DOSEN PENGAMPU
Sri Gustina Rambe, M,Pd.
DISUSUN OLEH :
Silva Windari (2030200044)
MATA KULIAH
Studi Kasus
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita beribu nikmat
diantanya nikmat sehat dan sempat sehingga saya masih dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan selesai tepa twaktu. Semoga dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
Penulis
i
DAFTARISI
KATAPENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTARISI ............................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 7
B. Saran.............................................................................................................. 7
ii
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengumpulan Data?
2. Bagaimana Pengumpulan Data Metode Observasi ?
3. Bagaimana Pengumpulan Metode Wawancara ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip pengumpulan data
2. Untuk mengetahui bagaimana pengumpulan data metodeo bservasi
3. Untuk mengetahui bagaimana pengumpulan data metode wawancara
1
PEMBAHASAN
A. PengertianPengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang
akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Validitas pengumpulan
data serta kualifikasi pengumpul data sangat diperlukan untuk memperoleh data
yang berkualitas. Saat mengumpulkan data, peneliti harus tekun, sabar, dan tidak
putus asa.
Pengumpulan data dilakukan untuk mempoeroleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Proses pengumpulan data
ditentukan oleh variabel- variabel yang dalam hipotesis. Pengumpulan data
dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Sugiyono (2019), teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara.
Pengumpulan data untuk studi kasus sangat luas dan menarik banyak
sumber seperti pengamatan langsung atau partisipan, wawancara, catatan arsip
atau dokumen, artefak fisik, dan materi audiovisual. Disebutkan pula bahwa
peneliti harus meluangkan waktu di tempat berinteraksi dengan orang yang
diteliti. Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam
sebuah penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-
sendiri, namun dapat pula digunakan dengan metode pengumpulan data antara
lain dengan menggunakan metode wawancara dan observasi.1
2
dilakuakan oleh orang-orang yang diamati, kemudian merekam hasil
pengamatannya dengan catatan atau alat bantu lainnya.
Observasiberarti pula mengamati, menyaksikan, memperhatikan sebagai
metode pengumpulan data penelitian. Artikel ini akan membahas tentang metode
observasi dalam penelitian social. Studi kasus observasi merupakan studi yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengkaji atau menganalisis subjek yang bersifat
benda fisik atau suatu proses atau kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga
pada studi kasus observasi mengharuskan peneliti untuk turun kelapangan untuk
mendapatkan data-data tersebut.
Observasi bertujuan untuk mengetahuit ingkah laku secara mendalam dan
mendeskripsikannya secara individual. Lebih jauh (Patton, dalam
Prasetyaningrum, 2016) menyatakan bahwa data hasil observasi menjadi data
yang penting karena:
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks yang
diteliti atau yang terjadi
2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada
pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif.
3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau
partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman
itu.
4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka
dengan wawancara.
5. Mengatasi persepsi selektif yang biasanya dimunculkan individu pada saat
wawancara.2
3
Rancangan observasi ini perlu disusun dengan tepat agar pelaksanaan
observasi benar-benar dapa tmemperoleh data yang dibutuhkan, dan
memperoleh data yang akurat dan juga sistematis.
Dimulai dengan menentukan WHAT yang akan diobservasi. Lalu dari
apa yang akan diobservasi akan mempengaruhi bagaimana HOW data
observasi akan dicatat. Tahap selanjutnya adalah menentukan kapan WHEN
dan juga dimana WHERE observasi dilaksanakan. Hal lain yang perlu untuk
dipersiapkan adalah WHO siapa yang menjadi observer dan observe.
2. Menumpukan data
Pengumpulan data dilakukan berdasarkanapa yang telah observer
tetapkan dalam rancangan obsrervasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
3. Menuliskan data hasil observasi
Saat melakuksan observasi, observer dituntut untuk sesegera mungkin
melakukan pencatatan terhadap hasil amatannya, hal ini dilakukan agar data
hasil observasi terjaga.
4. Melakukan analisius data hasil observasi
Hasil data yang telah dituliskan , kemudian diolah berdasarkan hasil
observasi yang diarahkan pada tiga aspek yaitu motivasi, emosi, dan kognitif.
5. Membuat kesimpulan hasil observasi (interpretasi data)
Kesimpulan yang dimuat harus berdasarkan seraingkaian kesimpulan
analisis data.
4
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan fakta, kepercayaan, keinginan,
dan lain sebagainya yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian yang
diharapkan oleh peneliti. Secara umum (Taylor dan Bogdan, dalam Mita 2015)
telah mengikuti langkah-langkah yang perlu dijadikan fokus oleh peneliti dalam
menjalankan wawancara. Langkah ini penting oleh karena peneliti dapat melihat
dan responden secara objektif terhadap masalah-masalah subjektif dari sudut
pandang atau persepektif, antara lain3:
1. Mewujudkan hubungan yang erat dan hubungan yang baik degan subjek
penelitian.
2. Berempati terhadap subjek penelitian lainnya.
3. Senantiasa ketertarikan terhadap pandangan dan pengalaman peneliti
subjek dengan menjadi pendengar yang menunjukkan aktif.
4. Dapat mewujudkan situasi yang nyaman dan subjek penelitian merasakan
kenyamanan sepanjang waktu perbincangan
5. Menyakinkan sabjek kajian tentang kerahasiaan wawancara.
Pengguna wawancara yaitu sebagai metode primer, bila dijadikan satu-
satunya alat pengumpul data, sebagai metode pelengkap, bila digunakan untuk
melengkapi informasi yang tidak dapat digapai dengan cara lain. Sebagai metode
untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu dictum yang telah diperoleh
dengan cara lain. Ketiga metode wawancara ini tidak mempunyai sifat yang satu
lebih tinggi harganya justru membuat wawancara merupakan suatu cara yang
serbaguna4.
Teknik wawancara, ada beberapa Teknik yang harus diperhatikan pada waktu
melakukan wawancara yaitu; penampilan, cara bertanya dan cara mencatat.
Pelaksana wawancara ada beberapa factor yang mempengaruhi antara lain5;
1. Pewawancara
sebuahinteraksiKomunikasidalamPenelitianKualitatifUniversitas Riau.
4
Aryanto (1981). Pedomanwawancara Surabaya; PuslitbangYankes RI.
Saxonhouse.
5
Dalam proses pengumpulan data peran petugas wawancara besar
sekali. Bagaimana tingginya relibitas alat pengukur (kuensioner) tanpa
disertai petugas wawancara yang terampil yang menghanyati setiap
pertanyaan yang ada dalam kuesioner, maka data yang terkumpul tidak
merupakan data yang akurat.
2. Responden
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai suatu wawancara
yang baik adalah responden. Makin tinggi Pendidikan respon den makin
suka rmengendalikannya. Pewawancara harus pandai-pandai
mewawancarai dan mempunyai Teknik sedemikian rupa sehingga
mendapatkan hasil yang diinginkannya.
Prinsip pengumpulan data dalam studi kasus biasa dilakukan dengan
metode wawancara dan observasi.
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparka nmengenai “Prinsip Pengumpulan
Data”. Saya menyadari banyak kekurangan penulisan, maka dari itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai referensi
kami dalam penulisan makalah kedepannya. Harapan penulis, semoga makalah ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.
7
DAFTAR PUSTAKA