Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm.

18-31
TINJAUAN PATOFISIOLOGI TUMOR OTAK METASTASIS
DARI KANKER KELENJAR PAROTIS – LAPORAN KASUS
PATHOPHYSIOLOGY REVIEW OF METASTASIC BRAIN TUMOR
FROM PAROTIS GLANDS CANCER - CASE REPORT
Eric Tanoto*, Junita Maja Pertiwi*, Rizal Tumewah*

sinapsunsrat@gmail.com

*Bagian neurologi Fakultas kedokteran Universitas Samratulangi / RSUP Prof. dr.


R. D. Kandou, Manado

ABSTRAK
Laporan kasus: Keganasan kelenjar ludah memiliki perkiraan insiden 0,5-2,5 per 100.000
orang. Sebagian besar timbul dari kelenjar parotis (70–80%), dengan sisanya timbul dari
kelenjar submandibular (10%) atau kelenjar ludah sublingual dan minor (5%). Tempat yang
paling umum untuk metastasis adalah paru-paru (80%), tulang (15%), dan hati dan situs
lainnya (5%). Kasus yang ditampilkan menggambarkan kejadian metastasis kanker di otak
yang berasal dari kanker kelenjar ludah parotis. Pasien awalnya menderita benjolan pada
bagian depan telinga kanan yang makin lama membesar secara perlahan mulai dari bulan
november 2017 hingga januari 2019 dan pasien melakukan operasi pengangkatan dan
pemeriksaan histopatologi sebanyak 3 kali dengan hasil tumor ganas epitelial dengan jenis
karsinoma sel skuamosa non keratinisasi. Pasien mengalami kejang yang diawali nyeri
kepala dan kelemahan anggota gerak sisi kiri yang semakin memberat pada bulan juli 2019
dan dilakukan pemeriksaan CT scan kepala dengan gambaran metastasis otak. Pasien
mengalami sesak nafas dan dilakukan pemeriksaan rontgen thoraks pada bulan September
2019 dan ditemukan gambaran tumor paru-paru sebelah kiri. Laporan kasus ini menunjukan
bahwa pasien mengalami keganasan kelenjar ludah parotis yang diikuti metastasis ke otak
terlebih dahulu kemudian ke paru-paru, dimana pada literatur mengatakan bahwa angka
kejadian keganasan kelenjar ludah sendiri tergolong kecil dan metastasis keganasan tersebut
terbanyak ke paru-paru menunjukkan kelangkaan kasus ini sehingga penulis melaporkan
kasus ini sebagai referensi.

Kata kunci : Kanker kelenjar parotis, tumor otak metastasis, patofisiologi

ABSTRACT
Case report: Salivary gland malignancies have an estimated incidence of 0.5-2.5 per
100,000 people. Most arise from the parotid gland (70–80%), with the remainder arising
from the submandibular gland (10%) or the sublingual and minor salivary glands (5%). The
most common sites for metastasis are the lungs (80%), bones (15%), and the liver and other
sites (5%). This case illustrates the incidence of metastatic cancer in the brain originating
from parotid salivary gland cancer. Patients initially suffer from a bump on the front of the
right ear which gradually enlarges slowly starting from November 2017 to January 2019
and the patient performs surgical removal and histopathological examination 3 times with
the results of epithelial malignant tumors with non keratinizing squamous cell carcinoma.
Patients experience seizures that began with headache and weakness of the left side of the
limbs which is getting heavier in July 2019 and a CT scan is performed with a brain
metastasis is found. Patients experience shortness of breath and chest X-ray examination is
performed in September 2019 and found a picture of a left lung tumor. This case report
shows that the patient experienced a parotid salivary gland malignancy followed by
metastasis to the brain first then to the lungs, wherein the literature says that the incidence
rate of salivary gland malignancy itself is quite small and most malignant metastases to the
lungs indicate the rarity of this case so the authors report this case as a reference.

Keywords: Parotid gland cancer, metastatic brain tumor, pathophysiology

18
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

PENDAHULUAN perkembangan penyakit metastasis


relatif umum. Misalnya saja, karsinoma
Tumor intrakranial merupakan
duktus ludah derajat tinggi akhirnya
massa jaringan abnormal tempat sel
bermetastasis pada 46% pasien. Tempat
tumbuh dan berlipat ganda tanpa
yang paling umum untuk metastasis
terkendali, tampaknya tidak terkendali
adalah paru-paru (80%), tulang (15%),
oleh mekanisme yang mengendalikan
dan hati dan situs lainnya (5%).
sel normal yang terjadi di dalam
Metastasis ke otak sangat jarang dengan
tempurung kepala. Tumor intrakranial
data yang terbatas di literatur.
dibedakan menjadi tumor primer dan
Pembedahan dan radiasi secara
sekunder (metastasis). Secara
tradisional merupakan andalan terapi
epidemiologi, tumor intrakranial
keduanya, baik lesi primer dan
metastasis lebih banyak insidensinya
metastasis. 4
dibanding tumor intrakranial primer.
Tumor intrakranial primer meliputi Metastasis ke otak pada orang
meningioma, astrositoma, dewasa paling umum muncul dari
emepndimoma, schwanoma, dan tumor primer paru-paru (50-60%),
lainnya. payudara (15-20%), kulit (melanoma)
Keganasan kelenjar ludah (5-10%), dan saluran pencernaan (4-
terdiri dari sekelompok tumor yang 6%). Sawar darah otak tetap menjadi
heterogen dengan kecenderungan hambatan yang berat untuk masuknya
metastasis yang berbeda. Keganasan sel kanker juga sebagian besar agen
kelenjar ludah memiliki perkiraan kemoterapi ke dalam parenkim otak.3
insiden 0,5-2,5 per
100.000 orang. Di Amerika, kejadian Kelangsungan hidup pada

kanker kelenjar ludah telah meningkat orang dewasa adalah sekitar 83% pada

secara signifikan menjelang akhir 1 tahun, 69% pada 3 tahun dan 65%

1990-an, dari 6,3% pada 1974-1976 pada 5 tahun.4 Faktor-faktor yang

menjadi 8,1% dari semua kanker mempengaruhi meliputi jenis kelamin

kepala dan leher pada 1998-1999. dan usia. Wanita biasanya memiliki

Sebagian besar timbul dari kelenjar tingkat kelangsungan hidup yang lebih

parotis (70–80%), dengan sisanya tinggi daripada pria (72% berbanding

timbul dari kelenjar submandibular 58%), dan angka bertahan hidup 5

(10%) atau kelenjar ludah sublingual tahun lebih tinggi di antara pasien

dan minor (5%). 4 berusia 15-45 tahun dibandingkan


mereka yang lebih tua dari 75 tahun
Sebagian besar pasien (masing-masing 87% dan 59%).4
memiliki waktu bertahan hidup yang
Laporan ini menekankan aspek
lama setelah diagnosis awal, maka
patofisiologi sebuah kasus tumor otak
19
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

metastasis dari kanker kelenjar ludah serta minum obat dan memberat jika
dengan angka kejadian yang jarang beraktivitas. Nyeri kepala tidak
terjadi. memberat saat pasien mengedan atau
batuk. Pasien mengatakan keluhan nyeri
LAPORAN KASUS kepala dirasa makin lama makin sering
namun tidak ada perubahan intensitas
Laki-laki usia 66 tahun, suku nyeri. Nyeri kepala biasa muncul saat
minahasa, bekerja sebagai petani, pagi hari sampai membangunkan pasien
pendidikan tamat SLTP, masuk RS dari tidurnya. Pasien tidak mengeluh
tanggal 21 Agustus 2019 dengan muntah, pandangan ganda atau kabur,
keluhan utama kejang. Kejang terjadi penurunan pendengaran, gangguan
sejak 1 jam sebelum masuk RS dan penciuman, bicara pelo, keram-keram
baru dialami pertama kali. Pasien salah satu sisi bagian tubuh, gangguan
sedang berbaring di tempat tidur, kepribadian, serta gangguan gaya
membuka mata tanpa kontak, berjalan.
kemudian kepala tiba-tiba menoleh ke
kiri, mata melirik ke kiri, bibir Pasien mengeluh teraba

mencong ke kiri, kedua tangan dan benjolan di bagian depan telinga kanan

kaki kanan lurus kaku dan tersentak- sejak November tahun 2017, benjolan

sentak. Setelah itu pasien tidak sadar. sebesar kelereng, tidak nyeri, dan

Durasi kejang sekitar 5 menit. Dua membesar secara cepat hingga akhir

bulan yang lalu pasien merasakan Januari tahun 2019. Benjolan di leher

kelemahan pada tangan dan kaki kiri dan ketiak disangkal. Pasien berobat

yang bersifat kronis progresif. ke dokter bedah dan dilakukan

Awalnya pasien masih dapat berjalan pengangkatan tumor pada akhir

dengan tertatih-tatih namun kelamaan Februari tahun 2018 dan dilakukan

kelemahan makin memberat. Sejak 2 pemeriksaan patologi. Pasien

minggu yang lalu, pasien banyak kemudian merasakan nyeri kembali

berbaring ditempat tidur karena pasien pada telinga kanan bagian depan dan

sudah tidak dapat menggerakkan pergi ke dokter lalu ternyata ada

anggota gerak kirinya. pembesaran pada kelenjar pada bagian


depan telinga pada Mei 2018. Pasien
Keluhan nyeri kepala dirasakan menjalani operasi kembali pada Juli
sejak 4 bulan yang lalu, pasien sering 2018 dan telah diberitahu oleh dokter
mengeluhkan nyeri kepala yang bahwa pengangkatan tumor akan
dirasakan hilang timbul, pada daerah mengenai saraf wajah sehingga
kepala bagian kanan, seperti ditusuk- menyebabkan kelumpuhan wajah sisi
tusuk dan tidak menjalar. Nyeri kepala kanan. Pasien kemudian mengalami
dirasakan membaik jika beristirahat
20
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

nyeri pada bagian dalam telinga anemis pada konjungtiva maupun


kanan kemudian dikonsulkan ke ikterik pada sklera. Pemeriksaan mata
THT dan dilakukan biopsi pada dalam batas normal. Pada pemeriksaan
bulan Oktober 2018 dan pemeriksaan leher dan aksilla tidak ditemukan
patologi. Hasilnya terdapat tumor di pembesaran kelenjar getah bening,
dalam tulang telinga kanan dan tidak trakea terletak di tengah, tidak terdapat
bisa dilakukan operasi sehingga struma maupun nodul, tidak terdengar
pasien harus mendapatkan bruit karotis. Pemeriksaan dada dengan
kemoterapi sebanyak 3x pada bentuk dada yang normal, permukaan
November 2018 dan dilanjutkan terangkat bersamaan saat inspirasi, tidak
radioterapi sebanyak 30x dimulai ada retraksi, pada auskultasi suara
pada Februari 2019. Berat badan pernafasan vesikular, tidak ditemukan
pasien menurun ± 15 kg dalam 4 ronki pada kedua lapang paru, tidak
bulan terakhir. ditemukan wheezing, pemerikaan
jantung bunyi jantung SI-II reguler,
Riwayat penyakit sebelumnya
tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
seperti hipertensi, diabetes mellitus,
Pemeriksaan abdomen ditemukan
stroke, sakit jantung, sakit ginjal,
permukaan abdomen datar lemas, bising
keringat malam, trauma kepala, infeksi
usus normal dan tidak ada pembesaran
otak, infeksi mulut, telinga disangkal.
dari hepar dan lien. Pada pemeriksaan
Tidak ada riwayat keganasan dalam
ekstremitas, tidak ditemukan adanya
keluarga.
edema pada keempat ekstremitas dan

Pasien bekerja sebagai petani. akral hangat.

Pasien merokok sejak muda kurang


Pemeriksaan neurologis, GCS
lebih 1 bungkus per hari namun sudah
E4M5V1. Pupil bulat isokor, diameter
berhenti sejak 5 tahun yang lalu dan
kanan dan kiri 3 mm, pupil kanan dan
tidak minum alkohol.
kiri reaktif terhadap cahaya langsung

Pemeriksaan fisik didapatkan dan cahaya tidak langsung.

pasien dalam keadaan umum sedang Pemeriksaan tanda rangsang

dengan kesadaran kesan apatis. meningeal tidak didapatkan adanya

Tekanan darah 120/80mmHg, nadi kaku kuduk, laseque dan kernig

92x/menit, reguler, isi cukup, normal. Pemeriksaan saraf kranialis

frekuensi nafas 24x/menit, suhu badan didapatkan kesan paresis N.VII lower

36.6ºC, saturasi oksigen 99%. Bentuk motor neuron dextra, pemeriksaan

kepala normocephalus dan tampak funduskopi, papil bulat, batas tak

luka bekas operasi pada daerah peri tegas, jingga, cupping (-), A : V = 1 :
auricular dextra. Tidak ditemukan 3. Pemeriksaan status motorik

21
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

didapatkan kesan hemiparesis kiri. dengan hasil jaringan tumor dilapisi


Tonus otot ekstremitas kiri menurun, oleh epitel skuamous yang pleomorfi,
tonus ekstremitas kanan normal. inti atipik, kromatin kasar, nukleoli
Refleks fisiologis pada bisep, trisep, prominen, dan infiltratif diantara
brachioradialis, patela dan achiles stroma namun pada sediaan jaringan
pada ekstremitas kiri menurun, dari tepi-tepi eksisi bebas tumor
refleks fisiologis pada bisep, trisep, sehingga disimpulkan merupakan
brachioradialis, patela dan malignant epithelial tumor cenderung
achiles pada ekstremitas kanan jenis squamous cell carcinoma.
normal. Refleks patologis hoffman
Pasien dilakukan biopsi aspirasi
tromner dan babinski group tidak
jarum halus tanggal 14 Juni 2018 pada
ditemukan. Klonus achiles dan
regio preauricular dextra dengan
klonus patela tidak ditemukan.
tuntunan USG didapatkan beberapa
Pemeriksaan status sensorik tidak
kelompok sel epitel ukuran agak kecil,
dapat dilakukan. Pada pemeriksaan
inti besar hiperkromatik, dan terdapat
status otonom dalam batas normal.
beberapa sel yang tersebar. Tampak
Pemeriksaan laboratorium juga sel-sel fibrosit sehingga
tanggal 21 Agustus 2019 didapatkan disimpulkan karsinoma namun jenis
kadar hemoglobin 14,8gr/dl, leukosit karsinoma belum dapat ditentukan.
16.700/mm3, eritrosit 4,37x106 /µl,
Pemeriksaan USG abdomen
hematokrit 39,8%, trombosit
tanggal 25 Juni 2018 tidak ditemukan
258.000/mm3, gula darah sesaat 208
kelainan pada hati, kantong empedu,
mg/dl, ureum 229 mg/dl, kreatinin
ginjal, buli-buli, lien, pankreas dan
3.5 mg/dl, SGOT 25 U/L, SGPT 21
aorta.
U/L,
natrium 140 mEq/L, kalium 4.10 Pemeriksaan diagnostik patologi
mEq/L, klorida 99.7 mEq/L. anatomi tanggal 12 Juli 2018 pada
Hasil elektrokardiografi lokasi jaringan regio buchalis dextra
(EKG) didapatkan sinus rhytm dengan hasil sebaceous gland
dengan frekuensi nadi 92 x/menit. carcinoma.
Hasil pemeriksaan rontgen
Pasien dilakukan pemeriksaan
thoraks anteroposterior (6 Juli 2019)
diagnostik patologi anatomi tanggal 24
: kesan dalam batas normal
Oktober 2018 dengan bahan parotis
Hasil pemeriksaan
dextra dengan hasil non keratinizing
diagnostik patologi anatomi tanggal
squamous cell carcinoma.
6 Maret 2018 dengan lokasi jaringan
regio auricular anterior dextra Pasien dilakukan USG jantung

22
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

pada tanggal 27 Oktober 2018 dengan


hasil dimensi jantung normal, fungsi
sistolik ventrikel kiri normal dengan
ejeksi fraksi 69%, normokinetik,
katup-katup dalam batas normal
dengan kontraktilitas normal.

Gambar 2. CT Scan Kepala tanpa


Kontras
Pemeriksaan CT kepala tanggal
24 Januari 2019 didapatkan nasofaring,
orofaring, parenkim otak, tulang-tulang
dalam batas normal. CT kepala tanpa
kontras mengesankan gambaran dalam
Gambar 1. CT Scan Kepala dengan
batas normal.
Kontras

Pemeriksaan CT kepala
tanggal 30 Mei 2018 didapatkan masa
isodens pada parotis kanan, batas
tegas, tepi relatif regular, tidak tampak
kalsifikasi, minimal enhancement post
kontras, dengan ukuran lesi ± 3,28 cm
x 2,96 cm x 3,38 cm dan masa hipo- Gambar 3. CT Scan Kepala tanpa
isodens inhomogen pada parotis kiri, Kontras

batas tegas tepi relatif regular, tidak Pemeriksaan CT kepala


tampak kalsifikasi, moderate tanggal 18 Juli 2019 didapatkan
enhancement post kontras, dengan gambaran massa multipel hipodense
ukuran lesi ± 5,85 cm x 4,75 cm x pada region frontal dextra disertai
5,81 cm. Nasofaring, orofaring, perifokal edema, gambaran hipodense
parenkim otak, tulang-tulang dalam pada region frontal, temporal, serta
batas normal. CT kepala dengan oksipital sinistra diikuti gambaran
kontras mengesankan massa parotis midline shift ke kiri dengan ukuran
kanan dan kiri. lebih dari 5mm. CT kepala tanpa
kontras mengesankan nodule multiple
brain metastase dengan perifokal
edema.

Penderita di diagnosis dengan


23
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

brain metastasis, acute symptomatic


Hasil laboratorium darah puasa
seizure, kanker parotis dextra post
tanggal 22 Agustus 2019, kadar gula
kemoterapi dan radioterapi,
darah puasa 267 mg/dL, HbA1C 6.4%,
hiperglikemia reaktif, leukositosis
asam urat 5.5 mg/dL, kolesterol 147
reaktif, dan acute kidney injury dd/
mg/dL, HDL kolesterol 19 mg/dL, LDL
acute on chronic kidney disease.
kolesterol 96 mg/dL, dan trigliserida
Penatalaksanaan dengan tirah 160 mg/dL.
baring, elevasi kepala setinggi 30°.
Hari kesembilan perawatan,
Cek laboratorium puasa.
pasien mulai kontak, bicara 1-2 kata,
Pemasangan jalur IVFD NaCl 500cc
bebas kejang hari 9. Pemeriksaan
tiap 8 jam, levetiracetam tablet oral
neurologis, GCS E4M5V3, kesadaran
500 mg tiap 12 jam,
kesan apatis disertai tanda-tanda vital
dexamethasone 10 mg intravena
dalam batas normal. Pasien
loading dilanjutkan 5 mg intravena
direncanakan rawat jalan.
tiap 6 jam tapering off tiap 3 hari,
Pasien datang kembali 5 hari
ranitidin 50 mg intravena tiap 12
kemudian dengan keluhan utama
jam, asam folat 400 mcg oral tiap 12
penurunan kesadaran tanpa disertai
jam, lactulac syrup 30 mL tiap 24
kejang, diawali dengan keluhan sesak
jam (malam), diazepam 10 mg
nafas sejak 1 hari yang lalu kemudian
intravena bila kejang. Bagian interna
keluarga membawa pasien ke rumah
memberikan terapi tambahan balans
sakit kembali. Pada pemeriksaan fisik
cairan positif 2000 ml hingga 2500
status generalis ditemukan kesadaran
ml per hari, cek HbA1C, urine
sopor, TD 100/60, Nadi 100x/menit,
lengkap, monitoring GDS 4 porsi,
RR 28x/menit, Suhu 37o, SpO2 96%.
ceftriaxone 2 gram intravena tiap 24
Pemeriksaan neurologis, GCS
jam dan novorapid 6 unit subkutan
E3M4V2, pupil bulat isokor, diameter
tiap 8 jam.
kanan dan kiri 3 mm, pupil kanan dan
Hari kedua perawatan, pasien kiri reaktif terhadap cahaya langsung
belum kontak, kejang tidak dialami dan cahaya tidak langsung.
pasien (bebas kejang hari 1). Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
Pemeriksaan neurologis, GCS tidak didapatkan adanya kaku kuduk,
E4M5V1, kesadaran kesan apatis laseque dan kernig normal.
disertai tanda-tanda vital dalam batas Pemeriksaan saraf kranialis didapatkan
normal. Pemeriksaan tanda rangsang kesan paresis N.VII lower motor
meningeal, saraf kranialis, funduskopi, neuron dextra, pemeriksaan
status motorik, status sensorik, serta funduskopi, papil bulat, batas tak tegas,
status otonom tidak ada perubahan. jingga, cupping (-), A : V = 1 : 3.
24
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

Pemeriksaan status motorik dexamethasone 10 mg intravena


didapatkan kesan hemiparesis kiri, loading dilanjutkan 5 mg intravena tiap
hipotonus dan hiporefleks ekstremitas 6 jam tapering off tiap 3 hari, ranitidin
kiri. Refleks patologis hoffman 50 mg intravena tiap 12 jam, asam folat
tromner dan babinski group tidak 400 mcg oral tiap 12 jam, lactulac
ditemukan. Pemeriksaan status syrup 30 mL tiap 24 jam (malam).
sensorik tidak dapat dilakukan. Pada Konsul ke bagian interna dengan terapi
pemeriksaan status otonom dalam tambahan balans cairan seimbang,
batas normal. monitoring GDS 4 porsi, novorapid 6
unit subkutan tiap 8 jam, dan konsul
Pemeriksaan laboratorium
PPRA kemudian pasien mendapatkan
tanggal 03 September 2019 didapatkan
terapi moxifloxacin 400 mg intravena
kadar hemoglobin 14,7gr/dl, leukosit
tiap 24 jam.
10.300/mm3, eritrosit 4,43x106 /µl,
hematokrit 41,6%, trombosit Pasien meninggal dunia pada
154.000/mm3, gula darah sesaat 166 tanggal 07 Oktober 2019.
mg/dl, ureum 87 mg/dl, kreatinin 1.7
Pasien didiagnosis dengan
mg/dl, SGOT 31 U/L, SGPT 28 U/L,
diagnosis klinis kejang fokal,
natrium 144 mEq/L, kalium 4.39
hemiparesis sinistra, paresis nervus
mEq/L, klorida 96.6 mEq/L.
fasialis lower motor neuron dextra,
Hasil pemeriksaan rontgen
diagnosis topis pada regio
thorax anteroposterior : tampak
frontotemporal dextra, temporal
perselubungan multipel berbentuk
sinistra, diagnosis etiologis dengan
coin lesion pada kedua lapang paru
metastasis ca parotis, diagnosis
patologis dengan non keratinizing
squamous cell carcinoma, serta
diagnosis tambahan suspek tumor paru
sinistra, ca parotis dextra post
kemoterapi dan radioterapi, Diabetes
Mellitus tipe 2, pneumonia dan acute
kidney injury pre renal.

Gambar 4. Rontgen thorax Pasien mendapatkan prognosis


quo ad vitam malam, quo ad
Penatalaksanaan dengan
functionam malam, serta quo ad
tirah baring, elevasi kepala setinggi
sanationam malam.
30°. Pemasangan jalur IVFD NaCl
500cc tiap 8 jam, levetiracetam tablet
oral 500 mg tiap 12 jam,

25
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

PEMBAHASAN menegakkan diagnosa.

Intervensi bedah merupakan


Karsinoma sel skuamosa landasan penatalaksanaan keganasan
primer yang timbul dari epitel duktus kelenjar ludah. Secara luas, tujuan dari
metaplastik kelenjar ludah jarang operasi kelenjar ludah dalam
terjadi. Tumor ini lebih sering terjadi pengendalian keganasan termasuk
pada pria dan biasanya hadir tanpa eksisi lengkap dari neoplasma primer
gejala, meskipun nyeri, neuropati, dan dan pelestarian struktur dan fungsi
keterlibatan nodal dapat terlihat pada saraf bila memungkinkan. Dalam
presentasi. beberapa keadaan, ketika diagnosis
Penemuan pada pasien dengan keganasan sebelum operasi tidak dapat
jenis kelamin laki-laki dengan gejala ditentukan dengan pasti, histologi
pembesaran kelenjar tanpa nyeri dan bedah dapat berfungsi untuk
gangguan neurologi, telah dilakukan mengidentifikasi tingkat keganasan.
pemeriksaan histopatologi dengan Luasnya operasi kelenjar ludah
hasil karsinoma sel skuamosa tanpa ditentukan oleh lokasi, ukuran, dan
tanda penyebaran dari tempat lain tingkat keganasan.5
sehingga dapat disimpulkan kanker
Pasien dilakukan operasi
primer pada kelenjar ludah.
pengangkatan tumor kelenjar ludah
Ultrasonografi berbiaya rendah
sebanyak 3 kali dengan dilakukan
serta mudah tersedia dalam klinis.
pemeriksaan histopatologi pada setiap
Batas yang tidak jelas, peningkatan
tindakannya. Pasien dilakukan operasi
aliran vaskular, dan arsitektur echo
sebanyak 3 kali karena tumor tersebut
internal yang heterogen mungkin
selalu tumbuh kembali setelah
menunjukkan lesi ganas. CT scan
dilakukan pengangkatan.
kontras dan MRI dapat mengatasi
beberapa keterbatasan USG. Secara Radioterapi ajuvan dapat
khusus, MRI dapat membantu menilai dipertimbangkan untuk tumor dengan
jaringan lunak dan keterlibatan saraf risiko tinggi untuk kegagalan regional,
dan dapat dianggap sebagai pilihan termasuk dengan klasifikasi T tinggi,
utama pada keganasan kelenjar ludah.5 histologi tingkat tinggi, margin bedah
positif, invasi perineural, atau metastasis
Pasien ini ditegakkan
nodal yang jelas. Penggunaan
berdasarkan anamnesis, gejala klinis,
radioterapi primer mungkin diperlukan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
pada pasien dengan penyakit yang tidak
penunjang berupa CT scan kepala
dapat dioperasi atau bertahan secara
leher dengan dan tanpa kontras yang
makroskopik.5
dilakukan beberapa kali untuk
26
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

Penambahan obat kemoterapi molekular tampaknya memainkan


pada pasien yang dipertimbangkan peran. Urutan kejadiannya meliputi:
untuk radioterapi pasca operasi masih pelepasan, intravasasi, transpor
kontroversial. Berbagai macam obat embolisasi, ekstravasasi, kolonisasi dan
tunggal atau multipel, telah digunakan angiogenesis.2
sebagai terapi pada pasien dengan
Setelah sel normal mengalami
keganasan kelenjar ludah lanjut yang
perubahan genetik yang mengubahnya
tidak dapat dioperasi dan pada pasien
menjadi sel tumor, agar dapat
dengan bukti metastasis jauh.5
bermetastasis sel tersebut pertama kali
Pasien mendapatkan harus melepaskan diri sendiri dari
kemoterapi pada bulan november 2018 massa tumor. Seperti pada sel normal,
dan dilanjutkan radioterapi sebanyak perlekatan antar sel sebagian besar
30 kali pada bulan februari 2019 dimediasi oleh cadherins. Cadherins
dikarenakan kanker telah menyebar ke merupakan bagian dari kelompok
bagian telinga dalam sehingga tidak protein permukaan sel yang disebut
memungkinkan untuk dilakukan cellular adhesion molecules (CAMS).
operasi pengangkatan pada pasien.
CAMS adalah protein
Metastasis merupakan proses permukaan sel yang memungkinkan
dinamis yang melibatkan berbagai perlekatan sel satu sama lain, atau ke
proses. Penyebaran sel tumor terjadi extracelluler matrix (ECM). Dari
melalui sistem vaskular atau limfatik. berbagai jenis cadherins, epitel cadherin
Hipotesis “seed and soil” menyatakan (E-chaderin) adalah protein penting
bahwa sel-sel tumor (seed) hanya yang terlibat dalam interaksi antar sel
dapat berkembang jika berada pada (perekat antar sel). Sel-sel tumor
organ yang tepat (soil). Setelah menonaktifkan E-chaderin, fase penting
mencapai organ tertentu, sukses pada pelepasan. Selain hilangnya E-
tidaknya sel-sel ini berkembang chaderin, sel-sel tumor mengaktifkan N-
menjadi tumor bergantung pada cadherin, yang meningkatkan motilitas
kesesuaian ‘soil’.2 dan invasi dengan memungkinkan sel
tumor untuk melekat dan menginvasi
Kaskade metastatik adalah
stroma di bawahnya.2
rangkaian proses yang terjadi pada
proses penyebaran kanker. Tidak
semua mekanisme dan faktor yang
berperan telah teridentifikasi, namun
sejumlah growth factors, sitokin,
mediator imunologis dan jalur

27
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

regulation dari E-chaderin, diperkirakan


berkontribusi terhadap resistensi
terhadap anoikis. Sel-sel tumor yang
terlepas harus menahan serangan dari
sel natural killer, makrofag dan elemen
lain dari sistem kekebalan tubuh serta
bertahan dari kerusakan mekanik dari
gaya geser terkait kecepatan. Selectins,
subset lain dari CAMS milik leukosit
(L-selectin), platelet (P-selectin) dan sel
endotel (E-selectin), memungkinkan sel
tumor untuk melekat pada trombosit dan
leukosit, sehingga memudahkan
Gambar 8. Patofisiologi Metastasis
transportasi mereka.2
Otak 2
Metastase otak yang paling
Setelah memisahkan diri dari
ditemukan di perbatasan grey-white
tumor primer, sel-sel tumor yang
matter, dimana pembuluh darah
bermetastasis akan bergerak menuju
menyempit hingga ke titik kritis untuk
pembuluh darah kemudian
menjebak emboli tumor. Dengan
menembus membran endotel dan
demikian, 85% dari metastase otak
extracellular matrix (ECM). ECM
ditemukan dalam cerebrum, 10-15% di
berfungsi tidak hanya sebagai
serebelum dan 3% di batang otak.2
penopang untuk sel atasnya, namun
juga terlibat dalam signaling, Mikroemboli tumor yang
proliferasi dan mengkoordinasi bersirkulasi akhirnya berhenti di suatu
2
migrasi. vascular bed, proses tertahannya ini
berhubungan dengan untuk ukuran
Sel-sel kanker bergantung pada
tumor, tetapi juga dengan pengikatan
kontak dengan elemen stroma agar
sel tumor ke molekul permukaan pada
dapat bertahan hidup. Biasanya, begitu
endotel yang disebut addressins
sel-sel berada dalam pembuluh darah
endotel. Protein ini bertindak sebagai
dan tidak lagi terikat ke matriks yang
pembawa untuk sel-sel tumor yeng
mendasarinya, sel-sel ini mengalami
bersirkulasi yang mengekspresikan
apoptosis, yang disebut anoikis. Sel-
protein pelengkap, seperti integrin.
sel metastatik bersifat resisten
Peran utamanya terkait dengan
terhadap anoikis. Over-ekspresi dari
perlekatan sitoskeleton selular ke ECM
integrin-linked kinase (ILK), suatu
serta transduksi sinyal dari ECM ke sel.
protein yang terlibat dalam down-
Beberapa bukti menunjukkan mereka
28
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

terlibat dalam penempelan sel tumor (PDGF), dan epidermal growth factor
ke trombosit selama embolisasi, serta (EGF). VEGF juga disebut vascular
induksi protease seperti MMPs permeabilitas factor (VPF),
selama intravasasi.2 memainkan peran penting dalam
edema otak yang berhubungan tumor.
Proses ekstravasasi seperti
VEGF berikatan dengan reseptor pada
halnya intravasasi membutuhkan
sel endotel dan menginduksi
degradasi ECM. Salah satu langkah
neovaskularisasi, serta meningkatkan
yang lebih penting dalam ekstravasasi
permeabilitas.
melibatkan degradasi proteoglikan
Migrasi dan transformasi sel
heparan sulfat (HSPG) dalam
endotel dapat dimediasi oleh bFGF,
membran basal dan ECM oleh
yang juga dapat merangsang produksi
endoglycosidase heparinase yang
protease. Sel-sel endotel ini tidak
mencerna rantai HSPG. Sel tumor
kohesif, dan memiliki tautan ketat
dapat memperoleh akses ke jaringan
yang jarang. Faktor-faktor ini
sekitarnya dengan gaya geser.2
menyebabkan pembuluh darah baru

Setelah berhasil menyerang menjadi lebih permeabel. Hypoxic

jaringan parenkim, sel-sel kanker ischemic factor (HIF) merupakan

sekarang dapat tumbuh untuk mediator penting lain pada

membentuk massa. Ini adalah titik angiogenesis. HIF-1 terkait erat

krusial yang menentukan nasib sel ini. dengan oksigenasi jaringan. Dalam

Jika mereka tidak mampu tumbuh kondisi sel hipoksia, seperti yang

mereka akan tetap berada dalam terlihat pada sel tumor yang terlalu

keadaan dorman sebagai suatu aktif metabolismenya, HIF-1

metastasis mikro. Metastasis mikro meningkat. Hal ini kemudian memicu

didefinisikan sebagai fokus tumor up-regulation faktor lain yang penting

kurang dari atau sama dengan 2 mm untuk meningkatkan oksigenasi

dalam dimensi terbesar.2 termasuk VEGF dan eritropoietin.2

Semua jaringan baik Metastasis otak sangat jarang

neoplastik atau tidak tergantung pada terjadi pada kanker kelenjar parotis

suplai darah yang cukup. Sejumlah dikarenakan sebagian besar sel

faktor yang menyebabkan metastasis kanker kelenjar parotis

pembentukan pembuluh darah baru pada saat tahap sirkulasi banyak

termasuk vascular endothelial tertahan di capillary bed paru-paru dan

growth factor (VEGF), basic berkembang disana. Pada kasus ini ada

fibroblast growth factor (bFGF), beberapa teori yang menjelaskan

platelet derived growth factor terjadinya metastasis otak. Pertama,

29
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

sel metastasis kanker kelenjar parotis maupun edema yang disebabkan oleh
telah berhenti dan berkembang di metastasis tersebut. Tindakan
paru-paru, kemudian setelah tumbuh pembedahan untuk pemeriksaan lebih
metastasis di paru-paru, sel lanjut yakni pemeriksaan histopatologi
metastasis terlepas dan kembali ke tidak pernah dilakukan pada kasus brain
ventrikel kiri dari jantung dilanjutkan metastasis karena sel patologis pada
masuk ke sirkulasi utama dan masuk brain metastasis sama dengan tumor
ke sirkulasi otak dan berhenti di otak. primernya sehingga cukup dari
Kedua, sel metastasis yang berasal pemeriksaan histopatologis tumor
dari kanker kelenjar parotis sebelum primernya dan kita bisa mengetahui sel
masuk ke paru-paru, mulanya pada brain metastasis dan bisa
melewati atrium dan ventrikel kanan melanjutkan ke tindakan terapi
jantung dan bila pasien terdapat selanjutnya yaitu kemoterapi dan
patent foramen ovale maka sel radioterapi.
metastasis dapat langsung masuk ke
Pertumbuhan metastasis otak
sirkulasi jantung kiri dan menyebar
pada pasien yang telah mendapatkan
masuk ke sirkulasi utama menuju ke
terapi pembedahan dan dilanjutkan
otak. Ketiga, sel metastasis dapat
radioterapi serta kemoterapi mendapat
langsung melewati capillary bed
perhatian khusus bagi para peneliti.
paru-paru dan langsung menuju ke
Beberapa teori mengemukakan bahwa
sirkulasi jantung kiri dan masuk ke
adanya Metastatic Supressor Genes
sirkulasi utama menuju ke otak. Sel
(MSG) yang menyebabkan penekanan
mempunyai perbedaan ukuran dan
tumbuhnya sel metastasis pada jaringan
kelenturan masing yang
sekunder mereka. MSG diproduksi oleh
menyebabkan sel tersebut dapat
tumor primer sehingga pertumbuhan
melewati langsung capillary bed
pada jaringan sekunder tidak terjadi.
paru-paru.
Penatalaksanaan meliputi
Hal ini menjelaskan pembedahan pada situs primer dan
penyebab timbulnya metastasis pada radioterapi ajuvan pada dasar nodus.
otak dari kanker kelenjar ludah Prognosis pada penderita biasanya
terjadi lebih dahulu dibandingkan buruk, kegagalan regional biasanya
metastasis pada paru-paru yang cukup sering, dan keberlangsungan
terjadi pada pasien ini. hidup dalam 5 tahun biasanya hanya
50%.5
Tindakan pembedahan dalam
metastasis otak biasanya ditujukan
untuk mencegah dan mengatasi
herniasi akibat metastasis itu sendiri
30
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

DAFTAR PUSTAKA (2008).

8. Ali S, Bryant R, Palmer FL,


1. Ropper AH, Samuels MA, Klein DiLorenzo M, Shah JP, Patel SG,
J. Adams and Victor’s principles et al. Distant Metastases in
of neurology. Tenth edition. New Patients with Carcinoma of the
York: McGraw-Hill Education Major Salivary Glands. Annals of
Medical; 2014. 1654 p. Surgical Oncology. 2015
Nov;22(12):4014–9.
2. Rahmathulla G, Toms SA, Weil
RJ. The Molecular Biology of
Brain Metastasis. Journal of
Oncology. 2012;2012:1–16.

3. Dietrich, J., Rao, K., Pastorino, S.


& Kesari, S. Corticosteroids in
brain cancer patients: benefits and
pitfalls. Expert Review of Clinical
Pharmacology 4, 233–242. 2011.
4. Venteicher AS, Walcott BP, Sheth
SA, Snuderl M, Patel AP, Curry
WT, et al. Clinical features of
brain metastasis from salivary
gland tumors. Journal of Clinical
Neuroscience. 2013
Nov;20(11):1533–7.

5. Son E, Panwar A, Mosher CH,


Lydiatt D. Cancers of the Major
Salivary Gland. Journal of
Oncology Practice. 2018
Feb;14(2):99–108.

6. Aninditha T, Andriani R, Malueka


RG. Buku Ajar Neuroonkologi.
Jakarta: Penerbit Kedokteran
Indonesia; 2019. 415 p.

7. Chiang, A. C. Molecular Basis of


Metastasis. n engl j med 10

31
Jurnal Sinaps, Vol. 3 No. 1 (2020), hlm. 18-31

Anda mungkin juga menyukai