SKRIPSI
Oleh:
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan penataan ruang yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten ini merupakan kabupaten baru
pemekaran dari kabupaten Aceh Tengah. Sebagai kabupaten baru tentunya kabupaten ini
memiliki permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan penataan ruang, skripsi ini bertujuan
untuk mengungkapkan masalah tersebut serta mencari solusi untuk memecahkan masalah
tersebut. Dalam menyelenggarakan pembangunan, Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah
menggunakan Rencana Tata Ruang Wilayah yang dituangkan dalam Qanun No. 13 tahun 2013,
qanun ini masih didasari UU No. 24 1992 yang seharusnya telah diganti dengan UU no. 26 tahun
2007. hal ini merupakan satu kelemahan dalam pelaksanaan penataan ruang di Kabupaten Bener
Meriah. Selain itu kabupaten Bener Meriah belum lengkap memiliki instansi-instansi
pemerintahan yang berwenang melaksanakan penataan ruang. Selain itu ada beberapa faktor
penghambat lainnya misalnya kondisi alam dan kondisi sosial masyarakat dijelaskan dalam
skripsi ini.Pemerintah kabupaten Bener Meriah dalam perannya melaksanakan penataan ruang
juga telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan tindakan agar pelaksanaan penataan ruang
dapat berjalan dengan baik, serta untuk memecahkan permasalahan dan hambatan-hambatan
dalam pelaksanaan penataan ruang. Termasuk pula peningkatan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan penataan ruang juga tidak lepas dari peran pemerintah daerah kabupaten Bener
Meriah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilkukan penulis,menunjukan bahwa pelaksanaan
pembangunan infrastruktur kota simpang tiga di Kabupaten Bener Meriah belum efektif,karena
ditemukan kendala-kendala yang terkait masih adanya ketidak sesuaian tugas pokok dan fungsi
dengan kompetensi yang dimiliki pihak-pihak pelaksana pembangunan infrastruktur,hal ini dapat
dilihat dari hasil kerja pihak-pihak yang melaksanakan pembangunan infrastruktur bahwa masih
ada beberapa pihak yang kurang memahami tugasnya dan kurang mendapatkan pelatihan-
pelatihan dalam menunjang tugasnya.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillahirabbil ‘alamin atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan, kenikmatan, kesempatan serta kemudahan langkah dan waktu sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya tak lupa pula penulis ucapkan shalawat serta salam
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna untuk memperoleh gelar sarjana (S.sos)
Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.Skripsi ini berisikan hasil
penelitian penulis yang berjudul “Implementasi Qanun Nomor 04 Tahun 2013 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (Rtrw) Dalam Rangka Penataan Kota Simpang Tiga Di Kabupaten
Bener Meriah”.
Disadari dengan sepenuh hati, bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan masih belum cukup sempurna.Hal ini disebabkan karena terbatasnya waktu,
kemampuan dan pengalamam yang penulis miliki dalam penyajiannya.Untuk itu dengan hati
yang tulus dan ikhlas penulis menerima koreksi dan kritikan yang membangun dari pembaca
yang nantinya dapat berguna dan bermafaat untuk menyempurnakan skripsi ini.
Selama penyelesaian skrispsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, dukungan
dan motivasi dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Teristimewa dan yang utama kepada Ayahanda Alm. Khairil Anshar tersayang dan
Alm. Rahmani tercinta, yang telah menjadi acuan penulis selama ini.
2. Abang Ricky Herwahyu Anhar,Se dan adik Harry Alfaridzi Anhar serta adik
perempuan Askana Shaqy Khairisa yang menjadi motifasi penulis dalam melakukan
penyelesaian skripsi
Utara;
4. Bapak Dr. Arifin Saleh S.Sos, M.SP selaku pelaksana Dekan Fakultas Ilmu Sosial
5. Ibu Nalil Khairiah S.Sos, M,Pd selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammdiyah Sumatera
Utara;
6. Bapak Drs. Mohd Yusri selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak
7. Dosen-dosen dan seluruh staff pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ilmu yang bermanfaat selama Penulis mengikuti perkuliahan pada Fakultas Ilmu
8. Bapak Alfahmi,St, selaku Plt. Kepala dinas pekerjaan umum, Perumahan Dan
kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang penulis
9. Para narasumber lainnya yang disertakan didalam penelitian ini yaitu Bapak Wildan
Seni,St, Bapak Anhar Adly, Bapak Ali Hasan,St, bapak Rusydan,ST yang telah
Shelly novia dan Vivi Ariska telah memberi semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
skripsi ini.
KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………...…………………….……...ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Jenis Penelitian….………………………………………………...28
B. Kerangka Konsep..…………………………………......................29
C. Definisi Konsep….…………………………………......................30
D. Kategorisasi………..………………………………………………31
E. Narasumber………………………………………………………..32
F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..33
G. Teknik Analisis Data……………………………….......................34
H. Tinjauan Ringkas Objek Penelitian……………………………….35
A. Hasil Penelitian……………………………………………………43
B. Deskripsi Hasil Wawancara……………………………………….46
C. Pembahasan………………………………………………………..56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………..62
B. Saran………………………………………………........................63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : Kerangka Konsep………………………………………….....29
Gambar 1.2 : Struktur Organisasi …………………………………………..42
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Tata guna lahan, sistem transportasi, dan sistem jaringan utilitas merupakan tiga
konsep ruang kota selain dikaitkan dengan permasalahan utama perkotaan yang
akan dicari solusinya juga dikaitkan dengan pencapaian tujuan akhir dari suatu
dan kotanya.
(Land use planning). Dalam tata ruang dan perencanaan daerah biasanya
memiliki jangka waktu dan diperbaharui setiap 20 tahun sekali, dimana dalam
untuk melihat sejauh mana penyimpangannya dimana dalam hal ini adalah
ruang.
tinggal maupun untuk fungsi lain, sehingga penggunaan lahan yang tidak
sumber daya yang memungkinkan, dengan tujuan untuk mencapai suatu bagian
dari tujuan dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang (Hariyono
2010). Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu kegiatan perencanaan dan
pengawasan yang baik dan efisien agar pertumbuhan dan pembanguan suatu
wilayah dapat terarah sesuai dengan yang direncanakan sehingga mencapai hasil
kebijakan atau kesepakatan bersama tidak alum berguna jika tidak diimbangi
maksimal. Seperti yang kite ketahui kepala daerah masih banyak yang belum
penataan kota harus direncanakan secara matang tidak asal, tetapi ini lah yang
3
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk
peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan
sektor ini menjadi dasar yang kuat dalam pembangunan ekonomi selanjutnya.
(Button. 2002 dalam Had Wahyono,2006), namun kenyatannya pada saat ini
Menurut Catanesey, Anthony J.. dan Jamse C.S (1979:120) dalam bukunya
sangat besar bagi mutu kehidupan masyarakat. Pola pertumbuhan dan prospek
4
pemeliharaannya.
kota yang masih kacau tersebut. Untuk dapat menjaga konsistensi dari
pribadi atau dampak lain masalah taa kota. Tetapi di sini tidak hanya menjadi
bertempat tinggal. masalah tersebut. Oleh karma itu harus terjadi kerja sama
5
Dengan adanya masalah yang dihadapi saat ini penulis tertarik untuk
2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Rt/Rw) Dalam Rangka Penataan Kota
B. Rumusan Masalah
04 Tahun 2013 Tentang Rencana I ata Ruang Wilayah (Rt/rw) Dalam Rangka
1. Tujuan Penelitian
Wilayah (Rt/rw) Dalam Rangka Penataan Kota Simpang Tiga Di Kabupaten Bener
Meriah.
2. Manfaat Penelitian
Tiga.
telah dikerjakan.
tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu, serta
proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah
ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan telah
aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhimya akan mendapat suatu hasil yang
D. Sistematika Penulisan
dapat melihat dan mengkaji dari penelitian ini secara teratur dan sistematis,
maka dibuat sistematika penulisan yang dianggap berkaitan antara suatu bab
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini yang akan diuraikan adalah Penyajian Data dan
8
Analisis Data.
BAB V PENUTUP
Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Pengertian Kebijakan
1. Pengertian Kebijakan
suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang haru.s ditaati dan herlaku
mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sangsi sesuai dengan
kondisi setempat oleh person pejabat yang berwenang. tintuk itu Syafiie
mencegah suatu kehurulcan serta jadi penganjur, inovasi dan pemuka terjadinya
dihadapi lembaga lembaga yang mengambil keputusan yang mcnyangkut isi, cam
atau prosedur yang ditetapkan, strategi, waktu keputusan itu diambil dan di
laksanakan.
yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan
realitas dalam wilayah yang merentang dari energi dan lingkungan sampai ke
menyederhanakan dari realitas yang diwakili. Model dapat dibedakan atas model
fisik dan model abstrak. Model fisik adalah reproduksi ukuran kecil dari benda
atau objek fisik.Model pesawat terbang, model pakaian, model rumah dibuat
dideskripsikannya.
suatu benda atau konsep. Dalam beberapa kasus, model dapat didasarkan suatu
teori, tetapi model juga dapat dipakai untuk menguji atau menjelaskan hipotesis
tentunya diperlukan model, benda dan konsep di atas tidak mungkin kita bawa
alamiah atau system buatan manusia. Model membantu kita menjelaskan sistem
A.Model Pluralis
4) Memperkuat kompromi-kompromi.
13
Kelemahan pada model ini adalah apabila kelompok tersebut tidak memikirkan
B. Model Elitis
Dalam hal ini kebijakan publik dapat di pandang sebagai preferensi dan nilai
dari elite penguasa.Teori elite menyatakan bahwa masyarakat bersifat apatis dan
kekurangan informasi mengenai kebijakan publik. Karena itu kelompok elite yang
menyita banyak waktu bisa dikatakan bahwa model elitis memiliki efektifitas
kelompok elit dan tidak terlalu benyak melibatkan pribadi atau kelompok lain.
Adapun kelemahan model elitis adalah apabila kelompok elit yang mengambil
kepentingan public, itu artinya kebijakan yang diambil menurut kelompok elite
merupakan kebijakan terbaik akan tetapi bagi publik justru malah menimbulkan
D. Model Sistem
14
Model ini menganggap bahwa kebijakan sebagai keluaran dari suatu sistem
akan lebih luas dengan pertimbangan dari berbagai aspek dan kekuatan yang
ada.
D. Model Rasional
e.Model Inskrementalis
kebijakan yang terdahulu. Dalam model ini memiliki kelebihan apabila kebijakan
kebijakan yang tepat maka model ini tidak akan menimbulkan konfik dan juga
efektif dilihat dari waktu serta anggaran. Akan tetapi apabila pengambil
yang kompleks.
f. Model Institusional
telah diakui bahwa kaitan dan pengaruh seperti itu pasti ada.Kalau dilihat secara
adalah amat erat. Dikatakan suatu kebijakan tidak akan menjadi kebijakan publik
berbeda :
masyarakat.
David Easton (2009: 19) memberikan definisi kebijakan publik sebagai "
the autorative allocation of values for the whole society". Definisi ini
yang secara syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya dan pilihan
Tahap ini disebut juga dengan tahap formulasi kebijakan. Peramalan dapat
menguji masa depan yang plausible, potensial, dan secara normatif bernilai,
dengan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang
kebijakan.
dalam tiga tingkatan: 1) kebijakan umum. yaitu kebijakan yang menjadi pedoman
atau petunjuk pelaksanaan baik yang bersifat positif maupun yang bersifat
pelaksanaan
Untuk mengetahui bahwa ini kebijakan yang sifatnya publik, anda dapat
ataupun pemerintah.
pemerintah.
Undang Undang,
adalah .
atau tidak melakukan masalah-masalah apapun yang mana hal tersebut menjadi
tugas pemerintah.
variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik yang menaruh
kebijakan publik kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah
beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda.
21
berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada
Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara
masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah
masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy
masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih scbagai kebijakan yang diambil
untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing actor akan bersaing
ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif
namun beberapa yang lain munkin akan ditentang oleh pant pelaksana.
e) Tahap evaluasi kebijakan Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan
dinilai atau dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk
yanah menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah
dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum.
Secara singkat, tahap-tahap kebijakan adalah seperti gamhar dibawah ini, Tahap-
pekerjaan yang rumit dan kompleks dan tidak semudah yang dibayangkan.
Pembuatan kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal penting yang turut
harus memenuhi tuntutan dari luar atau membuat kebijakan adanya tekanan-
sebagaimana dikutip oleh Nigro disebutkan dengan istilah sunk cost, seperti
kebiasaan investasi modal yang hingga saat ini helum professional dan
terkadang amat birikratik, cenderung akan diikuti kebiasaan itu oleh para
tersebut dikritik. karena sebagai suatu yang salah dan perlu diubah. Kebiasaan
lama tersebut sering secara terus-menerus pantas untuk diikuti. terlebih kalau
sifat pribadinya. Sifat pribadi merupakan faktor yang berperan besar dalam
penentuan keputusan/kebijakan.
d) Adanya pengaruh dari kelompok luar Lingkungan social dari para pembuat
24
e) Adanya pengaruh keadaan masa lalu maksud dari faktor ini adalah bahwa
Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Tata ruang
dalam tujuan dan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang, rencana struktur dan
pola pemanfaatan ruang, rencana umum tata ruang dan pedoman pengendalian
pemanfaatan ruang.
terbatas dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua
jenis fungsi dapat dikemhangkan pada ruang yang tersedia. Keterbatasan ruang
pemanfaatan clang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku, serta
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan tata ruang.
seharusnya menjadi pilar utama sebagai pintu masuk awal dan utama (main
perekonomian lokal.
terbatas dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua
jenis fungsi dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia. Keterbatasan ruang
pemanfaatan ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku, serta
perizinan pembangunan.
adalah:
Kawasan Strategis, RTBI. Kawasan dan Masterplan Kawasan; dan Sebagai dasar
kabupaten.
rencana tata ruang wilayah kabupaten adalah 20 (dua puluh) tahun. Rencana
rencana tata ruang wilayah kabupaten ditinjau kembali lebih dari I (satu) kali
daerah kabupaten.
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
tampak atau sebagaimana adanya dan data diperoleh dengan wawancara yaitu
mendapatkan data dengan cam tanya jawab dan berhadapan langsung dengan
sebagainya yang merupakan obyek penelitian. Dengan kata lain, penelitian ini
pengumpulan data raja melainkan juga meliputi analisis dan interpretasi dari
2. Kerangka Konsep
khusus, oleh karena konsep merupakan abstraks maka konsep tidak dapat
adalah dimana simbol atau garis yang menunjukan nilai atau bilangan konsepnya.
Sebagai dasar pijakan yang jelas dan pengembangan teed, maka konsep
Dinas
Dalam Rangka Pekerjaan
Penataan Kota Umum,Perum
Simpang Tiga ahan Dan
Kabupaten Kawasan
Bener Meriah Pemukiman
Kabupaten
Bener Meriah
Proses Implementasi
Qanun Nomor 04
Tahnun 2013 :
1) Meningkatkan
insfrasruktur
2) meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
3) Adanya
pengawasan
31
3.Definisi konsep
Definisi konsep menurut Soedjadi (2000 :14) adalah ide abstrak yang
erat dengan definisi. Dengan adanya definisi, orang dapat membuat ilustrasi atau
gambaran atau lambang dari konsep yang didefinisikan sehingga menjadi jelas
akan mendapat suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran
kebijakan pubik.
32
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis
pada
4. Kategorisasi
penelitian.
tertentu.
ditetapkan.
5. Narasumber
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Rt/Rw) Dalam Rangka Penataan Kota Di
dijadikan data.
Wilayah)
Bener Meriah).
34
sebagai berikut:
1. Data Primer
penelitian atau objek yang akan diteliti atau data yang akan diperoleh ini
disebut data primer. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan cara
narasumber
a) Wawancara
ditanyakan.
b) Observasi
35
dan data faktual serta memahami situasi dan kondisi dinamis obyek
Meriah.
2. Data Sekunder
dipercaya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
penulis.
Ruang Wilayah (Rt/rw) Dalam Rangka Penataan Kota Simpang Tiga Di Kabupaten
Bener Meriah.
Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Kawasan Pemukiman
a. Visi
b. Misi
Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah yang terdiri
atas tujuh kecamatan. Kabupaten Bener Meriah yang beribukota di Simpang Tiga
Redelong memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10 Kecamatan dan 233 desa.
Penduduk terbesar di wilayah ini adalah suku Gayo, suku Aceh, dan suku Jawa.
Bahasa Gayo, bahasa Aceh, dan bahasa Jawa dipakai oleh sebagian besar
Sejarah
Kabupaten Bener Meriah merupakan Kabupaten termuda dalam wilayah Provinsi
oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 7 Januari 2004 yang merupakan pemekaran
Etimologi
Kata Bener berasal dari kata bandar yang berarti kota, sedangkan Meriah berarti
ramai/sejahtera (gemah ripah), jadi Bener Meriah memiliki arti Bandar (kota)
yang ramai/sejahtera, namun Bener Meriah juga sering dikaitkan dengan anak
Raja Linge.
Penduduk
Per Kecamatan Tahun 2012 berjumlah 148.616 jiwa yang terdiri atas 75.958 dan
Geografi
Bujur Timur dengan tinggi rata-rata di atas permukaan laut 100 - 2.500 .
Perekonomian
Komoditi unggulan Kabupaten Bener Meriah yaitu sektor Perkebunan dan jasa.
dengan komoditi Kelapa sawit, kakao,kopi gayo, kelapa, Nilam dan hampir segala
Meriah seperti cabe, kentang, kubis dan sayuran. sub sektor jasa Pariwisata yaitu
Visi
Misi
dalam penataan ruang maka perlulah diketahui Visi dan Misi pembangunan di
Visi daerah adalah merupakan penjabaran dari cita-cita nasional seperti yang
agribisnis yang didukung oleh pertanian yang tangguh, berdaya saing dan
kompetitif”.
mekanisme pasar yang berkeadilan dan berbasis pada sumber daya manusia
kehidupan ummat.
bertaqwa dan menguasai iptek melalui peningkatan mutu pendidikan yang dapat
daerah.
daerah dan hal-hal yang disebutkan di bawah ini adalah yang berhubungan
dengan tata ruang adalah perumusan penyediaan data yang akurat untuk
penataan ruang. Arah kebijakan dibidang ini dalam rangka penataan ruang
terhadap lingkungan.
KEPALA DINAS
BENDAHARA BENDAHARA
PENGELUARAN PENERIMAAN
Bener Meriah
44
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini membahas dan menyajikan data yang diperoleh selama
Adapun data yang diperoleh yaitu Jumlah Desa Kabupaten Bener Meriah
Tabel 4.1
Jumlah Desa Kabupaten Bener Meriah 2017-2018
Jumlah Desa
LUAS Definitif Persiapan Total
NO Kecamatan Ibu Kota
Hektar %
15 25 40
Timang
1 Lampahan 158,51 10.90
Gajah
26 14 40
Simpang
2 Bukit 121,47 8.35
Tiga
29 15 44
Pondok
3 Bandar 293,43 20.18
Baru
16 13 29
Samar
4 Syiah Utama 560,00 38.51
Kilang
5 18 23
Pintu Rime
5 Blang Rakal 140,01 9.63
Gayo
45
11 14 24
Simpang
6 Wih Pesam 48,08 3.31
Balik
13 14 27
Buntul
7 Permata 132,59 9.12
Kemumu
berikut :;
Tabel 4.2
Daftar Inventarisasi Sarana dan Prasarana dalam lingkup Dinas Pekerjaan
Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Simpang Tiga Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2017-2018:
Tanah 839,724,000,00
Alat-alat angkutan
1
Alat-alat Kantor
dan Rumah
Tangga
614,288,545.00
Paving Block
B. Pembahasan
rencana tata ruang wilayah juga dilaksanakan oleh bagian bidang tata
fungsinya, salah satu keahlian yang dimiliki oleh semua pihak yang
SKPD yang bersangkutan. namun tim yang telah dibentuk dan tugas yang
ULP dan staf pada bagian pengadaan barang dan jasa Setdakab, bertugas
SKPD nanti nya akan menginput data informasi mengenai kegiatan yang
sedang dilaksanakan.
jumlah tertentu
dan sumber daya modal adalah salah satu faktor keberhasilan dari sasaran
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan tersedianya aplikasi sistem
digunakan oleh setiap pekerja, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk
keperluan pribadi.
menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah salah satu sumber daya
program yang dilaksanakan tidak berjalan dengan baik, karena tidak ada
kualitas pada sumber daya manusia dan ditambah lagi dengan sarana yang
diatasi dengan cara mengirimkan SDM untuk mengikuti pelatihan dan ujian
52
yang selalu tersedia. Namun tidak ada sarana yang disediakan ditengah
diketahui adanya jasa dan usaha dari setiap orang atau kelompok dapat
kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan
berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan yaitu dengan bekerja sama dengan
lapangan dan mengecek langsung setiap satu bulan sekali. Pengawasan yang
dilakukan mampu memberikan kinerja yang baik kepada masyarakat dan yang
terlibat dalam pengawasan tersebut adalah kepala dinas, kasi sarana dan
prasarana.
dilakukan tidak mengalami kesalahan dengan apa yang telah diterapkan oleh
dilakukan harus bekerja sama dengan semua anggota yang bekerja di Dinas
Lain halnya menurut saudara setiadi Mirandi selaku masyarakat simpang tiga
Pemukiman belum sesuai dengan yang diharapkan karena petugas berharap ada
masyarakat bisa mengadu kepada dinas secara langsung tentang pelayanan yang
berjalan dengan baik. Itu dibuktikan dengan kurangnya pengawasan dari Dinas
insfrastruktur.
belum berjalan dengan baik karena program tersebut belum mencapai target
Lain halnya dengan bapak Alfahmi,St selaku plt. Kepala Dinas pekerjaan
yang menyatakan bahwa target yang dicapai belum berjalan dengan baik karena
tempat pasar kurang memadai, dan fasilitas yang minim. Faktor penghambat
target yaitu kurangnya sosialisasi dan pembinaan dari Dinas Pekerjaan Umum,
menyatakan bahwa target yang dicapai belum berjalan dengan baik karena
program Rtrw belum mencapai target yang diinginkan, dan sarana dan prasarana
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa target yang dicapai belum
berjalan dengan baik karena program Rtrw belum mencapai target karena pihak
dinas belum maksimal melakukan perbaikan fasilitas tempat tempat umum dan
A. Pembahasan
orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang ingin dicapai tidak sesuai.
Dimana tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampun setiap pelaksana
kegiatan, tugas tidak dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Tidak adanya
berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa, agar yang menjadi tujuan dapat
58
melaksanakan tugas, maka tugas yang diberikan tidak dapat dilaksanakan oleh
pihak tersebut, kompetensi yang dimiliki tidak sesuai dengan tugas yang
infrastruktur guna untuk selalu memberikan ide atau masukkan ketika saat
karena itu diperlukan perhatian lebih dalam menempatkan tugas dengan latar
Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil wawancara salah satu nara
sumber yaitu bapak Ali Hasan,ST selaku bidang perumahan dan pengembangan
dengan apa yang diharapakan, sebab pihak-pihak pelaksana tidak paham akan
Bener Meriah melalui bagian pengadaan barang dan jasa sekretariat daerah
sarana dan prasarana disebabkan kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya
(LKPP).
Oleh sebab itu masalah ini dapat diatasi dengan cara mengirimkan SDM
peningkatan kompetensi lainnya dan ditambah lagi dengan sarana yang tidak
prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan
di dalam melaksanakan suatu kegiatan, karena apabila kedua hal ini tidak
60
tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan mencapai hasil yang
narasumber dengan bapak Anhar Adly selaku seksi pembinaan dan pengawasan
adalah salah satu sumber daya yang dapat digunakan. Namun karena masih
dengan baik, oleh sebab itu sumber daya yang ada tidak dapat dimanfaatkan,
karena tidak ada kualitas pada sumber daya manusia dan ditambah lagi dengan
Masalah tersebut bisa diatasi dengan cara mengirimkan SDM untuk mengikuti
pelatihan dan ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah serta
bahwa Qanun Nomor 19 Tahun 2005 Tentang rencana tata ruang wilayahDalam
terhadap kebijakan yang diterbitkan belum berjalan dengan baik. Itu dibuktikan
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Dalam Rangka Penataan Kota Simpang Tiga
dinas pekerjaan umum sudah dilakukan namun masih belum maksimal dan
Wilayah (RTRW) Dalam Rangka Penataan Tata Kota Simpang Tiga Di Kabupaten
Bener Meriah, dengan adanya pencapaian hasil yang akan dicapai belum berjalan
dengan baik karena retribusi parkir belum mencapai target dan sedikitnya
tejadi. adanya target yang harus dicapai merupakan salah satu tujuan utama
hasil ini juga dibutuhkan pengawasan yang baik. Dimana target tersebut berupa
ini sesuai dengan pendapat Weimer (2005 : 44) menyatakan bahwa analisis
merupakan fokus utama dalam suatu kebijakan karena itu dibutuhkan alternatif-
alternatif yang dilakukan Dinas untuk terus berusaha agar ditahun berikutnya
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Dalam Rangka Penataan Kota Simpang Tiga Di
yang di tetapkan sesuai kinerja belum berjalan dengan baik karena masih
Bener Meriah.
63
BAB V
PENUTUP
2013 tentang Rencana Tata Ruang Daerah (RTRW) Dalam Rangka Penataan Kota
pelaksanaan penataan ruang kota simpang tiga kabupaten bener meriah belum
sampai sekarang ini masi belum layak digunakan dan membuat masyarakat tidak
kegiatan yang dilaksanakan, terlaksana sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai,
B.Saran
masyarakat.
masyarakat yang tinggal di daerah ibu kota simpang tihga kabupaten Bener
Meriah.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang