh v.
Suprarenalis sinistra yang bermuara pada v renalis sinistra.

HISTOLOGI KELENJAR ADRENAL


Kelenjar Adrenal apabila dipotong secara melintang akan terlihat bagian korteks dan
medulanya. Dimana korteks adalah bagian terluar dar kelenjar adrenal dan berwarna
kekuning-kuningan. Sedangkan medula adalah bagian dalam kelenjar adrenal yang berwarna
merah. Dilihat dari fungsinya, kedua bagian tersebut juga memiliki perbedaan. Bagian
korteks dari adrenal berfungsi untuk menghasilkan hormos steroid seperti kortisol dan
hormon hormon seks seperti aldosterone. Sedangkan bagian medula adrenal akan
menghasilkan hormon katekolamin seperti hormon epinefrin dan nor epinefrin.

Apabila dilihat secara mikroskopis,


bagian dari korteks adrenal dapat dibagi lagi
menjadi 3 zona, antara lain zona glomerolusa,
zona fasciculata, dan zona retikuler.

a) Zona Glomerolusa
Merupakan lapisan tipis yang berada di
bawah kapsul. Bentukan ovoid dan dikelilingi
kapiler-kapiler. Inti selnya bulat, anak inti
jelas, sitoplasma acidofilik, dengan granula
basofilik,

dan

menghasilkan

hormon

mineralocorticoid.

b) Zona Fasciculata
Terdiri atas sel-sel yang tersusun sejajar & tegak lurus. Dikelilingi oleh kapiler-kapiler. Sel
nya berbentuk polyhedral, memiliki sitoplasma lipid droplets tampak berbusa
spongiocyte. Bersama-sama dengan Zona Retikularis menghasilkan hormon glucocorticoid
(cortison, cortisol, & cortisosteron).

c) Zona Retikuler
Tersusun atas sel-sel membentuk anyaman-anyaman yang saling beranastomose dan
berakhir pada bagian medula. Sitoplasmanya merah gelap dengan lipid droplet (-). Zona ini
membentuk glucocorticoid & sex hormon.

Setelah membahas tentang korteks adrenal, lalu selanjutnya bagian medula adrenal.
Dimana medula adrenal tersusun atas sel lempengan-lempengan yang dikelilingi kapiler,
vena, dan sel-sel ganglion simpatik. Zona ini menghasilkan hormon catecholamin (epineprin
& norepineprin). (gambar bisa dilihat di atas pada zona retikuler, di bagian bawah dari zona
retikuler)

Anda mungkin juga menyukai