KELENJAR HIPOFISA1
1
Bunga Tahtania, Npm A181 009
1
“Abstrak”
2
TEORI
3
menjadi satu. Bagian depan atau lobus anterior, disebut juga adenohipofisis,
membentuk sebagian besar massa kelenjar ini. Bagian belakang ada lobus
posterior atau neurohipofisis. Hipofisis anterior membentuk enam hormon utama
di dalam kelenjar dan melepas hormon tersebut ke dalam aliran darah.
Pituitari berasal dari kata “pituita” yang artinya lendir atau secret kental.
Sedangkan hipofisis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah, dan “physis”
yang artinya tumbuh (Seely et al. 2007: 278). Kelenjar pituitary (hipofisis)
merupakan suatu kelenjar kompleks yang mensekresi hormone peptida. Hormon
peptida tersebut sangat mempengaruhi hampir seluruh fungsi tubuh. Seluruh
sekresi kelenjar pituitari dikontrol oleh hipotalamus. Hipotalamus dikontrol oleh
rangsang saraf dari otak (Patton & Thibodeau 2010).
Kelenjar ini terletak di dasar otak, di bawah ventrikel tiga, pada dasar
tengkorak (sella turcica). Kelenjar pituitari berbentuk seperti kacang kecil
berdiameter kurang lebih 1,2- 1,5 cm dengan berat hanya sekitar 0,5 gram.
Kelenjar ini terbagi menjadi bagian anterior dan posterior, yang asal embriologi,
fungsi dan mekanisme kontrolnya berbeda-beda pula karena demikian pentingnya
bagian lobus anteriornya, maka kelenjar ini biasa disebut “master gland” ( Patton
& Thibodeau 2010: 546).
a. Adenohipofisis
4
disokong oleh jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah. Adenohipofisis
terbagi menjadi:
b. Neurohipofisis
1. Median eminence,
2. Infundibulum, membentuk bagian dalam tangkai pituitary dan prosesus
infundibulum (Lobus Posterior).
5
a. Klasifikasi Klinis dan Endokrin
Adenoma non fungsional dilapor-kan terjadi antara 25% dan 35% dari
adenoma hipofisis, tidak aktif secara hormonal, dan merupakan bentuk yang lazim
dari makroadenoma. Tumor hipo-fisis yang menghasilkan Follicle Stimu-lating
Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) digolongkan ke dalam adenoma
nonfungsional.
b. Klasifikasi Patologi
6
Klasifikasi ini berusaha untuk membatasi kelompok tumor heterogenus
secara klinis dan patologis dengan kategori yaitu asidofilik, basofilik, dan
kromofobik. Diasumsikan bahwa adeno-ma asidofilik merupakan tumor yang
mensekresikan GH dan adenoma baso-filik yang mensekresikan ACTH. Tumor-
tumor yang gagal diwarnai didesain se-cara kormofobik dan dipercaya sebagai
tumor yang hormonnya tidak aktif.
c. Klasifikasi Imaging
Klasifikasi yang tetap bertahan adalah yang dietmukan oleh Hardy dan
dimodifikasi oleh Wilson. Tumor diklasifikasikan atas 5, yaitu pertama tumor
dibedakan atau mikroadenoma dan makroadenoma. Mikroadenoma yang
menggambarkan tumor grade 0 dan grade 1, tergantung apakan gambaran sellar
normal atau perubahan sellar sedi-kitnya ada.
d. Klasifikasi WHO
7
- Presentasi klinis dan aktivitas sekre-tori (misalnya akromegali)
- Data neuroimaging dan intraoperatif (ukuran dan invasinya-grade Hardy)
- Gambaran histologis (tipikal atau ati-pikal)
- Profil imunohistokemikal
- Subtipe ultrastruktur
- Biologi olekular
- Genetik
8
4. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula
sekretori, menghasilakan FSH dan LH.
5. Sel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula
terbesar, menghasilkan ACTH.
6. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel kelenjar
hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan
karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah
carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah selsel yang berfolikel.
Lo
bus Jenis Hormon Fungsi, Kerja hormon
BAGIAN ANTERIOR
9
1. - Merangsang pertumbuhan jaringan tubuh dan
tulang
- Pertumbuhan dari masa kanak-kanak sampai
pubertas
- Saat pubertas gh tidak mempunyai efek pada
tulang
- Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor interna
(genetic, hormone) factor eksternal (makanan,
kesehatan)
- Defisiensi GHsaat pubertas akan menyebabkan
doorfism(dewasa terlambat)
- Hiperekskresi GH saat pubertas akan
menyebabkan (gigantism) dan setelah pubertas
1. Growth (akromegali)
hormone - Sekresi GH meningkat pada saat stress,
(GH) hipoglikemia, peningkatn asam amino dan tidur.
Gonado Tropic
Hormone (LH - Merangsang pembentukkan steroid oleh korteks
dan FSH) adrenal
10
BAGIAN POSTERIOR
- Meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus distal
Antidiuretic dan tubulus kodedokus ginjal, sehingga
hormone menurunkan haluaran urine
(ADH, - Merangsang vasokontriksi arteriol sehingga
vassopressin) tekanan darah meningkat
1. Lobus Anterior
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior
adalah:
11
tingginya kadar tiroksin di dalam darah sebagai suatu mekanisme kontrol
terhadap hormon tiroid. Molekul TSH merupakan glikoprotein yang terdiri dari
211 asam amino. Waktu paruh biologiknya sekitar 60 menit. TSH ini
disekresikan secara pulsatil dengan puncaknya pada tengah malam . Seperti
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang lain, TSH bekerja
pada resptor yang ada di permukaan sel yang mengaktifkan adenilil siklase
melalui ikatan GTP-protein. Hal ini juga mengaktivasi fosfolipase C. Ikatan dari
TSH ke reseptornya di sel tiroid menghasilkan peningkatan sintesis tiroksin
(T4) dan triiodotironin (T3) serta meningkatkan sekresi penyimpanan dari
tiroglobulin.
Sekresi dari TSH distimulasi oleh TRH, tripeptida yang dihasilkan oleh
bagian medial dari nuklei paravantrikular. Somatostatin yang dihasilkan oleh
nuklei paraventrikular dari hipotalamus mengahambat pelepasannya. Akson
dari sel ini mengarah ke eminensia mediana, dimana produknya disekresikan
melalui pleksus primer dan dibawa ke adenohipofisis melalui sistem porta.
Paparan terhadap suhu yang dingin meningkatkan TRH.
c. Hormon Adrenocorticotropin (ACTH)
ACTH adalah suatu polipeptida yang berfungsi untuk merangsang
kortek sadrenal agar melepaskan beberapa hormonnya ke dalam aliran darah.
d. Hormon Gonadotropin
Yang termasuk dalam kategori hormon gonadotropin adalah interstitial
cell-stimulating hormone (ICSH), follicle stimulating hormone (FSH), dan
luteinizing hormone (LH). ICSH terdapat pada pria, sedangkan FSH dan LH
terdapat pada wanita. Pada pria, ICSH berfungsi untuk merangsang sel-sel
interstisial testis untuk menghasilkan androgen. Pada wanita, FSH
menyebabkan pematangan folikel dan merangsang perkembangan korpus
luteum. Pada titik kritis, FSH menghilang dan LH meningkat, maka terjadilah
ovulasi. Pematangan folikel menyebabkan disekresikannya estrogen, dan
setelah ovulasi, korpus luteum mensekresikan estrogen dan progesteron.
Selanjutnya, estrogen akan menghambat produksi FSH melalui mekanisme
umpan balik. FSH juga didapatkan pada pria untuk merangsang perkembangan
tubulus seminiferus dalam memproduksi spermatozoa.
12
e. Hormon Prolaktin
Hormon ini terlibat dalam stimulasi dan mempertahankan laktasi
payudara dengan cara meningkatkan pertumbuhan payudara dan merangsang
sekresi air susu ibu.
2. Lobus Posterior
Lobus posterior kelenjar hipofisis tampaknya tidak membuat hormon
sendiri tetapi menyimpan hormon-hormon yang dihasilkan oleh sel-sel saraf yang
berasal dari hipotalamus. Ada dua macam hormon yang telah diisolasi dari lobus
posterior kelenjar hipofisis, yaitu:
Oksitosin adalah suatu polipeptida yang merangsang kontraksi otot polos,
terutama otot polos yang melapisi uterus. Hormon ini menyebabkan kontraksi
otot polos pada uterus yang hamil, menambah kontraksi pada proses kelahiran
dan membantu uterus kembali ke ukuran normalnya setelah melahirkan. Hormon
ini juga menyebabkan pelepasan ASI dari payudara yang menyusui dengan
menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Penghisapan pada puting menyebabkan
pelepasan refleks oksitosin oleh stimulasi puting susu.
a. Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon ini menyebabkan dinding otot arteriol berkontraksi, sehingga
mempersempit rongga pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. ADH
juga merangsang reabsorbsi air dari tubulus ginjal. Hormon ADH akan
meningkat pada saat tekanan osmotik darah meningkat. Peningkatan ADH akan
meningkatkan permeabilitas air dari tubulus distal dan koligentes, menyebabkan
air mengalir dari filtrat glomerolus hipotonik ke dalam interstisium medular
hipertonik. Sebagai akibatnya, urin secara progresif konsentrasinya meningkat
dan volumenya menurun. Air akan tetap kembali ke dalam aliran darah
sehingga tekanan osmotik darah akan turun.
3. Hormon yang dihasilkan intermediet hipofisis
Melanocyte stimulatinghormon (MSH) mempengaruhi warna kulit
individu. Di dalam tubuh, berbagai hormon yang disekresikan kelenjar hipofisis
anterior ini hanya digunakandengan jumlah tertentu saja. Apabila
terlalu berlebihan atau justru kekurangan dapat memberikan dampak yang tidak
baik bagi tubuh. Misalnya saja:
13
- Kelebihan hormone somatotrof (hormon pertumbuhan) dapat
menyebabkanpertumbuhanraksasa (gigantisme).
- Bila kelebihan tersebut terjadi pada waktu dewasa dapat menyebabkan
pertumbuhan yangtidak seimbang (akromegali), seperti tulang muka, jari-
jari tangan, dan kaki yang membesar.
- Bila sekresi hormon pertumbuhan kurang, akibatnya adalah pertumbuhan
terhambat ataukekerdilan (kretinisme).
14
- Hormone pelepas hormone pertumbuhan (GHRH) : menyebabkan pelepasan
hormone pertumbuhan dan hormone penghambat hormone pertumbuhan
(GHIH) yang mirip denganhormone somatostatin dan menghambat
pelepasan hormone pertumbuhan.
- Hormone pelepas gonadotropin(GnRH) : menyebabkan pelepasan dari dua
hormonegonadotropik, hormone lutein dan hormone perangsang folikel.
- Hormone penghambat prolaktin (PIH) : menghambat sekresi prolaktin
F. Sistem Portal Hipotalamik Hipofiseal
Sistem portal adalah susunan vaskular dimana aliran darah vena secara
langsung dari satu kapiler ke kapiler yang lain. Sistem portal sistem yang terbesar
dan terkenal adalah sistem porta hepatika, meskipun sistem portal hipofiseal ini
lebih kecil namun fungsinya tidak kalah penting. Sistem portal hipotalamus
hipofiseal ini mengatur hubungan antara otak dan sistem endokrin. Sistem ini
dimulai dari dasar dari hipotalamus dengan sekelompok dari kapiler yang
menyatu ke dalam pembuluh porta kecil yang melalui tangkai dari hipofisis
anterior.
15
di badan sel dan kemudian ditranspor melalui molekul motor ke akson terminal.
Hormon ini akan disimpan sampai dilepaskan melalui proses eksotosis ke dalam
kapiler. Hormon hipofisiotropik dilepaskan ke pembuluh darah portal, yang
kemudian menuju ke hipofisis anterior dimana hormon ini mengontrol pelepasan
hormon hipofisis anterior ke sirkulasi sistemik. Sedangkan hormon hipotalamik
disimpan di hipofisis posterior dan langsung dilepaskan ke sirkulasi sistemik
Definisi
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau
hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu
hormone hipofise atau lebih.
Etologi
- Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil
GH, ACTH atau prolakter.
- Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH
terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
Patofisiologi
16
>10mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya <10mm yang terdiri atas satu
jenis sel / beberapa jenis sel. Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel
laktotropik (juga dikenal sebagai prolaktinomus). Tumor yang kurang umumnya
yang terjadi adalah adenoma somatotropik kortikotropik.
- Tumor yang terjadi atas sel-sel pensekresi TSH;Lhatau ;FSH sangat jarang
terjadi.
- Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil jinak yang
terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin.
- Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH kebanyakan
tumor ini adalah mikroardenoma dan secara klinisdikenal dengan tanda khas
penyakit cus hing’s.
Manifestasi klinis
- Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti
tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang, kardiyamegali)
- Impotensi
- Visus berkurang
- Nyeri kepala
- Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas
- Libido seksual menurun
- Kelemahan otot, kelelahan dan letargi
Diagnosa
1. Diagnosa utama
- Perubahan citra tubuh berhubungan dengan penampilan fisik
- Disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido;infertilitas
2. Diagnose tambahan
- Nyeri (kepala /punggung) berhubungan dengan penekanan jaringan oleh
tumor hormon; pertumbuhan yang berlebihan.
- Takut berhubungan dengan ancaman kematian akibat tumor otak.
- Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan status
kehidupan.
17
- Koping individu tidak efektif berhubungan dengan hilangnya kontrol
terhadap tubuh.
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
- Perubahan sensori perseptual (penglihatan) berhubungan dengan gangguan
transmisi impuls akibat kompresi tumor pada neuron optikus.
- Resti pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
cardiomegali,hepatomegali.
- Resti pemenuhan nutrisi tubuh berhubungan dengan disfagia akibat lidah
yang membesar.
b. Hipopituitari (Hipofungsi Pituitari)
Definisi
Etiologi
1. Bersifat primer
- Tumor hipofisa
- Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat, bekuan
darah, anemia)
- Infeksi dan peradangan
- Sarkoidosis atau amiloidosis
- Penyinaran
- Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan
18
- Penyakit autoimun.
2. Bersifat sekunder antara lain:
- Tumor hipotalamus
- Peradangan
- Cedera kepala
- Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat
pembedahan.
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
- Pertumbuhan lambat.
- Hipotermia.
- Rambut tumbuh berkurang.
- Hipotensi.
- Anorexia.
- Nyeri kepala.
- Kelemahan dan kelelahan.
- Gangguan penglihatan
- Perubahan siklus menscruasi (pada wanita ).
- Impotensia ( Pada pria ).
- Ukuran otot dan tulang kecil.
- Infertilitas
- Pucat
19
Diagnosa
1. Diagnosa utama
- Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
fungsi tubuh akibat defisiensi hormone pertumbuhan.
- Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido, Infertilitas.
2. Diagnosa tambahan
- Kekurangan cairan dan elektrolit b.d gangguan metabolisme tubuh.
- Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah.
- Intoleransi aktifitas b.d sulit bergerak.
H. Tes Diagnostik Kelenjar Hipofisis
1. Foto Tengkorak (Kranium)
Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga
atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan
kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting.
Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme akan
dijumpai ukuran tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun panjangnya.
Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannya
ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada. pendidikan kesehatan
diperlukan.
3. CT Scan Otak
20
Nilai normal 10 µg ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi
dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah
darah vena lebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik tidak ada.
Persiapan
Pelaksanaan
Hasil
Normal bila;
- ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl
- 17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5
mg.
21
Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian deksametasaon I
mg per oral tengah malam, baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi
hari dan urine ditampung selama 5 jam. Spesimen dikirim ke laboratorium. Nilai
normal bila kadar kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan eksresi 17
OHCS dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.
22
- Kolaborasi pemberian terapi radiasi
- Awal efek samping terapi radiasi. (Nelson, 2000 : 227)
b. Klien dengan Hipofungsi Hipofise
1. Pengkajian, mencakup:
- Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada kepala
yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.
- Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampa c defisiensi GH mulai tampak pada
masa balita sedang defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja.
- Apakah keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir
terdapat pada klien kretinisme.
- Berat dan tinggi badan saat lahir.
- Keluhan utama pasien
6. Pemeriksaan fisik
- Amati bentuk, dan ukuran tubuh, ukur berat badan dan tinggi badan,
- Amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axilla dan pubis
dan pads klien pria amati pula pertumbuhan rambut di wajah (jenggot dan
kumis).
- Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar.
- Tergantung pada penyebab hipopituitrisme, perlu juga dikaji data lain
sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi cerebrum dan fungsi nervus
kranialis, dan adanya keluhan nyeri kepala.
7. Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya.
8. Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti:
- Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi seiia tursika
- Pemeriksaan serum darah; LH dan FSH, GH, prolaktin, kortisol,
aldosteron, testosteron, androgen, test stimulasi yang mencakup uji
toleransi insulin dan stimulasi tiroid realising hormon.
9. Penatalaksanaan
- Kolaborasi untuk radiasi dan operasi
23
- Terapi subtitusi(hidrotortisen,pulurs tiroid/ tirosin, testosteron elanol,
estregen)
- Terapi penggantian(estrogen dan progresteron siklik pada wanita,
hidrokortison)
24
dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27