Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN PUSTAKA

ADENOMA HIPOFISE

OLEH :

Mimin Kurniati
H1A 013 039

PEMBIMBING :

dr.Rohadi, Sp.BS

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
RSU PROVINSI NTB
MATARAM
2019
Tinjauan Kepustakaan

ADENOMA HIPOFISE

Rohadi, Mimin Kurniati


KSM Bedah Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
RSUD Provinsi NTB, Mataram, Indonesia

ABSTRAK
Hipofisis dikenal sebagai "master gland" karena membantu untuk mengontrol sekresi hormon
kelenjar lain dan target organ dalam tubuh mencakup tiroid, adrenal, testis, dan ovarium. Tumor
hipofisis insidensnya 12 -19% dari semua tumor otak, dan merupakan peringkat ketiga untuk
jenis tumor yang paling umum terjadi dari tumor otak primer pada orang dewasa, meningioma
berikut dan glioma. Tumor hipofisis dapat ditemukan di setiap kelompok umur, insiden
cenderung meningkat sesuai usia. Wanita didiagnosa tumor hipofisis lebih banyak dibandingkan
dengan laki-laki. Pengobatan tumor hipofisis tergantung pada aktivitas hormonal tumor, ukuran
dan lokasi tumor, serta usia dan kondisi umum dari penderita. Tujuan pengobatan untuk
menghilangkan tumor, mengurangi atau mengontrol ukuran tumor, dan / atau untuk mengatur
keseimbangan kadar hormon.

Kata Kunci: Adenoma Hipofise, EETH (Endoscopic Endonasal Transsphenoidal hipofisektomi)

ABSTRACT
Pituitary gland is known as the “master gland” because it controls the secretion of hormones
from a number glands and “target” organs in the body. These include the thyroid, the adrenals,
testes and ovaries. Pituitary tumors account for 12 -19% of all primary brain tumors, making
them the third most common primary brain tumor in adults, following meningiomas and the
gliomas. Pituitary tumors can be found in every age group, but their incidence tends to increase
with age. Women are diagnosed with pituitary tumors slightly more often than men. Treatment
of a pituitary tumor depends on the hormonal activity of the tumor, the size and location of the
tumor, as well as the age and overall health of the person with the tumor. The goals of treatment
are to remove the tumor, to reduce or control tumor size, and/or to re-balance hormone levels.

Keywords : Adenoma Pituitary, EETH (Endoscopic Endonasal Transsphenoidal hipofisektomi)

2
Pendahuluan

Pituitari berasal dari kata “pituita” yang artinya lendir atau secret kental. Sedangkan
hipofisis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah, dan “physis” yang artinya tumbuh.
Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan suatu kelenjar kompleks yang mensekresi hormone
peptida. Hormon peptida tersebut sangat mempengaruhi hampir seluruh fungsi tubuh. Seluruh
sekresi kelenjar pituitari dikontrol oleh hipotalamus. Hipotalamus dikontrol oleh rangsang saraf
dari otak.
Kelenjar ini terletak di dasar otak, di bawah ventrikel tiga, pada dasar tengkorak (sella
turcica). Kelenjar pituitari berbentuk seperti kacang kecil berdiameter kurang lebih 1,2-1,5 cm
dengan berat hanya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini terbagi menjadi bagian anterior dan posterior,
yang asal embriologi, fungsi dan mekanisme kontrolnya berbeda-beda pula, Karena demikian
pentingnya bagian lobus anteriornya, maka kelenjar ini biasa disebut “master gland”. Kelenjar ini
terbagi menjadi bagian: adenohipofisis dan neurohipofisis.
Tumor hipofisis atau lebih dikenal dengan nama Adenoma hipofisis adalah neoplasma
intrakranial yang relatif sering dijumpai, serta merupakan 10-15 % dari seluruh neoplasma
intrakranial. Tumor jenis ini seringkali sulit diobati dan tidak jarang terjadi kambuhan, meskipun
telah dilakukan tindakan bedah. Walaupun telah banyak dilakukan penelitian mengenai tumor
hipofis, patogenesis terjadinya tumor belum jelas sepenuhnya. Umumnya dianggap bahwa
neoplasma hipofisis merupakan tumor primer hipofisis.Penelitian biomolekular menunjukkan
bahwa tumor hipofisis, baik functioning maupun non-juntioning, berasal dari pertumbuhan satu
klon (monoklonal).

Diagnosis tumor hipofisis seringkali terlambat karena kurangnya kewaspadaan, serta


gejala dan tanda klinis yang minimal. Namun dalam dua dekade terakhir ini, terjadi peningkatan
insiden tumor hipofisis yang disebabkan kemajuan pada sarana diagnosis, seperti Computed
Tomography (CT), Magnetic Resonacte Imaging (MRI), dan berbagai macam teknik
radioimmunoassay baru untuk pemeriksaan hormon.

3
Definisi
Adenoma hipofise adalah tumor yang tumbuh pada kelenjar hipofise, suatu organ
kelenjar di dasar otak yang memproduksi hormon utama dalam tubuh.1 Tumor ini adalah tumor
otak ketiga terbanyak setelah glioma dan meningioma, sebagian besar merupakan tumor jinak.
Tumor hipofise ini ini dapat menggangu keseimbangan normal hormonal dalam tubuh dengan
berbagai manifestasi gejalanya.2 Selain itu tumor ini juga bisa mengakibatkan efek masa dan
menekan struktur-struktur saraf di sekitarnya. Gangguan hormonal diantaranya gigantisme,
gangguan mentruasi atau disfungsi seksual. Akibat efek penekanan lokal bisa mengakibatkan
nyeri kepala, gangguan lapangan pandang sampai kebutaan.2
Anatomi dan Fisiologi
Hipofisis dibagi menjadi dua yaitu hipofisis anterior (adenohipofisis) dan hipofisis posterior
(neurohipofisis) Terletak di pusat cranium, sella turcica merupakan tempat dimana kelenjar
pituitari atau hipofisis berada dan berada pada os sphenoid.3 Neurocranium yang awalnya
banyak mengandung kartilago menjadi dasar daripada tengkorak. Pada awal pembentukannya os
sphenoid berupa sebuah plat yang dibentuk dari kondensasi mesenkim yang berhubungan dengan
bagian depan dari foramen magnum dan bagian paling depan dari cranium. Plat ini akan
berkembang menjadi corpus sphenoid, selanjutnya akan membentuk “sayap” dan berakhir
dengan terbentuknya fossa crania media. Ala major os sphenoid terbentuk dari fossa crania
media dan ala minornya terbentuk dari prosesus clinoideus anterior yang akan menuju ke lateral
untuk membentuk tepi sphenoid dan dipisahkan oleh fissura orbitalis superior. Saat itu dasar
tengkorak disebut sebagai chondrocranium dan seiring waktu terjadilah proses osifikasi. Sella
turcica dibentuk dari depresi badan os sphenoid dan kemudian dilapisi duramater dan diisi oleh
kelenjar pituitari. Kelenjar Pituitari kemudian dibungkus dengan diafragma dan disambungkan
dengan infundibulum.3 Sinus Cavernosus dibentuk oleh duramater yang terlipat dan
menguhubungkan arteri karotis, cabang maxillaris dari nervus trigeminus dan nervus III, IV, VI.
Sinus Cavernosus menerima darah dari sinus petrosus dan sphenopariteal serta vena lokal yang
mendarahi sella. Diatas sella turcica terletak nervus optikus, kiasma, ventrikel tertius dan
hipotalamus.1

4
Lobus anterior dan intermedia kelenjar pituitari terbentuk dari kantong Rathke yang merupakan
suatu evaginasi dari atap faring. Hipofisis posterior sebagian besar terbentuk dari ujung ujung
akson dari nukleus supraoptik dan paraventrikularis hipotalamus pada pembulah darah. Serabut
saraf simpatis mencapai lobus anterior dari kapsulanya sedangkan parasimpatis berasal dari saraf
petrosal, Hubungan langsung antara hipotalamus dan hipofisis dibentuk oleh pembuluh portal
hipofisis.2 Cabang dari arteri karotis dan sirkulus Willisi membentuk jaringan kapiler berjendela
yang dinamakan pleksus primer dipermukaan ventral hipotalamus yang akan masuk ke
eminensia mediana dan membentuk kapiler yang bermuara ke kapiler hipofisis anterior. Hal
inilah yang disebut sebagai sistem portal.1
Berat rata-rata kelenjar pituitari adalah 100 mg pada masa kanak-kanak dan bertambah menjadi
500-600 mg pada saat dewasa, Ukuran kelanjar pituitari 20% lebih berat pada wanita dan dapat
bertambah 12-100% pada saat kehamilan karena membesarnya pars distalis. Volume kelenjar
pituitari menurun seiring dengan penuaan.5

5
6
7
8
9
DAFTAR PUSTAKA

1. R.Laws, Edward Jr., MD, FACS Department of Neurosurgery, Brigham & Women’s
Hospital and Sherry L. Iuliano, MSN, NP-C (Nurse Practitioner)
Pituitary/Neuroendocrine Center, Brigham & Women’s Hospital. Pituitary Tumors.
American BrainTumor Association. 2015.Chicago. available in
http://www.abta.org/secure/pitu itary-tumors-brochure
2.

10

Anda mungkin juga menyukai