A. PENDAHULUAN
terletak di garis tengah di dasar otak di dalam sela tursika. Hipofisis dikenal
hormon kelenjar lain dan target organ dalam tubuh. Aktifitas hipofisis sendiri
Istilah medis untuk jenis yang paling umum dari tumor hipofisis merupakan
Sebaliknya, efek massa dari adenoma hipofisis yang besar (seringnya karena
1
tumor endocrine-inactive) dapat berakibat gejala-gejala penekanan seperti
Serikat. Hampir semua tumor ini adenoma hipofisis jinak. Sangat sedikit
hipofisis mungkin jauh lebih tinggi dari jumlah tumor yang ditemukan setiap
tahun. Tumor ini sering kecil dan tidak pernah menimbulkan gejala atau
Klasifikasi yang tetap bertahan adalah yang ditemukan oleh Hardy dan
2
sella mengarah kepada grade II, grade III dan grade IV. Pada sistem ini,
ketiga (stage B), atau kedalam ventrikel ketiga (stage C). Tumor yang meluas
pasien.1
3
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
dalam sella tursika, di rongga dinding tulang sfenoid dan terbentuk sejak
berongga. Kantung Rathke, suatu invaginasi dari atap daerah mulut primitif
yang meluas ke atas menuju dasar otak dan bersatu dengan tonjolan dasar
dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari
dengan bagian anterior kelenjar hipofisis. Melalui sistem vaskular ini hormon
4
Gambar 1. Anatomi kelenjar hipofisis
endokrin lain, maka bagian anterior kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan
nama kelenjar utama (master gland). Sel-sel hipofisis anterior merupakan sel-
(LH), growth hormone (FH) dan prolactin (PRL). Beberapa hormon ini
menemukan bahwa setiap hormon disintesis oleh sat jenis sel tertentu. Dapat
5
Gambar 2. Kelenjar hipofisis, hormone yang disekresi dan target organ
6
C. DEFINISI
sebagai neoplasma yang terletak pada sela tursika. Adenoma yang berasal
tergantung dari jenis, besar dan progresifitas tumor. Adenoma hipofisis sering
oxytocin.6,7
D. Epidemiologi
7
Tumor hipofisis insidennya 12-19% dari semua tumor otak, yaitu urutan
Adenoma ini terjadi pada 5-10% kasus adenoma hipofisis, namun >35%
adenoma hipofisis.7
E. Etiologi
8
Penyebab tumor hipofiis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor
hipofisis hasil dari perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan
endokrin multipel tipe I dikaitkan dengan tumor hipofisis. Namun, ini hanya
sebagian kecil dari kasus-kasus tumor hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis
didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker situs lain. Kanker
payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan kanker
yang paling umum untuk menyebar ke kelenjar pituitari. Kanker lainnya yang
F. Klasifikasi
kromofobik.7,8
sinus sfenoid, namun lebih sering kearah superior yaitu kedalam ruang
9
suprasellar (karena tahanan yang lebih rendah), menekan aparatus optik, atau
b. Klasifikasi Patologi
10
mensekresikan ACTH. Tumor-tumor yang gagal diwarnai didesain secara
c. Klasifikasi imaging
fokal dan destruksi perluasan dari sella mengarah kepada grade II, grade
III dan grade IV. Pada sistem ini, makroadenoma juga distagingkan
sistem suprasellar saja (stage A), kelantai ventrikel ketiga (stage B), atau
11
G. Patogenesis
Sampai dekade terakhir, ada dua teori yang berlaku untuk asal tumor
hipofisis. Yang paling umum diterima adalah teori bahwa tumor ini
hipofisis merupakan hasil dari stimulasi lanjutan oleh hormon atau faktor
H. Diagnosis
1. Gambaran Klinis
awal dari adanya adenoma hipofisis sebelum timbul manifestasi yang lebih
12
dengan gangguan penglihatan. Manifestasi klinis lain bisa dijumpai ialah
kurang dari 1 cm, dan makroadenoma bila diameter lebih dari 1 cm.1,6
pasien dengan adenoma yang mensekresi ACTH atau tanda dari pasien
3. Tanda dan gejala dari kelemahan fungsi hipofisis normal. Hal ini
2. Pemeriksaan Radiologi
13
Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
b. Ultrasonografi
14
menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat,
tinggi.
atau isodense. Kista perdarahan yang sudah lama dan tumor yang
15
regresif memperlihatkan gambaran densitas yang menurun, apabila
16
yang menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dengan
proyeksi lain yang biasa digunakan adalah aksial, koronal dan sagital.
17
menunjukkan penngkatan heterogen setelah pemberian galodinum.
18
Gambar 3. Pecitraan MRI potongan Coronal sebelum pemberian kontras. Di
sisi kanan kelenjar pituitari ada mikroadenoma, yang menunjukkan intensitas
sinyal tinngi pada T2. Hampir tidak terlihat pada gambar T1.
19
Gambar 5. Gambar Sagittal tertimbang T1, sebelum (A) dan sekitar 10 menit
setelah pemberian kontras.pada gambar tertunda, microadenoma yang
meningkat terlihat jelas.
e. Pemeriksaan Radionuklir12
20
lain melaporkan hasil skintigrafi positif pada pasien dengan gejala
penggunaannya di klinik.
I. Differential Diagnosa
1. Craniopharyngioma
21
Craniopharyngioma adalah lesi suprasellar yang paling umum
tumor yang tumbuh lambat, jinak, yang timbul dari sel epitel skuamosa
dari kanrong Rathke. Tumor ini sering terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa muda, tapi juga isa ditemukan pada orang dewasa yang lebih tua.
22
Gambar 7. Pencitraan MRI pada bidang Coronal sebelum penyebaran kontras.
A. Gambar tertimbang T1. B. Gambar tertimbang T2. Cranpharyngioma sellar-
suprasellar hadir dengan intensitas sinyal tinggi pada T1 dan T2.
kantong Rathke, tapi biasanya lebih kecil dan hampir selalu berada di
memilii dinding tebal yang terdiri dari sel skuamosa atau basal.11
23
Gambar 8. Pencitraan MRI bidang Coronal sebelum penyebaran kontras. A. T1
tertimbang. B. T2 tertimbang. Kista celah Rathke mengandung cairan serosa-
hipointens pada T1 dan hiperintens pada gambar tertimbang T2.
3. Meningioma
Meningioma daerah sellar (sinus kavernosa, planum sphenoidale,
semua tumor sellar dan parasellar selama 20-30% dari semua meningioma
24
Gambar 10. Gambar koroner kontras dengan
T1 tertimbang. Terlihat meningioma kiri pada
sinus kavernosa.
J. Penatalaksanaan
dan lokasi tumor, serta usia dan kesehatan keseluruhan dari penderita. Tujuan
Obat-obatan
mengontrol produksi prolaktin. Obat ini dapat mengurangi ukuran tumor dan
Lanreotide) dapat mengurangi kadar Growth Hormon. Obat ini juga dapat
25
digunakan untuk mengontrol produksi thyroid stimulating hormone pada tumor
thyrotropic.1
Operasi
sphenoid adalah operasi yang paling umum dkerjakan untuk tumor hipofisis.
dirancang khusus untuk operasi khusus ini dan sinar fibre optik untuk menerangi
anatomi internal. Selain itu, mikroskop memperbesar area bedah 12 kali ukuran
aslinya. Dokter bedah kemudian menuntun instrumen kedalam rongga hidung dan
tulang sphenoid dibuka. Setelah melalui sinus sphenoid, dinding sella tursika
dibuka untuk mengekspos kelenjar pituitari. Tumor dapat dibedakan dari jaringan
normal.12
Neuroendoscopy
26
Neuroendoscopy adalah prosedur minimal invasif yang dilakukan ahli
bedah asraf dengan mengangkat tumor hipofisis melalui lubang kecil di tengkorak
atau dapat melalui mulut atau hidung. Neuroendoscopy memungkinkan ahli bedah
saraf untuk:
1. Dapat mengakses bagian otak yang tidak dapat dicapai dengan operasi
konvensional.
otak.13
Kraniotomi
dilakukan dengan membuat sayatan di scalp pasien dan mengangkat bagian tulang
dari tengkorak. Ahli bedah saraf kemudain dapat mengangkat tumor sebanyak
mungkin tanpa resiko kerusakan berat pada otak. Bagian tulang yang dibuka
Radioterapi dapat diberikan disamping operasi dan atau terapi obat. Tujuan dari
terapi radiasi untuk tumor hipofisis adalah untuk mengurangi atau mengontrol
ukuran tumor.1
27
1. Tumor tumbuh secara agresif
K. Kajian Islam
28
lagi sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan di akhirat yang kekal
abadi.15
29
Allah swt diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya. Dan manusia sebagai mahluk yang diberi akal dan kemampuan
dari semua mahluk hidup ciptaan-Nya diberi peringatan untuk tidak
melakukan kerusakan dengan perbuatannya (perilakunya tidak aman)
dimana dengan berperilaku tidak aman tersebut akan menciptakan kondisi
yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun terhadap orang lain
dan juga terhadap kelangsungan hidup ciptaan-Nya yang lain (lingkungan
hidup).15
DAFTAR PUSTAKA
30
1. R.Laws, Edward Jr., MD, FACS Department of Neurosurgery, Brigham &
Women’s Hospital and Sherry L. Iuliano, MSN, NP-C (Nurse Practitioner)
Pituitary/Neuroendocrine Center, Brigham & Women’s Hospital.Pituitary
Tumors. American Brain Tumor Association. 2015. Chicago. Available in
http://www.abta.org/secure/pituitary-tumors-brochure.pdf.
Diakses tanggal 24 Desember 2017
3. American Cancer Society .What are the key statistics about pituitary
tumors?. Available in
http://www.cancer.org/cancer/pituitarytumors/detailedguide/pituitary-
tumors-keystatistics.
Diakses tanggal 24 Desember 2017
4. Price dan Wilson, editor dr. Hurriawati Hartano, dkk. 2013. Patofisiologi
Konsep Klinis dan Proses-proses Penyakit Edisi 6. Vol 2. Jakarta: EGC
10. Ho RW, Huang HM, Ho JT. The Influence of Pituitary Adenoma Size on
Vision and Visual Outcomes after Trans-Sphenoidal Adenec-tomy: A
Report of 78 Cases. Journal of Korean Neurosurgical Society.
2015;57(1):23-31.
11. Bladdowska, Joana dan Marek. Diagnostic Imaging of the Pituitary and
Parasellar Region. Departement of General Radiology, Interventional
Radioly and Neuroradiology. Wroclaw Medical University. Available in
www.intechopen.com
31
12. Berger,M UCSF expert team dkk., et.al. Pituitary tumor treatments. UCSF
Medical Center. Available in
https://www.ucsfhealth.org/conditions/pituitary_tumors/treatment.html
15. Kasir ibnu , 2002, Tafsir Ibnu Kasir, jilid 3, Tafsir Al Surah Al-An’am
Ayat 17, Al-Baqarah Ayat 195, Al-Qoshosh Ayat 77, Ar Ra'du Ayat
11,Dat Toyibah, Riyadh
32