Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10cm (94 inchi),
melekat pada caecum tepat di bawah katup ileosaekal. Appendiks berisi makanan dan
mengosongkan diri secara teratur ke dalam caecum. Appendicitis merupakan penyebab paling
umum dari akut abdomen. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, appendiks
cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi. Appendicitis merupakan peradangan
dari appendiks veriformis, dan merupakan penyebab abdomen akut paling sering. Appendicitis
awalnya muncul dengan nyeri perut di seluruh kuadran atau bagian periumbilical yang kemudian
terlokalisasi ke kuadran kanan bawah.
Appendicitis paling sering terjadi antara usia 5 – 45 tahun, dengan usia rata-rata 28 tahun.
Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, akan tetapi
predisposisi sedikit lebih tinggi pada laki-laki dengan angka kejadian 8.6% pada laki-laki dan
6.7% pada perempuan.Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, jumlah
pasien denngan tindakan operasi dua tahun terakhir mencapai angka peningkatan yang sangat
signifikan. Pada tahun 2011 terdapat sejumlah 140 juta pasien di seluruh rumah sakit duna, dan
pada tahun 2012 diperkirakan meningkat menjadi 148 juta jiwa. Laparotomi merupakan salah
satu jenis pembedahann yang memiliki prevalensi tinggi. Menurut Natuonal Emergency
Laparotomy Audit (NELA) pada tahun 2014, telah terjadi sekitar 30.000 tindakan laparotomy di
Inggris dan Wales. Data laparotomy Indonesia meningkat dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983
kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada tahun 2007 (Hartoyo & Eko, 2015).
Penyebab obstruksi lumen appendiks antara lain batu feses, hyperplasia jaringan limfoid,
tumor, benda asing dan sumbatan oleh cacing (Noffsinger, 2017). Studi epidemiologi lainnya
menyebutkan bahwa ada peranan dari kebiasaan mengonsumsi makanan rendah serat yang
memmpengaruhi terjadinya konstipasi, sehingga terjadi appendicitis. Appendicitis merupakan
suatu peradangan appendiks yang berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yaitu
pecahnya lumen usus atau perforasi yang nantinya dapat menyebabkan peritonitis maupun sepsis
sehingga meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas (Rai et al., 2014).
Penurunan angka morbiditas dan mortalitas dicapai dnegan adanya penatalaksanaan
operatif dalam menangani kasus appendicitis. Tindakan bedah yang paling tepat dan baik adalah
appendiktomi dan dilakukan laparotomy jika sudah perforasi. Laparotomi merupakan tindakan
dengan memotong pada dinding abdomen dan merupakan pentalaksanaan pada appendicitis.
Komplikasi pada post laparotomi adalah nyeri yang hebat, perdarahan, Post operasi laparotomi
yang tidak mendapatkan perawatan maksimal dapat memperlambat penyembuhan dan
menimbulkan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai