DISUSUN OLEH:
SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 13
B. Saran......................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Moloeng, (Dalam Wahyulis 2010, 2007)
1
tinggi. tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan
analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang
dirasakan cocok dengan sifat penelitinya. Bahan yang sama bisa
diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”. Dari paparan diatas,
dapat dikatakan bahwa analisis data memang memerlukan kemampuan
khusus dalam melaksanakannya. Tidak semua orang dapat melakukan
penganalisisan data dengan baik. Tergantung tingkat pemahaman dan
kemampuan intelegensi yang dimilikinya.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Interview/ wawancara?
2. Apa Pengertian dari Kuesioner?
3. Arti dari Observasi?
4. Apa Pengertian dari Statistik deskriptif dan inferensial?
5. Apa itu Statistik parametris dan nonparametris?
6. Seperti apa contoh Judul penelitian dan statistik yang digunakan
untuk analisis?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Interview/ wawancara
2. Untuk Mengetahui Kuesioner
3. Untuk Mengetahui Observasi
4. Untuk Mengetahui Statistik deskriptif dan inferensial
5. Untuk Mengetahui Statistik parametris dan nonparametris
6. Untuk Mengetahui Judul penelitian dan statistik yang digunakan
untuk analisis
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
3
Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif. (Bandung : Alphabet, 2008), Hal. 73-74
3
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalarn
rnelakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sarna, dan pengurnpul data
rnencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data
dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.
Supaya setiap pewawancara rnernpunyai ketrarnpilan yang sarna, rnaka
diperlukan training kepada calon pewawancara.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrument
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan
material lain yang dapat mernbantu pelaksanaan wawancara rnenjadi
lancar.
2. Kuesioner (Angket)
4
Cholid Narbuko, dkk. Metodologi penelitian (Jakarta: Bumi aksara,1997), hlm.76
5
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm.128
4
Uma Sekaran mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan
angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan,
pengukuran dan penampilan fisik.
5
maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan,
model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya.
5) Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju
ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang
sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara
psikhologis akan mempengaruhi semangat responden untuk
menjawab.
6) Penampilan Fisik Angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi
angket. Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon
yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket
yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi angket
yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi
mahal.
3. Observasi
6
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur
dan tidak terstruktur.
a. Observasi Terstruktur
7
B. ANALISIS DATA
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata
"ana" dan "lysis". Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau
menghancurkan. Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus
dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau
struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh
pemahaman yang baru.8
8
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, ( Yogyakarta : Literasi
Media Publishing, 2015), Hal. 89
9 Ibid., Hal.90
10
Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Yogyakarta : Pandiva Buku, 2016), Hal. 106
8
akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila
penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan
statistic despkriptif maupun inferensial.11
11
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, op.cit, hal. 91
12 Muri
Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta : Kencana, 2014), Hal. 251
9
Generalisasi yang berhubungan dengan inferensial statistik
memiliki sifat tidak pasti, karena mendasarkan pada informasi parsial yang
didapat dari sebagian data. Sehingga yang didapat hanya peramalan.
13
Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas, op.cit, hal. 107
10
1) Bentuk paradigmanya adalah seperti berikut:
X = kecerdasan emosional
X Y
TABEL 8.2.
11
Berapakah rata-rata Kecerdasan emosional Data yang terkumpul
kecerdasan emotional (EQ) pegawai di adalah ratio. Bentuk
pegawai di Propinsi Pemerintah Propinsi Hipotesisnya adalah
Madukara? Madukara paling tinggi deskriptif maka teknik
150. uji untuk hipotesis no.
1 dan 2 adalah sarna
yaitu: t-test (untuk satu
sampel).
Berapakah prestasi Prestasi kerja pegawai t - test satu sampel
pegawai? Pemerintah Propinsi
Madukara paling tinggi
140 atau 70% dari
kriteria yang
diharapkan. (kriteria
prestasi kerja pegawai
paling tmggi misalnya
200)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15