Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN

PENELITIAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah


Metodologi Pendidikan program Studi Pendidikan Agama Islam
Pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh:
ANDINI LESTARI MASNUR NIM: 80200222028
IBRAHIM NIM: 8020222033

Dosen Pemandu:

Prof. Dr. H. Muhammad halifah Mustamin, M.Pd

Dr. Fatmawaty Mallapiang, S. K.M, M. Kes

PROGRAM PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala


nikmat yang dikaruniakan kepada penulis, sehingga penyusunan
makalah ini yang berjudul ‘’Teknik Pengumpulan Data dan
Instrumen Penelitian’’ dapat terselesaikan tepat waktu untuk
memenuhi tugas individu mata kuliah Studi Hadis. Tidak lupa
sholawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan pengikutnya sepanjang masa.
Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Terkhusus untuk Dosen Pengampu
Mata Kuliah Metodologi Pendidikan, kepada keluarga yang telah
memberikan dorongan semangat yang baik untuk penulis, serta
teman-teman program studi Pendidikan Agama Islam (PAI 2)
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.
Makalah yang kami sajikan sebisa mungkin dihadirkan
dalam bentuk yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna. Karenanya, penulis menerima kritik dan saran
membangun dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan
demi perbaikan kedepannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malili, 18 Desember 2022


Penyusun

Andini Lestari Masnur

ii
80200222028

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................3

C. Tujuan..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data.......................................................4

B. Instrumen Penelitian.................................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data (datum) artinya sesuatu yang diketahui. Sekarang diartikan sebagai
informasi yang diterimanya tentang suatu kenyataan atau fenomena empiris,
wujudnya dapat merupakan seperangkat ukuran (kuantitatif, berupa angka-angka)
atau berupa ungakapan kata-kata (verbalize) atau kualitatif. Keberadaannya dapat
dilisankan dan ada yang tercatat. Jika langsung dari sumbernya (tentang diri
sumber data) disebut primer. Jika adanya telah disusun, dikembangkan, dan diolah
kemudian tercatat disebut data sekunder. Jadi menurut macam atau jenisnya
dibedakan dalam data primer dan data sekunder. Data sekunder terdiri dari: data
sekunder internal suatu organisasi (terutama untuk penelitian terapan dan studi
kasus); data sekunder eksternal yang dipublikasikan. Data primer umumnya
berupa karakteristik demografi atau sosioekonomi, sikap atau pendapat, kesadaran
atau pengetahuan, minat, motivasi, perilaku (tindakan dan penggunaan).1
Teknik Pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif perlu diperhatikan, sebab kualitas riset sangat
tergantung dari kualitas dan kelengkapan data yang telah didapatkan. Pertanyaan
yang selalu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah apa, dimana, kapan, dan
bagaimana. Penelitian kualitatif biasanya bertumpu pada trianggulasi data yang
diperoleh dari tiga metode yaitu interview, participant observation, dan analisis
dokumen (document record) (Marshall, & Rossman, 1999).2
Pertama, interview, bertujuan untuk mencatat opini, perasaan, emosi, dan
hal lain berkaitan dengan individu yang ada dalam organisasi. Interview dilakukan
agar peneliti memperoleh data yang lebih banyak sehingga peneliti dapat
memahami situasi/kondisi sosial dan budaya melalui bahasa dan ekspresi pihak
yang diinterview dan dapat melakukan klarifikasi atas hal-hal yang tidak diketahui

1
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 137.
2
Muhammad Rijal Fadli, Memahami desain metode penelitian kualittaif, (Humanika,
Vol. 21. No. 1. (2021), hlm. 40.

1
2

(Seidman, 2006). Kedua, participant observation, dilakukan dengan mengamati


(observasi) secara langsung perilaku individu dan interaksi dalam setting
penelitian. Maka dari itu, peneliti harus terlibat langsung dalam kehidupan sehari-
sehari subyek yang dipelajari. Ketiga, analisis dokumen, hal ini merupakan bukti
unik dalam studi kasus yang tidak ditemui dalam interview dan observasi. Sumber
ini merupakan sumber data yang dapat digunakan untuk mendukung data dari
observasi dan interview. Selain itu, telaah terhadap catatan organisasi dapat
memberikan data tentang konteks historis setting organisasi yang diteliti. Sumber
datanya dapat berupa catatan administrasi, surat-menyurat, memo, agenda dan
dokumen lain yang relevan (Fitrah & Lutfiyah, 2017).3
Teknik pengumpulan data merupakan bagian dari kegiatan penelitian,
dimana petugas pelaksananya tidak harus seorang peneliti itu sendiri, melainkan
dapat melibatkan teman atau orang lain sebagai petugas pengumpul data. Kegiatan
pengumpulan data terkadang menjadi pekerjaan yang cukup melelahkan bahkan
menjadi kesulitan yang sering dihadapi para peneliti. Banyak waktu, tenaga,
biaya, dan pikiran yang dibutuhkan seorang petugas pengumpul data, misalkan
petugas tersebut dalam pengumpulan datanya mengharuskan untuk mendatangi
responden dari rumah ke rumah dalam suatu kecamatan untuk melakukan
wawancara dengan seluruh kepala keluarga yang ada. Apalagi jika ada beberapa
kepala keluarga yang belum bisa ditemui karena sedang ke luar kota atau ada
kepentingan lainnya, bahkan mungkin ada juga yang kurang simpatik dalam
proses kegiatan wawancara tersebut. 4
Hal ini dapat menimbulkan keputusasaan atau bahkan kegagalan dalam
suatu penelitian, oleh karena itu, petugas pengumpul data harus teliti, tekun, sabar,
ketahanan mental, terampil dan fleksibel. Jika petugas pengumpul data melakukan
kesalahan ketika melakukan wawancara, misalnya data yang diperoleh tidak
akurat, maka akan berakibat pada kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian, pengumpulan data merupakan suatu kegiatan dalam penelitian
yang harus mendapat perhatian yang lebih teliti (Mukadis, Dasna, dan Ibnu,

Ibid., hlm. 41.


3
4
Adhi Kusumastuti dan Ahmad Mustamil Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif,
(Semarang: LPSP, 2019), hlm. 98.
3

2003). Lebih lanjut Mukadis, Dasna, dan Ibnu (2003) menjelaskan, data yang
diperoleh melalui suatu penelitian harus valid (sahih) dan terpercaya (reliabel).5

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pengumpulan data Penelitian Kualitatif?
2. Bagaimana penyusunan Intrumen Penelitian Kualitatif

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data Penelitian Kualitatif.
2. Untuk mengetahui penyusunan Intrumen Penelitian Kualitatif.

5
Ibid, hlm. 99.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh
peneliti dalam memperoleh data penelitian. Dengan adanya teknik pengumpulan
data, peneliti data memperoleh data dengan karakteristik yang telah ditetapkan
oleh peneliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data yang dilakukan secara natural setting (kondisi yang alamiah).
Sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi,
wawancara, dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti


untuk mengumpulkan data-data penelitian dari sumber data (subyek maupun
sampel penelitian). Teknik pengumpulan data merupakan suatu kewajiban, karena
teknik pengumpulan data ini nantinya digunakan sebagai dasar untuk menyusun
instrumen penelitian. Instrument penelitian merupakan seperangkat peralatan yang
akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian
(Kristanto, 2018). Pengumpulan data merupakan tahapan yang sangat penting
dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan
menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena
itu, tahapan ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai
prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif. Sebab, kesalahan atau
ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni
berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian, adalah
sebagai berikut:6
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Dalam studi kepustakaan, penelitian dilakukan dengan cara menelaah dan

6
I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:
Quadrant, 2020), hlm. 149.

4
5

mempelajari berbagai literatur (buku-buku, jurnal, peraturan, undang-undang, dan


lain-lain) yang digunakan sebagai acuan berdasarkan pokok permasalahan yang
diteliti.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Beberapa informasi
yang diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang (tempat), pelaku, kegiatan,
objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Alasan peneliti
melakukan observasi yaitu untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau
kejadian, menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan
balik terhadap pengukuran tersebut.7
Teknik pengumpulan data dalam penelitian lapangan terdiri dari:
a. Teknik pengumpulan data dengan Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati objek yang akan diteliti, menganalisis, serta mencatat hasil
temuan di tempat penelitian. Adler & Adler (1987: 389) menyebutkan bahwa
observasi merupakan salah satu dasar fundamental dari semua metode
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, khususnya menyangkut ilmu-ilmu
sosial dan perilaku manusia. Observasi juga dipahami sebagai “andalan
perusahaan etnografi” (Werner & Schoepfle, 1987: 257). Maksudnya adalah
observasi merupakan proses pengamatan sistematis dari aktivitas manusia dan
pengaturan fisik dimana kegiatan tersebut berlangsung secara terus menerus dari
lokus aktivitas bersifat alami untuk menghasilkan fakta. Oleh karena itu observasi
merupakan bagian integral dari cakupan penelitian lapangan etnografi.8
Sanapiah Faisal (dalam Sugiyono, 2017: 457) mengklasifikasikan
observasi menjadi Observasi berpartisipasi (participant observation), Observasi
secara terang-terangan dan tersamar (overt obsertavion and covert) dan Observasi
tak terstruktur (unstructured observation).

Ibid., hlm. 140.


7

Hasyim Hasanah, Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan


8

Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial), Jurnal at-Taqaddum, Volume 8, Nomor 1, Juli 2016, hlm 26.
6

1) Observasi berpartisipasi (participant observation)


Observasi berpartisipasi (participant observation) merupakan metode
pengumpulan data, di mana peneliti terlibat secara aktif dalam mengamati
objek yang akan diteliti. Dalam observasi berpartisipasi, peneliti dapat
terlibat langsung dengan kegiatan yang akan diteliti
2) Observasi Secara Terang-Terangan dan Tersamar (overt obsertavion and
covert)
Observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt obsertavion and
covert) merupakan metode pengumpulan data, di mana sumber data
(informan) menyadari bahwa mereka sedang diamati.
3) Observasi tak terstruktur (unstructured observation)
Observasi tak terstruktur (unstructured observation) merupakan metode
pengumpulan data yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi.9
b. Teknik Pengumpulan Data dengan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan
mengajukan daftar pertanyaan kepada sumber data (informan).
Wawancara salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat
juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan
lain. Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik
wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam. Maksudnya wawancara mendalam (in-depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. 10
9
Ibid., hlm. 151.
10
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 139.
7

Macam-macam wawancara dapat terbagi menjadi


wawancara terstruktur (structured interview), wawancara tidak
terstruktur (unstructured interview), wawancara individual, dan
wawancara kelompok.11
1) Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur (structured interview) merupakan wawancara
yang dilakukan secara terencana berdasarkan daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan, sebelum wawancara tersebut berlangsung. Selain
memanfaatkan daftar pertanyaan, peneliti dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder, kamera, dan alat lainnya yang dapat membantu
peneliti selama wawancara berlangsung.
2) Wawancara tidak terstruktur (unstructured interview)
Wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) merupakan
wawancara yang dilakukan dengan tidak mengacu pada daftar pertanyaan
yang telah dibuat. Peneliti dapat menggali informasi yang lebih mendalam
kepada sumber data (informan) tanpa harus berpedoman pada daftar
pertanyaan.
3) Wawancara Individual
Wawancara Individual merupakan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan seorang sumber data (informan). Wawancara individual ini
bertujuan agar sumber data (informan) dapat memberikan informasi lebih.
Sehingga, data yang didapatkan dapat membantu peneliti dalam menjawab
permasalahan yang ditelitinya.
4) Wawancara kelompok
Wawancara Kelompok merupakan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan beberapa sumber data (informan) pada waktu yang
bersamaan. Wawancara kelompok bertujuan agar informasi yang
didapatkan oleh peneliti dapat lebih akurat dan dapat dibandingkan
jawabnnya antara informan yang satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya, langkah-langkah wawancara dalam penelitian kualitatif

11
Opcit., hlm. 153.
8

adalah:
a) Menentukan sumber data (informan) yang akan diwawancarai.
Pastikan subjek yang akan diwawancarai adalah orang yang mampu
memberikan informasi kepada peneliti terkait dengan penlitian yang
dilakukan
b) Menyiapkan daftar pertanyaan sebelum ke tempat penelitian untuk
wawancara
c) Mengawali dan membuka alur wawancara
d) Membuat catatan mengenai hasil wawancara yang telah dilakukan
e) Mengonfirmasikan kembali hasil wawancara yang telah dilakukan
kepada sumber data.
f) Mengidentifikasikan hasil wawancara yang telah diperoleh oleh
peneliti.
Meskipun wawancara dianggap hal yang biasa namun pada penelitian,
kegiatan ini berbeda dengan percakapan sehari-hari. Jika penelitian
mengharuskan kolega sebagai partisipan, proses wawancara tidaklah
semulus yang dibayangkan. Beberapa kendala seperti kesalahpahaman
juga dapat timbul. Diperlukan teknik tersendiri untuk mengurangi kendala
tersebut. Melakukan wawancara dengan mengikuti tahapan prosedur
merupakan hal penting agar hasil wawancara tidak mengecewakan.12
c. Teknik Pengumpulan Data Dengan Dokumen
Dokumen merupakan catatan atas suatu fenomena yang telah terjadi.
Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, dan sebuah seseorang. Contoh dokumen
dalam bentuk tulisan adalah catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan
dan kebijakan. Contoh dokumen dalam bentuk gambar adalah foto, sketsa,
gambar hidup dan lainnya. Sedangkan dokumen dalam bentuk karya, misalnya
patung, lukisan, film, gambar dan lainnya (Sugiyono, 2017: 476).
G.J. Renier, sejarawan dari University College London, (1997; 104)
menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian. Pertama dalam arti luas, yaitu
yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan. Kedua
12
Imami Nur Rachmawati, Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif: wawancara,
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 11, No.1, Maret 2007, hlm. 40.
9

dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja. Ketiga dalam
arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan suratsurat negara,
seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.13
Mengapa dokumen sangat diperlukan? Dokumen sangat penting untuk
menunjang keberhasilan observasi dan wawancara. Maka, hasil penelitian tersebut
akan lebih kredibel atau akurat, sebab telah didukung oleh potret foto, catatan
kecil yang dibuat oleh peneliti. Selain itu, dokumen juga dapat mempermudah
peneliti mengolah data penelitiannya.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa dokumen
merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa
sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang
semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
d. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara menggabungkan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan
dokumen dari berbagai sumber data yang telah ada. Apabila peneliti telah
melakukan pengumpulan data dengan cara triangulasi, peneliti juga telah menguji
kredibilitas data dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan serta
sumber data yang ada (Sugiyono, 2017: 476).
Tujuan dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara triangulasi,
tidaklah untuk mengungkapkan kebenaran tentang suatu fenomena yang terjadi.
Akan tetapi, triangulasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti
terhadap data yang diperoleh, serta menguji kredibilitas dari data tersebut.14
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data lazimnya menggunakan
metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Juga tidak diabaikan
kemungkinan menggunakan sumbersumber non-manusia (non-human source of
information), seperti dokumen, dan rekaman (record) yang tersedia. Pelaksanaan
pengumpulan data ini juga melibatkan berbagai aktivitas pendukung lainnya,

13
Natalina Nilamsari, Memahami studi dokumen dalam penelitian kualitatif, (Wacana
Volume XIII No.2, Juni 2014), hlm. 178.
14
I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:
Quadrant, 2020), hlm. 159.
10

seperti menciptakan rapport, pemilihan informan, pencatatan data/informasi hasil


pengumpulan data. Karena itu dalam bagian ini akan dibahas secara berturut-turut;
Penciptaan rapport, Pemilihan informan, Pengumpulan data dengan metode
observasi, dokumentasi, wawancara, Pengumpulan data dari sumber non-manusia
dan Pencatatan data/ informasi hasil pengumpulan data.
1. Penciptaan Rapport Menurut Faisal (1990) penciptaan rapport ini merupakan
prasyarat yang amat penting. Peneliti tidak akan dapat berharap untuk
memperoleh informasi secara produktif dari informan apabila tidak tercipta
hubungan harmonis yang saling mempercayai antara pihak peneliti dengan
pihak yang diteliti.Terciptanya hubungan harmonis satu dengan yang lain
saling mempercayai, tanpa kecurigaan apapun untuk saling membuka diri,
merupakan permasalahan yang berkaitan dengan penciptaan rapport. Untuk
mencapai tingkat rapport yang membuat informan bisa menjadi semacam co-
reseacher (sejawat atau pasangan bagi seorang peneliti), menurut Faisal,
lazimnya ia mengalami proses 4 (empat) tahap, yaitu; (1) apprehension (2)
exploration (3) cooperation, dan (4) participation.
2. Pemilihan Informan Pemilihan informan dengan sendirinya perlu dilakukan
secara purposif (bukan secara acak) yaitu atas dasar apa yang diketahui
tentang variasi-variasi yang ada atau elemenelemen yang ada atau sesuai
kebutuhan penelitian. Dengan kata lain jika suatu penelitian sudah tidak ada
informasi yang dibutuhkan lagi (data yang diperoleh sudak dianggap cukup)
maka peneliti tak perlu lagi melanjutkannya dengan mencari informasi atau
informan lain (sample baru). Artinya jumlah sample/ informan bisa sangat
sedikit, tetapi bisa juga sangat banyak. Itu sangat tergantung pada; (1)
memilihan informannya itu sendiri, dan (2) kompleksitas/keragaman
fenomena yang di kaji (pokok masalah penelitian). Jadi yang penting dalam
penelitian kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi bukan jumlah
sample atau informannya. Oleh karena itu terdapat tiga tahap yang biasa
dilakukan dalam pemilihan sample/informan, yaitu: (1) pemilihan
sample/informan awal, apakah informan (untuk diwawancarai) ataukah suatu
situasisosial (untuk diobservasi). (2) pemilihan sample/informan lanjutan,
11

guna memperluas informasi dan melacak seganap variasi informasi yang


mungkin ada, dan (3) menghentikan pemilihan sample/informan lanjutan
sekiranya sudah tidak muncul lagi informasi- informsi baru (Subadi, 2006).15

B. Instrumen Penelitian
1. Defenisi Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah. Instrumen
penelitian dapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis. (Nurhibatullah : 2014)
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen
merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan di permudah olehnya.
Instrumen Penelitian merupakan alat bantu penelitian yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data secara terarah.
Instrumen kunci penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Oleh
karena itu, seringkali peneliti melakukan pengujian terhadap dirinya
sendiri untuk membuktikan sejauh mana peneliti mampu memahami
bidang yang diteliti, serta kesiapan peneliti dalam melakukan penelitian
tersebut. Kemudian, untuk memperlancar suatu penelitian, peneliti
terlebih dahulu melakukan perencanaan sebelum terjun ke lapangan. Di
sana peneliti akan membuat instrument sederhana berupa daftar
kebutuhan data yang diperlukan untuk tujuan penelitian.

15
Iryana dan Risky Kawasati, Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif, Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong, hlm. 1-2.
12

Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam


sebuah penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bagi
seorang peneliti dalam melakukan pengumpulan data penelitiannya.
Penggunaan kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan
data yang tepat dapat mempengaruhi kualitas hasil penelitian itu sendiri.
Terdapat perbedaan pada penggunaan instrumen penelitian dalam
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif,
kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas, reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Menurut Merta Jaya ( 2022: 144-145), Validasi terhadap
peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman
metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik
secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human
instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya. peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk
penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
Artinya peneliti harus bersifat responsif terhadap lingkungaan dan terhadap
pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan yang akan ditelitinya
tersebut.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Artinya
13

peneliti harus dapat melakukan beberapa tugas dan mengumpulkan data


sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Artinya tidak ada suatu instrumen
berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi,
kecuali manusia.
d. Suatu situasi melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata. Artinya untuk memahaminya, peneliti perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuannya.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk
menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera
sabagai balikan untuk mempreoleh penegasan, perubahan, perbaikan dan
pelakan.
g. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang haru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain,
bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan
dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
2. Langkah-langkah menyusun Instrumen
Nurhibatullah (2014) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan
instrumen penelitian, yaitu :
a. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
b. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
c. Mencari indikator dari setiap dimensi.
d. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
e. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
f. Petunjuk pengisian instrument
3. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua
syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur
14

objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu
ke waktu. Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh
dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen
menurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi
hasil pengukuran.
Sumadi Suryabrata (2008:60)mengemukakan bahwa validitas instrumen
didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang
dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujuk
kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu
digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan,
atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang
berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur adalah akurasi
alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-
mana. Sedangkan reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat ukur
dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan timbangan beras,
mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya.
Reliabilitas mempunyai tiga dimensi yaitu Stabilitas, Ekivalensi, dan
Konsistensi Internal (O'Sullivan & Rassel, 1995). Stabilitas mengacu pada
kemampuan instrumen untuk menghasilkan data yang sama dari waktu ke waktu
(dengan asumsi objek yang diukur tidak berubah).
Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua atau lebih macam instrumen
yang dibuat dua atau lebih peneliti untuk mengukur satu hal yang sama.
Misalnya, dua peneliti mengukur penggunaan listrik di suatu aula. Dua peneliti
ini menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jika temuan kedua peneliti
ini sama, maka instrumen mereka memilki sifat "ekivalen".
Konsistensi internal tercapai jika semua item dalam instrumen mengukur
satu hal yang sama. Jika terdapat 10 pertanyaan tentang motivasi, maka ke 10
pertanyaan itu mengukur hal yang sama (motivasi).
15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh
peneliti dalam memperoleh data penelitian. Dengan adanya teknik
pengumpulan data, peneliti data memperoleh data dengan karakteristik yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data yang dilakukan secara natural setting
(kondisi yang alamiah). Sumber data primer dan teknik pengumpulan data
lebih banyak pada observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah
penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bagi seorang peneliti
dalam melakukan pengumpulan data penelitiannya. Penggunaan kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data yang tepat dapat
mempengaruhi kualitas hasil penelitian itu sendiri. Terdapat perbedaan pada
penggunaan instrumen penelitian dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan
dengan validitas, reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian
atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan

B. SARAN
Penyusunan makalah ini, penulis berpedoman pada beberapa buku dan
jurnal yang dijadikan referensi. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca yang budiman sangat diharapkan demi mendukung kesempurnaan
isi maupun tekhnik penulisan dalam makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nurhibatullah. 2014.
https://nurhibatullah.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-instrumen-
penelitian.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2022.
Hasyim Hasanah, Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif
Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial), Jurnal at-
Taqaddum, Volume 8, Nomor 1, Juli 2016.
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial
(Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
M. Burhan Bungin. 2005.Metodologi Penelitian Kuantitatif :
Komunikasi, ekonomi, dan kebij akan p ublik serta ilmu-ilmu sosial
lainnya. Jakarta: Prenada Media.
Muhammad Rijal Fadli, Memahami desain metode penelitian
kualittaif, Humanika, Vol. 21. No. 1. (2021).
Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2008.Metodologi Penelitian. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
I Made Laut Merta Jaya.2020. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif teori, penerapan dan Riset nyata. Jakarta : Anaka Hebat
Indonesia.
Imami Nur Rachmawati, Pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif: wawancara, Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 11,
No.1, Maret 2007
Iryana dan Risky Kawasati, Teknik Pengumpulan Data Metode
Kualitatif, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana, 2012.
Natalina Nilamsari, Memahami studi dokumen dalam penelitian
kualitatif, (Wacana Volume XIII No.2, Juni 2014

17
18

Anda mungkin juga menyukai