Anda di halaman 1dari 29

TERAPI CAIRAN PADA

LUKA BAKAR
pendahuluan
 Luka bakar
 Bentuk kerusakan/kehilangan jaringan yg disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas,
bahan kimia, listrik, radiasi.
 Morbiditas & mortalitas tinggi
 Memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal
sampe fase lanjutan
Assesement luka bakar
 Penyebab luka bakar: termal, kimia, elektrik
 Luas kerusakan jaringan
 Kedalaman luka
 Lamanya kontak dengan agen penyebab
 Suhu dan kekuatan agen penyebab
 > 50 Cjaringan nekrosis
 Rule of nine
 Akurat pada dewasa, namun tidak pada anak-anak
 Pediatric rule of nine
 > 12 bulan 1% di tambahkan dari kepala, dan 0,5% ditambahkan pada
kedua kaki
 Bila >10 th proporsi badan sama dengan dewasa
Rule of nine
Kedalaman luka bakar

 Klasifikasi
 Superficial : epidermal atau superficial dermal
 Mid : antara superficial dermal dan deep dermal
 Deep: deep dermal atau full thickness
Burn shock & resusitasi cairan
 Luka bakar -> pengendapan cairan di area luka ->
edema+ kehilangan cairan dg evaporasi -> volume
plasma -> hipovolemic intravascular
 Mediator inflamasi yang muncul dan di produksi
pada luka bakar
 Histamine
 Serotonin
 Prostaglandine 20-30% TBSA
Peningkatan permeabiliti vascular,
 Bradykinin General edema
 Tromboxanes Hipovolemik shock

 angiotensin
 Trauma inhalasi juga meningkatkan kebutuhan
cairan
 Pembentukan edeme terjadi 18-30 jam setelah
terkena luka bakar
Perbedaan anak dan dewasa
 Fluid dynamic dan ukuran compartemen tubuh
 Kapasitas tubular renal lebih kecil pada anak-anak
 volume darah 80 ml/kg (dewasa 60-70 ml/kg)
Assesmen status cairan
 APLS (advance pediatric life support) indikator
penurunan sirkulasi
 Takikardi
 CRT > 2 detik
 pucat dan dingin pada perifer
 Disfungsi organ, takipnu, penurunan kesadaran
Perkiraan kebutuhan cairan

 Dewasa:
 3-4 ml crystaloid x kg BB x percent (%) luka bakar

 Anak – anak
 3-4ml crystaloid x kg BB x percent (%) burn +
maintenance with 5 % glucose 0,45% (1/2normal) saline
(100ml/kg up to 10 kg ; 50 ml/kg 10-20 kg; 20 ml/kg for
each kg over 20 kg)
 Perhitungan kebutuhan cairan dari awal terkena
luka bakar bukan saat bertemu
 ½ volume diberikan 8 jam pertama dan ½ volume
diberikan selama 16 jam
 Maintenan cairan untuk anak diberikan konstan
selam 24 jam penuh
 Bila urin output tidak adequat, beri extra
 Bolus 5-10 ml/kg atau meningkatkan rencana cairan
sebelumnya 150% pada jam berikutnya
 24 jam ke dua dapat diberikan koloid
 0,5 ml 5% albumin x kgBB x % luka bakar
Pemilihan cairan
 Luka bakar kehilangan cairan kompartemen
intersisiel 24 jam pertama kristaloid
 24-36 pasca trauma plasma expander dpt
diberikan
 Monitoring dengan urin output
 Dewasa : 0,5 ml/kg/hari = 30-50 ml/jam
 Anak-anak ( <30 kg): 1 ml/kgBB/hari
 Indikasi mutlak pemasangan kateter
 > 10% TBSA pada anak-anak
 > 20 % TBSA pada dewasa
 Oliguria
 Indikasi inadekuat resusitasi cairan
 Diuretic sangat jarang dibutuhkan
 Pasien yang membutuhkan extra resusitasi cairan
 Anak-anak
 Trauma inhalasi
 Trauma elektrik
 Resusitasi yang tertunda
 dehidrasi (petugas pemadam kebakaran, intoksikasi
pasien)
 Anak-anak rentan
 Hipoglikemia
 Kelebihan cairan
 hiponatremi
Nutrisi pada luka bakar
 Oral diberikan bila pasien koopertif
 Nutrisi enteral
 <3 th  5 ml/jam
 > 3 th 10-20 ml/jam
 Dewasa  45 ml/jam
Maintenance cairan
 Total body water (TBW)
 60 % dari BB laki-laki dewasa
 Wanita < laki-laki pada umur yang sama
 Neonatus 70-80%
 Obesitas dan peningkatan usia menurunkan jumalh
TBW
Cairan maintenance
 The Aim:
 Restore insensible loss (500-1000 ml)
 Menyediakan air dan elektrolit untuk maintain normal
status cairan pada kompartemen tubuh
 Air untuk eksresi ginjal (500-1500 ml)
 Kebutuhan rata-rata
 Air : 25-35 ml/kg/ hari
 Natrium : 1 mmol/kg/ hari
 Kalium : 1 mmol/kg/ hari
Kebutuhan air dan elektrolit
Kebutuhan air dan elektrolit
 Faktor yang mempengaruhi
 Peningkatan kebutuhan
 Demam ( 12%/1°C, jika suhu > 37 C)
 Hiperventilasi
 Suhu lingkungan tinggi
 Aktivitas ektrim/berlebih
 Setiap kehilangan yg abnormal (diare, poliuria)
 Penurunan kebutuhan
 Hipotermia ( 12%/1°C, jika suhu < 37 C)
 Kelembapan lingkungan yang tinggi
 Oligouria ata anuria
 Hampir tidak ada aktivitas
 Retensi cairan (gagal jantung)
Cara pemberian cairan
 Prinsip
 Paling simpel, aman, efektif
 Paling mudah monitoring, minimal komplikasi
 Intravena : akut, gastrointestinal disfungsi, defisit banyak
 Oral : digunakan ketika memungkinkan

 The aphorism, ‘If the gut works, use it’ is as


appropriate in fluid theraphy as it is in nutritional
care’
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai