PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Homeostatis seluler diatur oleh sistem saraf dan sistem endokrin.
Kedua ini berhubungan erat, khususnya di hipotalamus, yang mengatur fungsi
hipofisis dan sel-sel neuro endokrin di tempat-tempat lain (sebelumnya dikenal
dengan sistem Amine Precursor Uptakeang Dekarboxylation, APUD).
Aktifitas beberapa organ endokrin, misalnya hipofisis diatur oleh adanya
hormon- hormon stimulator atau inhibitor yang dihasilkan di hipotalamus. Di
tempat-tempat lain, seperti korteks adrenal, hormon-hormon yang diproduksi
kelenjar tersebut menghambat sintesis hormon-hormon topik yang dilepas oleh
hipotalamus dan hipofisis, suatu proses dikenal sebagai hambatan umpan balik
(feedback
inhibition).
Secara
umum,
penyakit-penyakit
sistem
endokrin
sebagai
memberikan
sinyal
kepada
hipofisis
untuk
memperlambat
atau
terjadi
akibat
kerusakan
lobus
anterior
kelenjar
hipofisis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJER HIFOFISIS
basis cranii.berbentuk oval dengan diameter kira kira 1cm dan dibagi atas dua
lobus lobus anterior,merupakan bagian terbesar dari hipofisis kira kira 2/3
bagian dari hipofisis.lobus anterior ini juga disebut adenohipofise.lobus
posterior,merupaKan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga
disebut juga neurohipofie.jipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan
lobus posterior hipofise dengan hipotalamus.
dilakukan
melalui
impuls
saraf.
yang
menghasilkan
hormon
somatotropin
atau
hormon
pertumbuhan.
2. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter
27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
3. Sel-sel tirotroph berbentuk polihendral, mengandung granula sekretori
diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
4. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung
granula sekretori,menghasilkan FSH dan LH.
5. Sel-sel kortikottrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula
terbesar, menghasilkan ACTH.
6. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel kelenjer
hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim di gunakan
dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Penawaran yang sering dipakai
adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang berfolikal.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjer sasaran sedangkan hormon
nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise
dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrim lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
Suatu kelenjer endrokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang
peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.
Adenohipofisa juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit
berwarna lebih gelap dan hormon yang menghambat sensasi nyeri.
4
oleh
hipofisa
sesuai
dengan
aktivitas
kelenjar
target.
Hormon
Location
o
1.
Hormonpertumbuha
Otot
Function
& meningkatkan
dengan
6
pertumbuhan
mempengaruhi
GH/ somatotropin
beberapa
fungsi
metabolisme
seluruh
tubuh,
khususnya
pembentukan protein
2.
Prolaktin
hormon Kelenjar
adenokortikotropik
mengatur
adrenal
sekresi
beberapa
(ACTH)
selanjutnya
mempengaruhi
metabolisme
glukosa,
protein,
kecepatan
sekresi
dan lemak.
3.
Hormon
stimulasi Tiroid
mengatur
tiroid (TSH)
selanjutnya
mengatur
Prolaktin
hormon
hormon
meningkatkan
susu
kelenjar
perkembangan
mammae
dan
pembentukan susu
luteinisasi Indung telur mengatur pertumbuhan gonad
(LH)
6.
Kelenjar
(buah
zakar)
stimulasi Indung telur mengatur pertumbuhan gonad
folikel (FSH)
(buah
zakar)
7
Oksitosin
Rahim
kelenjar
8.
susu
Hormon antidiuretik Ginjal
(vasopresin)
membantu
konsentrasi
air
mengatur
dalam
cairan
tubuh.
Penyakit hipofise adalah penyakit yang tidak umum terjadi, namun dapat
timbul sebagai kondisi hiperfungsi hipofise,hipofungsi hipofise, dan lesi/massa
setempat yang menyebabkan tekanan pada khiasma optikus atau bagian basal
otak.
B. DEFENISI PENYAKIT
hormone),hormon
pertumbuhan
(human
growth
hormon),dan
Umumnya,
penyakit
ini
dimulai
dengan
penurunan
kadar
anak-anak.
Penurunan
kadar
TSH
yang
diakibatkan
menyebabkan
kelenjar
hipofisis
(hipopituitarisme)
dapat
terjadi
akibat
oktapeptida
posterior.Memainkan
yang
peranan
merupakan
fisiologik
yang
produk
penting
utama
dalam
hipofise
pengaturan
metabolisme air.
Kerja ADH untuk mempertahankan jumlah air tubuh terutama terjadi pada
sel sel ductus colligens ginjal. ADH mengerahkan kemampuannya yang baik
untuk mengubah permeabilitas membran sel epitel sehingga meningkatkan
keluarnya
air
dari
tubulus
ke
dalam
cairan
hipertonik
diruang
pertibuler/interstisial.
Aktivitas ADH dan rasa haus yang saling terintigritas itu sangat efektif
untuk mempertahankan osmolaritas cairan tubuh dalam batas batas yang
sangat sempit.
c. Hipofisis Pars Intermedus
Berasal dari bagian dorsal kantong Rathke yang menjadi satu dengan
hipofisis posterior. Pars intermedus mengeluarkan hormon MSH (melanocyte
stimulating hormon) melanotropin = intermedian. MSH terdiri dari sub unit alfa
dan sub untui beta, beta MHS lebih menentukan khasiat hormon tersebut. Pada
manusia, pars intermedus sangat rudimeter sehingga pada orang dewasa tidak
ada bukti bahwa MSH dihasilkan oleh bagian ini.Beta MSH memiliki struktur
11
kimia yang mirip dengan ACTH (adreno cortico tropic hormon), sehingga ACTH
memiliki khasiat seperti MSH.
D. ETIOLOGI
Hipopituitarisme dapat bersifat primer atau sekunder.
Hipopituitarisme primer dapat disebabkan oleh:
Tumor pada kelenjer hipofisis
Kebanyakan
kasus
hypopituitarism
disebabkan
adenomas
hipofisis
menekan jaringan normal di kelenjar, dan jarang lainnya tumor otak luar
kelenjar- craniopharyngioma,meningioma , Chordoma , ependymoma , glioma
atau metastasis dari kanker di tempat lain di tubuh. misalnya dari sejenis sel
penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semua
hormon lain.
Infeksi, peradangan dan infiltrasi otak
Pituitary juga dapat dipengaruhi oleh infeksi pada otak ( abses otak ,
meningitis , ensefalitis ) atau kelenjar itu sendiri, atau mungkin disusupi oleh selsel yang abnormal ( neurosarcoidosis , histiocytosis ) atau besi yang berlebihan
( hemochromatosis ). sindrom sella Kosong tidak dapat dijelaskan hilangnya
jaringan hipofisis, mungkin karena tekanan luar. hypophysitis autoimun atau
limfositik terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara langsung menyerang
hipofisis.
Vascular
Sebagai kehamilan datang ke istilah , kelenjar pituitari wanita hamil rentan
terhadap
tekanan
darah
rendah
seperti
dapat
mengakibatkan
bentuk
12
b.
atau
gangguan
pada
tangkai
ini dapat disebabkan oleh tumor, infeksi otak atau meningen. Diabetes insipidus
dikelompokkan menjadi
herediter di mana tubulus ginjal tidak berespon secara tepat terhadap ADH,
sementara
kadar
hormon
dalam
serum
normal.Insufisiensi
hipotalamus
bermanifestasi.
Perubahan
patologi
bergantung
apa
pada
anak-anak
mengakibatkan
kegagalan
lambatnya
pertumbuhan,
kadang-kadang
menjadi
cebol
kecil,
tanda-tanda
seks
sekunder
tidak
berkembang,
infertilitas,
GH.
Dwarfisme
hipofisis
(kerdil)
merupakan
konsekuensi
dari
defisiensi tersebut. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas, maka tandatanda seksual sekunder dan genitalia eksterna gagal berkembang.Selain itu
sering
pula
ditemukan
berbagai
derajat
insifisiensi
adrenal
dan
kehilangan
fungsi
hipofisis
sering
mengikuti
striae,
(30%),
hipertensi,
diabetesmilitus, osteoporosis.
Defisiensi hormon pertumbuhan : (Growt Hormon = GH) gangguan
pertumbuhan pada anak-anak.
Defisiensi Gonadotropin : yang menyebabkan disfungsi seksual dan
infertilitas.
Defisiensi TSH :konstipasi, intoleransi hawa dingin, rasa cepat lelah,
rambut
yang
kasar,
proses
berfikir
yang
lambat,
dan
retardasi
d.Tes provokatif.
H.KOMPLIKASI
1. Kardiovaskuler.
Hipertensi.
Tromboflebitis.
Tromboembolisme.
Percepatan uterosklerosis.
2. Imunologi.
Peningkatan resiko infeksi danpenyamaran tanda tanda infeksi.
3.Perubahan mata.
Glaukoma.
Lesi kornea.
4. Muskuloskeletal.
Pelisutan otot.
Kesembuhan luka yang jelek.
Osteoporis dengan fraktur kompresi vertebra, fraktur patologik tulang
panjang, nekrosis aseptik kaput femoris.
5. Metabolik.
Perubahan pada metabolisme glukosa sindrome penghentian steroid.
6. Perubahan penampakan.
Muka seperti bulan (moon face).
Pertambahan berat badan.
Jerawat.
I.PENATALAKSANAAN MEDIK
Pengobatan hipopituitarisme mencakup penggantian hormon-hormon
yang kurang. GH manusia, hormon yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan
dari tehnik rekombinasi asam deoksiribonukleat(DNA), dapat digunakan untuk
mengobati pasien dengan defesiensi GH dan hanya dapat dikerjakan oleh dokter
spesialis. GH manusia jika diberikan pada anak-anak yang menderita dwarfisme
hipofisis, dapat menyebabkan peningkatan tinggi badan yang berlebihan. GH
manusia rekombinan juga dapat digunakan sebagai hormon pengganti pada
pasien dewasa dengan panhipopituitarisme. Hormon hipofisis hanya dapat
diberikan
dengan
cara
disuntikan.
malam.
Prednison
dan
deksametason
tidak
diberikan
karena
kurang
menyebabkan retensi garam dan air, bila terdapat stres (infeksi, operasi dan lain
- lain), dosis oral dinaikkan atau diberikan parenteral. Bila terjadi krisis adrenal
atasi syok segera dengan pemberian cairan per-infus NaCl-glukosa, steroid dan
vasopreses.
Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison.
Testosteron pada penderita laki laki berikan suntikan testosteron enantot atau
testosteron siprionat 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat juga diberikan
fluoxymestron 10 mg per-os tiap hari.
Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan siklus
haid. Berikan juga androgen dosis setengah dosis pada laki laki hentikan bila
ada gejala virilisasi growth hormone bila terdapat dwarfisme.
3. Tumor hipofisis, diobati dengan pembedahan radioterapi atau obat (misal :
akromegali dan hiperprolaktinemia dengan hymocriptine).
4. Beberapa cara pengobatan sering dilakukan. Defisiensi hormon diobati sebagai
berikut : penggantian GH untuk defisiensi GH pada anak anak, tiroksin dan
kortison untuk defisiensi TSH dan ACTH, penggantian androgen atau esterogen
untuk
defisiensi
gonadotropin
sendiri
(isolated)
dapat
diobati
dengan
18
dari
normal,
biasanya
pasien
hipopituitarisme
juga
mengalami
kecemasan (ansietas).
Pemeriksaan kulit
Biasanya pada pasien hipopituitarisme dilihat tekstur kulitnya, biasanya
kulitnya kering, turgor kulit buruk.
Pemeriksaan kepala
Biasanya pada pasien hipopituitarisme dilihat terdapat penonjolan rahang,
kulit kepalanya kering, rambutnya kasar, lihat ekpresi wajahnya biasanya ada
terdapat tanda-tanda kecemasan dan depresi.
Pemeriksaan mata
Biasanya pada pasien hipopituitarisme matanya tidak simetris, lapang
pandangnya buruk.
Pemeriksaan mulut
Pertumbuhan giginya tidak rata, inspeksi warna mukosa mulut biasanya
pucat dan kering.
Pemeriksaan dada
Biasanya dadanya atau payudaranya tidak berkembang.
Pemeriksaan genetalia
Rambut pubisnya tidak tumbuh, vaginanya kering, aminorea, pada lakilaki terjadi juga pengkisutan buah zakar.
Pemeriksaan ekstremitas
Biasanya terjadi kelemahan pada tonus otot, kekuatan ototnya lemah,
terjadi pembesaran tangan dan kaki, nyeri pada sendi, terjadinya trunkei
obesitas (badan besar ekstremitas kecil).
19
Pemeriksaan neurologis
Biasanya proses berfikirnya lambat, emosinya tidak stabil.
Pemeriksaan menunjang
Pemeriksaan Laboratorik ditemukan Pengeluaran 17 ketosteroid
dan 17 hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun.
Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis ditemukan Sella Tursika.
a.Foto polos kepala.
Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau
juga atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namaun pendidikan
kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting.
b.Poliomografi berbagai arah (multi direksional).
c.Pneumoensefalografi.
d.CTScan.
Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau
hipotalamus melalui kompeterisasi.
e.Angiografi serebral.
Pemeriksaan Lapang Pandang.
a. Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan.
b. Adanya tumor hipofisis yang menekankiasma optik.
Pemeriksaan Diagnostik.
a.Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron.
b.Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH.
c.Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon,
dan dengan melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum.
d.Tes provokatif.
2. ANALISA DATA
N
Data
Patofisiologi
Masalah
o.
1
Ds :
Hipotalamus menghasilkan
GHRH
-keluarga
klien
mengatakan
adanya
perkembangan
Perubahan
tubuh
citra
yang
terlambat
organik
keluargan
produksi GH
mengatakan
payudara
tidak
tumbuh
-keluarga
GH untuk berkembang
mengatakan
bahwa klien tidak
mau
bermain
dengan
anak
Tulang,jaringan lunak,dan
organ tidak dapat
usianya
berkembang .
-
klien
minder/
sering
menarik
diri
Kritinisme
klien
mengatakan
badanya
terasa
lemah
Do :
- tampak badan
tidak berkembang
sesuai usia .
-
tampak
murung
klien
atau
minder
-
klien
tampak
lemah
21
Ds :
Hipotalamus menghasilkan
Koping
GHRH
efektif
-Klien
mengatakan
bahwa
keadaan
seperti
ini
membuatnya
stress
-klien
produksi GH
mengatakan
bahwa klien suka
mengurung diri
Jaringan kekurangan hormon
-
keluarga
GH untuk berkembang
mengatakan
bahwa
klien
sering
Tulang,jaringan lunak,dan
mengeluhkan
kondisi ini
berkembang .
Do :
-
afek
klien
Kritinisme
tidak brsemangat
-
klien
tampak
merunduk selama
pengkajian
-
klien
tampak
berputus asa
22
tidak
Ds :
klien
Gangguan
persepsi sensori
(penglihatan) .
mengatakan
adanya gangguan
Perkembangan tumor non
dalam
penglihatan
-
mengatakan tidak
mampu
klien
melihat
jauh
DO :
berkurang )
berkurang
Kronik
dst
Ds
t
dst
3. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
fungsi tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan.
Kopingindividutakefektifberhubungandengankronisitaskondisipenyakit.
23
Gangguanpersepsisensori
(penglihatan)
berhubungandengangangguantransmisiimpulssebagaiakibatpenekanan
tumor
padanervusoptikus.
Harga diri rendah yanfg berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh
Ansietas yang berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan
Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot
Gangguan integritas kulit (kekeringan) sehubungan dengan menurunnya kadar
hormonal
Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan penurunan fungsi intelektual.
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan di
rumah.
4. INTERVENSI
N
Diagnosa Keperawataan
Noc
Nic
Aktifitas
(Kri
(Interv
teri
ensi)
Keperawataan
a
Has
il)
1
Perubahan
citra
tubuh
b.d
Ada
1. p
ptas
ni
psik
2.kaji
osos
relevan
ial
kehilangan klien.
at
a
n
yang
dengan
rasa
ci
4.bantu
tr
klien
keluarga
tu
24
2. M
a
n
aj
e
m
e
n
ko
pi
n
g
2
KopingIndividuTidakEfektifberhubu
ngandenganKondisiPenyakit.
KOPI
NG
25
2.Manaj
1.
emen
kopingindividuyang
Kaji
status
ada.
INDI
VID
U
EFEK
TIF
koping
2.
Berikandukunganjikaindividu
berbicara.
3.
Bantu
individuuntukmemecahkanm
asalah
(problem
solving).
4.
Instruksikanindividuuntukmel
akukanteknisrelasi,
dalam
proses
teknikpembelajaranpenatalak
sanaan
stress.
5.
Kolaborasidengantenagaahlip
sikologiuntuk
proses
penyuluhan.
3
GangguanPersepsiSensori:
PenglihatanberhubungandenganKes
Dap
at
1. Kurangipenglihatan yang
berlebih.
alahanInterpertasiSekunder,
meli
2.
GangguanTransmisi, Impuls.
hat
Orientasikanterhadapkeseluru
den
gan
nor
mal
hanbidang
(orang,
tempat,
waktu).
3.
Sediakanwaktuuntukistirahat
bagiklientanpagangguan.
4.
Gunakanberbagaimetodeuntu
kmenstimulasiindera.
26
5. EVALUASI
Setelah tindakan keperawatan dilakukan evaluasi proses dan hasil mengacu
oada kriteria evaluasi yang telah ditentukan pada masing masing diagnosa
keperawatan.sehingga:
Masalah teratasi atau tujuan tercapai (intervensi dihentikan).
Masalah teratasi atau tercapai sebagian (intervensi dilanjutkan).
Masalah tidak teratasi/tujuan tidak tercapai (perlu dilakukan
pengkajian ulang dan intervensi di ubah.
27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi
hipofisis. Hipofungsi hipofise jarang terjadi, namun dapat saja terjadi dalam
setiap kelompok usia. Kondisi ini
(panhipopituarisme) atau hanya sel-sel trtentu, terbatas pad satu subset sel-sel
hipofise anterior atau sel-sel hipofise posterior. Hipopituarisme ini disebabkan
oleh infeksi atau peradangan, penyakit autoimun, tumor, umpan balik dari organ
sasaran yang mengalamai malfungsi, nekrotik hipoksik (kematian akibat
kekurangan O2) hipofisis. Hipopituitari ini ditandai dengan adanya sakit kepala
dan gangguan penglihatan, produksi hormon pertumbuhan yang berlebih,
hiperprolaktinemia, sindrom chusing, defisiensi hormone pertumbuhan, defisiensi
gonadotropin, defisiensi tsh, defisiensi kortikotropin, defisiensi vasopresin. Yang
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30