Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan IPD, Jenis Tes, Observasi,

Wawancara, Angket dan Skala

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas presentasi mata kuliah
“Manhaj al-bahts al-ilmy”

Dosen Pengampu:
Dr. Syafi’i, M.A g
Disusun Oleh:
1. Muhammad Ali Murteza (D92219076)
2. Dewi Purnawati (D92219062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN


PENDIDIKAN BAHASA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SURABAYA
2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat islam, iman dan kesehatan sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyusun
makalah Pengembangan IPD (Jenis tes, observasi, wawancara, angket dan skala) pada
kesempatan ini dan dapat menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita curah limpahkan kepada junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah
untuk kita semua. Serta yang telah menjadi suri tauladan yang patut kita amalkan perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada Ustadz Dr. Syafi’i, M. Ag selaku dosen mata kuliah Manhaj al- bahhts al-ilmy yang
telah memberikan kami arahan dan bimbingan yang semaksimal mungkin.
Selain itu kami juga sangat sadar bahwa penyusunan makalah kami ini ditemukan
banyak sekali kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis pada
makalah yang akan kami susun selanjutnya.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Sidoarjo, 10 april 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………… 1

Kata Pengantar……………………………………………………………… 2
Daftar Isi……………………………………………………………………. 3

BAB I Pendahuluan………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang……………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 5
BAB II Pembahasan………………………………………………………… 6
A. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data…………………….. . 6
1. Pengertian Instrumen Pengumpulan Data…………………… 7
B. Bentuk Instrumen Pengumpulan data………………………………. 10
1. Bentuk Instrumen tes……………………………………….. 10
2. Bentuk Instrumen Observasi……………….………………… 11
3. Bentuk Instrumen Wawancara………………………………. 11
4. Bentuk Instrumen Dokumentasi……………………………... 12
5. Bentuk Instrumen Angket……………………………………. 12
6. Bentuk Instrumen Skala…………………..…………………. 13
BAB III Penutup…………………………………………………………….. 13
Kesimpulan………………………………………………………….. 14
Daftar Pustaka………………………………………………………. 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam suatu penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka
kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam research itu,
sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu
konsep tertentu. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu alat yang
digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu research
guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu.
Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena
dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh
karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur
penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap  yang lainnya. Hal ini
dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan
pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis
yang dibuat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu masalah pada
makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Instrumen Pengumpulan Data?
2. Apa sajakah bentuk-bentuk dari Instrumen Pengumpulan Data?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan makalah ini
sebagai berikut:
1. Pengertian Instrumen Pengumpulan Data
2. Bentuk-bentuk dari Instrumen Pengumpulan Data
BAB II
PEMBAHASAN

A. Instrumen Pengumpulan Data

a) Pengertian Instrumen Pengumpulan Data


Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrumen
sekaligus pengumpul data. Instrumen yang di gunakan seperti angket, pedoman wawancara,
pedoman observasi dan lain sebagainya. Tetapi fungsinya juga terbatas sebagai pendukung
tugas peneliti sebagai instrumen kunci. Menurut Gulo, instrumen penelitian adalah pedoman
tertulis tentang wawancara atau pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk
mendapatkan informasi instrumen itu di sebut pedoman untuk pengamatan, wawancara atau
kuisioner atau pedoman dokumentersesuai dengan metode yang digunakan (Gulo, 2000).
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan
data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah (Arikunto ,
2006). Instrumen pengumpulan data menurut sumardi Suryabrata adalah alat yang digunakan
untuk merekam pada umumnya serta kuantitatif keadaan dan aktifitas atribut-atribut psikolog.
Ibnu Hajar berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif (Ibnu
Hajar 1996).
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengukur data yang
hendak dikumpulkan. Instrumen pengumpulan data pada dasarnya tidak terlepas dari metode
pengumpulan data. Metode pengumpulan data nya adalah wawancara instrumennya adalah
pedoman wawancara terbuka/ tidak terstruktur. Jika metode pengumpulannya adalah
observasi instrumennya adalah pedoman observasi atau pedoman pengamatan terbuka/ tidak
terstruktur. Begitupun jika pengumpulan datanya adalah dokumentasi instrumennya adalah
format pustaka atau format dokumen (Ardianto, 2010).
Instumen penelitian adalah alat-alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data.
Ada perbedaan antara alat penelitian dengan metode kualitatif, atau instrumen utama dalam
pengumpulan data yaitu manusia, yang meneliti sendiri atau orang lain yang membantu
penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri yang mengumpulkan data dengan
bertanya, meminta, mendengar, mengambil. Peneliti dapat meminta bantuan orang lain dalam
pengumpulan data yang disebut dengan pewawancara. Dengan begitu, seorang pewawancara
yang langsung mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta, mendengar dan
mengambil. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dalam penelitian kuantitatif, alat
pengumpulan data mengacu pada satu hal yang digunakan oleh peneliti biasanya dipakai
untuk kuisioner. Hal pokok dari perbedaan tersebut adalah dalam penelitian kualitatif peneliti
sendiri yang harus mengumpulkan data dari sumber sedangkan penelitian kuantitatif dari
orang yang di teliti (Responden) dapat mengisi sendiri kuisioner tanpa kehadiran peneliti
umpamanya survey elektronik atau kuisioner yang dikirim (Afrizal 2014).
Untuk mengumpulkan data dari sumber informasi (informan), peneliti sebagai instrument
utama penelitian memerlukan instrumen bantuan. Ada dua macam instrument bantuan yang
digunakan yaitu:
1) Panduan atau pedoman wawancara mendalam. Ini adalah suatu tulisan singkat yang
berisikan daftar informasi yang perlu dikumpulkan. Pertanyaan-pertanyaan bersifat
umum yang memerlukan jawaban panjang, bukan jawaban ya atau tidak.
2) Alat rekaman. Peneliti dapat menggunakan alat rekaman seperti, tape recorder,
telepon seluler, kamera fot, dan kamera video untuk merekam hasil wawancara. Alat
rekaman dapat dipergunakan apabila peneliti mengalami kesulitan untuk mencatat
hasil wawancara (Afrizal,2014).
Instrumen penting dalam penelitian kualitatif adalah penelitian sendiri. Hal ini dapat
dijelaskan atas alasan berikut:
1) Peneliti mempunyai kesempatan mempelajari kebudayaan dari subjek yang diteliti
sehingga dapat menguji ketidak benaran informasi yang berasal dari distori atau diri
sendiri maupun informan (seperti berpura-pura, berbohong atau menipu).
2) Peneliti memempunyai kesempatan untuk mengenali konteks lebih baik sehingga
kemungkinan dapat menghindari kemungkinan adanya distori.
3) Peneliti mempunyai kesempatan untuk membangun kepercayaan para subjek dan
kepercayaan peneliti pada diri sendiri. Hal ini juga penting untuk mencegah subjek
untuk melakukan usaha "coba-coba".
4) Memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu
faktor-faktor konsektual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek.

b) Kegunaan Instrumen
Kegunaan instrumen penelitian (Setiawan, 2013) antara lain:
a) Sebagai pencatat informasi yang disampaikan oleh responden
b) Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara
c) Sebai alat evakuasi performa pekerjaan staf peneliti

B. Bentuk Bentuk Instrumen Pengumpulan data


Instrumen merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting untuk
membantu memperolehan data dilapangan. Sebelum menyusun instrument penelitian,
penting untuk mengetahui bentuk-bentuk instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian (Gulo, 2000) sebagai berikut:
1. Bentuk Instrumen Tes
Tes dapat berupa pertanyaan, lembar kerja atau sejenisnya yang dapat
digunakan untuk mengukur pengetahuan, bakat dan kemampuan dari subjek
penelitian. Lembar instrumen berupa tes, berisi atas soal yang terdiri atas butir
soal setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur berdasarkan
sasaran atau objek yang diteliti. Terdapat beberapa jenis-jenis tes diantaranya:

a. Tes Kepribadian Tes kepribadian atau personality test, digunakan


untuk mengungkap kepribadian seseoranng yang menyangkut
konsep pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan, bakat khusus, dan
sebagainya
b. Tes bakat atau aptitude test, tes ini digunkan untuk mengetahui
bakat seseorang.
c. Tes inteligensi atau intelligence test, dilakukan untuk
memperkirakan tingkat intelektual seseorang.
d. Tes sikap atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai
sikap oranng dalam menghadapi suatu kondisi,
e. Tes minat atau measures of interest, ditunjukan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu,
f. Tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk mengetahui
pencapaian sesorang setelah dia mempelajari sesuatu.

2. Bentuk Instrumen Interview (Wawancara)


Suatu bentuk dialaog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
informasi dari responden dinamakan interview. Instrumennya dinamakan
pedoman wawancara atau interview guide. Dalam pelaksanaannya, interview
dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur (bebas). Secara bebas
artinya pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara tanpa
harus membawa lembar pedomannya. Syarat interview seperti ini adalah
pewawancara harus tetap mengingat data yang harus terkumpul. Lain halnya
dengan interview yang bersifat terpimpin, pewawancara berpedoman pada
pertanyaan lengkap dan terperinci, layaknya sebuah kuesioner. Selain itu ada
juga interview yang bebas terpimpin, dimana pewawancara bebas melakuakan
interview dengan hanya menggunakan pedoman yang memuat garis besarnya
saja. Peneliti harus memutuskan besarnya strukrtur dalam wawancara, struktur
wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur.
Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau
semi berstruktur (Rachmawati, 2007). Jenis-jenis wawancara dibagi menjadi 6
yaitu:
a. Wawancara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal, atau
berfokus dimulai dari pertanyaan umum pada penelitian. Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci, agenda atau daftar topik
yang akan mencakup dalam wawancara.
b. Wawancara semi berstuktur, wawancara ini dimulai dari isu yang
tercakup dalam pedoman wawancara. Sekuensi pertanyaan tidaklah
sama ada tiap partisipan bergantung pada proses wawancara dan
jawaban tiap individu. Namun pedoman wawancara menjamin peneliti
dapat mengumpulkan jenis data yang sama dari partisipan.
c. Wawancara berstruktur atau berstandard. Beberapa keterbatasan pada
wawancara jenis ini membuat data yang diperoleh tidak kaya. Jadwal
wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan
sebelumnya. Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang sama dengan
urutan yang sama. Jenis wawancara ini biasanya menyerupai
kuesioner.
d. Wawancara kelompok. Wawancara kelompok merupakan instrumen
yang berharga untuk peneliti yang berfokus pada normalitas kelompok
atau dinamika seputar isyu yang ingin diteliti
e. Faktor prosedural/ struktural, dimensi prosedural bersandar pada
wawancara yang bersifat natural antara peneliti dan partisipan atau
disebut juga wawancara tidak berstruktur.
f. Faktor konstekstual. Dimensi konsektual mencakupi jumlah isu.
Pertama, terminologi yang di dalam wawancara dianggap penting.
Kedua, konteks wawancara yang berdampak pada penilaian respon.1
Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat
mengungkap informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa
lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang
dihasilkan dari wawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak
terbatas, sehingga mampu membentuk informasi yang utuh dan
menyuluruh dalam mengungkap penelian kualitatif (Ulfatin, 2014).
3. Bentuk Instrumen Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagi pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk
mendapatkan data. Observasi merupakan pengamatan langsunng dengan
menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran. Instrumen yang
digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes,
kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara. Instrumen observasi
digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari teknik
wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis
digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian,
sehingga peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan
untuk mengungkap penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian

1
Imami Nur Rachmawati,”Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif: Wawancara”, Jurnal Keperawatan
Indonesia, volume11, no.1, Maret 2007, hal 35-40
kualitatif peneliti harus memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan
peran-peran yang dilakukan peneliti (Ulfatin, 2014).
Menurut Bugin yang dikutip adrai Rahardjo mengemukakan beberapa
bentuk observasi yaitu:
a. Observasi Partisipasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan dimana peneliti terlibat dalam
keseharian inform.
b. Observasi tidak terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan
tanpa menggunakan pedoman observasi sehingga peneliti
mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di lapangan.
c. Observasi Kelompok adalah pengamatan yang dii lakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
menjadi objek penelitian.

4. Bentuk Instrumen Dokumentasi


Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman
dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan
datanya. Perbedaan anatar kedua bentuk instrumen ini terletak pada
intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup
menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan check-list, peneliti
memberikan tally pada setiap pemunculan gejala (N. Cooper dkk, 2002)
Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan
menggunakan pendekatan analisis. Selain itu digunakan juga dalam penelitian
untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hukum, dan peraturan-peraturan
yang pernah berlaku. Subjek penelitiannya dapat berupa bukubuku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, bahkan bena-
benda bersejarah seperti prasasti dan artefak (Clemmens, 2003).
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna
dari data wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam
penelitian kualitatif dapat berupa tulisan,
gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti (Ulfatin, 2014).

5. Bentuk Instrumen Angket


Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk di
jawabnya. Kuisioner yang digunakan oleh peneliti sebagai instrumen
penelitian dan metode yang digunakan adalah kuisioner tertutup.2

2
Sugiyono, op.cit, hal 199
Instrument kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya
sehingga penelitian dapat menghasilkan data yang valid dan reliable.
Instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat dipergunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrument yang reliable
adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau objek
yang ingin diukur. Reabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya.
Suatu alat ukur dikatakan memiliki reabilitas apabila dipergunakan berkali-
kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lain akan tetapi memberikan
hasil yang sama. Jadi reabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur
untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur dalam hal dan
objek yang sama.

6. Bentuk Instrumen Skala sikap


Sikap adalah tendensi mental yang diwujudkan dalam bentuk
pengetahuan atau pemahaman, perasaan dan tindakan atau tingkah laku ke
arah positif maupun negatif terhadap suatu objek. Definisi tersebut memuat
tiga komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi berkenaan
dengan pengetahuan, pemahaman maupun keyakinan tentang objek, afeksi
berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek dan konasi berkenaan
dengan kecendrungan berbuat atau bertingkah laku sehubungan dengan objek.3

Ada beberapa bentuk skala sikap, antara lain: skala Linkert, skala
Thurstone, skala Guttman dan semantic differential.
a. Skala Linkert
Prinsip pokok skala Linkert adalah menentukan lokasi kedudukan
seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat
negatif sampai dengan sangat positif. Penentuan lokasi itu dilakukan dengan
mengkuantifikasi pernyataan seseorang terhadap butir pernyataan yang
disediakan.
Skala Linkert menggunakan skala dengan lima angka. Skala 1 (satu)
berarti sangat negatif dan skala 5 (lima) berarti sangat positif. Skala ini
disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang
menunjukkan tingkatan. Contoh pilihan respons:
SS = sangat setuju
S = setuju
R = ragu-ragu
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju4

b. Skala Thurstone
3
Widyoko Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 115.
4
Ibid
Skala Thurstone merupakan skala mirip descriptive graphic rating scale karena
merupakan suatu instrumen yang responsnya dengan memberi tanda tertentu
pada suatu kontinum baris. Pada descriptive graphic rating, skala terdiri dari 5
tingkatan, sedangkan pada skala Thurstone jumlah skala yang digunakan
berkisar antara 7 sampai 11.5

c. Skala Guttman
Skala ini berupa sederetan pernyataan opini tentang sesuatu objek secara
berurutan. Responden diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang
pernyataan itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan pada
nomor urut tertentu, maka diasumsikan juga setuju dengan pernyataan
sebelumnya dan tidak setuju dengan pernyataan sesudahnya.
Contoh:
1. Saya mengizinkan adik saya bermain ke tetangga.
2. Saya mengizinkan adik saya pergi ke mana ia mau.
3. Saya mengizinkan adik saya pergi kapan saja dan ke mana saja.
4. Adik saya bebas pergi ke mana saja tanpa minta izin terlebih dahulu.
Bila responden setuju dengan petnyataan nomor 3 misalnya, maka dianggap
setuju dengan pernyataan nomor 1 dan 2 serta tidak setuju dengan pernyataan
nomor 4.
d. Semantic Differential
Instrument yang disusun oleh Osg Ood dan kawan-kawan ini mengukur
konsep-konsep untuk tiga dimensi. Dimensi – dimensi yang ada diukur dalam
kategori : menyenangkan-membosankan, sulit-mudah, baik-tidak baik, kuat-
lemah, berguna-tidak berguna, dan sebagainya.6

BAB III
5
Ibid., hlm 117.
6
Ibid., hlm 118.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus
mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam research itu, sehingga data yang
kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Instrumen
itu alat, sehingga instrumen penelitian itu alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap
gejala-gejala yang ada dalam suatu research guna membuktikan kebenaran atau menyanggah
suatu hipotesa-hipotesa tertentu. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam
penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang
objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam
prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal
ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok
permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang dibuat.
Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian. Mutu penelitian sangat
dipengaruhi oleh Instrumen penelitian yang digunakan, karena kevalidan dan kesahihan data
yang diperoleh dalam suatu penelitian dsangat ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih
instrumen penelitian. Instrumen atau alat pengumpul data adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat menggunakan istrumen
yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat sendiri (Idrus
Austam, 1996). Penggunaan instrumen yang telah tersedia adalah instrumen yang sudah
ditetapkan atau dibakukan untuk mengumpulkan data variabel penelitian yang telah
ditentukan. Akan tetapi jika istrumen baku belum tersedia untuk variabel tertentu dalam
penelitian tersebut maka peneliti dapat menyusun sendiri instrumen yang yang akan
digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Menyusun instrumen pengumpulan data penelitian dilakukan setelah peneliti
memahami betul apa yang menjadi variabel penelitian. Pemahaman Peneliti terhadap
variabel dan hubungan antar variabel akan mempermudah peneliti dalam menentukan dan
menyususn intrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah memahami variabel peneliti
dapat menyusun instrumen untuk dapat menjabarkan kedalam bentuk sub variabel,
indikator, deskriptor dan butir-butir pertanyaan dan angket dalam daftar cocok atau pedoman
observasi. Dengan demikian maka instrumen penelitan menajdi hal penting untuk menjaga
agar penelitian yang dilakukan tersebut bermutu dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai